PENGARUH MOTIVASI DAN KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENGARUH MOTIVASI DAN KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
FREDDI TUA SHOTANG Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2014
(2)
ABSTRAK
PENGARUH MOTIVASI DAN KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh FREDDI TUA S.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 19 Bandar Lampung sebanyak 8 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 257 orang. Dengan menggunakan rumus Cochran dan proporsional random sampling
didapat sampel sebanyak 177 siswa dengan pembagian proposional sampel disetiap kelas yang menjadi populasi. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptifverifikatif dengan pendekatan ex post facto dan
survey. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh motivasi belajar, cara belajar dan fasilitas belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan dalam penelitian yang menunjukan bahwa, (1) ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, (2) ada pengaruh fasilitas belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, (3) ada pengaruh motivasi belajar siswa dan fasilitas belajar siswa terhadap hasil belajar IPS
Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
(3)
(4)
(5)
(6)
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...
DAFTAR ISI ...
DAFTAR TABEL ...
DAFTAR GAMBAR... ...
DAFTAR LAMPIRAN ... ...
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 9
D. Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Kegunaan Penelitian ... 10
1. Manfaat Secara Teoritis ... 10
2. Manfaat Secara Praktis ... 10
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11
(7)
4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ... 12
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 13
1. Motivasi Belajar Siswa ... 13
2. Ketersediaan Fasilistas Belajar ... 16
3. Hasil Belajar ... 18
B. Penelitian Yang Relevan ... 21
C. Kerangka Berfikir ... 22
D. Hipotesis ... 24
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26
B. Populasi Dan Sampel ... 27
1. Populasi ... 27
2. Sampel ... 28
3. Teknik Pengambilan Sampel... 30
C. Variabel Penelitian ... 31
D. Definisi Konseptual Operasional Variabel Penelitian ... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ... 35
F. Uji Persyaratan Instrumen... 36
1. Uji Valisitas Instrumen ... 36
(8)
2. Uji Homogenitas ... 42
H. Uji Persyaratan Regresi Linier Berganda ... 43
1. Uji Kelinieran Regresi... 43
2. Uji Multikolinieritas ... 45
3. Uji Autokorelasi ... 47
4. Uji Heterokedastisitas ... 48
I. Pengujian Hipotesis ... 50
1. Uji Regresi Linier Sederhana ... 50
2. Uji Regresi Linier Multipel ... 51
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 53
1. Sejarah singkat berdirinya SMP Negeri 19 Bandar Lampung ... 53
2. Visi, Misi,dan Tujuan Sekolah ... 54
B. Deskripsi Data ... 55
1. Data pengaruh motivasi belajar (X1) ... 56
2. Data fasilitas belajar di sekolah (X2) ... 58
3. Data hasil belajar IPS terpadu (Y) ... 60
C. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Uji Asumsi Dasar) ... 62
1. Uji Normalitas ... 62
2. Uji Homogenitas ... 64
D. Uji Persyaratan Analisis Regresi (Uji Asumsi Klasik) ... 65
1. Uji Linieritas Garis Regresi ... 65
2. Uji Multikolinieritas ... 68
3. Uji Autokorelasi ... 70
(9)
2. Regresi Linier Multipel ... 78
F. Pembahasan ... 82
1. Pengaruh motivasi belajar (X1) terhadap hasil belajar IPS terpadu (Y) ... 82
2. Pengaruh Ketersediaan fasilitas belajar di sekolah(X2) terhadap Hasil belajar
IPS terpadu Siswa (Y) ... 84
3. Pengaruh Pengaruh ketersediaan fasilitas belajar di sekolah (X1) dan
Ketersediaan fasilitas belajar di sekolah (X2) Terhadap Hasil belajar IPS terpadu
(Y) ... 88
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 93
B. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas
pendidikan masyarakat di negara tersebut, karena dengan pendidikan dapat
mencapai kesejahteraan hidup, mengembangkan potensi diri untuk
mewujudkan kehidupan yang lebih baik, dan berpartisipasi secara aktif dalam
pembangunan. Pendidikan kiranya mampu menopang kemajuan suatu bangsa.
Untuk dapat ikut dalam percaturan dunia, kita harus dapat mengikuti
perkembangan dunia terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sarana dan cara yang diperlukan untuk dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut diantaranya adalah
mendirikan perpustakan, taman bacaan dan sumber-sumber belajar lainnya
dan menanamkan kebiasaan atau kegemaran membaca yang harus ditanamkan
sejak usia dini.
Perlu adanya peningkatan mutu pendidikan untuk setiap warga negara, karena
pendidikan merupakan sarana terpenting bagi pembangunan, dan pendidikan
akan menghasilkan kualitas manusia di sebuah negara menuju kearah yang
lebih baik. Pendidikan yang rendah menjadi keprihatinan bangsa secara
keseluruhan, bukan hanya dikalangan tertentu saja yang terlibat langsung
(11)
pendidikan, baik itu pemerintah, lembaga-lembaga pendidikan, masyarakat,
sampai pada individu-individu yang terlibat dalam satuan sistem pendidikan
itu sendiri. Pendidikan di Indonesia saat ini sedang berada di posisi yang
sangat runyam dikarenakan kurang seriusnya pemerintah dalam menjalankan
amanat dari masyarakat untuk memajukan pendidikan di negara ini. Untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah telah banyak
mengambil langkah-langkah diantaranya peningkatan kemampuan tenaga
pengajar melalui berbagai latihan dan pendidikan, serta perbaikan kurikulum
yang diharapkan dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi anak didik
untuk memperoleh pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuanya.
Namun pada kenyataannya adalah kebijakan otonomi pendidikan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah tidak merujuk kepada kepentingan masyarakat
banyak. Kemudian menjadi tanggungan masyarakat yang cukup berat
khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan (pembiayaan pendidikan).
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk
membentuk manusia berkualitas dalam pengetahuan, sikap maupun
keterampilan yang pencapaiannya dilakukan secara terencana, terarah dan
sistematis. Upaya peningkatan mutu lulusan pendidikan, khususnya
pendidikan di sekolah, tidak terlepas dari masalah prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa. Untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal diperlukan
usaha yang sungguh-sungguh dari peserta didik maupun guru sebagai
(12)
Satu hal yang jelas bahwa belajar hendaknya menjadi prioritas karena belajar
adalah istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga
tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Belajar adalah
kegiatan yang berproses dan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelengaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Belajar atau pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yang terjadi sepanjang hidup. Belajar dapat juga
diartikan sebagai perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik yang
merupakan hasil dari membaca,mengamati,mendengarkan dan sebagainya.
Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
pada orang tersebut dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak tahu
menjadi tahu. Ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
sangat tergantung dalam proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik.
Salah satu cara untuk melihat tingkat pencapaian kualitas dapat dilihat dari
keberhasilan belajar siswa di sekolah. Dalam belajar, kita tidak dapat
melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil
dalam belajar dan mendapatkan prestasi yang kita inginkan dalam proses
belajar. Hasil dari proses pembelajaran tersebut disebut hasil belajar. Hasil
belajar seorang siswa ditunjukkan oleh nilai rapor yang dapat diketahui pada
setiap akhir semester. Hasil belajar pada seorang siswa tidak hanya
dipengaruhi dari segi kepintaran tetapi dari ketiadaan motivasi terhadap siswa
tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan pelajaran dan
tingkat keterampilan yang telah dimiliki siswa biasanya diukur dari tingkat
(13)
Tabel 1. Nilai Mid Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
Sumber : Guru Bidang Studi IPS Terpadu Kelas VIII
Berdasarkan Tabel.1 di atas, siswa yang memperoleh nilai di atas standar
ketuntasan belajar minimal (7,0) pada umumnya masih rendah, yaitu dari
jumlah siswa sebanyak 257 yang mendapat nilai lebih dari 7,0 hanya
sebanyak 91 siswa atau 35,4% berarti sebanyak 166 atau 64,6% memperoleh
nilai kurang dari 7,0. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013 relatif rendah.
Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran
dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
meliputi faktor intern dan faktor ektern. Faktor intern merupakan
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti kecerdasan, motivasi,
disiplin dan minat.
Kelas
Nilai
Jumlah Siswa Keterangan < 70 ≥ 70
VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G VIII H 19 18 21 22 23 25 21 17 14 15 9 11 9 8 12 13 33 33 30 33 32 33 33 30 Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan sekolah adalah 70
Jumlah 166 91 257
(14)
Menurut Djamarah (2002:141) faktor ektern merupakan faktor-faktor yang
berasal dari luar diri siswa dapat berupa lingkungan, sarana dan prasarana
belajar, dan guru sebagai tenaga pengajar, dimana faktor yang satu dengan
yang lainnya saling mempengaruhi dan mendukung dalam pencapaian hasil
belajar siswa yang optimal.
Berdasarkan pendapat di atas, salah satu faktor intern yang mempengaruhi
hasil belajar adalah motivasi belajar, dan faktor intern lain yang
mempengaruhi hasil belajar adalah disiplin belajar. Diyakini bahwa hasil
belajar akan meningkat kalau siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat.
Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk
dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau
merasa kebutuhannya terpenuhi. Ada juga siswa yang termotivasi
melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau
menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda
penghargaan, atau pujian guru.
Berdasarkan penelitian pendahuluan motivasi belajar siswa terlihat juga
masih sangat rendah. Hal ini terlihat ketika terjadinya proses belajar
mengajar, ada siswa yang terlihat acuh terhadap penjelasan-penjelasan guru,
membuat gaduh, dan menganggu teman yang sedang memperhatikan
pelajaran.
Faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar adalah ketersediaan fasilitas
belajar. Fasilitas belajar merupakan alat bantu belajar yang dapat digunakan
(15)
belajar menjadi lebih efisien dan efektif. Dengan tersedianya fasilitas belajar
yang cukup maka siswa akan semakin tenang dalam belajar.
Untuk dapat belajar yang baik paling sedikit seorang siswa membutuhkan
sebuah meja tulis, kursi dan buku pelajaran. Jika hal tersebut terpenuhi maka
akan tercipta suasana tenang dalam belajar dan hal ini akan meningkatkan
prestasi belajar siswa. Ketersediaan fasilitas belajar tidak lepas dari peranan
orang tua yang peduli dengan kelengkapan sarana belajar yang dimiliki oleh
anak-anaknya, karena ketersediaan fasilitas belajar akan meningkatkan
motivasi belajar anaknya. Hal senada diungkapkan oleh Tulus (2003:81-83)
mengungkapkan bahwa fasilitas belajar biasanya menjadi penunjang prestasi
belajar, namun demikian bila kelengkapan fasilitas belajar sebagai sarana
penunjang belajar di sekolah memadai, sebaliknya dapat menjadi faktor
penghambat apabila kelengkapan fasilitas belajar di sekolah kurang memadai
Proses belajar mengajar tidak bisa terlepas dari berbagai faktor yang
mempengaruhi dan menunjang keberlangsunganya. Salah satu penunjang
utamanya adalah, adanya motivasi belajar bagi peserta didik yang terstruktur
dan terkonstruk dengan baik.
Berdasarkan uraian terebut, maka penelitian ini mengambil judul : “Pengaruh Motivasi dan Ketersediaan Fasilitas Belajar di Sekolah Terhadap Hasil
Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 19
(16)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah
sebagai berikut.
1. Masih rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa. Hal ini terlihat dari
perolehan nilai mid semester IPS Terpadu kelas VIII yang mayoritas siswa
masih mendapatkan nilai dibawah KKM. Siswa yang mendapat nilai
dibawah KKM (<70) adalah sebesar 64,6% dari keseluruhan siswa kelas
VIII, sedangkan hanya 35,4% siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM
(>70). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah saat KBM
berlangsung sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
2. Adanya pengaruh ketersediaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS
Terpadu pada kelas VIII SMP 19 Bandar Lampung
3. Masih kurang memadainya fasilitas belajar disekolah untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar, hal ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh
siswa masih dibawah KKM (<70) pada kelas VIII SMP 19 Bandar
Lampung
4. Adanya kecenderungan siswa belum begitu paham akan memanfaatkan
fasilitas yang ada di sekolah untuk mndukung kegiatan belajar mengajar
mata pelajaran IPS terpadu IPS Terpadu ada siswa SMP Negeri 19 Bandar
Lampung
5. Adakah pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu ada siswa SMP Negeri 19 Bandar
(17)
6. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPS Terpadu ada siswa SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai KKM
(<70) dikarenakan motivasi belajar siswa yang tidak serius dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
7. Walaupun sebagian besar siswa (64,6%) mendapatkan hasil belajar yang
rendah (<70), akan tetapi peneliti melihat hasil tersebut bukanlah masalah
besar bagi kebanyakan siswa. Kenyataan ini menunjukkan bahwa siswa
yang mendapatkan nilai rendah adalah sesuatu hal yang biasa dan bukan
sesuatu hal yang dianggap memalukan, hasilnya persaingan sehat antar
siswa untuk berlomba-lomba dalam mendapatkan nilai terbaik dikelas
tidak terbentuk dengan baik secara merata pada keseluruhan siswa.
8. Banyak siswa yang tidak bisa mengatur waktu belajarnya di rumah
dikarenakan mayoritas siswa tidak memiliki jadwal belajar dirumah yang
terstruktur dengan baik, keadaan ini bertambah buruk lagi karena
mayoritas siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 19 Bandar
Lampung tidak memiliki kemauan untuk mendapatkan jam belajar
tambahan di bimbingan belajar swasta sekitar. Pernyataan ini didapatkan
peneliti saat melakukan penelitian pendahuluan di SMP Negeri 19 Bandar
(18)
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dimaksudkan
membahas masalah tentang motivasi belajar siswa (X1), ketersediaan fasilitas
belajar di sekolah (X2), terhadap hasil belajar IPS terpadu (Y), yaitu apakah
ada pengaruh motivasi belajar siswa dan sarana belajar di sekolah terhadap
hasil belajar IPS Terpadu.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS
Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2012/2013 ?
2. Apakah ada pengaruh ketersediaan fasilitas belajar di sekolah terhadap
hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013 ?
3. Apakah ada pengaruh motivasi belajar dan ketersediaan fasilitas belajar di
sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri
19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang harapannya dapat dicapai.
(19)
1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2012/2013 .
2. Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan sarana belajar di sekolah
terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 19
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa dan ketersediaan
sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas
VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 .
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini berguna untuk menyumbangkan kemampuan daya pikir yang
sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan guna dapat mengungkapkan secara
objektif dalam bentuk karya ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa dan ketersediaan fasilitas
belajar di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar.
2. Kegunaan Praktis
1) Bagi siswa
Dapat digunakan sebagai bahan masukan, dalam usaha meningkatkan hasil
belajar mata pelajaran IPS Terpadu dengan memberikan informasi tentang
(20)
memperbaiki metode belajarnya dan berusaha untuk meminimalisir faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar.
2) Bagi guru
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meminimalisir faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu,
terutama yang disebabkan oleh faktor sekolah, yaitu guru, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Bagi pihak sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat meminimalisir faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu,
yaitu dengan cara pihak sekolah mengambil kebijakan yang dapat mendukung
terciptanya proses belajar yang efektif.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu.
