Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Hukum Resposnsif Hukum Progresif

1.2 Rumusan Masalah

a Apa saja tugas penyidik dalam menangani kasus tindak pidana? b Apa saja tugas jaksa penuntut umum dalam menangani kasus tindak pidana? c Apa masalah yang dihadapi oleh penyidik dalam hubungannya dengan JPU? d Bagaimana solusi untuk mengatasinya?

1.3 Tujuan Penulisan

a Untuk mengetahui apa saja yang menjadi tugas penyidik dan JPU dalam tugasnya menangani kasus tindak pidana. b Untuk mengetahui letak permasalahan antara penyidik dan JPU, sehingga dapat dicari solusiya. 2 BAB II TEORI

2.1 Hukum Resposnsif

Hukum responsive adalah model atau teori yang digagas Nonetselznick di tengah kritik pedas neo-Marxis terhadap liberal legalism. Seperti diketahui, legalisma libareal mengaandaikan hukum sebagai institusi mandiri dengan sistem peraturan dan prosedur yang objektif, tidak memihak dan benar-benar otonom. Ikon legalisme liberal adalah otonomi hukum. Wujud paling nyata dari otonomi daerah itu adalah rezim rule of law. Dengan karakternya yang otonom itu, diyakini bahwa hukum dapat mengendalikan represi dan menjaga integritasnya sendiri. Hukum responsive merupakan teori tentang profil hukum yang dibutuhkan dalam masa transisi. Karena harus peka terhadap situasi di sekitarnya, maka hukum responsive tidak saja dituntut menjadi siste yang terbuka, tetapi juga harus juga mengandalkan kautamaan tujuan yaitu, tujuan social yang yang ingin dicapainya serta akibat-akibat yang timbul dari bekerjana hukum itu.

2.2 Hukum Progresif

Teori hukum progresif tidak lepas dari gagasan Satjipto Rahardjo yang galau dengan cara penyelenggaraan Hukum Di Indonesia. Meski setiap kali persoalan-persoalan hukum muncul dalam nuansa transisi, namun penyelenggaraan hukum terus saja dijalankan layaknya kondisi normal. Hamper tidak ada terobosan yang cerdas mengahadapi kemelut transisi pasca orde baru. Menurut Rahardjo, pemikiran hukum perlu kembali pada filosofi dasarnya, ya itu hukum untuk manusia. Dengan filosofi tersebut, maka manusia menjadi penentu dan titik orientasi hukum. Hukum bertugas melayani manusia, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, hukum itu bukan merupakan institusi yang lepas dari kepentingan manusia. Mutu hukum ditentukan oleh kemampuaanya untuk mengabdi pada kesejahtraan manusia. Ini menyebabkan hukum progresif menganut ‘ideologi’: hukum yang pro-keadilan dan pro-rakyat.

2.3 Ilmu Aturan dalam Pohon Ilmu