HUKUM PERDATA LENGKAP UII

HUKUM
PERDATA
OLEH : SITI HAPSAH ISFARDIYANA
dianhapsah@gmail.com

ISTILAH PERDATA


Istilah perdata pertama kali dikemukakan oleh
Prof. Djoyo diguno, beliau mengambil dari
bahasa Jawa yaitu kata PERDOTO yang artinya
perselisihan atau pertengkaran.



Perdata  terjemahan burgerlijkrecht pada masa
kependudukan Jepang



Civielrecht = privatrecht = perdata


PENGERTIAN HUKUM PERDATA






Menurut Sudikno Mertokusumo, hukum perdata
adalah hukum antar perorangan yang mengatur hak
dan kewajiban perorangan yang satu terhadap yang
lain dalam hubungan keluarga dan pergaulan
masyarakat.
Hukum dalam hubungan keluarga hukum tentang
orang hukum keluarga
Hukum dalam pergaulan masyarakat
hukum
benda
hukum perikatan
Hukum keluarga hukum benda

hukum waris

HUKUM PERDATA MATERIIL DAN FORMIL






Apeldoorn
Inleiding tot de studie van het
Nederlandse recht,
“hukum perdata
materiil” “hukum perdata formil”
Hukum perdata materiil = yang mengatur
kepentingan-kepentingan perdata (hukum
perdata)
Hukum perdata formil = yang mengatur hukum
mengenai pertikaian-pertikaian perdata atau
dengan kata lain: cara mempertahankan

peraturan-peraturan hukum perdata materiil
dengan pertolongan hakim.

Hukum perdata di Indonesia

hukum tertulis

• peraturan perundang-undangan
• Traktat
• Yurisprudensi
• doktrin.

hukum tidak tertulis

• Kebiasaan
• adat

 Peraturan
o
o

o
o

o

o
o
o
o

perundang-undangan =

Algemen Bepalingen van Wetgeving (AB)  Stb. 1847 Nomor 23,
tertanggal 30 April 1847.
KUHPerdata (BW)  1848  kokordansi
KUHD  Stb. 1847 Nomor 23
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Agraria  mencabut
ketentuan dalam buku II KUHPerdata mengenai hak atas tanah
kecuali hipotek.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang ketentuanketentuan Pokok Perkawinan ketentuan buku I KUHPerdata

mengenai perkawinan tidak berlaku secara penuh.
Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
tas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan tanah.
Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Fidusia.
Inpres Nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.
Peraturan perundang-undangan yang lain

CONTOH KASUS PERDATA


Aldi merupakan mahasiswa FH UII yang berasal dari Bengkulu.
Selama berkuliah di FH UII ia menyewa sebuah rumah di daerah
Tamsis yang dekat dengan kampus.



Pak Yusron ingin membuka usaha percetakanan karena ia tidak
mempunyai modal, ia datang ke rumah Pak Yono untuk
membuka usaha percetakan bersama dengan nama Firma Yono
Yusron, dengan masing-masing memasukan modal RP.

35.000.000,00.



Tuan Amir dan Nyonya Antin sedah menikah selama 15 tahun
dan telah dikarunia 1 orang putra yaitu Anggi. Karena sudah
merasa tidak cocok lagi Tuan Amir dan Nyonya Antin
memutuskan untuk bercerai dan pengadilan memutuskan hak
asuh Anggi jatuh ke tangan Tuan Amir.

SEJARAH BW
(BURGERLIJK
WETBOOK)

SEJARAH BW DI EROPA
kurang lebih abad 5
SM, Prancis ditaklukan
Julius Caesar

1813,

Belada
merdeka

1838 BW (Burgerlijk
Wetboek) dan WVK
(Wetboek van
koophandle) dinyatakan
berlaku.di Belanda

Kaisar Justinianus
 Corpus Iuris
Civilis (524-565)

1 Maret 1811 Code
De Commerce dan
Code Napoleon
diberlakukan di
Belanda

Revolusi Prancis

oleh Napoleon
Bonaparte

• 1807 Code Napoleon
(kodifikasi hukum
perdata Prancis)
• 1808 Code De
Commerce (hukum
dagang)

SEJARAH BW DI INDONESIA
SEBELUM MERDEKA
Pasal 131 IS
(Indische
Staatsregelin)

1 Mei 1848, Belanda
memberlakukan BW di
Indonesia


(concordantie principle / concordantie
beginsel) , asas konkordansi adalah
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku
di negeri Belanda diberlakukan pula
terhadap penduduk Eropa yang tinggal di
Hindia Belanda.

Pasal 163 IS
(Indische
Staatsregelin)

PENGGOLONGAN PENDUDUK HINDIA
BELANDA


Golongan Eropa, meliputi :

orang Belanda
 orang yang berasal dari Eropa orang Jepang
 tidak trmasuk orang Belanda atau Eropa lainnnya, tetapi taat pada hukum yang

asasnya sama dengan asas BW
 anak-anak orang-orang Belanda, Eropa dan Jepang baik yang sah maupun yang
disyahkan oleh undang-undang berlaku asas konkordansi








Golongan Timur Asing (vreemde oosterlingen) :
golongan Tionghoa dikenakan hampir seluruh ketentuan BW (Staatsblad 1917129, 1 Maret 1917)
golongan bukan Tionghoa (Arab, India, Pakistan, dsb) berlaku BW untuk harta
kekayaan (vermogensrecht), hukum orang dan keluarag (personen en
familierecht) dan hukum waris (erfrecht) tetap tunduk pda hukum negara sendiri
(Staatsblad 1924-556, 1 Maret 1925)
Golongan Bumiputera : orang Indonesia yang tidak beragama kristen berlaku
hukum adat.