1. Obyek Penelitian
Ruang lingkup yang hendak diteliti adalah motivasi belajar, ketersediaan
fasilitas belajar dan hasil belajar IPS Terpadu.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar
(21)
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
4. Waktu Penelitian
(22)
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Motivasi Belajar Siswa
Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif”, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Motivasi merupakan kemauan untuk berbuat sesuatu dan motivasi tergantung
pada kekutan motifnya. Semakin besar kekuatan motifnya, maka besarlah
yang akan menentukan perilaku seseorang. Motivasi belajar merupakan
keadaan di dalam diri individu yang meyebabkan seseorang melakukan suatu
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dengan motivasi yang kuat
seseorang akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan
tersebut. Jika seseorang siswa mau meningkatkan hasil belajar tentunya siswa
tersebut haruslah mempunyai motivasi yang kuat dari dalam dirinya agar
dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Agar siswa lebih giat lagi dalam
mengikuti kegiatan belajar, seorang guru perlu memberikan motivasi kepada
(23)
Menurut Abraham Maslow, motivasi didasarkan dua asumsi yaitu, pertama,
kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang dipunyainya, kedua, kebutuhan
merupakan hirarki dilihat dari pentingnya.
Sedangakan menurut Frederick Herzberg mengemukakan teori Hygiene yaitu
ada dua yang mempengaruhi perilaku. Ia menemukan bahwa orang merasa
tidak puas dengan pekerjaannya, maka akan memperhatikan lingkungan
sekitarnya. Sebaliknya bila seseorang merasa senang dengan pekerjaanya
maka ia akan memperhatikan pekerjaanya. Vroom mengusulkan tentang teori
motivasi : Motif seseorang melakukan suatu pekerjaan adalah fungsi nilai dan
kegunaan dari setiap hasil yang mungkin dapat dicapai/ekspektasi dengan
persepsi kegunaan suatu perbuatan dalam usaha tercapainya hasil tersebut.
Menurut Sardiman (2000:83) fungsi motivasi belajar ada tiga yakni sebagai
berikut.
1. Mendorong manusia untuk berbuat Sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan tersebut.
Motivasi merupakan salah satu faktor psikologi dalam belajar yang
mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai penggerak atau
pendorong jiwa seseorang untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Meskipun
demikian, motivasi ini dapat berubah atau hilang seketika dan muncul dengan
tiba-tiba. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Dimyati (2002 : 97-100).
(24)
a) Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar baik intrinsik maupun
ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
b) Kemampuan siswa
Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan perkembangan atau kecakapan mencapainya. Contohnya keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf.
c) Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar, dan sebaliknya.
d) Kondisi Lingkungan
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Setiap siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidupnya. Dengan demikian maka unsur-unsur yang bersifat labil tersebut sangat mudah untuk dipengaruhi.
f) Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Guru adalah pendidik profesional yang selalu bergaul dengan siswa. Intensitas pergaulan dan bimbingan guru tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Sehingga sebagai seorang yang profesional guru harus mampu membelajarkan siswa secara bijaksana
Jadi motivasi belajar adalah salah satu faktor yang terdapat didalam diri
seseorang yang berfungsi sebagai pendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu secara maksimal demi hasil yang maksimal pula. Jadi peran motivasi
belajar sangat besar pengaruhnya terutama untuk mendorong kegiatan belajar
(25)
tujuan belajar. Pada proses pembelajaran motivasi belajar juga sangat
diperlukan, karena jika siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi maka
siswa akan menyalesaikan segala tugas yang diberikan oleh guru dan akan
berusaha dengan keras. Siswa terkadang tidak mau mengerjakan tugas yang
diberikan guru walaupun siswa tersebut mampu untuk mengerjakannya, hal ini
karena kurangnya motivasi yang tertanam dalam diri siswa tersebut.
2. Ketersediaan fasilitas belajar
Ketersediaan fasilitas belajar disekolah dapat membantu meningkatkan
motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa tersebut. Fasilitas belajar dapat
mempengaruhi hasil belajar karena dapat memicu siswa untuk
mempergunakan fasilitas belajar yang ada disekolah tersebut dan akan
menumbuhkan semangat untuk belajar lebih lagi karena siswa memperoleh
kemudahan untuk belejar sehingga hasil belajar yang diperolehnya akan lebih
baik lagi.
Menurut Kamus Besar Indonesia (2000;1009), tersedia artinya sudah ada atau
disediakan. Sedangkan ketersediaan artinya keadaan tersedia. Ketersediaan
fasilitas belajar yang dimiliki siswa dapat mempengaruhi hasil belajar yang
diperolehnya dalam bentuk kebiasaan, sikap, tingkah laku, pengetahuan,
pengertian, keterampilan, emosional, hubungan sosial dan budi pekerti.
Ketersediaan fasilitas belajar ini dapat mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa. Siapapun akan sepakat bahwa jika seseorang yang belajar tanpa
fasilitas yang memadai dapat mempengaruhi hasil belajar yang maksimal. Jika
(26)
mendorong hasil belajar. Agar proses belajar di sekolah dapat maksimal selain
motivasi yang didapat siswa dari guru, sekolah sebagai lembaga pendidikan di
berikan tugas untuk dapat mendidik dan membelajari siswa dengan
memaksimalkan fasilitas yang ada di sekolah demi hasil belajar siswa sesuai
dengan yang diharapkan.
Menurut Peraturan Pemerintah Pasal 42 nomor 19 tahun 2005 (PP No 19,
2005), tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa.
1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar yang lainya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan
Kegiatan belajar mengajar di sekolah akan semakin sukses bila ditinjau
dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, baik jumlah maupun
kelengkapan (B. Suryosubroto, 2002:293). Fasilitas belajar sebagai salah satu
yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri
(27)
3. Hasil Belajar
Salah satu tujuan proses pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar yang
diperoleh siswa pada akhir kegiatan pembelajaran. Hasil belajar merupakan
hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar
merupakan proses yang nantinya berpengaruh terhadap hasil belajar. Dengan
demikian, terdapat banyak masalah yang berhubungan dengan hasil
pembelajaran. Menurut Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2006: 55)
Para guru hendaknya dapat menyelesaikan masalah pembelajarannya melalui
kegiatan nyata di kelasnya. Kegiatan nyata itu ditunjukkan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya yang dilaksanakan
secara profesional.
Selanjutnya menurut Slameto (2003:53), faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar antara lain.
1.Faktor intern meliputi. a. Faktor Jasmaniah b. Faktor kesehatan c. Faktor cacat tubuh d. Faktor-faktor Psikologis
1) Intelegensi 2) Perhatian 3) Minat 4) Bakat 5) Motif 6) Kematangan 7) Kesiapan e. Faktor kelelahan
2.Faktor ekstern meliputi. a. Faktor keluarga
1) Cara orang tua mendidik 2) Relasi antar keluarga 3) Suasana rumah
4) Keadaan ekonomi keluarga 5) Pengertian orang tua 6) Latar belakang kebudayaan
(28)
b. Faktor sekolah 1) Metode mengajar 2) Kurikulum
3) Relasi guru dengan siswa 4) Relasi siswa dengan siswa 5) Displin sekolah
6) Alat pengajaran 7) Waktu sekolah
8) Standar pelajaran diatas ukuran 9) Keadaan gedung
10) Metode belajar 11) Tugas rumah
Hasil belajar merupakan merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono,2006:3). Lalu hasil
belajar menurut Suharsimi Arikonto (2006:63), menyatakan sebagai hasil
belajar yang telah dicapai seseorang telah mengalami proses belajar dengan
terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.
Menurut pendapat Hamalik (2004:36) mengemukakan bahwa: ”Proses belajar dan hasil belajar sisa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi
kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru
yang mengajar dan yang membimbing mereka, dan guru yang berkompetensi,
guru yang berkompeten akan lebih memenciptakan lingkungan belajar yang
efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga
(29)
Berdasarkan pengertian belajar di atas, pengertian belajar menurut beberapa
ahli tersebut menunjukkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku
atau kecakapan manusia yang merupakan kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian yang utuh. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan,
serta perubahan aspek-aspek pada individu yang belajar. Untuk memperoleh
hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut
atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.
Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik
perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang merupakan hasil belajar. Di
sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan semata-mata
pelajaran yang ditempuhnya. Hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Motivasi merupakan suatu
proses yang mencerminkan interaksi pada diri seseorang yang ditimbulkan
oleh faktor dari dalam diri siswa atau dari luar diri siswa (Hamzah B.Uno:
2007). Dengan adanya motivasi inilah siswa mampu meningkatkan hasil
belajar. Menurut Sardiman (2007) hasil belajar akan menjadi
optimal,kalau ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan akan
semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa
(30)
B. Penelitian Yang Relevan
Berikut adalah penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan judul
penelitian yang dibahas oleh peneliti.
Tabel 2. Penelitian yang relevan
No Nama Judul Hasil
1. Hesti Kartika Sari (2003)
Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas XI Semester Ganjil MA Al-Fatah Natar Tahun Pelajaran 2007/2008
ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS semester ganjil MA Al-Fatah Natar tahun pelajaran 2007/2008 yang dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh thitung>ttabel yaitu 5,560>1,688 koofisien determinasi (r2) sebesar 0,633.
2. Adi Suroso, (2009)
Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Belajar Di Sekolah, Motivasi Belajar Dan Disiplin Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA N I
Semendawi Suku III Oku Timur Tahun Pelajaran 2008/2009
Menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang fasilitas belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X semester ganjil SMA N I Semendawi Suku III Oku Timur yang dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh thitung>ttabel yaitu 5,911>1,980 koofisien determinasi (r2) sebesar 0,590 hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan Hi diterima. 3. Desta Yoza,
(2009)
Hubungan Antara Kemapuan Memahami Isi Bacaan Dan Persepsi Siswa Terhadap
Kompetensi Guru Dengan Hasil Belajar Akuntansi Sub Pokok Bahasan Ayat Jurnal Penyesuaian Siswa Kelas X Akuntansi SMK Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009
Menyatakan bahwa ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan hasil belajar akuntansi sub pokok bahasan ayat jurnal penyesuaian siswa kelas X akuntansi SMK Persada Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009 yang terlihat rhitung = 0,602 yang kemudian dibandinngkan dengan rtabel = 0,254 (hasil intervolasi pada α = 0,05 dan
n = 60) dengan demikian
rhitung>rtabel atau 0,602>0,254 maka diterima Ha dan Ho ditolak.
(31)
C. Kerangka Berfikir
Tingkat keberhasilan dalam pencapain tujuan suatu kegiatan tergantung dari
bagaimana pelaksanaan kegiatan tersebut. Hasil belajar merupakan salah satu
parameter keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di
sekolah pada periode tertentu. Tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa
disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam (intern) dan dari luar (ekstern). Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa tersebut, yaitu nilai belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti
evaluasi.
Motivasi belajar pasti terdapat didalam diri masing-masing siswa, siswa yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat dilihat dari kebiasan bertingkah
laku seperti dalam mengerjakan tugas, pantang menyerah dalam mengerjakan
soal-soal, mau mencari dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
belajar tanpa disuruh oleh orang lain.
Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan peneliti di sekolah tersebut
masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 70, hal ini
dikarenakan banyaknya siswa kurang aktif dalam mengikuti KBM yang
belangsung. Banyaknya siswa yang menggunakan waktunya untuk hal-hal
yang kurang bermanfaat dengan bermain dengan kawan-kawanya, hal ini
mengakibatkan kurang aktifnya siswa dalam mengikuti KBM. Kurang
beragamnya metode mengajar guru juga mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan KBM. Oleh karena itu pihak
(32)
mengikuti KBM yang berlangsung dengan metode mengajar guru harus lebih
beragam agar siswa tidak merasa jenuh saat mengikuti KBM.
Ketersediaan fasilitas belajar merupakan modal dasar siswa menguasai
pelajaran di sekolah. Buku, alat tulis, dan kondisi ruangan belajar turut
mempengaruhi konsentrasi untuk belajar. Ketersediaan fasilitas belajar di
sekolah maupun di rumah sangat dominan sebagai penunjang keberhasilan
belajar dan upaya menambah rasa ingin belajar secara optimal bagi siswa yang
peduli terhadap mata pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah.
Ketersediaan fasilitas belajar disekolah diharapkan tersedia dengan baik,
adapun yang dimaksud fasilitas belajar adalah gedung, meja, kursi,
laboraturium, fasilitas olahraga dan lain-lain. Namun selain fasilitas belajar di
sekolah yang dapat mempengruhi hasil belajar, kurangnya sarana belajar di
rumah juga akan menimbulkan hambatan-hambatan yang dapat mengganggu
kegiatan belajar siswa sehingga siswa malas untuk mengulang pelajaran dari
sekolah.
Banyak fasilitas disekolah yang belum belum berfungsi secara maksimal, hal
ini dikarenakan guru yang berperan sebagai penggerak fasilitas tersebut belum
menguasai fasilitas yang ada. Hal inilah yang menyebabkan guru-guru di
sekolah tersebut masih menggunakan metode konvensional yaitu metode
ceramah yang mengakibatkan siswa merasa jenuh untuk mengikuti KBM yang
belangsung. Oleh karena itu, baiknya pihak sekolah mengadakan pelatihan
secara khusus kepada guru-guru dalam menggunakan fasilitas yang tersedia di
(33)
terlengkapi, jadi melalui fasilitas di sekolah siswa dapat lebih aktif untuk
mengikuti kegiatan KBM.
Berdasarkan dari uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa variabel terikat
Hasil belajar (Y) berhubungan dengan berbagai variabel bebas, diantaranya
motivasi belajar (X1), fasilitas belajar di sekolah (X2). Dengan demikian, maka
kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Kerangka Berfikir Penelitian ”Pengaruh motivasi belajar siswa dan fasilitas belajar siswa di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu”
Sumber : Pengolahan data tahun 2012/2013
C. Hipotesis
Bedasarkan kerangka pikir di atas maka hipotesis yang dirumuskan dalam
penelitian ini adalah.
1. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa
kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Ada pengaruh ketersediaan fasilitas belajar siswa di sekolah terhadap hasil
belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013.
Fasilitas Belajar di Sekolah
(X2)
Hasil Belajar Siswa (Y)
Motivasi Belajar (X1)
(34)
3. Ada pengaruh motivasi belajar siswa dan fasilitas belajar siswa di sekolah
terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar
(35)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting.
Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran,
menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji
kebenaran suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.
Metode penelitian merupakan metode kerja yang dilakukan dalam penelitian
termasuk alat-alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data
dilapangan pada saat melakukan penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau
subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Sedangkan verifikatif menunjukkan pengaruh antara variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
Pendekatan ex post facto adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area
penelitian yang dapat menggambarkan data-data masa lalu dan kondisi
(36)
dimaksud dengan pendekatan survey menurut Sugiyono (2010:12) adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang
alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara
terstruktur, dan sebagainya.
Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan “Pengaruh Motivasi Belajar, dan Ketersediaan Fasilitas Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS
Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 19 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013”
B. Populasi dan Sampel
Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel
dalam penelitian ini. Pada pembahasan sampel akan dibagi tentang teknik
penentuan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel tersebut. Adapun
penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek atau objek psikologis yang menjadi
pusat penelitian di mana subjek atau objek tersebut dibatasi oleh kriteria
tertentu. Di mana subjek atau objek psikologis ini bisa konkret (contohnya
orang) ataupun abstrak (contohnya sikap). “Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
(37)
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
Tabel 3. Data Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
No Kelas
Laki-Laki
Perempuan Jumlah Siswa (Populasi)
1 VIII A 15 18 33
2 VIII B 16 17 33
3 VIII C 13 17 30
4 VIII D 19 14 33
5 VIII E 19 13 32
6 VIII F 17 16 33
7 VIII G 11 22 33
8 VIII H 10 20 30
Jumlah 120 137 257
Sumber : Tata usaha SMP Negeri 19 Bandar Lampung
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah
populasi yang akan diteliti sebanyak 257 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dan dipilih dengan teknik
tertentu untuk mewakili populasi. Menurut Sugiyono (2010: 81), Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Sedangkan menurut Kasinu (2007: 260) sampel adalah sebagian
populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk mewakili populasi.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2008: 118).
Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan rumus Cochran
(38)
=
2. .
2
1 +�1 ( 2. .2 −1)
Keterangan.
n = Jumlah sampel minimal N = Ukuran populasi
T = Tingkat kepercayaan (digunakan 0,95 sehingga nilai t = 1,96) d = Taraf kekeliruan (digunakan 0,05)
p = Proporsi dari karakteristik tertentu (golongan) q = 1 – p
1 = Bilangan konstan (Sudarmanto,2011).
Berdasarkan rumus diatas, maka besarnya sampel dalam penelitian ini adalah.
p = 120
257 = 0,4669; (Proporsi untuk siswa laki-laki)
q = 1 – 0,4669 = 0,5441; (Proporsi untuk siswa perempuan)
2. . =1,962 x 0,4669 x 0,5441 = 0,936
2 = 0,052 = 0,0025
=
2. .
2
1 +�1 ( 2. .2 −1) =
0,936 0,0025
1 +257 1 (0,00250,936 −1)
= 374,4 1 + 1,1202=
374,4
2,120= 176,6 177
Jadi, besarnya sampel dalam penelitian adalah ini 177 siswa. Dengan
menggunakan rumus Cochran ini maka dalam menentukan besarnya sampel mempertimbangkan atau memasukkan karakter yang terdapat pada populasi
(39)
sehingga diharapkan penentuan besarnya sampel tersebut akan dapat
mencerminkan kondisi populasi yang sebenarnya.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah probabilitas sampling dengan menggunakan proporsional random sampling yaitu pengambilan sampel dengan memperhatikan proporsi jumlah sub-sub populasi. Untuk menentukan
besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional
agar sampel yang diambil lebih proporsional. Hal ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut (Nazir, 2000 : 82).
Jumlah sampel tiap kelas = Jumlah sampel
Jumlah populasi × Jumlah siswa tiap kelas
Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas
No Kelas Perhitungan Jumlah Siswa
(Sampel)
1 VIII A 177
257× 33 = 22,7 23
2 VIII B 177
257× 33 = 22,7 23
3 VIII C 177
257× 30 = 20,6 21
4 VIII D 177
257× 33 = 22,7 23
5 VIII E 177
257× 32 = 22 22
6 VIII F 177
257× 33 = 22,7 23
7 VIII G 177
257× 33 = 22,7 23
8 VIII H 177
257× 30 = 20,6 21
Jumlah 179
(40)
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini akan diteliti dua macam variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Penetapan variabel-variabel ini berdasarkan permasalahan
penelitian yang merupakan permasalahan asosiatif. Variabel bebas terdiri dari
motivasi belajar (X1) dan ketersediaan fasilitas belajar (X2), sedangkan
variabel terikat yaitu hasil belajar IPS Terpadu (Y). Variabel adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2010: 38). Variabel yang terdapat dalam penelitian
ini adalah.
1. Variabel bebas (Independent Variable).
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar (X1), ketersediaan
fasilitas belajar (X2)
2. Variabel terikat (Dependent Variable).
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi (Y).
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel a. Definisi Konseptual Variabel
1. Motivasi belajar (X1)
Thursan Hakim (2000 : 26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
(41)
2. Ketersediaan fasilitas belajar (X2)
Tulus (2003:81-83) mengungkapkan bahwa fasilitas belajar biasanya menjadi
penunjang prestasi belajar, namun demikian bila kelengkapan fasilitas belajar
sebagai sarana penunjang belajar di sekolah memadai, sebaliknya dapat
menjadi faktor penghambat apabila kelengkapan fasilitas belajar di sekolah
kurang memadai.
3. Hasil belajar IPS Terpadu (Y)
Merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses
belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang
dilakukan.
b. Definisi Operasional Variabel
Agar penelitian ini dapat terarah dengan baik sesuai dengan sasaran tujuan
yang ditetapkan sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada tingkah
laku atau properti yang ditunjukkan oleh konsep, dan mengkategorikan hal
tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan dapat diukur, maka variabel
yang akan dianalisis dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Motivasi Belajar (X1)
Motivasi belajar adalah Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk
menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia
terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
(42)
1. Adanya ketertarikan terhadap mata pelajaran IPS Terpadu a.Siswa memiliki rasa tertarik untuk belajar IPS Terpadu
2. Adanya dorongan dan kebutuhan
a.Siswa memiliki dorongan dalam dirinya untuk belajar
3.Adanya keinginan dalam mencapai cita-cita
a.Siswa memiliki keinginan untuk mencapai cita-cita
4.Adanya kegiatan pembelajaran yang menarik motivasi belajar
a.Adanya rangsangan yang dapat menarik motivasi belajar siswa
5.Adanya persaingan dalam belajar
a.Adanya hal-hal yang menunjukkan persaingan dalam belajar
2. Fasilitas Belajar (X2)
Ketersediaan fasilitas belajar meliputi sebagai berikut.
1. Ruang belajar yang bebas dari gangguan.
a.Bebas dari gangguan yang akan merusak konsentrasi belajar
b.Jauh dari kebisingan dan keramaian
2. Suhu udara serta penerangan yang baik.
a.Sirkulasi udara yang baik
b.Penerangan yang baik
3. Perlengkapan belajar
a.Adanya alat-alat tulis.
b.Kelengkapan buku cetak IPS Terpadu.
c.Pemanfaatan buku cetak IPS Terpadu
(43)
4. Hasil Belajar (Y)
Besarnya angka atau nilai ekonomi yang diperoleh siswa pada saat mid
semester mata pelajaran IPS Terpadu semester ganjil.
Definisi-definisi yang dikemukan diatas maka untuk lebih jelasnya maka
berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasional variabel
tentang variabel-variabel yang di gunakan dalam penelitian ini, indikator-
indikator yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian.
Tabel 5. Indikator dan Sub Indikator Variabel
Variabel Indikator Sub Indikator Skala
Motivasi Belajar (X1)
1. Adanya ketertarikan terhadap mata pelajaran ekonomi
2. Adanya dorongan dan kebutuhan
3. Adanya keinginan dalam mencapai cita-cita
4. Adanya kegiatan pembelajaran yang menarik motivasi belajar 5. Adanya persaingan dalam belajar
1. Siswa memiliki rasa tertarik untuk belajar ekonomi
1. Siswa memiliki dorongan dalam dirinya untuk belajar
1. Siswa memiliki keinginan untuk mencapai cita-cita
1. Adanya rangsangan yang menarik motivasi siswa untuk belajar
1. Adanya hal-hal yang menunjukan persaingan dalam belajar Ordinal dengan pendekatan rating scale Ketersediaan Fasilitas Belajar (X2)
1. Ruang belajar yang bebas gangguan
2.Suhu udara serta penerangan yang baik
1. Bebas dari gangguan 2. Jauh dari kebisingan
1. Sirkulasi udara yang baik
2. Penerangan yang baik
Ordinal dengan pendekatan
(44)
3.Perlengkapan belajar
1. Adanya alat-alat tulis dan buku.
2. Kelengkapan buku cetak ekonomi. 3. Pemanfaatan buku
cetak ekonomi 4. Meja belajar yang
nyaman
Hasil Belajar Ekonomi (Y)
Nilai ujian hasil semester ganjil
Interval
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data penelitian diperlukan ketepatan cara yang
digunakan dalam pengumpulan data serta diperlukan kecermatan sehingga
benar-benar reliable dan valid. Untuk mendapatkan data tersebut peneliti
nmenggunakan beberapa instrument untuk memperoleh data motivasi belajar
dan ketersediaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar .
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut.
1. Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung (Purwanto, 2006:144).
Metode ini dilakukan pada saat melakukan penelitian pendahuluan.
2.Teknik Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006: 154) ”Dokumentasi adalah mencari dan
mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
(45)
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data sekunder. Data ini berupa hasil
ulangan harian siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung tahun
pelajaran 2012/2013.
