PENGARUH PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH SEBAGAI RESPON TERHADAP SENAM AEROBIK DI AEROBIK DAN FITNESS CENTER SONIA BANDAR LAMPUNG

(1)

(2)

ABSTRACT

EFFECT OF DECREASING TOTAL CHOLESTEROL LEVEL AS A RESPONCE TO AEROBIC EXERCISE AT AEROBIC AND FITNESS

CENTER SONIA BANDAR LAMPUNG

By

FARAZTYA PURNAMA SARI

High cholesterol level will increase risk of coronary heart disease, and physical activity is one way to overcome fatty excess. Exercise intensity also can influence the lipid profile. More intensity of exercise, the possibility to decrease cholesterol level will be greater. The aim of this study was to determine effect of decreasing total blood cholesterol level as a responce to aerobic exercise.

This research was an experimental research by one group pretest dan posttest design. Population in this study was all aerobic participants in Sonia Fitness Center Bandar Lampung. There was 32 samples taken from the population with purposive sampling technique.

The results showed the mean cholesterol level before aerobic exercise was 226,84 ± 40,085 mg/dl, and after aerobic exercise was 221,56 ± 39,159 mg/dl. This suggests that there was significant difference between total cholesterol before and after aerobic exercise (p-value = 0,009).


(3)

ABSTRAK

PENGARUH PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH SEBAGAI RESPON TERHADAP SENAM AEROBIK DI AEROBIK DAN

FITNESS CENTER SONIA BANDAR LAMPUNG

Oleh

FARAZTYA PURNAMA SARI

Kadar kolesterol yang tinggi meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung koroner, latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kelebihan lemak, intensitas olahraga juga berpengaruh dalam perubahan profil lipid darah. Semakin besar intensitas olahraga yang dilakukan, kemungkinan untuk menurunkan kadar kolesterol semakin besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penurunan kadar kolesterol total darah sebagai respon terhadap senam aerobik.

Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group pre-test and post-test design. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota member senam aerobik di Aerobik dan Fitness Center Sonia Bandar Lampung, sampel sebanyak 32 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Dari hasil penelitian ini didapatkan kadar kolesterol rerata sebelum melakukan senam aerobik adalah 226,84 ± 40,085 mg/dl dan kadar kolesterol rerata sesudah melakukan senam aerobik selama enam minggu adalah 221,56 ± 39,159 mg/dl. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan bermakna antara kadar kolesterol total sebelum dan sesudah melakukan senam aerobik dengan p-value = 0,009.


(4)

(5)

(6)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kerangka Pemikian...5

F. Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aerobik ... 9

1. Pengertian ... 9

2. Tahap-tahap aerobik ... 10

3. Manfaat aerobik………...……….10

B. Lipid dan Lipoprotein ... 11

1. Pengertian ... 11

2. Metabolisme Lipoprotein ... 12

C. Kolesterol ... ...15

1. Pengertian ... 15

2. Pembentukan Kolesterol ... 15


(7)

ii

D. Hubungan Aerobik dengan Penurunan Kadar Kolesterol... ... 20

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

C. Populasi dan Sampel ... 23

D. Variabel Penelitian ... 24

E. Alat dan Bahan ... 25

F. Prosedur Penelitian... 25

G. Definisi Operasional... 28

H. Pengumpulan Data ... 28

I. Pengolahan Data... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Karakteristik Responden ...33

B. Hasil Penelitian ...37

C.Pembahasan... ...40

V. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan...45

B. Saran...46

DAFTAR PUSTAKA ...47


(8)

iii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori... ... ...7

2. Kerangka Konsep... ... ...8

3. Struktur Kolesterol ...16

4. Transpor Kolesterol...17

5. Alur Penelitian ... 27

6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ...34

7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan...36

8. Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol Total Responden Sebelum dan Sesudah Senam Aerobik...38


(9)

iii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional ... 28

2. Kekuatan Koefisien Korelasi... ... 32

3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur... 33

4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan... 35

5. Distribusi Frekuensi Kolesterol Total Responden Sebelum Senam Aerobik ...37

6. Distribusi Frekuensi Kolesterol Total Responden Sebelum Senam Aerobik ...38

6. Perbedaan Kadar Kolesterol Total Responden Sebelum dan Sesudah Senam Aerobik ...39


(10)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kelebihan lemak sekaligus untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani yang baik serta dapat meningkatkan kemampuan fungsional. Latihan fisik dapat berupa latihan yang bersifat aerobik maupun anaerobik. Latihan aerobik adalah latihan yang memerlukan oksigen untuk pembentukan energinya yang dilakukan secara terus menerus, ritmis, dengan melibatkan kelompok otot-otot besar terutama otot tungkai pada intensitas latihan 60-90 % dari Maximal Heart Rate (MHR) dan 50-85 % dari penggunaan maksimal oksigen selama 20-50 menit dengan frekuensi latihan tiga kali perminggu (Kusumaningtyas, 2011).

Intensitas olahraga juga berpengaruh dalam perubahan profil lipid darah. Semakin besar intensitas olahraga yang dilakukan, kemungkinan untuk menurunkan kadar kolesterol semakin besar, sehingga resiko terjadinya penyakit jantung koroner akan berkurang (Okura et al, 2003). Latihan intensitas sedang yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama


(11)

menyebabkan asam lemak digunakan sebagai energi yang akan memperkecil peluang sintesis inti sterol, sehingga kolesterol tidak terbentuk secara berlebihan. Pada proses ini degradasi lemak pengaruh aktif terjadi pada latihan intensitas sedang dengan durasi latihan lebih dari satu jam secara kontinyu. Keadaan ini sebagian besar disebabkan oleh terjadinya pelepasan epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal selama aktivitas. (Guyton et al, 2007).