PENUNDUKAN DIRI






Penundukan diri sepenuhnya pada hukum perdata
Penundukan diri sebagian pada hukum perdata barat yang
diberlakukan terhadap orang Timura Asing bukan Tionghoa
Penundukan diri untuk perbuatan tertentu pada hukum perdata
barat, yang berlaku hanya ketentuan yang mengatur dan yang
berhubungan dengan perbuatan tersebut.
Penundukan anggapan atau penundukan diri diam-diam pada
hukum perdata barat. Seorang bumi putera yang melakukan
perbuatan hukum yang tidak dikenal dalam hukum adat

SAAT INI
Tidak ada penggolongan penduduk  Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Tidak ada penundukan diri  pilihan hukum (rechtskeuze)

BW SETELAH KEMERDEKAAN RI




Berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan UUD
1945 yang menentukan semua peraturan yang ada
hingga saat Indonesia merdeka masih tetap berlaku
selama belum diadakan yang baru menurut
Undang-undang ini.
Peraturan Pemerintah nomor 2 tahun 1945 tanggal
10 Oktober 1945 yang berbunyi segala badan
negara dan peraturan-peraturan yang ada sampai
berdirinya Negara republik Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945, selama belum diadakan yang
baru menurut UUD masih berlaku asal tidak
bertentangan dengan UUD tersebut.

BW SETELAH KEMERDEKAAN RI
Tidak diterima karena merupakan produk
Belanda yang tidak sesuai dengan jiwa dan
kepribadian penduduk Indonesia

Surat Edaran Mahkamah Agung
Nomor 3 Tahun 1963 tertanggal 5
September 1963

ALASAN BW MASIH BERLAKU







Ketentuan-ketentuan itu tidak dianggap tidak berlaku
oleh MA
Ketentuan itu masih merupakan hukum yang hidup
dalam masyarakat
Ketentuan itu tidak bertentangan dengan keadilan, jiwa
dan dasar kemerdekaan negara dan bangsa Indonesia
Belum ada UU atau ketentuan lain yang menyebut
Die normatieve krazt des faktischen  perilaku yang
diulang-ulang lama-lama menjadi norma atau aturan
Res judicator pro veretate habitur  setiap putusan
hakim selalu dianggap benar

BW YANG BERSIFAT MEMAKSA
DAN PELENGKAP


Hukum yang bersifat memaksa (dwingend recht) adalah
peraturan-peraturan hukum yang tidak boleh
dikesampingkan atau disimpangi oleh orang-orang yang
berkepentingan, terhadap peraturan-peraturan hukum
mana orang-orang yang berkepentingan harus tunduk dan
mentaatinya.



Hukum yang bersifat memaksa (dwingend recht) adalah
peraturan-peraturan hukum yang tidak boleh
dikesampingkan atau disimpangi oleh orang-orang yang
berkepentingan, terhadap peraturan-peraturan hukum
mana orang-orang yang berkepentingan harus tunduk dan
mentaatinya

SISTEMATIKA BW
Menurut Imu Pengetahuan

Menurut Undang-Undang

Bagian I

Hukum Perorangan (personenrecht)

Buku I

Bagian II

Berisikan peraturan yang mengatur
kedudukan orang dalam hukum, hak dan
kewajiban serta akibat hukumnya.
Hukum Keluarga (familierecht)

Tentang Orang (personen an familie
recht atau van personen)
Berisikan hukum perorangan dan hukum
keluarga

Buku II

Tentang Benda ( zakenrecht atau van
zaken)
Berisikan hukum harta kekayaan dan
hukum waris

Buku III

Tentang Perikatan (verbintenissenrecht
atau van verbintenissen)
Berisikan hukum perikatan yang lahir
dari UNDANG-UNDANG dan dari
persetujuan dan perjanjian

Buku IV

Tentang Pembuktian dan
Daluwarsa (bewijsrecht en verjaring atau
van bewijs en verjaring)
Berisikan peraturan tentang alat bukti
dan kedudukan benda akibat
lampau waktu.

Berisikan peraturan yang mengatur
hubungan antara orang tua dengan
anaknya, hubungan suami istri serta hak
dan kewajiban masing-masing.
Bagian III Hukum Harta Kekayaan (vermogensrecht)
Berisikan peraturan yang mengatur
kedudukan benda dalam hukum, yaitu
berbagai hak-hak kebendaan.
Bagian IV Hukum Waris(erfrecht)
Berisikan peraturan yang mengatur bendabenda yang ditinggalkan oleh orang yang
meninggal dunia

HUKUM
ORANG

HUKUM ORANG


Hukum orang  personenrecht (Belanda), personal law
(Inggris)



Peraturan tentang manusia sebagai subjek dalam hukum,
peraturan-peraturan perihal kecakapan untuk memiliki hak dan
kewajiban untuk bertindak sendiri, melaksanakan hak-haknya
itu serta hal-hal yang mempengaruhi kecakapan itu Subekti



Keseluruhan peraturan hukum mengenai keadaan
(hoedanigheden) dan wewenang (bevoegheden) kamus
hukum

SUBJEK HUKUM


Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat
memperoleh hak dan kewajiban dari hukum

manusia (person/personal)natuurlijke persoon
 badan hukum recht persoon

MANUSIA SEBAGAI SUBJEK
HUKUM
Manusia sebagai subyek hukum dimulai
sejak lahir dan baru berakhir apabila mati
atau meninggal dunia.
 Pasal 2 BW, yang menentukan sebagai
berikut:






Anak yang ada dalam kandungan seorang
perempuan, dianggap sebagai telah dilahirkan,
bilamana juga kepentingan si anak
menghendakinya.
Mati sewaktu dilahirkan, dianggaplah ia tak pernah
telah ada.

