22 masukan bagi pihak manajemen untuk meningkatkan pengendalian aplikasi pada
sistem informasi keuangan dan akuntansi UKSW.
II. TELAAH TEORITIS
2.1. Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi merupakan proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah
dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, memungkinkan tujuan organisasi untuk dicapai secara efektif, dan menggunakan
sumber daya yang efisien Weber, 1999:10. Audit sistem informasi sendiri merupakan gabungan dari beberapa ilmu, antara lain tradisional audit,
manajemen sistem informasi, sistem informasi akuntansi, ilmu komputer dan ilmu prilaku Weber, 1999:18. Menurut Weber 1999:11-13 terdapat empat tujuan
audit sistem informasi yaitu meningkatkan keamanan aset-aset perusahaan, meningkatkan integritas data, meningkatkan efektifitas sistem, meningkatkan
efisiensi sistem.
2.2. Perlunya Kontrol dan Audit Sistem Informasi
Menurut Weber 1999 : 5-10, faktor yang mendorong pentingnya kontrol dan audit sistem informasi adalah :
1. Biaya perusahaan yang timbul karena kehilangan data
Organizational costs of data loss
. 2.
Biaya yang timbul karena kesalahan dalam pengambilan keputusan
Cost of incorrect decision making
.
23 3.
Biaya yang timbul karena penyalahgunaan komputer
Cost of computer abuse
. 4.
Nilai dari
hardware
,
software
dan
personel Value of hardware,
software, personel
. 5.
Biaya yang besar akibat kerusakan komputer
High cost of computer error
. 6.
Menjaga kerahasiaan
Maintenance of privacy.
7. Meningkatkan pengendalian evolusi penggunaan penggunaan
komputer
Controlled evolution of computer abuse.
2.3. Tahapan Audit Sistem Informasi
Menurut Hall 2011 : 10-11 terdapat tiga fasetahapan dalam audit sistem informasi diantara lain seperti dalam gambar 2.1:
1. Perencanaan audit
audit planning phase
Sebelum auditor dapat menentukan pengujian yang harus dilakukan, auditor harus memperoleh pemahaman menyeluruh terhadap bisnis
klien. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang cukup tentang perusahaan untuk merencanakan tahap audit selanjutnya. Pada
tahap ini, auditor harus memahami kebijakan, praktek dan struktur perusahaan. Selanjutnya, auditor harus memahami pengendalian umum
dan pengendalian aplikasi yang ada dalam perusahaan. Selama proses ini berlangsung auditor harus mengidentifikasi ancaman yang paling
penting dan pengedalian untuk mengurangi ancaman tersebut.
24 2.
Pengujian pengendalian
test of controls phase
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan apakah pengendalian internal sudah memadai dan dijalankan dengan baik. Untuk mencapai
hal ini, auditor melakukan berbagai tes kontrol. Bukti pengumpulan- teknik yang digunakan dalam tahap ini mencakup teknik manual dan
teknik komputer khusus audit. Pada akhir dari tahap pengujian pengendalian, auditor harus menilai kualitas dari pengendalian internal
dengan menetapkan tingkat risiko kontrol. Tingkat kepercayaan auditor terhadap pengendalian internal menentukan pengujian
substantif yang akan dilakukan. 3.
Pengujian substabtive
substantive testing phase
Tahap ini menekankan pada data keuangan, yang melibatkan pemeriksaan terhadap saldo
account
atau transaksi tertentu. Auditor harus mengevaluasi kelemahan dari kebijakan dan prosedur yang ada
untuk menentukan dampaknya terhadap perusahaan kemudian melaporkan hasil tersebut.
Gambar 2.1. Tahapan audit sistem informasi
25
2.4. Metode Audit