3.Angket
Menurut Arikunto (2006: 151) “Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui”.
4.Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang
bersifat teoritis, prinsip dan konsep yang bersumber dari buku, makalah atau
literatur lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
F. Uji Persyaratan Instrumen
Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mendapatkan data penelitian. Sedangkan pengumpulan data yang baik akan
dapat dipergunakan untuk pengumpulan data yang obyektif dan mampu
menguji hipotesis penelitian. Ada dua syarat pokok untuk dapat dikatakan
sebagai alat pengumpulan data yang baik, yaitu uji validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas dapat diartikan sebagai suatu tes pengukuran yang menunjukkan
validitas atau kesahihan suatu instrumen. Seperti pendapat Arikunto (2009:
58), yang menyatakan bahwa ” Validitas adalah suatu ukuran yang menunjang
(46)
valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, sebuah instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel Untuk
mengukur tingkat validitas angket yang yang diteliti secara tepat. Untuk
mengukur tingkat validitas angket digunakan rumus korelasi product moment
dengan rumus.
2 2
2
2
Y N X -X N
X -XY N r
Y Y
xy
Keterangan.
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : Jumlah sampel
X : Skor butir soal
Y : Skor total
Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan 0,05 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka alat
ukur tersebut adalah tidak valid (Arikunto,2009: 72).
Berikut disajikan tabel hasil uji validitas angket untuk variable motivasi
belajar (X1) dengan 12 item pertanyaan dan variable fasilitas belajar di
sekolah (X2) dengan 15 item pertanyaan pada 20 responden.
Tabel 6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket untuk Variabel X1 Item Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
1 0.473 0.444 Valid
2 0.569 0.444 Valid
3 0.659 0.444 Valid
4 0.611 0.444 Valid
5 0.553 0.444 Valid
6 0.573 0.444 Valid
(47)
8 0.508 0.444 Valid
9 0.523 0.444 Valid
10 0.675 0.444 Valid
11 0.636 0.444 Valid
12 0.578 0.444 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data 2013
Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut
dinyatakan valid dan sebaliknya. Berdasarkan kriteria tersebut, maka 12 item
pertanyaan pada table diatas memiliki rhitung yang lebih besar dari rtabel (0,444)
sehingga semua item pertanyaan dinyatakan valid. Dengan demikian angket
yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12 soal.
Tabel 7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket untuk Variabel X2 Item Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
1 0.475 0.444 Valid
2 0.659 0.444 Valid
3 0.477 0.444 Valid
4 0.483 0.444 Valid
5 0.703 0.444 Valid
6 0.481 0.444 Valid
7 0.511 0.444 Valid
8 0.662 0.444 Valid
9 0.681 0.444 Valid
10 0.518 0.444 Valid
11 0.739 0.444 Valid
12 0.566 0.444 Valid
13 0.496 0.444 Valid
14 0.567 0.444 Valid
15 0.596 0.444 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data 2013
Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut
dinyatakan valid dan sebaliknya. Berdasarkan kriteria tersebut, maka 15 item
pertanyaan pada table diatas memiliki rhitung yang lebih besar dari rtabel (0,444)
sehingga semua item pertanyaan dinyatakan valid. Dengan demikian angket
(48)
2. Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan reliabel (taraf kepercayaan) yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Jadi reliabilitas tes adalah
ketetapan hasil tes atau seandainya hasilnya berubah-berubah, perubahan yang
terjadi dapat dikatakan tidak berarti (Arikunto,2009: 86). Sedangkan untuk
mengukur tingkat reliabilitas instrumen dapat digunakan rumus Alpha sebagai
berikut.
22
11 1
-1 -n
n r
t i
Keterangan.
r11 : Reliabilitas instrumen
2i
: Skor tiap-tiap item n : Banyaknya butir soal
2
t
: Varians total
Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila rhitung > rtabel, maka
alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur
tidak reliabel.
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11
sebagai berikut.
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : kurang
(49)
Dengan kriteria pengujian rhitung > rtabel, dengan taraf signifikansi 0,05 maka
alat ukur tersebut reliabel. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat
ukur tersebut tidak reliabel.
Berikut disajikan tabel hasil uji reabilitas angket untuk variable motivasi
belajar (X1) dengan 12 item pertanyaan dan variable fasilitas belajar di
sekolah (X2) dengan 15 item pertanyaan pada 20 responden.
Tabel 8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1
Sumber: Hasil pengolahan data 2013
Berdasarkan informasi di atas menunjukkan bahwa harga koefisien alpha
hitung untuk variabel X1 (0,814)> 0,444, maka dapat disimpulkan bahwa
angket atau alat pengukur data tersebut bersifat reliabel. Dengan demikian,
semua pernyataan untuk variabel X1 dapat digunakan untuk mengumpulkan
data yang diperlukan.
Tabel 9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2
(50)
Berdasarkan informasi di atas menunjukkan bahwa harga koefisien alpha
hitung untuk variabel X2 (0.853)> 0,444, maka dapat disimpulkan bahwa
angket atau alat pengukur data tersebut bersifat reliabel. Dengan demikian,
semua pernyataan untuk variabel X2 dapat digunakan untuk mengumpulkan
data yang diperlukan.
Berdasarkan analisis uji reliabilitas angket pada variabel motivasi belajar (X1)
memiliki reliabilitas dengan kategori tinggi dimana rhitung> rtabel sebesar 0,814
> 0,444. Sementara itu, untuk uji angket pada variabel fasilitas di sekolah (X2)
juga memiliki reliabilitas dengan kategori tinggi dimana rhitung> rtabel sebesar
0,853 > 0,444.
Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas angket untuk variabel motivasi
belajar (X1), dan fasilitas di sekolah (X2), kedua variabel tersebut memiliki
nilai rhitung> rtabel. Selain itu, kedua variabel tersebut memiliki item pernyataan
yang reliabel sehingga alat ukur ini dapat digunakan untuk mengumpulkan
data yang dibutuhkan.
G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Uji asumsi dasar)
Untuk menggunakan alat analisis statistik parametrik selain diperlukan data
yang interval dan rasio juga harus diperlukan persyaratan uji normalitas dan
homogenitas.
1. Uji Normalitas
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik
parametrik yaitu uji normalitas data populasi. Uji normalitas digunakan untuk
(51)
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas distribusi data populasi
dilakukan dengan menggunakan ststistik Kolmogorov-Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan uji K-S.
Untuk menguji normalitas distribusi data populasi diajukan hipotesis sebagai
berikut.
Ho : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian sebagai berikut.
Menggunakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila menggunakan ukuran ini
maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditetapkan sebelumnya.
Karena α yang ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), tidak maka kriteria pengujian
yaitu.
1. Tolak Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti sampel
normal.
2. Terima Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 berarti distribusi
sampel adalah normal (Sudarmanto, 2005 : 105-108).
2. Uji Homogenitas
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik
parametrik yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dimaksudkan untuk
mengetahui apakah data sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang
(52)
Untuk melakukan pengujian homogenitas populasi diperlukan hipotesis
sebagai berikut.
Ho : Data populasi bervarians homogen
Ha : Data populasi tidak bervarians homogen
Kriteria pengujian sebagai berikut.
Menggunakan nilai significancy. Apabila menggunakan ukuran ini harus
dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditentukan sebelumnya. Karena α
yang ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), maka kriterianya yaitu.
1. Terima Ho apabila nilai significancy > 0,05
2. Tolak Ho apabila nilai significancy < 0,05 (Sudarmanto, 2005 : 123).
H. Uji Persyaratan Regresi Linear Berganda (Uji Asumsi Klasik) 1. Uji Kelinieran Regresi
Uji kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi
bentuknya linier atau tidak. Menurut Hadi (2004 : 2) mengemukakan bahwa
uji ini dimaksudkan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Uji kelinieran regresi linier multiple dengan
menggunakan statistik F dengan rumus.
F =
G
S
TC
S
2 2
Keterangan.