KEWENANGAN BERHAK SUBJEK
HUKUM





Kewarganegaraan
Tempat tinggal
Kedududkan atau jabatan
Tingkah laku atau perbuatan

DOMISILI


Domisili adalah tempat, di mana hukum
menganggap seseorang setiap waktu
bisa dicapai untuk pelaksanaan hak dan
kewajibannya, sekalipun secara nyata
mungkin yang bersangkutan tidak ada di
tempat itu

DOMISILI


Domisili yang sebenarnya (de eigenlijke
of algemene woonplaats) :



Domisili bebas atau sukarela atau berdiri
sendiri.
Domisili yang terikat atau wajib atau lanjutan





Domisili yang ditentukan atau dipilih
(gekozen woonplaats).

CACATAN SIPIL


Cacatan sipil adalah suatu lembaga
yang bertujuan mengadakan
pendaftaran, pencatatan serta
pembukuan yang selengkap-lengkapnya
dan sejelas-jelasnya serta member
kepastian hukum yang sebesarbesarnya atas peristiwa kelahiran,
pengakuan, perkawinan dan kematian

KECAKAPAN BERTINDAK


Pasal 1329 BW  setiap orang adalah
cakap untuk melakukan perbuatan
hukum (membuat perikatan-perikatan),
kecuali jika ia oleh undang-undang
dinyatakan tidak cakap

ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK
(Pasal 1330 KUHPerdata)
• anak yang belum dewasa
• orang yang ditaruh di bawah pengampuan
• perempuan yang telah kawin dalam hal-hal

yang ditentukan undang-undang dan pada
umumnya semua orang yang oleh undangundang dilarang untuk membuat
persetujuan tertentu
• Orang yang dilarang oleh undang-undang
melakukan perbuatan hukum

PENDEWASAAN


Pendewasaan (hanslichting) yaitu suatu
tindakan hukum yang menjadikan
seseoang yang belum dewasa
(minderjarigheid) boleh dinyatakan
dewasa atau diberikan kepadanya hak
kedewasaan tertentu, agar dapat
melakukan perbuatan hukum tetentu
walaupun dirinya masih di bawah umur

PENDEWASAAN




Pendewasaan penuh (sempurna) diperuntukan
bagi anak yang belum genap berusia 20 tahun
dan mempunyai kedudukan hukum penuh
sama dengan orang dewasa namun dalam
setiap perbuatan hukum harus mendapat
persetujuan dari orang tua atau walinya.
Pendewasaan terbatas diperuntukan bagi
anak yang belum genap berusia 18 tahun
hanya memperoleh hak-hak kedewasaan atas
perbuatan tertentu saja

PENGAMPUAN




Pengampuan ialah keadaan seseorang
(curandus) karena pribadinya dianggap
tidak cakap atau di dalam segala hal
tidak cakap untuk bertindak sendiri
(pribadi) di dalam lalu lintas hukum
Orang yang di taruh di bawah
pengampuan: orang dungu, gila, boros

PERMOHONAN PENGAMPUAN






Keluarga sedarah
Keluarga semenda dalam garis
menyimpang sampai derajat keempat
Suami terhadap istri dan sebaliknya
Diri sendiri
Kejaksaan

PERWALIAN





Perwalian oleh suami atau istri yang
hidup terlama
Perwalian yang ditunjuk oleh ayah atau
ibu dengan suatu testamen atau akte
khusus
Perwalian yang diangkat oleh hakim

BADAN USAHA
Badan Usaha Perorangan
Badan Usaha yang Berbentuk Persekutuan
○ Persekutuan Perdata (Burgerlijk Maatschap, Partnership)
○ Persekutuan dengan Firma (Firm)
○ Persekutuan Komanditer (Limited Partnership) / CV
Badan Usaha Berbadan Hukum (Korporasi)
○ Perseroan Terbatas (PT), termasuk Perusahaan





Perseroan (Persero)
Koperasi
Perusahaan Umum (Perum); dan
Perusahaan Daerah
Yayasan

BADAN HUKUM


Badan hukum adalah rekayasa manusia
untuk membentuk suatu badan hukum
yang memiliki status, kedudukan,
kewenangan yang sama seperti
manusia (artifisial person)

BADAN HUKUM DENGAN MANUSIA








Badan hukum = manusia
Mempunyai harta kekayaan
Dapat melakukan perbuatan hukum
Dapat digugat dan menggugat dalam
pengadilan
Badan hukum
manusia
Badan hukum tidak berjiwa

CIRI SUBTANTIF BADAN
HUKUM





Terbatasnya Tanggung Jawab
Perpetual Succession
Memiliki Kekayaan Sendiri
Memiliki Kewenangan Kontraktual serta
Dapat Menuntut dan Dapat Dituntut atas
Nama Dirinya Sendiri

TEORI BADAN HUKUM






Teori Fictie dari Friedrich Carl von Savigny berpendapat
bahwa hanya manusia yang mempunyai kehendak dan
badan hukum semata-mata buatan negara saja. Badan
hukum hanyalah fiksi, sesuatu yang sesungguhnya tidak ada
atau tidak riil tetapi orang menghidup-kannya dalam
bayangan.
Teori Organ dari Otto van Gierke sama halnya manusia
menjadi penjelmaan yang benar-benar dalam pergaulan
hukum, suatu badan yang membentuk kehendaknya dengan
perantaraan alat-alat atau organ-organ badan tersebut.
Leer van het ambtelijk vermogen yang dipelopori oleh Holder
dan Binder, mengajarkan tentang harta kekayaan yang
dimiliki seseorang dalam jabatannya (ambtelijk vermogen).
Yang mempunyai kehndak dalam badan hukum adalah

TEORI BADAN HUKUM






Teori kekayaan bersama, dikemukan oleh Rudolf van Jering
menganggap badan hukum sebagi kumpulan manusia.
Badan hukum adalah konstruksi yurudis dan bersifat abstrak.
Teori Harta Kekayaan Bertujuan dikemukan oleh A. Brinz dan
Van der Heijden, hanya manusia saja yang dapat menjadi
subyek hukum. karena itu, hak-hak yang diberi kepada suatu
badan hukum pada hakikatnya hak-hak dengan tiada subjek
hukum.
Teori Kenyataan Yuridis (juridishe Realiteitsleere) diajarkan
E.M. Meijers,badan hukum itu merupakan suatu realiteit,
konkret, riil, walaupun tidak bisa diraba, bukan hayal, tetapi
kenyataan yuridis. mempersamakan badan hukum dengan
manusia terbatas sampai pada bidang hukum saja.

