A. Perilaku Mandiri
PERILAKU MANDIRI Seringkali orangtua tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika anak enggan berangkat ke sekolah,
bahkan kadang menjadi pembolos. Hal itu seringkali disebabkan si anak tidak mampu mengungkapkan perasaannya secara terus terang mengenai masalah yang dihadapi. Apalagi bila terjadi pada usia SMP, tanpa
alasan jelas tiba-tiba dia lebih tertarik ke tempat lain mall, warnet, warung kopi dsb. Lalu apa yang harus dilakukan oleh orang tua untuk menghadapi kondisi anak membolos tanpa alasan? Ada banyak hal yang
harus diperhatikan oleh orangtua dalam mencari penyebab hal itu bisa terjadi, misalnya dengan bekerja sama dengan pendidik untuk mengetahui lebih lanjut tentang permasalahan anak.
Salah satu penyebab anak enggan ke sekolah adalah masalah kemandirian. Ketidak mampuan untuk menyesuaikan diri dengan
pelajaran, dengan tugas-tugas sekolah, dengan teman-teman, atau dengan guru bisa jadi sebagai penyebab utamanya. Anak memililih ke tempat lain mall, warnet, atau warkop dll karena ditempat seperti itu dia
merasa lebih bebas dan nyaman, bisa melakukan segala sesuatu sesuai kemauannya.
Definisi mandiri untuk remaja dan orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain. Kemandirian anak, kemampuannya disesuaikan
dengan tugas perkembangan, apabila seorang anak telah mampu melakukan tugas perkembangan, ia telah
memenuhi syarat kemandirian. Untuk itu membentuk kemandirian, perlu dikembangkan sejak anak usia
dini. Peran orangtua atau lingkungan terhadap tumbuhnya kemandirian pada anak sejak usia dini merupakan suatu hal yang penting, mengingat kemandirian pada anak tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Anak perlu
dukungan, seperti sikap positif dari orangtua dan latihan-latihan ketrampilan menuju kemandiriannya.
Dalam menanamkan kemandirian pada anak, hindarilah perintah dan ultimatum Karena dapat membuat anak selalu merasa berada di bawah orangtua dan tidak mempunyai otoritas pribadi. Menanamkan disiplin
dan rasa hormat tetap dilatih tanpa harus bersikap galak pada anak. Mengarahkan, mengajar serta berdiskusi dengan anak akan lebih efektif daripada memerintah, apalagi bila perintah tidak didasari dengan alasan yang
jelas. Lama kelamaan anak akan bergantung pada perintah atau larangan dalam melakukan segala sesuatu, yang akhirnya anak tidak berani ambil keputusan sendiri, karena kurangnya kepercayaan diri. Orangtua harus
bersikap positif pada anak, seperti: memuji, memberi semangat sebagai bentuk dukungan terhadap usaha mandiri yang dilakukan anak. Adanya penghargaan atas usaha anak untuk menjadi pribadi mandiri, terlepas
dari apakah pada saat itu ia berhasil atau tidak. Dengan tumbuhnya perasaan berharga, anak akan memiliki kepercayaan diri yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran selanjutnya.
Selain itu, untuk menjadi pribadi mandiri, seorang anak perlu mendapat kesempatan berlatih secara konsisten mengerjakan sesuatu sendiri atau membiasakannya melakukan sendiri tugas-tugas yang sesuai
dengan tahapan usianya. Orangtua atau lingkungan tidak perlu bersikap terlalu cemas, terlalu melindungi, terlalu membantu atau bahkan selalu mengambil alih tugas-tugas yang seharusnya dilakukan anak, karena
hal ini dapat menghambat proses pencapaian kemandirian anak. Kesempatan untuk belajar mandiri dapat diberikan orangtua atau lingkungan dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan pada anak untuk
melakukan tugas-tugas perkembangannya. Namun demikian peran orangtua atau lingkungan dalam mengawasi, membimbing, mengarahkan dan memberi contoh teladan tetap sangat diperlukan, agar anak
tetap berada dalam kondisi atau situasi yang tidak membahayakan keselamatannya. Kegiatan praktis sehari- hari di rumah, seperti mencuci piring sendiri sehabis makan, mencuci pakaian sendiri, melatih anak untuk
membersihkan kamar tidurnya sendiri, membersihkan rumah, menata taman, menyajikan makanan dan sebagainya, perlu dilakukan untuk membiasakan hidup mandiri.
Selain bersikap positif dan selalu mendukung anak, praktek kemandirian juga perlu diajarkan kepada anak melalui materi ketrampilan hidup
dengan konsep-konsep sederhana. Seperti: anak diajarkan untuk mengerti bahwa semua barang miliknya sepatu, pakaian, mainan, buku-buku, dan barang-barang lainnya
diperoleh karena orangtua bekerja keras untuk mndapatkan penghasilan, supaya mampu membeli semua kebutuhan keluarga. Karena itu, perlu adanya sikap tegas bahwa tidak semua yang dia inginkan harus
dipenuhi pada saat itu juga. Perlu waktu menunggu untuk menabung terlebih dahulu. Dengan konsep seperti itu, dalam diri anak akan tertanam nilai untuk menghargai jerih payah orang tua sekaligus belajar menjadi
pribadi mandiri secara ekonomis.
Belajar Mandiri
Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya, strategi belajarnya, merencanakan proses belajar, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya,
membuat keputusan dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar. Belajar mandiri adalah cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak
Manfaat Belajar Mandiri
Belajar mandiri memiliki manfaat yang banyak terhadap kemampuan kognisi, afeksi dan psikhomotor siswa, yaitu:
1. Memupuk tanggung jaawab.
2. Meningkatkan ketrampilan.
3. Memecahkan masalah.
4. Mengambil keputusan.
5. Berfikir kreatif, banyak ide.
6. Berfikir kritis,
7. Percaya diri yang kuat.
8. Menjadi guru bagi dirinya sendiri.
Manfaat belajar mandiri akan semakin terasa bila siswa aktif membaca buku sumber, melakukan pengamatan, penelitian, analisa dan memecahkan masalah. Pengalaman yang mereka peroleh semakin
menambah wawasan, dan semakin kaya dengan ilmu pengetahuan. Apalagi bila mereka belajar mandiri dalam kelompok, disini mereka akan belajar kerja sama, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Belajar
mandiri akan menjadikan siswa untuk berani memilih sendiri apa yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Kemandirian adalah memerlukan tanggung jawab, berinisiatif, memilki keberanian, dan sanggup
menerima resiko serta mampu menjadi guru bagi dirinya sendiri, dengan demikian pada akhirnya siswa akan menikmati arti hidup sebenarnya dari pada terbelenggu dan selalu diatur oleh orang lain.
1. Apa yang sudah anda lakukan untuk dapat menjadi pribadi yang mandiri? 2. Hambatan-hambatan apa sajakah yang mungkin timbul dalam upaya-upaya menjadi pribadi yang
mandiri? 3. Apa yang bisa anda lakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut?
Lampiran : 3 Instrumen Penilaian
LEMBAR REFLEKSI DIRI
Pilihlah dengan cara mencentang √ jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban “ TIDAK” apabila anda tidak setuju
R E F L E K S I YA
TIDAK Saya merasa sangat perlu dengan materi ini
Menurut saya materi ini sangat menarik Saya sangat memahami materi yang telah diberikan
Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk menjadi pribadi mandiri
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN RPL BIMBINGAN KLASIKAL
1. Materi Topik Bahasan :