S2TC = Varian Tuna Cocok
(53)
Kriteria pengujian.
1. Menggunakan koefisien signifikansi (Sig). dengan cara membandingkan nilai Sig. dari Deviation from linearitypada tabel ANOVA dengan α = 0,05 dengan kriteria ” Apabila nilai Sig. pada Deviation from linearity> α
maka H0 diterima. Sebaliknya H0 tidak diterima.
2. Menggunakan harga koefisien F pada baris Deviation from linearity atau F Tuna Cocok (TC) pada tabel ANOVA dibandingkan dengan Ftabel. Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel dengan dk
pembilang = 1 dan dk penyebut = k – 2. Sebaliknya H0 ditolak (Sudjana. 2001).
Untuk mencari F hitung digunakan tabel ANOVA (Analisis Varians) sebagai
berikut.
Tabel 10. Tabel Analisis Varians Anova
Sumber DK JK KT F keterangan
Total 1 N
2Y Koefisien(a) Regresi(a/b) Residu 1 1 n-2 JK(a)
JKReg(b/a) JK (S)
JK(a)
S2reg=JK b/a) S2sis=
2 ) ( n s JK
sis
S
reg
S
2 2 Untuk menguji keberartian hipotesis Tuna cocok Galat/Error k-2 n-k JK (TC) JK (G)S2TC
2 ) ( K TC JK
S2G =
k n E JK ) (
E
S
TC
S
2 2 Untuk menguji kelinearan regresi Keterangan.JK (a) =
n Y 2
JK (b/a) =
XY
Xn
Yb
JK (G) =
1 2 2 n Y Y
JK (T) = JK (a) – JK (b/a)
JK (T) = 2
JK (TC) = JK (S) – JK (G)
(54)
S sis = Varians Sisa
n = Banyaknya Responden
Kriteria pengujian.
1. Jika Fhitung ≤ Ftabel (1 –α) (k – 2, n – k ) maka regresi adalah linier dan sebaliknya jika Fhitng ≥ F (1 –α) (k – 2, n – k) maka regresi adalah tidak linier.
2. Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k –2) dan dk penyebut = (n – k) (Riduwan, 2004: 187).
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan bentuk pengujian untuk asumsi untuk
membuktikan ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas satu
dengan variabel bebas yang lainnya. Dalam analisis regresi linear berganda,
maka akan terdapat dua atau lebih variabel bebas yang diduga akan
mempengaruhi variabel terikatnya. Pendugaan tersebut akan dapat
dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi adanya hubungan yang linear
(multikolinearitas) di antara varaibel-variabel independen. Adanya hubungan
yang linear antar variabel bebasnya akan menimbulkan kesulitan dalam
memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebasnya terhadap variabel
terikatnya.
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
(55)
terjadi hubungan yang linier (multikolinieritas) maka akan mengakibatkan
(Sudarmanto, 2005:137).
1. Tingkat ketelitian koefisien regresi sebagai penduga sangat rendah, dengan demikian menjadi kurang akurat.
2. Koefisien regresi serta ragamnya akan bersifat tidak stabil, sehingga adanya sedikit perubahan pada data akan mengakibatkan ragamnya berubah sangat berarti.
3. Tidak dapat memisahkan pengaruh tiap-tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen.
Metode uji multikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini ada dua
yaitu.
1. Menggunakan koefisien signifikansi dan kemudian membandingkan
dengan tingkat alpha.
2. Menggunakan harga koefisien Pearson Correlation dengan penentuan harga koefisien menggunakan rumus sebagai berikut.
r = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( . 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Keterangan.
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Skor butir soal
Y = Skor total
n = Jumlah sampel (Arikunto, 2007: 72).
Rumusan hipotesis yaitu.
H0 : tidak terdapat hubungan antarvariabel independen.
Hi : terdapat hubungan antar variabel independen.
xy
(56)
Kriteria pengujian sebagai berikut.
1. Apabila koefisien signifikansi < α maka terjadi multikolinearitasdi antara variabel independennya.
2. Apabila rhitung < rtabeldengan dk = n dan α = 0,05 maka H0 ditolak sebaliknya jika rhitung > rtabel maka H0 diterima.
3. Uji Autokorelasi
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara
data pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan
penaksir mempunyai varians minimum (Gujarati dalam Sudarmanto. 2005 :
142 - 143). Metode uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah statistik d Durbin- Waston. Tahap-tahap pengujian dengan uji Durbin- Waston sebagai berikut.
i.Carilah nilai-nilai residu dengan OLS (Ordinary Least Square) dari persamaan yang akan diuji dan hitung statistik d dengan menggunakan persamaan
t
tt t
t u u
u d
2 1
2 2
1 /
.
ii.Menentukan ukuran sampel dan jumlah variabel independen kemudian lihat
Tabel Statistik Durbin-Waston untuk mendapatkan nilai-nilai kritis d yaitu nilai Durbin-Waston Upper, du dan nilai Durbin-Waston, dl.
iii.Dengan menggunakan terlebih dahulu Hipotesis Nol bahwa tidak ada
otokorelasi positif dan Hipotesis Alternatif.
Ho : ρ < 0 (tidak ada autokorelasi positif) Ha : ρ < 0 (ada autokorelasi positif)
(57)
Dalam keadaan tertentu, terutama untuk mrnguji persamaan beda pertama, uji
d dua sisi akan lebih tepat. Langkah-langkah 1 dan 2 persis sama di atas
sedangkan langkah 3 adalah menyusun hipotesis nol bahwa tidak ada
otokorelasi.
Ho: ρ = 0
Ho : ρ = 0
Rumus hipotesis yaitu.
Ho: tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan.
H1 : terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan
Kriteria pengujian.
Apabila nilai statistik Durbin-Waston berada diantara angka 2 atau mendekati
angka 2 dapat dinyatakan data pengamatan tersebut tidak memiliki otokorelasi
(Rietveld dan Sunarianto dalam Sudarmanto, 2005 : 141).
4. Heteroskedastisitas
Uji asumsi heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan.
Apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi, maka
penaksir menjadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar
(Gujarati dalam Sudarmanto, 2005:148) dan estimasi koefisien dapat
dikatakan menjadi kurang akurat (Rietveld dan Sunaryanto dalam
(58)
Pengujian rank korelasi spearman (spearman’s rank correlation test) Koefisien
korelasi rank dari spearman didefinisikan sebagai berikut.
Keterangan.
rs = koefisien korelasi spearman
di = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang
berbeda dari individu atau fenomena ke i.
N = banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank.
Di mana nilai rs adalah -1 ≤ r ≤ 1.
Kriteria pengujian.
Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai tkritis, kita bisa menerima hipotesis
adanya heteroskedastisitas, kalau tidak kita bisa menolaknya. Jika model
regresi meliputi lebih dari satu variabel X, rs dapat dihitung antara ei dan tiap
variabel X secara terpisah dan dapat diuji untuk tingkat penting secara statistik
dengan pengujian (Gujarati, 2000 : 177).
Rumusan hipotesis.
H0 = Tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan
dan nilai mutlak dari residual.
Ha = Ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan
nilai mutlak dari residual.
1 6
1 2
2
N N
d
(59)
I. Pengujian Hipotesis
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
dan juga mengukur hubungan antara X dan Y digunakan analisis regresi.
1. Regresi Linier Sederhana
Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua dalam penelitian ini digunakan
statistik dengan model regresi liner sederhana, yaitu
= a + bX
Keterangan.
α = 2 − 2− 2
b = − 2
− 2
= Subyek dalam variabel yang diprediksikan
a = Nilai intercept (konstanta) harga Y jika X = 0
b = Koefisien arah regresi penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan atau penurunan variabel Y
X = Subyek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu
(Sugiono, 2007:204-207)
Setelah menguji hipotesis regresi linier sederhana dilanjutkan dengan uji
signifikan dengan rumus uji t sebagai berikut.
0 = −020
�
Keterangan.