SYARAT BADAN HUKUM


Syarat materiil :



Memiliki kekayaan yang terpisah;
Mempunyai tujuan bersama yang bersifat stabil;
Mempunyai kepentingan sendiri
Mempunyai organisasi yang teratur (adanya pengurus dari
badan itu).











Syarat Formil : Adanya pengesahan dari Pemerintah
didirikan dengan akta notaries
didaftarkan di kantor panitera pengadilan negeri setempat
dimintakan pengesahan anggaran dasar ( AD ) kepada
menteri kehakiman dan HAM
diumumkan dalam Berita Negara RI.

BADAN HUKUM MENURUT
MACAMNYA
Badan hukum orisinil (asli) yaitu Negara
Badan hukum yang tidak orisinil (tidak murni) yaitu

badan hukum yang berwujud perkumpulan berdasar
ketentuan Pasal 1653 KUHPerdata :
○ Badan usaha yang didirika oleh kekuasaan umum (zadelijk

lichaam op openbaar gezag ingesteld). Contoh: provinsi, bank
yang didirikan oleh Negara
○ Badan hukum yang diakui oleh kekuasaan umum (zadelijk
lichaam op openbaar gezag erkend). Contoh : perseroan
(venootschap)
○ Badan hukum yang diperkenankan atau diperbolehkan
karena diizinkan (zadelijk lichaam als geoorloofd toegelsten)
○ Badan hukum untuk dimaksud atau tujuan tertentu (zadelijk
lichaam op een bepald oogmerk ingelsted).

BADAN HUKUM MENURUT
JENISNYA




Badan hukum pubik. Badan hukum
public dibedakan menjadi : badan
hukum public yang mempunyai teretorial
yaitu Negara dan badan hukum publik
yang tidak mempunyai teretoril yaitu
Bank Indonesia.
Badan hukum privat/perdata : perseroan
terbatas, yayasan, koperasi dsb.

BADAN HUKUM MENURUT
SIFATNYA




Korporasi (corporatie) adalah gabungan (kumpulan
orang-orang yang dalam pergaulan hukum bertindak
bersama-samasebagai suatu subyek hukum tersendiri.
Karena itu, korporasiini merupakan badan hukum yang
beranggota, tetapimempunyai hak-hak dan kewajibankewajiban sendiri yangterpisah dengan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban paraanggotanya. Misalnya: PT,
koperasi dan sebagainya.
Yayasan (stichting) adalah harta kekayaan
yangditersendirikan untuk tujuan tertentu yaitu
untukkepentingan sosial, keagamaan dan kemanusiaan.
Jadi, padayayasan tidak ada anggota, yang ada hanyalah
pengurusnya.

PERBUATAN HUKUM BADAN
HUKUM


Badan hukum tidak berjiwa  melakukan
perbuatan hukum melalui organnya
( manusia merupakan wakil badan hukum
yang bertindak untuk dan atas nama badan
hukum bukan untuk kepentingan diri sendiri)

Organ yayasan : pengurus, pengawas, pembina
 Organ Perseroan Terbatas : direksi, komisaris,
RUPS
 Organ Koperasi : Pengurus, pengawas, Rapat
Anggota


PERBUATAN HUKUM BADAN
HUKUM


Pasal 1655 KUHPerdata menyebutkan
bahwa para pengurus badan hukum, bila
tidak ditentukan lain dalam akta
pendiriannya, dalam surat perjanjian atau
dalam reglemen berkuasa untuk bertindak
demi dan atas nama badan hukum itu, untuk
mengikatkan badan hukum itu kepada pihak
ketiga atau sebaliknya, dan untuk bertindak
dalam sidang Pengadilan baik sebagai
penggugat maupun sebagai tergugat.

PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN YANG MENGATUR
TENTANG BADAN HUKUM









Stb. 1870 No. 64 tentangpengakuan badan hukum
Stb. 1927 No. 156tentang Gereja dan Organisasiorganisasi Agama
Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang
UsahaPerasuransian
Undang-undang No. 25Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Undang-undang No. 12 Tahun 1998tentang Perbankan
dan Undang-undang No. 16Tahun 2001 tentang Yayasan
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang
PerseroanTerbatas
Dan lain sebagainya

YAYASAN DAN
WAKAF

YAYASAN


Yayasan adalah badan hukum yang
terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
dan diperuntukkan untuk mencapai
tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan, yang
tidak mempunyai anggota

PENGATURAN TENTANG YAYASAN






kata yayasan  Pasal 365, 899, 900, 1680 KUHPerdata dan Rv
Pasal 6 ayat 3, dan pasal 236, namun dalam pasal-pasal
tersebut tidak terdapat definisi ataupun aturan yang jelas
tentang yayasan.
Sementara Belanda sudah mempunyai Wet Op
Stichtingen sejak tahun 1956, yayasan di Indonesia selama ini
hanya merujuk pada Yurisprudensi
putusan Hoogerechtshof tahun 1884 dan Putusan Mahkamah
Agung tanggal 27 Juni 1973 No. 124/Sip/1973.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2001 tentang Yayasan

SYARAT MENDIRIKAN YAYASAN
 Syarat




materiil pembentukan yayasan adalah :

Penunjukan suatu tujuan tertentu
Penunjukan suatu organisasi
Harus terdapat pemisahan hart kekayaan.

