Aktivitas Dialisis Terpilih Enzim Amilase Hasil Pemurnian

1. Hasil Fraksinasi dengan Amonium Sulfat Proses fraksinasi dengan penambahan garam ammonium sulfat kedalam larutan enzim akan menyebabkan menurunnya kelarutan enzim tersebut, sehingga terbentuk endapan protein. Dengan adanya penambahan garam, kelarutan protein akan meningkat hal ini dikarenakan karena pada konsentrasi garam yang tinggi, garam akan lebih cenderung mengikat air dan menyebabkan agregasi Sehingga molekul protein mengalami pengendapan. Peristiwa ini disebut salting out. Proses fraksinasi ini dilakukan pada suhu 0-4 o C, hal ini betujuan agar kemungkinan hilangnya aktivitas enzim oleh adanya denaturasi dapat diminimalkan. Pemurnian enzim pada tahap pertama ini dilakukan dengan menambahkan garam amonium sulfat dalam 5 tingkat fraksi kejenuhan Fraksi kejenuhan amonium sulfat yang digunakan pada penelitian ini adalah 0-20, 20-40, 40-60, 60-80, dan 80-100 jenuh. Pada tahapan pemurnian ini tidak dilakukan uji aktivitas unit, kadar protein dan aktivitas spesifiknya tetapi pengujiannya dilakukan setelah tahap dialisis. Hal ini dilakukan agar garam yang ada dalam larutan enzim dapat terpisah terlebih dahulu, sehingga garam yang digunakan untuk mengendapkan protein tidak mempengaruhi pengukuran aktivitas enzim amilasenya, yang menyebabkan aktivitas unit enzim amilase menurun.

2. Aktivitas Dialisis Terpilih

Proses pemurnian dialisis dilakukan karena adanya molekul garam dari hasil fraksinasi yang dapat mempengaruhi aktivitas dan kestabilan enzim. Oleh karena itu, dengan dilakukan tahapan pemurnian dialisis dapat mengeluarkan ion pengganggu garam tersebut agar didapatkan enzim dengan aktivitas lebih tinggi dan kemurnian meningkat. Tahapan dialisis ini dilakukan pada kondisi dingin untuk mencegah terjadinya kerusakan protein enzim yang dimurnikan dan juga dilakukan dengan menggunakan membran berdasarkan difusi partikel zat terlarut yang menyebabkan protein enzim akan terpisah dari ion-ion garamnya dan membran yang digunakan adalah kantung selofan Reed et al, 1998. Pada setiap pergantian buffer phospat yang dilakukan setiap 4 jam sekali, dilakukan pengujian dengan cara meneteskan larutan BaOH 2 0,1M pada buffer untuk mengetahui masih ada tidaknya garam ammonium sulfat pada enzim. Jika pada larutan buffer tersebut tidak terdapat endapan putih setelah ditetesi larutan BaOH 2 , maka tahap dialisis telah selesai. Gambar 13 Lampiran 2, Tabel 6 menunjukan hubungan antara fraksi enzim pada berbagai tingkat kejenuhan amonium sulfat setelah didialisis dengan aktivitas unit enzim amilase. 0.5 1 1.5 2 2.5 3 0-20 20-40 40-60 60-80 80-100 Fraksi Dialisis A k ti vi tas U n it U m L Gambar 13. Kurva aktivitas amilolitik setelah fraksinasi amonium sulfat dan dialisis Pada Gambar diatas dapat dilihat enzim amilase yang memiliki aktivitas unit tertinggi yaitu pada fraksi 40-60 sebesar 2.6 UmL. Pada fraksi-fraksi sesudah fraksi 40-60, masih terlihat tinggi aktivitas enzimnya, yang menandakan bahwa amonium sulfat masih dapat mengendapkan protein enzim pada fraksi-fraksi tersebut. Aktivitas unit tiap fraksi berbeda karena dipengaruhi oleh tinkat kejenuhan garam amonim sulfat yang semakin meningkat. Berikut adalah Tabel Pemurnian enzim amilase dari actinomycetes pada berbagai tahap pemurnian. Dapat dilihat bahwa pada Tabel di bawah ini terjadi peningkatan aktivitas dan tingkat kemurnian enzim amilase pada tahap pemurnian dialisis dari fraksi 40-60 dibandingkan dengan ekstrak kasar. Tabel 2. Hasil Pemurnian Enzim Amilase Tahap Volume Aktivitas Aktivitas Kadar Aktivitas Tingkat Perolehan Enzim Unit Total Protein Spesifik kemurnian mL UmL U mgmL Umg kali Ektrak Kasar 500 1.4 697 0.26 5.4 1 100 Fraksi 23.5 2.6 60.8 0.35 7.4 1.37 10 40-60 Setelah Dialisis Hasil dialisis menunjukan aktivitas enzim yang meningkat dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi yaitu 1,37 kali lebih murni dibandingkan ekstrak kasar dan dengan perolehan 10 .

F. Enzim Amilase Hasil Karakterisasi