Latihan fisik mempunyai pengaruh yang jelas pada penurunan kadar lemak dan kolesterol di dalam darah. Tanpa melakukan latihan fisik, kemungkinan untuk mendapatkan serangan penyakit jantung akan lebih banyak (Sumosardjuno, 2000). Untuk mengurangi resiko hipertensi dan penyakit jantung koroner serta untuk meningkatkan kapasitas kerja fisik, Akademi Kedokteran Olahraga Amerika (The American College of Sport Medicine) merekomendasikan agar seseorang ikut serta dalam kegiatan olahraga aerobik minimum 3 kali seminggu selama 20 sampai 60 menit. Intensitas olahraga harus didasarkan pada suatu persentase dari kapasitas maksimum individu yang bersangkutan untuk bekerja (Cotton, 2003).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sudibjo (2004) menyimpulkan bahwa senam aerobik yang dilakukan selama enam minggu dengan intensitas ringan-sedang dapat menurunkan persentase kolesterol darah secara bermakna, dengan rata-rata penurunan persentase sebesar 20,46% sedangkan senam aerobik intensitas tinggi hanya 4,63%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zeimer didapatkan bahwa latihan aerobik pada wanita dapat


(12)

menurunkan kolesterol total sebesar 19%, LDL sebesar 11%, trigliserida 8% serta meningkatkan kadar HDL sebesar 18% (Kelley et al, 2006). Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Lemura et al pada tahun 2004 menemukan bahwa pengaruh latihan aerobik pada wanita dapat menurunkan kolesterol total sebesar 2 %, LDL turun sebesar 3 %, trigliserida turun 5 % serta meningkatkan kadar HDL sebesar 3 % (Kelley et al, 2006).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang penurunan kadar kolesterol total darah sebagai respon terhadap senam aerobik di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung.

B. Rumusan Masalah

Insidensi kolesterol di Indonesia cukup tinggi dan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular, modifikasi gaya hidup seperti latihan fisik atau senam aerobik dapat membantu untuk menurunkan kadar kolesterol. Sampai saat ini di Indonesia masih sedikit ditemukan adanya data tentang pengaruh olahraga atau senam aerobik sebagai respon terhadap penurunan kadar kolesterol.

Untuk membuktikan hal tersebut, perlu di uji coba agar diperoleh fakta yang jelas, sehingga didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah ada penurunan terhadap kadar kolesterol darah sebelum melakukan senam aerobic hari pertama dan sesudah melakukan senam aerobik hari terakhir yang dilakukan selama enam minggu di Aerobic & Fitness Center Sonia Bandar Lampung ?


(13)

C. Tujuan Penelitian

a) Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh senam aerobik terhadap penurunan kadar kolesterol darah di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung.

b) Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui rata - rata Kadar Kolesterol Darah di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui Kadar Kolesterol Darah sebelum melakukan senam aerobik di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung.

3. Untuk mengetahui Kadar Kolesterol Darah setelah melakukan senam aerobik di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat bagi peneliti dan dunia pendidikan, bagi klinis dan pelayanan kesehatan serta bagi institusi tempat penelitian dilakukan. Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a) Bagi peneliti dan dunia pendidikan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain untuk mengetahui penurunan kadar kolesterol darah sebelum dan sesudah senam aerobik.


(14)

b) Bagi klinis dan pelayanan kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk klinis dalam menerapkan pola manajemen latihan senam aerobik yang diberikan secara rutin untuk meningkatkan perbaikan gambaran kadar kolesterol darah.

c) Bagi institusi tempat penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pengaruh senam aerobik yang dilakukan secara rutin terhadap penurunan kadar kolesterol darah di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung.

E. Kerangka Pemikiran a) Kerangka Teori

Intensitas olahraga juga berpengaruh dalam perubahan profil lipid darah. Semakin besar intensitas olahraga yang dilakukan, kemungkinan untuk menurunkan kadar kolesterol semakin besar, sehingga resiko terjadinya penyakit jantung koroner akan berkurang (Okura et al, 2003). Latihan intensitas sedang yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama menyebabkan asam lemak digunakan sebagai energi yang akan memperkecil peluang sintesis inti sterol, sehingga kolesterol tidak terbentuk secara berlebihan. Pada proses ini degradasi lemak pengaruh aktif terjadi pada latihan intensitas sedang dengan durasi latihan lebih dari satu jam secara kontinyu. Keadaan ini sebagian besar disebabkan oleh terjadinya pelepasan epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal selama aktivitas. Kedua hormon ini


(15)

secara langsung mengaktifkan enzim lipase yang menyebabkan pemecahan trigliserida yang sangat cepat dan mobilisasi asam lemak keluar dari asam lemak. Pada saat melakukan aktivitas fisik yang relatif lama terjadi peningkatan asam lemak di dalam darah yang merupakan bahan baku untuk pembentukan energi di dalam otot pada waktu melakukan aktivitas fisik. Konsentrasi asam lemak bebas dalam darah seseorang yang sedang beraktivitas dapat meningkat sampai delapan kali lipat. Kemudian asam lemak ini akan ditransfer ke dalam otot sebagai sumber energi (Guyton et al, 2007).

Tinjauan pustaka mengenai penurunan kadar kolesterol yang telah dijabarkan pada subbab sebelumnya menghasilkan kerangka teori sebagai berikut :


(16)

Gambar 1.1. Kerangka Teori pengaruh senam aerobik terhadap penurunan kadar kolesterol (Sumber: Guyton et al, 2007, Okura et al, 2003).

Transfer ke Otot Aktifasi Enzim Lipase

Pemecahan Trigliserida dan Kolesterol

Sumber Energi Pelepasan Epineprin dan

Norepineprin Senam Aerobik


(17)

b) Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yang akan diamati. Beberapa variabel tersebut terdiri dari variabel independen dan dependen. Senam aerobik merupakan variabel independen sedangkan kadar kolesterol darah merupakan variabel dependen pada penelitian ini.

Keterangan :

Gambar 1.2. Kerangka Teori

F. Hipotesis

Terdapat perubahan kadar kolesterol darah sebelum dan sesudah senam aerobik di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung.

Senam Aerobik Penurunan Kadar

Kolesterol Darah

Faktor Eksternal: Asupan makanan, dan Aktifitas fisik

Faktor Internal: Usia dan Jenis

kelamin


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Aerobik

Aerobik adalah suatu cara latihan untuk memperoleh oksigen sebanyak-banyaknya. Senam Aerobik adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas dan durasi tertentu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta pembentukan tubuh dan juga olahraga untuk peningkatan kesegaran jasmani bukan olahraga prestasi, akan tetapi olahraga preventif yang dapat dilakukan secara masal (Hitachisulandari, 2008).

