25
2.4. Metode Audit
Menurut Gondodiyoto 2007 :451-459 pendekatan yang dapat dipakai dalam melakukan audit sistem informasi ada 3 tiga antara lain :
1
Auditing around the computer
Untuk menerapkan metode ini, auditor pertama kali harus menelusuri dan menguji pengendalian masukan, kemudian menghitung hasil yang
diperkirakan dari proses transaksi lalu auditor membandingkan hasil sesungguhnya dengan hasil yang dihitung secara manual.
2
Auditing through the computer
Pada metode ini, auditor tidak hanya melakukan pengujian pada
input
dan
output
melainkan juga pemeriksaan secara langsung terhadap pemrosesan komputer melalui pemeriksaan logika dan akurasi program
meliputi koding program, desain aplikasi, serta hal lain yang berkaitan dengan program aplikasinya.
3
Auditing with computer
Pada metode ini audit dilakukan dengan menggunakan komputer dan
software
untuk mengotomatisasi prosedur pelaksanaan audit. Metode ini sangat bermanfaat dalam pengujian subtantif atas
file
dan
record
perusahaan. Salah satu
software
audit yang dapat digunakan adalah GAS
Generalized Audit Software
dan SAS
Specialized Audit Software
.
26
2.5. Program Audit
Menurut Moeller 2010:127 program audit merupakan prosedur yang menjelaskan langkah-langkah dan serangkaian tes yang akan dilakukan oleh
seorang auditor TI pada saat meninjau sebuah fasilitas operasional TI, mengevaluasi aplikasi, atau melakukan beberapa proses audit lainnya. Bentuk
program audit sangat beragam tergantung pada kondisi audit, praktik, serta kebijakan kantor akuntan tersebut Boynton et all,2003:246.
2.6. Pengendalian Internal
Menurut
Committee of Sponsoring Organizations
COSO yang dikutip oleh Champlain 2003:216 dalam bukunya yang berjudul
Auditing Information System
, pengendalian internal didefinisikan sebagai :
“
A
process, affected by an entity’s board of directors, management and
other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in 1 the effectiveness and efficiency of operations, 2
the reability of financial reporting, and 3 the compliance of applicable laws anf
regulations.” Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat lima komponen pokok sistem
pengendalian internal yang dapat diterapkan secara efektif, yang mencakup lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi
komunikasi, serta pengawasan. Didalam pengendalian internal menurut COSO terdapat dua aktivitas
pengendalian yang ditunjukan untuk mendorong kehandalan proses informasi yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi Hall, 2011:21.
27
2.6.1. Pengendalian Umum
Menurut Gondodiyoto 2007 : 301 pengendalian umum adalah sistem pengendalian internal komputer yang berlaku umum meliputi seluruh kegiatan
komputerisasi sebuah organisasi secara menyeluruh. Ruang-lingkup yang termasuk dalam pengendalian umum adalah sebagai berikut Gondodiyoto, 2007 :
301 : 1.
Pengendalian top manajemen
top management controls
, dalam lingkup ini termasuk pengendalian manajemen sistem informasi
information system management controls
. 2.
Pengendalian manajemen pengembangan sistem
system development management controls
, termasuk manajemen program
programing management controls
. 3.
Pengendalian manajemen sumber data
data resource management controls
. 4.
Pengendalian manajemen operasi
operation management controls
. 5.
Pengendalian manajemen keamanan
security administration management controls
. 6.
Pengendalian manajemen jaminan kualitas
quality assurance
management controls
. 2.6.2.
Pengendalian Aplikasi
Pengendalian khusus atau pengendalian aplikasi ialah kontrol internal komputer yang berlaku khusus untuk aplikasi komputerisasi tertentu pada suatu
28 organisasi Gondodiyoto, 2007:371. Pengendalian aplikasi terdiri dari 6 enam
pengendalian yaitu:
2.6.2.1. Pengendalian Batasan
Boundary Control
Pengendalian batasan merupakan jenis pengendalian yang didesain untuk mengenal identitas dan otentik tidaknya
user
sistem dan untuk menjaga agar sumberdaya sistem informasi digunakan oleh
user
dengan cara yang ditetapkan. Yang dimaksud dengan batasan
boundary
adalah
interface
antara para pengguna
users
dengan sistem berbasis teknologi informasi Gondodiyoto, 2007: 374. Terdapat beberapa kontrol yang diimplementasikan dalam pengendalian batasan
yaitu
chryptograpic contol
,
acces control
,
audit trail
, dan
existance control
. 2.6.2.2.