 Syarat

formil yang harus dipenuhi pendiri yayasan

adalah :





Didirikan oleh satu orang atau lebih. Dapat juga
berdasarkan surat wasiat.
Didirikan dengan akta notaries dengan bahasa Indonesia.
Penandantanganan akta pendirian di hadapan notaries.
Pengesahan sebagai badan hukum oleh pemerintah.
Pengumuman dalam lembar berita Negara.

KEWENANGAN PEMBINA
Pembina adalah Organ Yayasan yang mempunyai
kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus atau
Pengawas :
1) keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar;
2) pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan
anggota Pengawas;
3) penetapan kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran
Dasar Yayasan;
4) pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan
Yayasan; dan
5) penetapan keputusan mengenai penggabungan atau
pembubaran Yayasan.


KEWENANGAN PEMBINA


Anggota Pembina tidak boleh mer
dan/atau anggota Pengawas. Pembina
mengadakan rapat sekurang-kurangnya
sekali dalam 1 (satu) tahun untuk
melakukan evaluasi tentang kekayaan,
hak dan kewajiban Yayasan tahun yang
lampau sebagai dasar pertimbangan bagi
perkiraan mengenai perkembangan
Yayasan untuk tahun yang akan datang.
angkap sebagai anggota Pengurus

KEWENANGAN PENGURUS





Pengurus adalah Organ Yayasan yang
melaksanakan kepengurusan Yayasan
Pengurus Yayasan bertanggung jawab penuh
atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan
dan tujuan Yayasan serta berhak mewakili
Yayasan baik di dalam maupun di luar
Pengadilan
Pengurus menempati kedudukan sentral dalam
mengendalikan Yayasan dan hal ini memberikan
tanggung jawab yang besar, baik kedalam
maupun keluar.

KEWENANGAN PENGAWAS





Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas
melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada
Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan.
Yayasan memiliki Pengawas sekurang-kurangnya 1
(satu) orang Pengawas yang wewenang, tugas, dan
tanggung jawabnya diatur dalam Anggaran Dasar.
Pengawas tidak boleh merangkap sebagai Pembina
atau Pengurus

WAKAF




Kata wakaf berasal dari bahasa Arab waqfa
(fiil madi)-yaqilu (fiil mudari) waqfan (isim
Masdar) yang berarti berhenti atau berdiri.
Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk
memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian
harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan
umum menurut syariah.

PENGATURAN WAKAF




Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
tentang Wakaf,
KHI dan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun
1977 tentang Perwakafan Tanah Milik.

UNSUR-UNSUR WAKAF







Wakif
Nazhir
Harta Benda Wakaf
Ikrar Wakaf
Peruntukan harta benda wakaf
Jangka waktu wakaf

WAKIF
Wakif  pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.
 Wakif meliputi: perseorangan, organisasi dan badan hukum
 Wakif perseorangan hanya dapat melakukan wakaf apabila
memenuhi persyaratan:
a. dewasa
b. berakal sehat
c. tidak terhalang melakukan perbuatan hukum dan
d. pemilik sah harta benda wakaf
 Wakif organisasi  dapat melakukan wakaf apabila memenuhi
ketentuan organisasi untuk mewakafkan harta benda wakaf milik
organisasi sesuai dengan anggaran dasar organisasi yang
bersangkutan
 Wakif badan hukum  dapat melakukan wakaf apabila memenuhi
ketentuan badan hukum untuk mewakafkan harta benda wakaf
milik badan hukum sesuai dengan anggaran dasar badan hukum
yang bersangkutan


NAZIR



a.
b.
c.

pihak yang menerima harta benda
wakaf dari Wakif untukdikelola dan
dikembangkan sesuai dengan
peruntukannya.
Nazir meliputi :
Perorangan
Organisasi
Badan hukum

SYARAT NAZIR
perorangan
a. warga Negara Indonesia
b. beragama Islam
c. dewasa
d. amanah
e. mampu secara jasmani dan rohani
f. tidak terhalang melakukan perbuatan hukum
Syarat tambahan : Nazhir harus bertempat tinggal
di kecamatan tempat letak benda yang diwakafkan ,
Nazhir harus didaftarkkan pada Kantor Urusan
Agama kecamatan setempat. Nazhir juga harus
disumpah di hadapan KUA kecamatan dan harus
disaksikan sekurang-kurangnya oleh 2 orang saksi

SYARAT NAZIR ORAGNISASI dan
NAZIR BADAN HUKUM




Pengurus oraganisasi yang
bersangkutan memenuhi
persyaratan nazir perorangan
Organisassi yang bergerak di
bidang sosial, pendidikan,
kemasyarakatan/ keagamaan islam

TUGAS NAZIR
a. melakukan pengadministrasian harta
benda wakaf
b. mengelola dan mengembangkan harta
benda wakaf sesuai dengan tujuan,
fungsi
dan peruntukkannya
c. mengawasi dan melindungi harta
benda wakaf
d. melaporkan pelaksanaan tugas kepada
Badan Wa

HARTA BENDA WAKAF


harta benda yang memiliki daya
tahan lama dan/atau manfaat
jangka panjang serta mempunyai
nilai ekonomi menurut syariah
yang diwakafkan oleh Wakif

HARTA BENDA WAKAF
Adapun harta benda wakaf meliputi:
a. benda tidak bergerak
b. benda bergerak
 benda yang tidak bergerak:
a. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah
maupun yang belum terdaftar.
b. bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas
tanah
c. tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah
d. hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku
e. benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan
syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


HARTA BENDA WAKAF
Benda bergerak  harta benda yang tidak
bisa habis karena dikonsumsi :
a. uang;
b. logam mulia;
c. surat berharga;
d. kendaraan;
e. hak atas kekayaan intelektual;
f. hak sewa; dan
g. benda bergerak lain sesuai dengan
ketentuan syariah dan peraturan
perundang.undangan yang berlaku.