Berdasarkan cara melakukan dan musik pengiringnya, senam aerobik dapat dibagi menjadi lima macam, antara lain sebagai berikut.

a) High impact aerobic (senam aerobik aliran/gerakan keras) b) Low impact aerobic (senam aerobik aliran/gerakan ringan)

c) Discrobic (kombinasi anrata gerakan - gerakan aerobik aliran keras dan ringan/disco)

d) Rockrobic (kombinasi gerakan-gerakan aerobik keras dan ringan serta gerakan-gerakanrockandroll)


(19)

e) Aerobic sport (kombinasi antara gerakan - gerakan aerobik keras dan ringan serta gerakan - gerakan melatih kelenturan/fleksibilitas tubuh).

Tahap-tahap melakukan senam aerobik adalah sebagai berikut: a) Pemanasan selama 10 menit

b) Latihan inti selama 15–20 menit

c) Pendinginan/pelemasan selama 5 menit (Akhiajun, 2010).

Beberapa manfaat senam aerobik yaitu: meningkatkan fungsi jantung, meningkatkan kinerja paru-paru dan meningkatkan stamina serta kekuatannya, meningkatkan koordinasi tubuh, khususnya yang sudah memasuki usia renta, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah berbagai penyakit, termasuk diabetes, kolesterol, tekanan darah dan lainnya, melawan depresi, karena olahraga mampu meningkatkan perasaan menyenangkan pada seseorang, membantu menurunkan berat badan, aerobik membantu membentuk tubuh lebih sempurna (Yanuaristya, 2012).

Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa aktivitas fisik secara teratur yaitu berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu, dilakukan minimal 30 menit setiap kali latihan, dan selama 12 minggu akan dapat menurunkan berat badan (Kayman et al., 2000). Sedangkan penelitian lain yang dilakukan pada anggota klub kebugaran diketahui bahwa dengan olahraga dan latihan secara teratur yang dilakukan minimal 6 sampai 8 minggu dengan durasi setiap latihan minimal 30 menit akan memberikan pengaruh terhadap penurunan berat badan seseorang (Amalia, 2005). Kegiatan olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Berbagai


(20)

hasil penelitian (Karim dan Faizati, 2002, Warbuton et al., 2006, Cadroy et al., 2002) sangat mendukung pernyataan tersebut:

a) Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yang ditandai dengan: denyut nadi istirahat menurun, penumpukanasam laktat berkurang, meningkatkan pembuluh darah kolateral, meningkatkan HDL kolesterol dan mengurangi aterosklerosis.

b) Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang pada anak, pada orang dewasa menurunkan nyeri sendi kronis pada pinggang, punggung dan lutut.

c) Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera.

d) Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan mempertahankan berat badan ideal.

e) Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, infeksi (meningkatkan sistem imunitas).

f) Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormon terhadap jaringan tubuh.

B. Lipid dan Lipoprotein

Setiap jenis lipoprotein mempunyai Apo tersendiri. Sebagai contoh untuk VLDL, IDL, dan LDL mengandung Apo B 100, sedang Apo B48 ditemukan pada kilomikron. Apo A1, Apo A2, dan Apo A3 ditemukan terutama pada lipoprotein HDL dan kilomikron (Adam, 2009)


(21)

Setiap lipoprotein akan terdiri atas kolesterol (bebas atau ester), trigliserid, fosfolipid, dan apoprotein. Lipoprotein berbentuk sferik dan mempunyai inti trigliserid dan kolesterolester dan dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol bebas. Apoprotein ditemukan pada permukaan lipoprotein. Setiap partikel LDL mengandung sekitar 1500 molekul kolesterol ester dalam inti berminyak. Inti ini dikelilingi oleh mantel mengandung kolesterol 500 molekul, 800 molekul fosfolipid, dan satu molekul apoprotein B100. Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak, dan komposisi apoprotein (Adam, 2009).

Metabolisme Lipoprotein

Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur reverse cholesteroltransport. Kedua jalur pertama berhubungan dengan metabolisme kolesterol-LDL dan trigliserid, sedang jalur reverse cholesterol transport khusus mengenai metabolisme kolesterol-HDL (Adam, 2009).

a) Jalur Metabolisme Eksogen

Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolesterol. Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresikan bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen.


(22)

b) Jalur Metabolisme Endogen

Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi, trigliserid dalam VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol dalam LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol-LDL. Sebagian lagi dari kolesterol-LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SRA) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar kolesterol-LDL dalam plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL.

Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat okdidasi seperti :

1. Meningkatnya jumlah LDL kecil padat (small dense LDL) seperti pada sindrom metabolik dan diabetes melitus.

2. Kadar kolesterol-HDL, makin tinggi kadar kolesterol-HDL akan bersifat protektif terhadap oksidasi LDL.


(23)

c) Jalur Reverse Cholester Transport

HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung apolipoprotein (apo) A, C dan E, dan disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apolipoprotein AI. HDL nescent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolesterol dari makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent kolesterol (kolesterol bebas) di bagian dalam dari makrofag harus dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine triphosphate-binding cassette transporter-l (Adam, 2009).

Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas akan diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah dengan SR-BI, jalur kedua adalah kolesterol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan IDL dengan bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP). Dengan demikian fungsi HDL sebagai “penyerap” kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolesterol kembali ke hati (Adam, 2009).


(24)

C. Kolestrol

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel. Kolesterol sangat dibutuhkan bagi tubuh dan digunakan untuk membentuk membran sel, memproduksi hormon seks dan membentuk asam empedu, yang diperlukan untuk mencerna lemak. Kolesterol sangat dibutuhkan untuk memperoleh kesehataan yang optimal. Bila kadar kolesterol didalam darah terlalu tinggi akan terjadi pengendapan pada dinding pembuluh darah, dan ini dapat mengakibatkan resiko tinggi terhadap penyakit jantung. Kadar kolesterol normal dalam darah < 200 mg/dl dan apabila kadar kolesterol dalam darah sudah mencapai > 240 mg/dl dapat dikatakan kadar kolesterol tinggi (Vella, 2009).

a) Pembentukan kolesterol

Kolesterol diabsorbsi setiap hari dari saluran pencernaan, yang disebut kolesterol eksogen, suatu jumlah yang bahkan lebih besar dibentuk dalam sel tubuh disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol endogen yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel tubuh lain setidaknya membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai dengan kenyataan bahwa banyak struktur membran dari seluruh sel sebagian disusun dari zat yang berstruktur dasar inti sterol ini (Gambar 1) (Guyton dan Hall, 2007).