Pengendalian Masukan
Input
Input merupakan salah satu tahap dalam sistem komputerisasi yang paling penting dan mengandung resiko. Pengendalian masukan
input control
dirancang dengan tujuan untuk mendapat keyakinan bahwa data transaksi input adalah
valid
, lengkap, serta bebas dari kesalahan dan penyalahgunaan Gondodiyoto, 2007: 377.
2.6.2.3. Pengendalian Proses
Pengendalian proses
processing controls
ialah pengendalian internal untuk mendeteksi jangan sampai data menjadi
error
karena adanya kesalahan proses. Tujuan pengendalian pengolahan adalah untuk mencegah agar tidak terjadi
kesalahan-kesalahan selama proses pengolahan data Gondodiyoto, 2007: 401.
29
2.6.2.4. Pengendalian Keluaran
Output
Menurut Gondodiyoto 2007:401 pengendalian keluaran merupakan pengendalian yang dilakukan untuk menjaga
output
sistem agar akurat lengkap dan digunakan sebagaimana mestinya. Pengendalian keluaran
output controls
ini didesain agar
output
informasi disajikan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan didistribusikan kepada orang-orang yang berhak secara cepat waktu dan tepat
waktu. Jenis-jenis pengendalian keluaran meliputi pengendalian rekonsiliasi keluaran, penelaahan dan pengujian hasil pengolahan, pengendalian distribusi
keluaran dan pengendalian terhadap catatan
record retention.
2.6.2.5. Pengendalian Database
Pengendalian database merupakan jenis pengendalian intern yang didesain untuk menjaga akses ke dalam database dan menjaga integritas dari data
tersebut.
2.6.2.6. Pengendalian Komunikasi Aplikasi
Pengendalian komunikasi aplikasi merupakan jenis pengendalian
intern
yang didesain untuk menangani kesalahan selama proses trasmisi data dan untuk menjaga keamanan dari data selama pengiriman informasi tersebut Gondodiyoto,
2007:429. 2.7.
Instrumen Pemeriksaan Menurut Gondodiyoto 2007 : 596 terdapat berbagai teknik pemeriksaan
yang bisa diterapkan dalam melaksanakan audit. Teknik-teknik tersebut antara lain ialah observasi, wawancara atau tanya jawab, kuesioner, konfirmasi, inspeksi,
analisis, perbandingan, pemeriksaan bukti-bukti tertulis atau studi dokumentasi,
30 rekonsiliasi, trasir, perhitungan ulang dan
scanning
. Dalam audit sistem informasi juga dapat dilakukan teknik-teknik audit dengan metoda
code reivew
,
test data
,
code comparison
, dengan dukungan
audit software
, dilakukan
perfomance management tools
lainnya dan
monitor information system usage
. 2.8.
Temuan Audit Menurut Gondodiyoto 2007 : 663-664 temuan audit dibagi menjadi dua
yaitu temuan negatif dan temuan positif. Temuan negatif adalah temuan berdasarkan bahan bukti audit bahwa ternyata terdapat ketidaktaatan terhadap
ketentuan peraturan, pengeluaran uang tidak sepatutnya, ketidakhematan, ketidakefisienan
dan ketidakefektifan
yang dapat
berakibat adanya
kemungkinanresikodampak yang merugikan perusahaan. Sedangkan temuan positif adalah temuan berdasarkan bahan bukti audit bahwa ternyata terdapat hal-
hal yang bersifat positif dan perlu dikemukakan sebagai penghargaan atau apresiasi terhadap auditan, berikan pujian dan tonjolkan kelebihan-kelebihan
untuk hal-hal yang pantas dikemukakan.
2.9. Teknik Penaksiran Resiko
Menurut Gondodiyoto 2007 : 489 ada beberapa metode untuk
melakukan penilaian resiko, yaitu : 1.
Pendekatan penaksiran dengan sistem
scoring.
Pendekatan ini digunakan dengan mengutamakan audit berdasarkan pada evaluasi faktor-faktor resiko.
31 2.
Penilaian resiko secara
judgemental.
Yaitu keputusan dibuat berdasarkan pengetahuan bisnis, intruksi manajemen eksekutif, sejarah lingkungan, tujuan bisnis dan faktor-faktor
lingkungan. 3.
Teknik kombinasi.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode dan Teknik Pengumpulan Data