IKRAR WAKAF



pernyataan kehendak dari wakif untuk
mewakafkan benda miliknya.
Ikrar wakaf dinyatakan secara lisan dan/atau
tulisan oleh Wakif kepada Nadzir dengan
disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi di hadapan
PPAIW (Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf) serta
dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.

PERUNTUKAN HARTA BENDA WAKAF
a. sarana dan kegiatan ibadah;
b. sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;
c. bantuan kepada fakir miskin anak terlantar, yatim piatu, bea
siswa;
d. kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau
e. kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak
bertentangan dengan syariah dan
peraturan perundang-undangan.

JANGKA WAKTU WAKAF


Jangka waktu wakaf dalam UU tersebut
dirumuskan berbeda dengan ketentuan
sebelumnya yakni selamanya atau untuk waktu
tertentu sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan atau kejahteraan umum
menurut syariah

HUKUM
PERKAWINAN

PLURALISME HUKUM PERKAWINAN









orang Indonesia asli menganut hukum adat.
Orang Indonesia asli yang beragama Islam menggunkan
hukum agama Islam yang telah diterima oleh hukum adat.
orang Indonesia Asli yang beragama Kristen menggunakan
Huwelijks Ordonnantie Christen Indonesia tinggalan jaman
Hindia Belanda Staatsblad 1933 Nomor 74.
orang Eropa dan Warganegara Indonesia keturunan Eropa
dan yang disamakan dengan mereka dan orang Timur Asing
Cina dan warganegara Indonesia keturunan Cina
menggunakan BW
orang-orang Timur Asing lain-lainnya dan keturunan Timur
Asing lainnya menggunakan hukum Adat mereka.
Untuk Perkawinan Campuran berlaku Regelment op de
Gemengde Huwelijken/GHR Staatsblad 1898 No. 158

PENGATURAN HUKUM PERKAWINAN





Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
PP Nomor 9 Tahun 1975
Kompilasi Hukum Islam dengan Inpres
Nomor 1 Tahun 1991
Undang-Undang 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan

PERKAWINAN dan PERJANJIAN


Persamaan : adanya kesepakatan



Perbedaan :



perkawinan tunduk pada ketentuan UU (bersifat
memaksa)



perjanjian, sepakat membuat perjanjian  bebas
menentukan isi perjanjian (bersifat pelengkap)

PENGERTIAN PERKAWIAN


ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga atau rumah tangga yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa. (Pasal 1 UU 1/1974)

ASAS PERKAWINAN






tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang
bahagia dan kekal merupakan tujuan dari perkawinan.
Untuk mencapai tujuan tersebut suami dan istri perlu untuk
saling membantu dan melengkapi satu sama lain baik
secara materiil ataupun secara spiritual.
Sahnya perkawinan, menentukan bahwa perkawinan harus
dilaksanakan sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing, dan harus dilakukan pencatatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
azas monogamy, ketentuan ini dapat disimpangi karena
ada pngecualian apabila agama atau kepercayaan yang
dianut mengizinkannya dan suami diijinkan oleh istri.
Mengenai hal ini diputuskan melalui pengadilan.

ASAS PERKAWINAN
prinsip perkawinan. Setiap orang yang telah menikah harus mempunyau
kematangan jiwa dan raganya. Kematangan tersebut dalam UUP
diindikasikan dengan batasan umur. Mereka yang dianggap telah
matang untuk melangsungkan perkawinan adalah 16 tahun bagi
perempuan dan 19 tahun bagi lak-laki
 Keseimbangan hak dan kedudukan suami istri. Suami istri mempunyai
kedudukan dan keseimbangan dalam sebuah perkawinan dan pergaulan
masyarakat. Setiap persoalan harus dimusyawarahkan karena tidak ada
yang mempunyai posisi yang lebih tinggi di salah satu pihak.
 Mempersukar terjadinya perceraian. Perceraian yang ingin dilakukan
oleh suami istri harus berdasarkan alasan dan tata cara yang telah
ditentukan undang-undang serta harus dilakukan di depan Pengadilan.
 Jaminan kepastian hukum. perkawinan yang dilangsungkan sebelum
diundangkan UUP bila dilakukan menurut hukum yang berlaku adalah
sah. Apabila ada suatu hal yang tidak diatur oleh UUP maka berlaku
ketentuan yang ada.


SYARAT SYAH
PERKAWINAN












Perkawinan di dasarkan persetujuan kedua mempelai.
Adanya izin kedua orang tua atau wali bagi calon mempelai yang
belum berusia 21 tahun.
pria berumur 19 tahun dan wanita 16 tahun
tidak terkena larangan perkawinan.
tidak terikat perkawinan dgn orang lain, apabila terikat, harus
mendapat izin dari istri pertama dan diizinkan pengadilan untuk
kawin lagi.
bagi suami istri yang telah bercerai lalu kawin lagi satu sama lain
dan bercerai lagi untuk kedua kalinya, agama dan kepercayaan
mereka melarang mereka kawin kembali untuk ketiga kalinya.
Tidak berada dalam waktu tunggu bagi calon mempelai wanita yang
janda
tidak melanggar tata cara pelaksanaan perkawinan yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan

LARANGAN PERKAWINAN









berhubungan darah dalan garis keturunan lurus ke bawah atau ke
atas;
berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu
antara saudara, antara seorang dengan seorang saudara orang tua
dan antara seorang dengan saudara neneknya;
berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu dan
ibu/bapak tiri;
berhubungan susuan, anak susuan, saudara dan bibi/paman
susuan;
berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau
kemenakan dari isteri, dalam hal seorang suami beristeri lebih dari
seorang;
yang mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau praturan lain
yang berlaku dilarang kawin.

