normal. Oleh karena itu, maka peneliti menggunakan uji alternatif yaitu uji Rank Spearman.
4.1.4.2 Hubungan Dukungan
keluarga dengan
Frekuensi kekambuhan klien Skizofrenia
Setelah seluruh data-data terkumpul, kemudian peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan korelasi
Spearman dengan bantuan program komputer program SPSS 16 Statistical Program for Social Science 16. Dari hasil
pengolahan data secara statistik diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.9 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Frekuensi Kekambuhan Klien Skizofrenia
Dukuangan Keluarga
Frekuensi Kekambuhan
Dukungan keluarga
Correlation Coefficient
1.000 .385
Sig. 2- tailed
. .001
N 78
78 Frekuensi
Kekambuhan Correlation
Coefficient .385
1.000 Sig. 2-
tailed .000
. N
78 78
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai signifikansi p 0,01 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang
bermakna antara dukungan keluarga terhadap frekuensi kekambuhan klien skizofrenia di RSJD dr. Amino Gondohutomo.
Nilai koefesien korelasi ρ 0,385 yang berarti terdapat derajat hubungan yang lemah antara dukungan keluarga terhadap
frekuensi kekambuhan klien skizofrenia di RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang.
Pada tabel 4.9 dapat dilihat juga bahwa koefisien korelasi antara dukungan keluarga dengan frekuensi kekambuhan klien
skizofrenia yaitu p = 0,01 pada penilaian 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa Hipotesis H
1
diterima yaitu ada hubungan dukungan keluarga terhadap frekuensi kekambuhan
klien skizofrenia di RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang.
Tabel 4.10 Hubungan Dukungan Keluarga komponen Emosional frekuensi kekambuhan klien skizofrenia
Dukuangan Keluarga
Frekuensi Kekambuhan
Dukungan keluarga
Correlation Coefficient
1.000 .301
Sig. 2-tailed .
.007 N
78 78
Frekuensi Kekambuhan
Correlation Coefficient
.301 1.000
Sig. 2-tailed .007
. N
78 78
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan nilai signifikansi p 0,007p0,05
dan koefesien korelasi ρ dengan nilai 0,301 yang berarti terdapat hubungan antara dukungan keluarga komponen
emosional dengan frekuensi kekambuhan klien skizofrenia di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
Tabel 4.11 Hubungan Dukungan Keluarga komponen Informasi frekuensi kekambuhan klien skizofrenia
Dukuangan Frekuensi
Keluarga Kekambuhan
Dukungan keluarga
Correlation Coefficient
1.000 .453
Sig. 2-tailed .
.001 N
78 78
Frekuensi Kekambuhan
Correlation Coefficient
.453 1.000
Sig. 2-tailed .000
. N
78 78
Berdasarkan tabel
4.11menunjukkan bahwa
nilai signifikansi p 0,01 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang
bermakna antara
dukungan keluarga
komponen informasidengan frekuensi kekambuhan klien skizofrenia di
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
Tabel 4.12 Hubungan Dukungan Keluarga komponen Instrumental dengan frekuensi kekambuhan klien
skizofrenia
Dukuangan Keluarga
Frekuensi Kekambuhan
Dukungan keluarga
Correlation Coefficient
1.000 .279
Sig. 2-tailed .
.013 N
78 78
Frekuensi Kekambuhan
Correlation Coefficient
.279 1.000
Sig. 2-tailed .013
. N
78 78
Berdasarkan tabel
4.11menunjukkan bahwa
nilai signifikansi p 0,013 0,05 yang berarti terdapat hubungan
yang bermakna
antara dukungan
keluarga komponen
instrumentaldengan frekuensi kekambuhan klien skizofrenia di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
Tabel 4.13 Hubungan Dukungan Keluarga komponen penghargaan dengan frekuensi kekambuhan klien
skizofrenia
Dukuangan Keluarga
Frekuensi Kekambuhan
Dukungan keluarga
Correlation Coefficient
1.000 .351
Sig. 2-tailed .
.002 N
78 78
Frekuensi Kekambuhan
Correlation Coefficient
.351 1.000
Sig. 2-tailed .002
. N
78 78
Berdasarkan tabel
4.12menunjukkan bahwa
nilai signifikansi p 0,02 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang
bermakna antara dukungan keluarga komponen penghargaan di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Data demografi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kliean gangguan jiwa skizofrenia yang mengalami kekambuhan di RSJ Dr.
Aminogondohutomo Semarang berusia antara 20-34 tahun sebanyak 47 riset partisipan 60,3, dengan frekuensi 78 riset
partisipan berada pada rentang usia dewasa muda. Sedangkan pada usia dewasa tengah pada rentang usia 35-65 tahun
terdapat sebanyak 22 riset partisipan 22,8, riset partisipan dengan usia dewasa lanjut terdapat 1 riset partisipan 1,3.