(25)

Gambar 2.1. Struktur Kolesterol (Guyton dan Hall, 2007)

Proses sintesis kolesterol terdiri dari lima tahapan utama (King, 2010) antara lain :

1. Merubah Asetil CoA menjadi 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA (HMG-CoA).

2. Merubah HMG-CoA menjadi mevalonate

3. Mevalonate diubah menjadi molekul dasar isoprene, isopentenyl pyrophosphate (IPP), bersamaan dengan hilangnya CO2.

4. IPP diubah menjadi squalene

5. Squalene diubah menjadi kolesterol.

b) Transpor Kolesterol

Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati dan jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk digunakan dan disimpan. Lipid plasma terdiri dari triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%), ester


(26)

kolesterol (36%) dan asam lemak bebas (4%). Lipid diangkut didalam plasma sebagai lipoprotein (Gambar 2). Empat kelompok utama lipoprotein penting yaitu : kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein). Kilomikron mengangkut lipid yang dihasilkan dari pencernaan dan penyerapan; VLDL mengangkut triasilgliserol dari hati; LDL menyalurkan kolesterol ke jaringan, dan HDL membawa kolesterol ke jaringan dan mengembalikannya ke hati untuk diekskresikan dalam proses yang dikenal sebagai transpor kolesterol terbalik (reverse cholesterol transport) (Murray et al. 2006).

Gambar 2.2


(27)

c) Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Kolesterol Plasma.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi plasma adalah: Konsumsi kolesterol yang berfungsi sebagai kontrol umpan balik instrinsik, diet tinggi lemak yang jenuh, diet lemak tidak jenuh akan menekan konsentrasi kolesterol plasma, kekurangan insulin atau hormon steroid akan meningkatkan konsentrasi kolesterol darah sedangkan kelebihan hormon steroid akan menurunkan konsentrasi kolesterol plasma (Guyton dan Hall, 2007).

d) Manfaat Khusus Kolesterol

Sejauh ini manfaat kolesterol non-membran yang paling banyak dalam tubuh adalah untuk membentuk asam kolat di dalam hati. Sebanyak 80 persen kolesterol dikonversi menjadi asam kolat. Kolesterol berkonjugasi dengan zat lain membentuk garam empedu, yang membantu pencernaan dan absorbsi lemak (Guyton dan Hall, 2007).

Sebagian kecil dari kolesterol dipakai oleh kelenjar adrenal untuk membentuk hormon adrenokortikal; ovarium, untuk membentuk progesteron dan estrogen; dan oleh testis untuk membentuk testosteron. Kelenjar-kelenjar ini juga dapat membentuk sterol sendiri dan kemudian membentuk hormon dari sterol tersebut (Guyton dan Hall, 2007).


(28)

Sejumlah besar kolesterol diendapkan dalam lapisan korneum kulit. Hal ini bersama dengan lemak lainnya, membuat kulit lebih resisten terhadap absorbsi zat yang larut dalam air dan juga kerja dari berbagai zat kimia, karena kolesterol dan lemak lain sangat tidak berdaya terhadap zat-zat seperti asam lemak dan berbagai pelarut, yang bila tidak dapat lebih mudah menembus tubuh. Juga, zat lemak ini membantu mencegah evaporasi air dari kulit; tanpa proteksi ini jumlah evaporasi (seperti terjadi pada pasien yang kehilangan kulitnya karena luka bakar) dapat mencapai 5 sampai 10 liter setiap hari sedangkan kehilangan yang biasa hanya 300 sampai 400 mililiter (Guyton dan Hall, 2007).

e) Fungsi Struktural Sellular Kolesterol dan Fosfolipid

Kolesterol dan fosfolipid bersama-sama membentuk struktural khusus di seluruh sel tubuh, terutama untuk pembentukan membran. Sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid terdapat dalam sel membran dan membran organel bagian dalam dari semua sel. Perlu juga diketahui bahwa rasio jumlah kolesterol dan fosfolipid terutama penting untuk menentukan kandungan cairan sel membrane (Guyton dan Hall, 2007).

Untuk membentuk membran, harus tersedia zat yang tidak larut dalam air. Umumnya, satu-satunya zat dalam tubuh yang tidak larut dalam air (selain zat anorganik tulang) adalah lipid dan beberapa protein. Sehingga integritas fisik sel di semua tempat dalam tubuh didasarkan


(29)

terutama pada fosfolipid, kolesterol, dan protein tidak larut tertentu. Muatan polar pada fosfolipid juga mengurangi tegangan antara permukaan antara membran dan cairan sekitarnya (Guyton dan Hall, 2007).

Fakta lain yang menunjukkan pentingnya kolesterol dan fosfolipid untuk pembentukan struktur elemen sel adalah kecepatan pergantian yang diukur dalam bulanan atau tahunan. Contohnya, fungsi kolesterol dan fosfolipid di dalam sel otakterutama berhubungan dengan sifat fisik keduanya yang tidak dapat dirusak (Guyton dan Hall, 2007).