PENCEGAHAN
PERKAWINAN
Pihak yang dapat mencegah perkawinan :
 keluarga dalam garis lurus keatas dan
kebawah
 saudara
 Wali
 wali nikah
 pengampu dari salah satu calon mempelai
 pihak-pihak yang berkepentingan
 Pasal 14 UUP

ALASAN PENCEGAHAN PERKAWINAN








Tidak terpenuhinya syarat-syarat perkawinan
salah seorang dari calon mempelai berada di bawah
pengampuan, sehingga dengan perkawinan tersebut nyatanyata mengakibatkan kesengsaraan bagi calon mempelai
yang lain
Salah satu calon memepelai masih mempunyai ikatan
perkawinan dengan pihak lain.
Calon mempelai sudah pernah bercerai sebanyak tiga kali
dan calon mempelai wanita belum melakukan perkawinan
dengan pria lain.
Perkawinan yang akan dilangsungkan tidak sesuai dengan
tata cara yang telah ditetapkan dlam peraturan perundangundangan.

PERJANJIAN KAWIN


Perjanjian kawin (huweslijkse
voorwaarden) adalah perjanjian tertulis
yang dibuat pada waktu atau sebelum
kedua belah pihak (suami istri)
melangsungkan pernikahan, atas
persetujuan bersama yang disahkan
oleh pegawai pencatat perkawinan,
yang mana isinya berlaku juga terhadap
pihak ketiga tersangkut

SYARAT PERJANJIAN
KAWIN







Dibuat dan diajukan oleh kedua belah pihak sebelum
perkawinan dilangsungkan
Diajukan secara tertulis, yang kemudian disahkan oleh
pencatat perkawinan yang dimuat dalam akta perkawinan
Tidak dapat disahkan bilamana melanggar batas-batas hukum,
agama dan kesusilaan
Perjanjian tersebut dimulai berlaku sejak perkawinan
dilangsungkan
Sedangkan untuk pihak ketiga baru berlaku mulai hari
pendaftannya di Pengadilan Negeri
Selama perkawinan dilangsung perjanjian tersebut tidak dapat
diubah, kecuali bila dari kedua belah pihak ada persetujuan
untuk mengubah dan perubahan tidak merugikan pihak ketiga.

LARANGAN DARI PERJANJIAN KAWIN






Mengurangi hak suami baik sebagai suami maupun sebagai
kepala (persatuan) rumah tangga.
Menyimpang dari hak-hak yang timbul dari kekuasaan sebagai
orang tua
Mengurangi hak-hak yang diperlukan UU kepada yang hidup
terlama
Melepaskan haknya sebagai ahliwaris menurut hukum dalam
warisan anak-anaknya atau keturunannya
Menetapkan bahwa salah satu pihak menanggung hutang lebih
banyak dari pada bagiannya dalam keuntungan. apabila hal ini
dilanggar maka apa yang diperjanjikan itu dianggap sebagai
tidak tertulis, sehingga masing-masing akan menerima ½
bagian dari keuntungan dan memikul ½ bagian dari kerugian.

MACAM PERJANJIAN
KAWIN




Perjanjian percampuran laba rugi (gemeenscap van winst
en verlies), yaitu selruh pendapat yang diterima suami istri
yang didapatkan secara cuma-cuma (hibah atau warisan)
dan penghasilan yang mereka terima akan menjadi milik
bersama begitu pula semua kerugian atau pengeluaran
menjadi tanggungan bersama.
Perjanjian pencampuran penghasilan (gemeenschap van
vruchten en inkomsten), yaitu yang terjadi dalam perjanjian
ini hanya persatuan penghasilan saja. Penghasilan yang
diterima oleh masing-masing pihak menjadi harta bersama
tetapi untuk pengeluaran atau kerugian yang diperoleh
ditanggung oleh masing-msaing pihak.

TAKLIK TALAK


perjanjian yang diucapkan calon
mempelai pria setelah akad nikah yang
dicantumkan dalam Akta Nikah berupa
Janji talak yang digantungkan kepada
suatu keadaan tertentu yang mungkin
terjadi dimasa yang akan datang

ISI TAKLIK TALAK
Taklik talak berisi ketentuan bahwa jika sewaktu-waktu suami
istri :
 meninggalkan istri dua tahun berturut-turut
 tidak memberi nafkah wajib kepada istri tiga bulan lamanya
 menyakiti badan/jasmani istri
 membiarkan (tidak mempedulikan) istri enam bulan
lamanya maka jika istri, sebagai istri tidak ridla (ikhlas) dan
mengadukannya ke Pengadilan Agama atau petugas yang
diberi hak mengurus pengaduan, dan pengaduannya
dibenarkan serta diterima oleh pengadilan atau petugas
tersebut, kemudian istri juga membayar uang sebesar
Rp.50,- sebagai iwadl (pengganti) kepada suami, maka
jatuhlah talak satu suami kepada istri.

PERJANJIAN PERKAWINAN DAN
TAKLIK TALAK
PERAJANJIAN PERKAWINAN
 perjanjian kawin bisa dirubah
sesuai dengan kehendak
kedua belah
 isi perjanjian kawin dapat
meliputi hal apa saja asal
tidak bertentangan dengan
hukum dan kesusilaan dan
tidak merupakan syarat
putusnya talak/cerai
 dibuat atas kesepakatan
kedua belah pihak (calon
suami dan isteri).

