Desain Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

30

3.8 Uji Instrumen Data

Uji Validitas Untuk mengetahui apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak, peneliti melakukan pengujian validitas kuesioner dengan cara mengidentifikasi secara operasional konsep yang akan diukur, melakukan uji coba kuesioner pada sejumlah responden. Sebelumnya peneliti juga sangat memperhatikan validitas kuesioner yang telah dibuat dengan cara meminta pendapat ahli. Uji Reliabilitas Untuk melihat apakah rangkaian kuesioner yang dipergunakan sudah konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Jika hasil penilaian yang diberikan oleh kuesioner konsisten memberikan jaminan bahwa kuesioner tersebut dapat dipercaya. Peneliti menggunakan pengujian reliabilitas internal consistency dengan pengujian kuder-richardson number 20. DAFTAR PUSTAKA Amin, Aru, Bambang dan Idrus. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. IPD FKUI: Jakarta. Bahar. 2001. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Tuberkulosis. Departemen Kesehatan: Jakarta. Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Raja Gravindo Persada: Jakarta. Darmajono. 2001. Karakteristik Mycobacterium tuberculosis. Medicastore. Darwis, Iswandi. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pasien Tuberculosis Paru dalam Mencari Pengobatan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2005. Skripsi. Universitas Lampung. Day, Rosmini. 2007. National TB Program. WHO: Jakarta. Degresi. 2005. Kepatuhan Minum Obat. LIPI: Jakarta. Depkes RI. 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis. Departemen Kesehatan Cetakan ke 8: Jakarta. Depkes RI, 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Tuberculosis. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. Depkes RI, 2008. TBC Masalah Kesehatan Dunia. Departemen Kesehatan: Jakarta. Deglin dan Vallerand, 2005. Pengobatan Tuberkulosis TB. http:anjangkn.wordpress.com. Diakses tanggal 11 Oktober 2011. Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. 2007. Profil Kesehatan Provinsi Lampung. Dinas Kesehatan: Lampung. Dinkes Tulang Bawang Barat. 2009. Profil Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009. Pemkab Tulang Bawang Barat: Panaragan. ✁✂ Erawatyningsih, Erni. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidak Patuhan Berobat pada Penderita Tuberculosis Paru. LIPI. Jakarta. Husada, Bakti. 2010. Pengendalian TB di Indonesia Mendekati Target MDG Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Departemen Kesehatan: Jakarta. Hutapea, Tahan P. 2006. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberculosis. Jurnal respirologi: Jakarta. Khomsah, 2007. Cara Penularan Penyakit TBC. http:www.infopenyakit.com. Diakses tanggal 28 Mei 2011. Kountur, Ronny. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Penerbit PPM: Jakarta. Lestari. 2011. Buku Panduan STOP Tuberkulosis. Puskesmas Panaragan Jaya: Lampung. Muchtar, A. 2004. Farmakologi Obat Anti Tuberkulosis OAT Sekunder. Departemen Kesehatan: Jakarta. Niven, 2002. Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis dan Kepatuhan pada Pasien Dewasa dengan Diagnosa Tuberkulosis Paru di Puskesmas Mantingan Ngawi Periode Februari - April 2002. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Solo. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka cipta: Jakarta. Nurmala. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Penanggulangan Tuberculosis TB Paru di Puskesmas Medan Helvetia Tahun 2002. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Pariyamah, 2009. Faktor-faktor Kepatuhan Minum Obat. http:yosifebrianti.wordpress.com, diakses tanggal 11 oktober 2011. Pranoto. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia: Jakarta. Rita. 2009. Kasus Baru Tuberculosis di Indonesia. WHO: Jakarta. Santoso, 2007. Efek Samping Obat. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta. Siswono, 2004. Tuberkulosis. http:id.wikipedia.orgwikiTuberkulosis, diakses 28 Mei 2011. Slamet, 2007. Kepatuhan Dalam Pengobatan. http:azenngepas.blogspot.com, diakses tanggal 11 Oktober 2011.

Dokumen yang terkait

Faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis pada pasien Tuberkulosis Paru di Puskemas Pamulang Tangerang Selatan Provinsi Banten periode Januari 2012 – Januari 2013

5 51 83

Hubungan antara Dukungan Keluarga dan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Tuberkulosis di Wilayah Ciputat Tahun 2014

4 15 121

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) TERHADAP KETERATURAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

3 16 52

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS RAWAT INAP PANJANG TAHUN 2015

18 56 67

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT ANTITUBERKULOSIS (OAT) PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI RS PARU SIDAWANGI, CIREBON, JAWA BARAT

11 58 88

Resistensi Mikobakterium Tuberkulosis Terhadap Obat Antituberkulosis Pada Penderita Meningitis Tuberkulosi Definit.

0 1 8

Hubungan antara Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kayen Kabupaten Pati.

0 0 1

TINGKAT PENGETAHUAN MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TUBERKULOSIS DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA

0 0 13

Pengaruh Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis Terhadap Kepatuhan Berobat Tuberkulosis Paru Di Bbkpm Surakarta

1 1 78

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TB PARU PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANARAGAN JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2013

1 2 5