D. Hubungan Aerobik dengan Penurunan Kadar Kolesterol

Intensitas olahraga juga berpengaruh dalam perubahan profil lipid darah. Semakin besar intensitas olahraga yang dilakukan, kemungkinan untuk menurunkan kadar kolesterol semakin besar, sehingga resiko terjadinya penyakit jantung koroner akan berkurang (Okura et al, 2003). Latihan intensitas sedang yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama menyebabkan asam lemak digunakan sebagai energi yang akan memperkecil peluang sintesis inti sterol, sehingga kolesterol tidak terbentuk secara berlebihan. Pada proses ini degradasi lemak pengaruh aktif terjadi pada latihan intensitas sedang dengan durasi latihan lebih dari satu jam secara kontinyu. Keadaan ini sebagian besar disebabkan oleh terjadinya pelepasan epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal selama aktivitas. Kedua hormon ini secara langsung mengaktifkan enzim lipase yang menyebabkan pemecahan trigliserida yang sangat cepat dan mobilisasi asam


(30)

lemak keluar dari asam lemak. Pada saat melakukan aktivitas fisik yang relatif lama terjadi peningkatan asam lemak di dalam darah yang merupakan bahan baku untuk pembentukan energi di dalam otot pada waktu melakukan aktivitas fisik. Konsentrasi asam lemak bebas dalam darah seseorang yang sedang beraktivitas dapat meningkat sampai delapan kali lipat. Kemudian asam lemak ini akan ditransfer ke dalam otot sebagai sumber energi. Melalui mekanisme inilah yang dapat meneangkan terjadinya penurunan LDL (Low Density Lipoprotein), oleh karena bahan baku utama pembentukan LDL berasal dari TG (Trigliserida) (Guyton et al, 2007).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sudibjo (2004) menyimpulkan bahwa senam aerobik yang dilakukan selama 6 minggu dengan intensitas ringan-sedang dapat menurunkan persentase kolesterol darah secara bermakna, dengan rata-rata penurunan persentase sebesar 20,46% sedangkan senam aerobik intensitas tinggi hanya 4,63%.


(31)

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group pre-test and post-test design (rancangan pra-pasca test dalam satu kelompok). Pemeriksaan dilakukan sebelum melakukan senam aerobik hari pertama dan sesudah melakukan senam aerobik hari terakhir yang dilakukan selama enam minggu di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung. Para responden diambil darahnya untuk mengetahui kadar Kolesterol Total Darah.

B. Tempat dan Waktu Penelitian a) Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung

b) Waktu Penelitian


(32)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek penelitian yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Dahlan, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota member senam aerobik di Aerobik dan Fitnes Center Sonia bandar Lampung dan jumlah sampel penelitian didapatkan dari rumus besar sampel penelitian analitis kategorik-numerik berpasangan. Teknik pengambilan sampel penelitian diambil dengan purposive sampling. Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus :

=

Keterangan :

 n = besar sampel minimal

= derivat baku normal untuk α sebesar 1,96  = derivat baku normal untuk β sebesar 0,84

= selisih minimal rerata yang dianggap bermakna

 s = simpangan baku dari selisih nilai antar kelompok (Dahlan, 2009)

Berdasarkan rumus diatas maka dapat diperoleh estimasi besar sampel sebanyak :

[ ]


(33)

berdasarkan rumus diatas, diketahui bahwa jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 32 orang sebagai responden pada penelitian ini.

Pemilihan sampel juga berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Dengan kriteria sebagai berikut :

Kriteria inklusi yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Anggota member senam aerobik di Aerobik dan Fitnes Center Sonia

Bandar Lampung

2. Bersedia ikut serta dalam penelitian ini setelah mendapatkan penerangan mengenai apa yang akan dilakukan dan menandatangani informed consent.

Sebagian responden yang memenuhi kriteria eksklusi harus dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab antara lain :

1. Sakit

2. Hambatan etis

3. Tidak sedang mengonsumsi obat tertentu

4. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian dan tidak menandatangani informed consent.

D. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel dependen: faktor yang diduga sebagai faktor yang dipengaruhi variabel independen (Notoatodjo, 2008). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kadar Kolesterol Darah.


(34)

2. Variabel Independen: variabel yang mempengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel terikat (Sugiono, 2005). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah latihan senam aerobik di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung.

E. Instrumen Penlitian dan Cara Penelitian a) Alat Penelitian

Pada penelitian ini digunakan alat-alat sebagai berikut : a. Alat tulis

b. Spuit

c. Kapas alkohol d. Tourniquet

e. Timbangan berat badan f. Microtoise

g. Spektofotometri

h. Lembar Observasi dan pemeriksaan i. Lembar Informed Consent

b) Cara Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode pre and post design. Penelitian dilakukan selama enam minggu. Selama enam minggu para peserta senam yang rutin melakukan senam aerobik sebanyak tiga kali seminggu dan tidak rutin melakukan senam aerobik sebanyak satu kali tiap minggunya. Sebelum melakukan senam aerobik hari pertama dan setelah melakukan


(35)

senam aerobik terakhir para peserta senam diambil darah kapilernya untuk mengetahui kadar Kolesterol Total Darah. Berikut adalah teknik pengukuran di lapangan serta alur penelitian :

Teknik pengukuran di lapangan dilaksanakan sebagai berikut:

a) Menjelaskan pada para peserta anggota senam aerobik mengenai maksud dan tujuan penelitian

b) Meminta persetujuan dan mengisi lembar persetujuan untuk menjadi subjek penelitian (informed consent)

c) Melakukan senam aerobik terlebih dahulu selama satu jam, lalu setelah itu biarkan beristirahat selama 15 – 30 menit

d) Menyiapkan alat – alat untuk memulai pendataan dan pengambilan sampel penelitian

e) Melakukan pencatatan data peserta anggota senam aerobik dimulai dari nama, usia, jenis kelamin, BB, TB, dan meminta para peserta untuk menandatangani formulir informed consent yang telah diisi sebelumnya

f) Melakukan pengambilan sampel darah vena para peserta anggota senam aerobik dengan menggunakan spuit, tourniket, dan kapas alkohol

g) Lalu membawa sampel darah tersebut ke laboratorium untuk diidentifikasi.


(36)

F. Alur Penelitian

Gambar 3.1. Alur Penelitian 1. Tahap Persiapan

2. Tahap Pelaksanaan

Pembuatan Proposal, Perijinan, Koordinasi

Pengisian informed Consent

Pelaksanaan Penelitian

Pengukuran Kadar Kolesterol

Pencatatan Hasil

Analisis Univariat dan Bivariat 3. Tahap Pengolahan Data


(37)

G. Definisi operasional

Untuk memudahkan pelaksanaan dan agar penelitian tidak terlalu luasnya penelitian ini maka dibuat definisi operasional sebagai berikut :

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1 Kadar

Kolestero l Darah Kadar kolesterol yang didapatkan dari hasil pemeriksaan darah yang diambil dari darah vena. Spektofoto metri Pengujian Sample Darah

mg/dl Numerik

2 Senam Aerobik

Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin yang dapat meningkatkan silkulasi darah, mengurangi kadar kolesterol Kartu Kontrol

Observasi Ordinal

Tabel 3.1.Definisi operasional masing-masing variabel.

H. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data diambil secara langsung melalui alat bantu berupa pengambilan sampel darah pada anggota member senam aerobik di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung.


(38)

I. Pengolahan dan Analisis data a) Pengolahan Data

Data yang teah diperoleh dari poses pengumpulan data akan diubah kedalam bentuk tabel-tabel, kemudian data diolah menggunakan program komputer.

Kemudian proses pengolahan data menggunakan program komputer ini terdiri dari beberapa langkah :

1. Coding, yaitu kegiatan mengklasifikasikan data dan memberikan kode untuk masing – masing kelas secara mutually exclusive sesuai dengan tujuan dikumpulkannya data.

2. Editing, pada tahapan ini dilakukan penyuntingan data sebelum proses pemasukan data. Kegiatan ini dilakukan agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam pengumpulan kuisioner. 3. Entry Data, pada tahap ini dilakukan pemasukan data ke dalam

komputer dengan menggunakan perangkat lunak komputer.

4. Cleanning, proses pemerikasaan kembali dan pengecekan ulang terhadap data yang terkumpul seperti kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, dan konsekuensi jawaban. Hal ini bertujuan agar data menjadi bersih dari kesalahan sehingga data siap untuk dianalisis.


(39)

b) Analisis Statitiska

Analisis statitiska untuk mengolah data yang akan menggunakan program komputer dimana akan dilaukan 2 macam analisa data, yaitu analisa univariat dan bivariat.

a) Analisa Univariat

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui gambaran terhadap variabel – variabel independen yang diteliti, melihat gambaran distribusi frekuensi variabel dependen dan independen yang akan diteliti meliputi mean, median, modus, dan ukuran variasi range, standar deviasi yang digambakan dalam bentuk tabel dan grafik. b) Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan anatara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan uji statististik :

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Uji normalitas data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran distribusi suatu data apakah normal atau tidak. Uji normalitas data berupa uji Kolmogorov-Smirnov digunakan apabila besar sampel >50 sedangkan uji Shapiro-Wilk digunakan apabila besar sampel ≤50 .

Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk p dan diasumsikan normal. Jika nilainya di atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi


(40)

normalitas, dan jika nilainya di bawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak normal (Dahlan, 2009).

2) Uji Korelasi

Uji Pearson merupakan uji parametrik (distribusidata normal) yang digunakan untuk mencari hubungan dua variabel atau lebih, namun bila distribusi data tidak normal dapat digunakan uji statistik non parametrik Uji spearman (Dahlan, 2009). Adapun syarat untuk uji Pearson adalah :

a. Data harus berdistribusi normal (wajib)

b. Varians data boleh sama, boleh juga tidak sama.

Pengujian analisis dilakukan menggunakan program SPSS for windows 17.0 dengan tingkat kesalahan 5%. Apabila didapatkan nilai p < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Dari koefisien korelasi yang didapatkan, dapat digunakan untuk mengukurtingkat korelasi antara kedua variabel. Penafsiran terhadap tingkat korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada tabel di bawah ini (Dahlan, 2009).


(41)

Interval Koefisien Kekuatan Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399

0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

Tabel 3.2. Kekuatan koefisien korelasi (Sumber : Dahlan, 2009)

3) Uji T berpasangan

Uji T berpasangan merupakan uji parametrik (distribusi data normal) yang digunakan untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama. Namun, bila distribusi data tidak normal dapat digunakan uji Wilcoxon sebagai alternatif ( Dahlan, 2009).


(42)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Bedasarkan hasil penlitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Persentase rata-rata penurunan kadar kolesterol total responden sebelum dan sesudah melakukan senam aerobik selama enam minggu, yang dilakukan tiga dalam seminggu di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung yaitu sebesar 5,28 mg/dl.

2. Terdapat perbedaan terhadap kadar kolesterol total sebelum dan sesudah senam aerobik di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung.

B. Saran

Pada penelitian ini peneliti memiliki beberapa saran yang disampaikan kepada peneliti lain, kepada anggota member senam aerobik dan pengelola di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung yaitu sebagai berikut:

1. Kepada peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan penelitian ini.


(43)

2. Kepada anggota member senam dapat meningkatkan intensitas senam aerobik secara rutin agar dapat menurunkan kadar kolesterol total darah dan mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.

3. Kepada pengelola agar lebih mengefektifkan pelaksanaan senam serta dapat mensosialisasikan mafaat senam aerobik terhadap penurunan kadar kolesterol darah ke sanggar lain.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, JM. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Anwar, TB. 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.

Azwar, A. 2004. Tubuh Sehat Ideal dari Segi Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Battineli, T. 2000. Physique, Fitness & Performance. England: CRC.

Cadroy, Y., Pillard, F., Sakariassen, KS., Thalamas, C., Boneu, B. dan Riviere, D. 2002. Stenuous but not Moderate Exercise Increase the Thrombotic Tendency in Healthy Sedentary Male Volunteers. http:// www.jap.physiologi.org. [21 Oktober 2013].

Cotton, RT. 2003. Aerobic Instructor Manual. American Council of Exercise.

Dahlan, MS. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Dahlan, MS. 2010. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan, deskriptif, bivariat, dan multivariat dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS. Jakarta: Sagung Seto. Dimitriou, R., Duvillard, SP., Paulweber, B., Stadlmann, M., Lemura, LM., dan Peak, K.,

dkk. 2007. Nine months aerobic fitness induced changes on blood lipids and lipoproteins in untrained subjects versus controls. Eur J Appl Physiol. 99: 291-9.

Dorlan, N. 2002. Kamus Kedokteran Dorlan Edisi 29. Jakarta: EGC.

Emma, L. 2009. Cholesterol. Lipidomics Gateway. doi:10.1038/lipidmaps.2009.3. [10 Oktober 2013].

Eric, P. 2007. A place where cholesterol is welcome: in billboards. The New York Times edition in Süddeutsche Zeitung.