0 = Nilaiteoritisobservasi
B = Koefisien arah regresi linier
(60)
Kriteria Pengujian.
Tolak H0 dengan alternatif Ha diterima jika ℎ � > dengan taraf
signifikan 0,05 dan dk n-2.
2. Regresi Linier Multipel
Untuk pengujian hipotesis ketiga menggunakan regresi linier multipel, yaitu.
= a + 1 1+ 2 2
Keterangan.
= Nilai ramalan untuk variabel Y
a = Nilai intercept (konstanta) Y bila X = 0
b = Koefisien arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan
atau penurunan variabel independen yang didasarkan pada variabel. Bila b
(+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Variabel bebas
Kemudian untuk menguji signifikan simultan dilakukan uji F dengan rumus.
�ℎ �= �/ / − −1 Keterangan.
JK (reg) = 1 1 + 2 2 + 3 3
JK (sis) = Y2− JK(reg)
n = banyaknya responden
(61)
Ft = Fα (k : n – k – 1)
Keterangan.
α = Tingkat signifikansi
k = Banyaknya kelompok
n = Banyaknya responden
Kriteria pengujian.
Tolak H0 jika �ℎ � > � dan Ha diterima, demikian pula sebaliknya,
� untuk dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dengan taraf signifikan 0,05.
(62)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar rendah terhadap
hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII Semester Ganjil di SMP
Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan ketersediaan fasilitas belajar
ketersediaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas
VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013.
3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar dan ketersediaan
fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII
Semester Ganjil di SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh motivasi belajar dan
ketersediaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa
kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun
(63)
1. Hendaknya pihak yang terkait, dalam hal ini sekolah agar memberikan
motivasi belajar bagi siswa agar menumbuhkan niat belajar yang tinggi.
Karena proses belajar akan berjalan dengan baik jika siswa memiliki
motivasi belajar yang tinggi dan dapat meninglatalan hasil belajar.
2. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya dapat mengetahui ketersediaan
fasilitas belajar yang baik dan efektif. Karena dengan ketersediaan fasilitas
belajar yang baik dan efektif, maka siswa akan mendapatkan hasil belajar
yang baik dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, jika siswa
tidak mengetahui ketersediaan fasilitas belajar yang baik dan efektif maka
siswa akan gagal atau tidak akan mendapatkan hasil belajaryang baik.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya pihak-pihak yang terkait memberikan motivasi belajar kepada siswa dan ketersediaan fasilitas
belajar yang dimiliki oleh sekolah. Dan, peneliti juga mengharapakan
kepada peneliti yang lain untuk mengkaji faktor lain yang berpengaruh
(1)
C. Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
.064 177 .075 .991 177 .301
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 14. Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Motivasi Belajar Siswa (X1) 1.214a 32 139 .221 Fasilitas Belajar Siswa (X2) 1.166b 32 139 .269 a. Groups with only one case are ignored in computing the test of homogeneity of variance for Motivasi Belajar Siswa (X1).
b. Groups with only one case are ignored in computing the test of homogeneity of variance for Fasilitas Belajar Siswa (X2).
(2)
Lampiran 15. Hasil Uji Linieritas
1. Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) * Motivasi Belajar Siswa (X1)
ANOVA Table Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) * Motivasi Belajar Siswa (X1)
Between Groups
(Combined) 4975.733 34 146.345 2.472 .000
Linearity 3023.711 1 3023.711 51.078 .000
Deviation from Linearity
1952.022 33 59.152 .999 .478
Within Groups 8406.143 142 59.198
Total 13381.876 176
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) * Motivasi Belajar Siswa (X1)
.475 .226 .610 .372
2. Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) * Fasilitas Belajar Siswa (X2)
ANOVA Table Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) * Fasilitas Belajar Siswa (X2)
Between Groups
(Combined) 3987.906 35 113.940 1.710 .015
Linearity 1814.596 1 1814.596 27.236 .000
Deviation from Linearity
2173.310 34 63.921 .959 .539
Within Groups 9393.969 141 66.624
Total 13381.876 176
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) * Fasilitas Belajar Siswa (X2)
(3)
Lampiran 16. Hasil Uji Multikolinieritas
Correlations
Motivasi Belajar Siswa (X1)
Fasilitas Belajar Siswa (X2)
Motivasi Belajar Siswa (X1)
Pearson Correlation 1 .136
Sig. (2-tailed) .071
N 177 177
Fasilitas Belajar Siswa (X2)
Pearson Correlation .136 1
Sig. (2-tailed) .071
N 177 177
Lampiran 17. Hasil Uji Heterokedastisitas
Correlations
Motivasi Belajar Siswa (X1)
Fasilitas Belajar Siswa (X2)
ax1 ax2
Spearman's rho
Motivasi Belajar Siswa (X1)
Correlation Coefficient 1.000 .120 -.027 .045
Sig. (2-tailed) . .112 .717 .554
N 177 177 177 177
Fasilitas Belajar Siswa (X2)
Correlation Coefficient .120 1.000 -.163* -.044
Sig. (2-tailed) .112 . .030 .563
N 177 177 177 177
ax1
Correlation Coefficient -.027 -.163* 1.000 -.147
Sig. (2-tailed) .717 .030 . .051
N 177 177 177 177
ax2
Correlation Coefficient .045 -.044 -.147 1.000
Sig. (2-tailed) .554 .563 .051 .
N 177 177 177 177
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 18. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .566a .320 .312 7.232 1.552
a. Predictors: (Constant), Fasilitas Belajar Siswa (X2), Motivasi Belajar Siswa (X1) b. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
(4)
Lampiran 19. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
1. Regresi X1 terhadap Y
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Motivasi Belajar Siswa (X1)b . Enter a. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .475a .226 .222 7.693 1.633
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar Siswa (X1) b. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 3023.711 1 3023.711 51.085 .000b Residual 10358.165 175 59.190
Total 13381.876 176
a. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar Siswa (X1)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 44.672 2.454 18.204 .000
Motivasi Belajar Siswa (X1)
.448 .063 .475 7.147 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
Catatan:
F tabel dk (1; 175
) dan α = 0.05 →
3,90
t tabel dk (175) dan α = 0.05 →
1,97
2. Regresi X2 terhadap Y
Variables Entered/Removeda Model Variables
Entered
Variables Removed
Method
1 Fasilitas Belajar Siswa (X2)b
. Enter
a. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) b. All requested variables entered.
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .368a .136 .131 8.130 1.671
a. Predictors: (Constant), Fasilitas Belajar Siswa (X2) b. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
(5)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1814.596 1 1814.596 27.453 .000b Residual 11567.280 175 66.099
Total 13381.876 176
a. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) b. Predictors: (Constant), Fasilitas Belajar Siswa (X2)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 41.791 3.852 10.849 .000
Fasilitas Belajar Siswa (X2)
.412 .079 .368 5.240 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
Catatan:
F tabel dk (1; 175
) dan α = 0.05 →
3,90
t tabel dk (175) dan α = 0.05 →
1,97
Lampiran 20. Hasil Uji Regresi Linier Multipel
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Fasilitas Belajar Siswa (X2), Motivasi Belajar Siswa (X1)b . Enter a. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .566a .320 .312 7.232 1.552
a. Predictors: (Constant), Fasilitas Belajar Siswa (X2), Motivasi Belajar Siswa (X1) b. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 4280.466 2 2140.233 40.917 .000b Residual 9101.410 174 52.307
Total 13381.876 176
a. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
b. Predictors: (Constant), Fasilitas Belajar Siswa (X2), Motivasi Belajar Siswa (X1)
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Toleranc
e
VIF
(Constant) 29.441 3.870 7.608 .000
Motivasi Belajar Siswa (X1)
.409 .060 .433 6.866 .000 .982 1.019
Fasilitas Belajar Siswa (X2)
.346 .071 .309 4.902 .000 .982 1.019
a. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
Catatan:
F tabel dk (2; 174
) dan α = 0.05 →
3,05
t tabel dk (175) dan α = 0.05 →
1,97
(6)