BAB IV Berisi tentang Kedudukan Dewan Perwakilan Daerah Pasca Perubahan
Undang-Undang yang berisikan mengenai Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92PUU-X 2012, Analisis Kewenangan Legislasi
Dewan Perwakilan Daerah Pasca Berlakunya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, serta Penguatan
Dewan Perwakilan Daerah Dalam Tata Negara Indonesia.
BAB V merupakan bab Penutup, dalam bab ini akan menguraikan tentang
kesimpulan dan saran. Dalam kesimpulan akan diuraikan secara ringkas mengenai jawaban-jawaban dari pokok permasalahan yang sebagaimana
telah diuraikan pada bab pendahuluan. Kemudian saran yang berisi masukan-masukan dari penulis terkait dengan kewenangan legislasi
Dewan Perwakilan Daerah pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014. Serta saran penulis mengenai penguatan sistem bikameral di
Indonesia.
BAB II LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT
A. TEORI KEDAULATAN RAKYAT
Kata kedaulatan berasal dari kata sovereignty bahasa Inggris, souverainete bahasa Prancis, sovranus bahasa Italia. Kata-kata asing tersebut diturunkan dari
kata Latin superanus yang berarti “yang tertinggi” supreme.
1
Jean Bodin orang yang pertama memberi bentuk ilmiah pada teori kedaulatan, souvereiniteit. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dan
negara. sifat-sifat kedaulatan itu, tunggal, asli, abadi, dan tidak terbagi.
2
Jeremy Bentham menjelaskan bahwa kedaulatan memiliki dua ciri, yaitu, 1 kedaulatan tidak
didapatkan atau diterapkan dengan menunjuk pada moralitas atau prinsip moral. Kedaulatan semata-mata berdasarkan pada kenyataan sosial, kebiasaan untuk patuh;
dan 2 dalam menganalisis kedaulatan, kuncinya ialah konsep tentang kebiasaan dan kepatuhan personal.
3
Teori-teori yang berkembang terkait kedaulatan diantaranya adalah teori kedaulatan Tuhan, teori kedaulatan raja, teori kedaulatan negara, teori kedaulatan
hukum, dan teori kedaulatan rakyat.
1
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, h. 169.
2
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010, Cet. Ke-7, h. 69.
3
Efriza, Ilmu Politik: Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, Bandung: ALFABETA, 2013, cet. Ke-3, h. 58.