Guru Kunci Pokok SMK model Indigenous Wisdom THK
58 melalui in houese training tentang THK, pengembangan rencana pembelajaran,
bahan ajar, media pembelajaran, assessmen pembelajaran, dan sertifikasi kompetensi bidang kejuruan pada lembaga sertifikasi profesi. Langkah ini dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan melaksanakan PBM dan penilaian kepada siswa, memahami karakteristik dan prinsip-prinsip pendidikan kejuruan. Berikut penggalan
interview dengan kepala SMKN 3 Denpasar Dra. Ni Luh Yulie Astini, B.A.
79. Memang faktor salah satu indikator dimana pendekatan kompe-
80. tensi itu katakanlah belum berani menetapkan KKM tinggi
81. Gurun I raga sing PD ..Ya ukuranne dewekne anggona
82. Ia tidak pakai ukuran si peserta didik
83. Saya bilang salah kamu. Kalau kamu mengukur dengan dirimu
84. ya tetep akan seperti itu nilainya. Kenapa anda tidak melakukan
85. pengukuran siapa peserta didik saya
86. Kan nak ia kan nganggo ..keketaang…
87. Nah ini sekarang tugas lembaga diapain anda ini
88. apa retraining diberikan latihan, apa dikursus..apa diapainlah
89. Saya bilang begitu. Jadi anda sebagai guru saya percaya anda
90. bisa, Cuma anda terlalu tinggi rasa tidak percaya diri anda
91. Anda siapa anda sebenarnya…men buktinne jani guru-gurun
92. raga kuda ngelah assessor Pak…
93. Dan nilainya hebat-hebat
94. Saya punya target 2011 guru produktif saya semua sudah
95. sebagai Assessor. Saya tidak peduli biar satu orang lima juta OK
96. No problem kamu jalan..sekarang saya mengirim 2 orang
97. ke Surabaya. Tahun 2011 semua guru produktif yang sudah
98. ber SK harus sudah memegang lisensi Assesor dari lembaga
99. Sertifikasi Profesi
100. Coba sing ada sekolah keto…ha haaaaa
101. Sekolah saya betul-betul SDMnya harus dikembangkan
102. Saya sadar sarana OK …gampang I raga ngidih bantuan
103. tetapi Manusianya bagaimana ini kan gitu Pak ya
104. Mereka pada semangat belajar dan akhirnya kan mereka yang
105. akan menerima, tidak akan merasa punya rasa rendah diri ketika
106. berhadapan dengan siapapun. Karena ketika dia duduk bersama
107. dengan Industri konsep itu sudah satu
108. Coba sing bang pelatihan assessor…ne apa ja orahange ajak
109. DU-DI ne
110. Program peningkatan SDM saya anggarkan dari Komite
111. tahun ini di Boga saja saya punya assessor 4 orang
112. Perhotelan be 4 orang..tinggal dua atau tiga orang lah
113. Ne rencanane Oktober ene be ketantang LSP ne
114. Saya suba ngelah nemnem guru…..assesorang be
115. tempatne disini karena sekolah ini sudah sebagai TUK
116. Di SMK N 3 Denpasar Assesor lain ..Uji kompetensi lain
117. Guru saya ini layak tidak mengajar
118. yang sudah saya lakukan itu baru tiga program
119. dua di Kecantikan dua di Perhotelan, dua di Boga
120. Jadi saya baru enam punya guru yang kompeten
121. Jadinya para guru menjadi PD mengukur muridnya setelah
122. memiliki sertifikat assessor karena dia sudah mengalami seperti
123. Itu lho pak…itu proses penilaian saya disini
59 Ada penilaian dari kepala sekolah bahwa guru-guru di SMK kurang percaya
diri dan kurang membuka diri serta memperhatikan indikator-indikator kompetensi kerja di DU-DI. Guru masih menggunakan ukuran pribadinya dalam mendidik. Guru
perlu meningkatkan kompetensi diri melalui pelatihan-pelatihan bersertifikat, termasuk pelatihan sebagai assessor. Dukungan sekolah sangat tinggi dalam
memfasilitasi para guru agar memiliki sertifikat sebagai assessor. Guru yang memiliki sertifikat assessor menjadi kekuatan SDM pada SMK model indigenous
wisdom THK. Guru yang memiliki sertifikat assessor semakin baik cara mengajar dan menilai hasil belajar peserta didiknya.
Pendidikan dan pelatihan kompetensi di SMK model indigenous wisdom THK merupakan sesuatu yang utuh sebagai kesatuan dari pengembangan kompetensi
kejuruan, kompetensi kepribadian, kemandirian, norma-norma, tata nilai
kemasyarakatan di Bali dengan tetap menumbuhkan kemampuan beradaptasi dengan perubahan, tuntutan kewirausahaan, keharmonisan dan keseimbangan hidup.
Pembudayaan kompetensi berbasis THK pada SMK model indigenous wisdom THK membutuhkan pengembangan keterampilan secara terus menerus sehingga sampai
kepada suatu kebiasaan bekerja. Peserta didik perlu sering diajak melihat dan belajar di lapangan melalui event pameran atau ke pasar, prakerin, dan juga melalui
pertukaran pelajar SMK antar negara. Diharapkan kreativitas anak akan tumbuh dan mentalnya menjadi kuat, percaya diri untuk terus belajar berkarya.