Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum
BAB II LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT
A. TEORI KEDAULATAN RAKYAT
Kata kedaulatan berasal dari kata sovereignty bahasa Inggris, souverainete bahasa Prancis, sovranus bahasa Italia. Kata-kata asing tersebut diturunkan dari
kata Latin superanus yang berarti “yang tertinggi” supreme.
1
Jean Bodin orang yang pertama memberi bentuk ilmiah pada teori kedaulatan, souvereiniteit. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dan
negara. sifat-sifat kedaulatan itu, tunggal, asli, abadi, dan tidak terbagi.
2
Jeremy Bentham menjelaskan bahwa kedaulatan memiliki dua ciri, yaitu, 1 kedaulatan tidak
didapatkan atau diterapkan dengan menunjuk pada moralitas atau prinsip moral. Kedaulatan semata-mata berdasarkan pada kenyataan sosial, kebiasaan untuk patuh;
dan 2 dalam menganalisis kedaulatan, kuncinya ialah konsep tentang kebiasaan dan kepatuhan personal.
3
Teori-teori yang berkembang terkait kedaulatan diantaranya adalah teori kedaulatan Tuhan, teori kedaulatan raja, teori kedaulatan negara, teori kedaulatan
hukum, dan teori kedaulatan rakyat.
1
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, h. 169.
2
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010, Cet. Ke-7, h. 69.
3
Efriza, Ilmu Politik: Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, Bandung: ALFABETA, 2013, cet. Ke-3, h. 58.
Teori kedaulatan Tuhan mengatakan bahwa kekuasaan tertinggi itu yang memiliki atau ada pada Tuhan.
4
Ajaran ini menganggap Tuhan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara. dalam prakteknya kedaulatan Tuhan ini dapat pula
menjelma dalam hukum yang harus dipatuhi oleh kepala negara atau dapat pula menjelma dalam kekuasaan raja sebagai kepala negara yang mengklaim wewenang
untuk menetapkan hukum atas nama Tuhan.
5
Menurut ajaran Marsillius, raja itu adalah wakil Tuhan untuk melaksanakan kedaulatan atau memegang kedaulatan di dunia. Karena raja-raja merasa berkuasa
untuk berbuat apa saja menurut kehendaknya dengan alasan bahwa perbuatannya itu sudah menjadi kehendak Tuhan. Raja merasa tidak bertanggung jawab kepada
siapapun kecuali pada Tuhan. Bahkan raja merasa merkuasa menetapkan kepercayaan atau agama yang harus dianut oleh rakyatnya atau warga negaranya.
6
Teori kedaulatan negara menyatakan bahwa kedaulatan itu tidak ada pada Tuhan God-souvereiniteit, tetapi ada pada negara. Negaralah yang menciptakan
hukum, jadi segala sesuatu harus tunduk kepada negara. Negara di sini dianggap sebagai suatu keutuhan yang menciptakan peraturan-peraturan hukum, jadi adanya
hukum itu karena adanya negara, dan tiada satu hukumpun yang berlaku jika tidak dikehendaki negara.
7
4
Soehino, Ilmu Negara, Yogyakarta: Liberty, 1981, cet. Ke-2, h. 152.
5
Efriza, Ilmu Politik: Dari Ilmu Politik Sampai …, h. 59.
6
Ni’matul Huda, Ilmu Negara,…, h. 178.
7
Soehino, Ilmu Negara,…, h. 154.