George, AK., D.A. Kristi, SK. dan Zung, VU. 2004. Aerobic Exercise and Lipids and Lipoproteins in Women: A-Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials. J Womens Health. 13(10): 1148-64.


(45)

Guyton, AC., dan Hall, JE. 2007. Text Book of Medical Psysiology. Philadelphia: Elsevier Saunders.

Hastono. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Arcan.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kuantitatif dan kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Karim, F. 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. Kelley, GA., Kelley, KS., dan Franklin, B. 2006. Aerobic exercise and lipids and lipoproteins

in patiens with cardiovascular disease: a meta-analysis of randomized controlled trials. Journal of cardiopulmonary rehabilitation. 26(3): 131.

Koba, S., Tanaka, H., Maruyama, C., dan Tada, N. 2011. Physical Activity in The Japan Population Association With Blood Lipid and Effects in Reducing Cardiovascular and All-Cause Mortality. Journal of Atherosclerosis and Thrombosis 18(10): 833-45. Krishna, MM., dan Gopinath. 2011. Effect of Aerobic Exercise on Lipoprofiles of Middle

Aged. World Journal of Science and Technology. 1(2): 39-42.

Kusumaningtyas, DN. 2011. Pengaruh Senam Aerobik Intensitas Ringan Dan Sedang Terhadap Penurunan Persentase Lemak Badan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

MedlinePlus. 2012. High Blood Cholesterol Levels. http://www.nlm.nih.gov/ medlineplus/ ency/ article/ 000403.htm. [19 Oktober 2013].

Mubarak, R. 2009. Hubungan antara Kadar Kolesterol Total dengan Hipertensi pada Kelompok Olahraga Usia Produktif di Kampus 2 Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Murbawani, EA. 2005. Perbedaan Profil Lipid pada Peserta Senam Jantung Sehat. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Murray, RK. 2006. Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid. Biokimia Harper. Jakarta: EGC. Notoatmodjo S. 2008. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Okura, T., Nakata, Y., dan Tanaka, K. 2003. Effect of Exercise Intensity on Physical Fitness and Risk Factor For Cardiovascular Disease. Obesity Research. 11: 1131-9.

Peter, O., dan Kwiterovich Jr. 2003. Disorders of Lipid and Lipoprotein Metabolism 21 Edition. Rudolph’s.


(46)

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ketiga. Jakarta: Sagung Seto.

Setiati, S., Harimurti, K., dan Govinda, AR. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi Ketiga. Jakarta: Sagung Seto.

Sherwood, L. 2006. Textbook of Human Physiology Edisi 2. Jakarta: EGC.

Sudibjo, P., Prakosa, D., dan Soebijanto. 2004. Pengaruh Senam Aerobik Intensitas Sedang dan Intensitas Tinggi Tehadap Persentase Lemak Badan dan Lean Body Weight. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumosardjuno, S. 2000. Pengetahuan Praktis Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Thompson, PD., dan Rader, D. 2001. Does Exercise Increase HDL Cholesterol in Those Who need It The Most. Arterioscler Thromb Vasc Biol. 21(7): 1097-8.

Wojewodzki, SZ., Robert AS., Elzbieta, K. 2010. Effects of other agents on FXIII. University of Barcelona Faculty of Medicine.

WHO. 2008. The Top Ten Cause of Death 2004. http/www.who/whr.int.

Zhu, S., Wang, Z, Heshka, S., Heo, M., Faith, MS., dan Heymsfield, SB. 2002. Waist Circumference & obesity associated risk factor among white. 3rd National Health & Nutrition Examination Surey; Clinical Action Threshold. Am J Clin Nutr. 76(4): 743-9.


(1)

32

Interval Koefisien Kekuatan Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399

0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

Tabel 3.2. Kekuatan koefisien korelasi (Sumber : Dahlan, 2009)

3) Uji T berpasangan

Uji T berpasangan merupakan uji parametrik (distribusi data normal) yang digunakan untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama. Namun, bila distribusi data tidak normal dapat digunakan uji Wilcoxon sebagai alternatif ( Dahlan, 2009).


(2)

45

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Bedasarkan hasil penlitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Persentase rata-rata penurunan kadar kolesterol total responden sebelum dan sesudah melakukan senam aerobik selama enam minggu, yang dilakukan tiga dalam seminggu di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung yaitu sebesar 5,28 mg/dl.

2. Terdapat perbedaan terhadap kadar kolesterol total sebelum dan sesudah senam aerobik di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung.

B. Saran

Pada penelitian ini peneliti memiliki beberapa saran yang disampaikan kepada peneliti lain, kepada anggota member senam aerobik dan pengelola di Aerobik dan Fitnes Center Sonia Bandar Lampung yaitu sebagai berikut:

1. Kepada peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan penelitian ini.


(3)

46

2. Kepada anggota member senam dapat meningkatkan intensitas senam aerobik secara rutin agar dapat menurunkan kadar kolesterol total darah dan mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.

3. Kepada pengelola agar lebih mengefektifkan pelaksanaan senam serta dapat mensosialisasikan mafaat senam aerobik terhadap penurunan kadar kolesterol darah ke sanggar lain.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, JM. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Anwar, TB. 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.

Azwar, A. 2004. Tubuh Sehat Ideal dari Segi Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Battineli, T. 2000. Physique, Fitness & Performance. England: CRC.

Cadroy, Y., Pillard, F., Sakariassen, KS., Thalamas, C., Boneu, B. dan Riviere, D. 2002. Stenuous but not Moderate Exercise Increase the Thrombotic Tendency in Healthy Sedentary Male Volunteers. http:// www.jap.physiologi.org. [21 Oktober 2013].

Cotton, RT. 2003. Aerobic Instructor Manual. American Council of Exercise.

Dahlan, MS. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Dahlan, MS. 2010. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan, deskriptif, bivariat, dan multivariat dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS. Jakarta: Sagung Seto. Dimitriou, R., Duvillard, SP., Paulweber, B., Stadlmann, M., Lemura, LM., dan Peak, K.,

dkk. 2007. Nine months aerobic fitness induced changes on blood lipids and lipoproteins in untrained subjects versus controls. Eur J Appl Physiol. 99: 291-9.

