43
l. Kronologis kejadian dan penyebab. Kolom ini berisikan proses yang sedang dilakukan pada saat kejadian, bagian
yang luka, proses sendiribersama, tingkat keseriusan luka, serta latar belakang terjadinya kecelakaan kerja.
m. Faktor selain manusia. Kolom ini berisikan mesin atau nama tempat kejadian, sistem safety atau alat pelindung, kondisi
lingkungan kerja, kondisi 5S, pakaian dan alas kaki, serta kondisi aktual lainnya.
n. Faktor manusia. Kolom ini berisikan peraturan dan emosi, pemahaman terhadap pekerjaan, kondisi badan, penyebab
melakukan tindakan berbahaya, masalah rumah tangga, dan urutan penanggung jawab terjadinya kecelakaan kerja.
o. Tgl penyelesaian tindakan perbaikan. Kolom ini berisikan tanggal dimana dilakukannya perbaikan terhadap kecelakaan
tersebut. p. Urutan tindakan perbaikan. Kolom ini berisikan tindakan
perbaikan apa saja yang telah dilakukan agar kecelakaan kerja tidak terulang kembali.
q. Penanggung jawab dan pengecekan perbaikan oleh. Kolom ini berisikan tandatangan pimpinan divisi bahwa laporan
tersebut sudah dicek.
4.2 Kendala Perusahaan dalam Menjalankan Prosedur Penanganan Kecelakaan Kerja
Tidak selamanya dalam kegiatan prosedur penanganan kecelakaan kerja di PT. Hi-Lex Indonesia berjalan sesuai dengan kondisi yang
diinginkan. Banyak kendala yang sering terjadi, diantaranya:
1. Kurangnya pengetahuan karyawan dalam menggunakan alat-alat kerja sesuai dengan SOP yang berlaku. Alat-alat kerja tersebut
44
seperti Forklift, Gerinda, Kabel Rol dan konektor, Zinc Plating, Drilling, Cutting Wheel, Press Machine, dan Tangga Lipat.
2. Kecelakaan kerja di dunia kerja kerap terjadi. Tindakan awal yang diberikan oleh rekan kerja yang melihat kejadian tersebut adalah
memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelekaan P3K. Namun, masih banyak karyawan yang kurang memahami P3K.
Kotak P3K yang tersedia di lapangan sangat minim dan obat atau perlengkapan yang tersedia pun masih kurang lengkap. Sehingga
menyulitkan karyawan untuk menolong korban.
3. Lingkungan kerja yang kurang kondusif seperti kebisingan, ventilasi udara yang tidak memadai serta temperatur suhu
ekstrem yang terdapat di lingkungan kerja mampu mengurangi fokus karyawan saat bekerja. Sehingga menimbulkan adanya
kemungkinan kecelakaan kerja.
4. Kurangnya istirahat yang cukup akibat jam kerja yang tidak normal sehingga menimbulkan pengaruh kesehatan terhadap
tenaga kerja serta memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja. 5. Kurangnya Alat Pelindung Diri APD yang tersedia di lapangan
dan pengetahuan karyawan dalam menggunakan APD. APD itu sendiri seperti safety helmet dengan tali dagu; kacamata safety
dan pelindung wajah; ear plug dan ear muffler; masker wajah; sarung tangan; safety boots, safety shoes dan sepatu anti
elektrik; safety belt dan safety body harness.
6. Pentingnya komunikasi dalam dunia kerja sehingga apabila terjadi kecelakaan kerja dapat ditangani dengan cepat. Menghubungi
45
pihak Personalia terkadang mengalami kesulitan karena nomor extension Personalia sibuk. Hal itu dapat memperlambat proses
penanganan korban.
7. Rekonstruksi kecelakaan sering mengalamai kendala karena hanya korban yang tahu persis apa yang terjadi dan mengapa
dapat terjadi kecelakaan kerja kronologis. 8. Dalam proses evakuasi korban ke Klinik, kendaraan perusahaan
dibutuhkan secepatnya agar korban dapat segera ditangani oleh pihak medis.
Namun, minimnya kendaraan
perusahaan menghambat proses evakuasi tersebut.
9. Apabila hasil pemeriksaan dokter atau pihak medis yang menyatakan bahwa korban harus dirawat inap, maka kendala
yang kerap dihadapinya yaitu ketidaksesuaian Kelas rawat inap yang diinginkan oleh korbankeluarga korban dengan Kelas rawat
inap yang telah ditentukan oleh perusahaan berdasarkan masa kerja korban. Hal tersebut juga dapat mengakibatkan pihak medis
mengalami kesulitan dalam mengambil tindakan lebih lanjut. 10. Pada proses pengiriman surat jaminan pengobatan untuk korban
ke Rumah Sakit melalui fax, sering mengalami kesulitan karena kurangnya mesin fax serta mesin fax yang sudah berumur lama di
perusahaan tersebut, sehingga harus mengantri dengan karyawan yang lain. Terganggunya jaringan internet pada
komputer juga dapat menghambat proses pengiriman surat jaminan pengobatan melalui email.
Tidak hanya itu saja yang menjadi kendala saat proses pengiriman surat jaminan pengobatan, kurangnya informasi
seperti nomor fax Rumah Sakit yang akan dituju juga
46
memperlambat proses pengiriman. Padahal surat jaminan pengobatan harus segera dikirimkan agar pihak medis dapat
mengambil tindakan.
11. Kesulitan atasan lapangan korban dalam membuat laporan kecelakaan kerja disebabkan karena minimnya informasi
terhadap kecelakaan kerja yang terjadi kronologis kecelakaan sehingga membuat laporan kecelakaan kerja terlambat untuk
diserahkan ke Personalia. Dengan terlambatnya laporan kecelakaan kerja tersebut sekaligus mampu menghambat proses
tindakan yang akan diambil untuk perbaikan.
4.3 Solusi terhadap Pemecahan MasalahKendala