TAKLIK TALAK
 perjanjian taklik talak tidak
dapat dicabut kembali dan
diubah
 berisi hal-hal tertentu, juga
merupakan syarat jatuhnya
talak jika perjanjian
tersebut sudah diucapkan
tetapi kemudian tidak
dilaksanakan
 isinya telah ditetapkan
secara baku dalam akta
nikah

HARTA BERSAMA DALAM
PERKAWINAN (UUP)
Harta yang
diperoleh setelah
pernikahan

Harta bawaan

HARTA
BERSAMA

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI











Suami-isteri memikul kewajiban untuk menegakkan rumah tangga yang
menjadi sendi dasar susunan masyarakat.
Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan
suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama
dalam masyarakat.
Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
Suami adalah Kepala Keluarga dan isteri ibu rumah tangga.
Suami-isteri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap yang
ditentukan oleh suami-isteri bersama.
Suami isteri wajib saling saling cinta mencintai, hormat menghormati,
setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain.
Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu
keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
Isteri wajib mengatur urusan rumah-tangga sebaik-baiknya.
Jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan kepada Pengadilan.

HAK DAN KEWAJIBAN ORANG
TUA DAN ANAK






Tentang kewajiban timbal balik antara orang
tua dan keluarga sedarah dengan anak.
Kekuasaan atas diri anak
Kekuasaan terhadap perbuatan hukum. anak
yang belum cakap berbuat hukum dalam
melakukan perbuatan hukum diwakilkan oleh
orang tuanya.
Kekuasaan orang tua terhadap harta benda
anak

BERAKHIRNYA KEKUASAAN O
TERHADAP ANAK
Meninggalnya orang tua tersebut
Putusnya perkawinan kedua orang

tua
Di pecat kekuasaan orang tua
Dilepaskannya orang tua dan
kekuasaan orang tua
Sampai anak berusia dewasa
Kawinnya si anak

PUTUSNYA
PERKAWINAN




Kematian
Perceraian
Putusan pengadilan

PERCERAIAN




Cerai talak adalah perceraian yang dijatuhkan
oleh seorang suami kepada istrinya yang
perkawinannya dilaksanakan menurut agama
islam
Cerai gugat adalah perceraian yang dilakukan
oleh seorang istri yang melakukan perkawinan
menurut agama islam dan oleh seorang suami
atau seorang istri yang melangsungkan
perkawinannya menurt agamanya dan
kepercayaan itu selain agama Islam

ALASAN PERCERAIAN










Salah satu pihak berbuat zina atau pemabuk, pemadat dan lain
sebagainya yang sukar disembuhkan
Salah satu pihak meninggalkan pihak yang lain dan tanpa alasan yang
sah atau karena hal lain diluar kemauannya
Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman
yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung
Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiyaan berat yang
membahayakan pihak lain
Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang
menyebabkan tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami
isteri
Antara suami isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran
dan tidak ad harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
suami melanggar taklik talak
peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak
rukunan dala rumah tangga

AKIBAT PERCERAIAN






Akibat perceraian pada anak dan istri . Bapak dan
ibu tetap berkewajiban memelihara dan mendidik
anak-anaknya semata-mata berdasarkan
kepentingan anak
Akibat perceraian terhadap harta kekayaan. Harta
bawaan masing-masing tetap dikuasai dan menjadi
hak masing-masing. Harta bersama apabila terjadi
perceraian diatur menurut hukumnya masing-masing
Akibat perceraian terhadap status para pihak. Kedua
belah pihak tidak terikat lagi dalam tali perkawinan
dengan status duda atau janda

PEMBATALAN
PERKAWINAN


Pembatalan perkawinan dilakukan karena
setalah terjadinya perkawinan diketahui
bahwa para pihak tidak memenuhi syaratsyarat untuk melangsungkan perkawinan

ALASAN PEMBATALAN
PERKAWINAN


Pembatalan perkawinan dapat diajukan
apabila salah satu pihak masih terikat
perkawinan dengan orang lain dan
apabila perkawinan tersebut
dilangsungkan di bawah ancaman yang
melanggar hukum.

PIHAK YANG DAPAT
MEMBATALKAN PERKAWINAN





keluarga dalam garis lurus keatas
masing-masing pihak
suami atau istri
pejabat yang berwenang selama
perkawinan belum diputuskan
Pejabat yang ditunjuk pasal 16 ayat 2
UUP dan orang yang berkepentingan
hukum secara langsung terhadap
perkawinan setelah perkawinan putus

SYARAT PEMBATALAN
PERKAWINAN






Masih adanya ikatan perkawinan dengan seseorang
Perkawinan yang dilangsungkan dimuka pegawai pencatat
perkawinan yang tidakberwenang, wali nikah yang tidak
sah, atauyang dilangsungkan tanpa dihadiri oleh duaorang
saksi, namun hal ini gugur apabila mereka telah hidup
bersama sebagai suamiistri yang dapat memperlihatkan
akta perkawinan yang dibuat pegawai pencatatyang tidak
berwenang dan perkawinan ituharus diperbarui agar sah
Perkawinan dilangsungkan di bawah ancaman yang
melanggar hukum
Pada waktu berlangsungnya perkawinan terjadi salah
sangka mengenai diri suami atau istri

AKIBAT PEMBATALAN
PERKAWINAN
Anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan
tersebut tetap merupakan anak yang sah.
 Suami atau istri yang bertindak dengan itikad
baik, kecuali terhadap harta bersama bila
pembatalan perkawinan didasarkan atas
adanya perkawinan lain yang lebih dahulu.
 Orang-orang ketiga lainnya tidak termasuk
dalam point 1 +2 sepanjang mereka
memperoleh hak-hak dengan itikad baik
sebelum keputusan tentang pembtalan
mempunyai kekuatan hokum tetap.