Dorlan, N. 2002. Kamus Kedokteran Dorlan Edisi 29. Jakarta: EGC.

Emma, L. 2009. Cholesterol. Lipidomics Gateway. doi:10.1038/lipidmaps.2009.3. [10 Oktober 2013].

Eric, P. 2007. A place where cholesterol is welcome: in billboards. The New York Times edition in Süddeutsche Zeitung.

George, AK., D.A. Kristi, SK. dan Zung, VU. 2004. Aerobic Exercise and Lipids and Lipoproteins in Women: A-Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials. J Womens Health. 13(10): 1148-64.


(5)

Grandjean, PW., Crouse, SF. dan Rohack, JJ. 2000. Influence of cholesterol on blood lipid and lipoprotein enzym responses to aerobic exercise. J Appl Physial.89:472-480.

Guyton, AC., dan Hall, JE. 2007. Text Book of Medical Psysiology. Philadelphia: Elsevier Saunders.

Hastono. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Arcan.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kuantitatif dan kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Karim, F. 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. Kelley, GA., Kelley, KS., dan Franklin, B. 2006. Aerobic exercise and lipids and lipoproteins

in patiens with cardiovascular disease: a meta-analysis of randomized controlled trials. Journal of cardiopulmonary rehabilitation. 26(3): 131.

Koba, S., Tanaka, H., Maruyama, C., dan Tada, N. 2011. Physical Activity in The Japan Population Association With Blood Lipid and Effects in Reducing Cardiovascular and All-Cause Mortality. Journal of Atherosclerosis and Thrombosis 18(10): 833-45. Krishna, MM., dan Gopinath. 2011. Effect of Aerobic Exercise on Lipoprofiles of Middle

Aged. World Journal of Science and Technology. 1(2): 39-42.

Kusumaningtyas, DN. 2011. Pengaruh Senam Aerobik Intensitas Ringan Dan Sedang Terhadap Penurunan Persentase Lemak Badan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

MedlinePlus. 2012. High Blood Cholesterol Levels. http://www.nlm.nih.gov/ medlineplus/ ency/ article/ 000403.htm. [19 Oktober 2013].

Mubarak, R. 2009. Hubungan antara Kadar Kolesterol Total dengan Hipertensi pada Kelompok Olahraga Usia Produktif di Kampus 2 Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Murbawani, EA. 2005. Perbedaan Profil Lipid pada Peserta Senam Jantung Sehat. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Murray, RK. 2006. Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid. Biokimia Harper. Jakarta: EGC. Notoatmodjo S. 2008. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Okura, T., Nakata, Y., dan Tanaka, K. 2003. Effect of Exercise Intensity on Physical Fitness and Risk Factor For Cardiovascular Disease. Obesity Research. 11: 1131-9.

Peter, O., dan Kwiterovich Jr. 2003. Disorders of Lipid and Lipoprotein Metabolism 21 Edition. Rudolph’s.


(6)

Sadoso, S. 2009. Aktif Bergerak Kurangi Risiko Jantung Koroner. http//www.depkes.go.id/popus/articleswindow.php?id=152&pin.kompas.corm/data/pho to/2008/06/11/170216. [23 Oktober 2013].

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ketiga. Jakarta: Sagung Seto.

Setiati, S., Harimurti, K., dan Govinda, AR. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi Ketiga. Jakarta: Sagung Seto.

Sherwood, L. 2006. Textbook of Human Physiology Edisi 2. Jakarta: EGC.

Sudibjo, P., Prakosa, D., dan Soebijanto. 2004. Pengaruh Senam Aerobik Intensitas Sedang dan Intensitas Tinggi Tehadap Persentase Lemak Badan dan Lean Body Weight. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumosardjuno, S. 2000. Pengetahuan Praktis Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Thompson, PD., dan Rader, D. 2001. Does Exercise Increase HDL Cholesterol in Those Who need It The Most. Arterioscler Thromb Vasc Biol. 21(7): 1097-8.

Wojewodzki, SZ., Robert AS., Elzbieta, K. 2010. Effects of other agents on FXIII. University of Barcelona Faculty of Medicine.

WHO. 2008. The Top Ten Cause of Death 2004. http/www.who/whr.int.

Zhu, S., Wang, Z, Heshka, S., Heo, M., Faith, MS., dan Heymsfield, SB. 2002. Waist Circumference & obesity associated risk factor among white. 3rd National Health & Nutrition Examination Surey; Clinical Action Threshold. Am J Clin Nutr. 76(4): 743-9.


Dokumen yang terkait

Uji Penurunan Kadar Kolesterol Darah Marmot Jantan (Cavia porcelus) dari Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazoma ulmifolia Lamk)

2 72 82

PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA PESERTA SENAM AEROBIK DI PUSAT KEBUGARAN SONIA BANDAR LAMPUNG

0 16 47

PERUBAHAN KADAR HDL DAN LDL SEBAGAI RESPON TERHADAP SENAM AEROBIK DI SONIA AEROBIC AND FITNESS CENTER BANDAR LAMPUNG

0 21 34

PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA PASIEN KLINIK HARAPAN BUNDA MEDAN TAHUN 2016.

0 2 18

HUBUNGAN FREKUENSI SENAM AEROBIK DAN ASUPAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH WANITA USIA SUBUR DI Hubungan Frekuensi Senam Aerobik Dan Asupan Kolesterol Terhadap Kadar Kolesterol Darah Wanita Usia Subur Di Pusat Kebugaran Syariah Agung Fitnes M

0 8 17

HUBUNGAN FREKUENSI SENAM AEROBIK DAN ASUPAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH WANITA USIA SUBUR DI PUSAT Hubungan Frekuensi Senam Aerobik Dan Asupan Kolesterol Terhadap Kadar Kolesterol Darah Wanita Usia Subur Di Pusat Kebugaran Syariah Agung Fi

0 5 14

PUBLIKASI ILMIAH Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Lanjut Usia Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Lanjut Usia.

0 2 11

PENGARUH SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Lanjut Usia.

0 3 17

PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA PESERTA SANGGAR SENAM “ONO AEROBIC” DI SALATIGA.

0 3 11

PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA PESERTA PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA PESERTA SANGGAR SENAM “ONO AEROBIC” DI SALATIGA.

0 3 14