2.2 Analisis Michel Foucault Terhadap Pendidikan
Menurut Foucault, pendidikan sebagai kekuasaan baru di era globalisasi. Sekolah sebagai sarana penanaman nilai-nilai moral yang berada di bawah kendali
gereja. Kemudian, sampai periode awal, belum ada kepastian bahwa sekolah akan menjadi perantara utama antara keluarga dan dunia kerja. Seolah ia masih menjadi
lembaga yang berdiri sendiri di samping institusi keluarga. Sekolah bukan satu- satunya lembaga yang menawarkan pendidikan Nanang Martono: 2014
Dalam pendidikan yang kompetitif, sekolah secara langsung muncul sebagai lembaga pelatihan. Penyelamat, tempat rehabilitasi, penyembuhan, dan pengajaran
moral. Kemudian, dalam kurun waktu yang cukup lama, sebagian sekolah bersifat membatasi dan berdampak negatif. Ia lebih banyak menuai masalah sosial dari pada
mempromosikan isu pembangunan sosial. Hanya sedikit sekali sekolah yang menunjukan penguasaan mereka yang khas mengenai teknik disiplin tertentu untuk
mengelola individu. Sekolah kemudian muncul sebagai salah satu sarana berkompetisi Deacon, 2006.
Namun pada akhirnya, pendidikan melalui sekolah justru menjadi subjek kekuasaan baru dalam masyarakat modern. Pendidikan melakukan hegemoni
kekuasaan dalam proses produksi pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini seluruh mekanisme produksi pengetahuan akan dikontrol dan dikendalikan institusi
pendidikan. Ada beberapa wujud kekuasaan didalam pendidikan. Faocault mencontohkan bahwa pendidikan telah menetapkan berbagai bentuk standardisasi
dalam proses pendidikan. Standardisasi merupakan instrumen yang digunakan sekolah untuk
mengelompokkan dan mengategorikan siswa dalam beberapa golongan. Melalui
standardisasi ini, sekolah mempunyai hak untuk menentukan apakah seseorang siswa dapat memasuki kelas atau tingkat tertentu atau tidak. Apakah ia termasuk
kategori siswa “bodoh” atau “cerdas”; apakah mereka layak masuk kebidang ilmu tertentu atau tidak; dan akhirmya, sekolah akan memiliki hak untuk menentukan
“nasib” dan “masa depan” seorang individu. Foucault menjelaskan bahwa sekolah dalam masyarakat modern telah mengotak-kotakan pengetahuan dalam beberapa
kategori yang “saling terpisah”. Mereka memisahkan subjek, mata pelajaran, jurusan atau program studi yang kemudian berdampak pada masa depan individu nanang
martono, 2014.
2.3 Analisis Emile Durkheim terhadap pendidikan