Copyright © by Jawad Mughofar KH | 3
1. Pengertian
- Hadits Riwayah adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara
periwayatan, pemeliharaan, dan penulisan atau pembukuan Hadits Nabi SAW. Objek kajiannya adalah Hadits Nabi SAW dari segi
periwayatan dan pemeliharaannya.
- Hadits Dirayah adalah ilmu yang mempelajari tentang kumpulan
kaidah-kaidah dan masalah-masalah untuk mengetahui keadaan rawi dan marwi dari segi di terima atau di tolaknya. Rawi adalah
orang yang menyampaikan Hadits dari satu orang kepada yang lainnya; Marwi adalah segala sesuatu yang diriwayatkan, yaitu
segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW atau kepada Sahabat dan Tabi`in. Ilmu Hadits Dirayah inilah yang selanjutnya
disebut dengan
Ulumul Hadits. 2.
Sejarah Ilmu hadits sudah ada sejak periode awal islam atau sejak periode
rasulullah dimana apabila seseorang ragu menerima suatu riwayat dari sahabat lainnya, ia segera menemui rasulullah untuk memastikan
kebenaran hadits tersebut. Lalu setelah periode rasulullah di lanjutkan kedalam periode sahabat dan tabiin.
3. Cabang-cabang
- Ilmu Rijal al- Hadits
- Ilmu al- Jarh wa at- Ta’dil
- Ilmu Fannil Mubhamat
- Ilmu ‘ilali al- Hadits
- Ilmu Gharib al- Hadits
- Ilmi Nasikh wa al- Mansukh
- Ilmu Talfiq al- Hadits
- Ilmu Tashif wa at- Tahrif
- Ilmu Mushthalah Ahli Hadits
- Ilmu Asbab al-Wurud al-Hadits
F. Pembagian Hadits
1. Hadits Mutawattir, khabr yang didasarkan pada panca indera yang di
kabarkan oleh sejumlah orang yang mustahil menurut adat mereka bersepakat untuk mengabarkan berita itu dengan dusta.
Copyright © by Jawad Mughofar KH | 4
pada setiap thabaqah tidak mencapai derajat mutawattir. 3.
Hadits Ahad, hadits yang tidak sampai jumlah rawinya kepada jumlah hadits mutawattir, baik rawinya itu seorang, dua, tiga atau seterusnya
dari bilangan-bilangan yang tidak memberi pengertian bahwa hadits itu dengan bilangan tersebut masuk kedalam hadits mutawattir.
4. Hadits Aziz, hadits yang diriwiyatkan oleh dua orang walaupun dua
orang, walaupun dua orang rawi tersebut terdapat satu thabaqah saja, kemudian orang-orang meriwayatkannya.
5. Hadits Gharib, hadits yang diriwayatka oleh seorang rawi
6. Hadist Shahih, hadits yang dinukil atau diriwayatkan oleh rawi-rawi
yang adil, sempurna ingatannya, sanadnya bersambung, tidak berillat dan tidak janggal.
7. Hadits Hasan, khabr ahad yang dinukil oleh orang yang adil, kurang
sempurna hapalannya, bersambung sanadnya, tidak cacat dan tidak syadz.
8. Hadits Dhoif, semua hadits yang tidak terkumpul padanya sifat-sifat
bagi hadits yang di terima dan menurut pendapat kebanyakan ulama hadits dhoif adalah yang tidak terkumpul padanya sifat hadits shahih
dan hasan.
G. Syarat-Syarat Hadits Shahih
1. Sanad Bersambung
2. Rawinya Adil
3. Rawinya Dhabit Kuat
Hapalannya 4.
Tidak berillat 5.
Tidak mengandung
Syadz
H. Hadits Dho’if Dan Macam-Macamnya
1. Klasifikasi hadits dhoif berdasarkan cacat pada keadilan dan
kedhabitan rawi a.
Hadits Mawdhu’, hadits yang dicipta serta dibuat oleh seseorang pendusta, yang ciptaan itu dinisbatkan kepada rasulullah secara
palsu dan dusta baik disengaja maupun tidak
b. Hadits Matruk, hadits yang pada sanadnya ada seorang rawi yang
tertuduh dusta
Copyright © by Jawad Mughofar KH | 5
jelek kesalahannya, banyak kelemahannya atau tampak kefasikannya.
d. Hadits Syadz, hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi yang
makbul yang menyalahi riwayat orang lebih utama darinya, baik karena jumlahnya lebih banyak ataupun lebih tinggi daya hafalnya.
2. Klasifikasi Hadits berdasarkan gugurnya rawi
a. Hadits Mu’allaq. Hadits yang seorang rawinya atau lebih gugur
dari awal sanad secara berurutan b.
Hadits Mu’dhal, Hadits yang putus sanadnya dua orang atau lebih secara berurutan
c. Hadits Mursal, Hadits yang gugur rawi dari sanadnya setelah
tabiin, baik tabiin besar maupun kecil d.
Hadits Munqathi’, Hadits yang gugur seorang rawinya sebelum sahabat di satu tempat atau gugur dua orang pada dua tempat
dalam keadaan tidak berturut-turut
e. Hadits Mudallas, Hadits yang diriwayatkan menurut cara yang di
perkirakan bahwa hadits itu tidak bernoda. 3.
Kehujjahan Hadits Dho’if -
Menurut para ulama hadits kelas berat semacam al- Hafidz ibnu Hajar al- Asqalani menyebutkan bahwa hadits dhoif boleh
digunakan, dengan beberapa syarat: a.
Level kedhaifannya tidak parah b.
Berada di bawah nash lain yang shahih c.
Ketiak mengamalkannya tidak boleh meyakini ke-tsabit-annya
I. Syarat-Syarat Seorang Perawi Dan Proses Transformasinya
1. Syarat-syarat seorang perawi
- Islam
- Baligh
- Adil
- Dhabit
- Menguasai Bahasa
Arab -
Menguasai Nahwu Sharaf
2. Tahamul Wal Ada, suatu kegiatan menerima dan menyampaikan