1. Situasi politik domestik, termasuk faktor budaya sebagai dasar
tingkah laku politik. 2.
Situasi ekonomi dan militer domestik, termasuk faktor geografis yang selalu mendasari pertimbangan pertahanan dan keamanan.
3. Konteks internasional, yaitu pengaruh negara-negara lain atau
konsentrasi politik internasional. Coplin, 1992:30. Kajian mengenai teori proses pembuatan keputusan luar negeri
menjelaskan bahwa kebijakan luar negeri dipandang sebagai hasil berbagai pertimbangan nasional yang berusaha menetapkan pilihan atas
berbagai alternatif yang ada, dengan keuntungan yang sebesar-besarnya ataupun kerugian sekecil-kecilnya optimalisasi hasil. Para pembuat
keputusan juga diasumsikan bisa memperoleh informasi yang cukup banyak sehingga bisa melakukan penelusuran tuntas terhadap semua
alternatif kebijakan yang mungkin dilakukan dan semua sumber yang bisa dipakai untuk mencapai tujuan yang
mereka tetapkan. Mas‟oed, 2000:276.
2.2.4 Kepentingan Nasional
Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk menjelaskan perilaku politik luar negeri suatu negara. Para penganut realis
menyamakan kepentingan nasional sebagai upaya negara untuk mengejar power dimana power adalah segala sesuatu yang dapat
mengembangkan dan memelihara kontrol suatu negara atas negara lain.
Menurut Hans J. Morgenthau dalam
“
The Concept of Interest defined in Terms of power
”, konsep kepentingan nasional interest yang didefiniskan dalam istilah power berada diantara nalar, akal atau
reason yang berusaha untuk memahami politik internasional dengan fakta-fakta yang harus dimengerti dan dipahami. Dengan kata lain,
power merupakan instrumen penting untuk mencapai kepentingan
nasional Jemadu, 2008:67. Menurut Anthonius Sitepu dalam Teori Realisme Politik Hans J.
Morgenthau dalam Studi Politik dan HI, konsep kepentingan nasional juga mempunyai indikasi dimana negara atau state berperan sebagai
aktor utama di dalam formulasi politik yang berdaulat. Selanjutnya didalam mekanisme interaksinya masing-masing negara atau aktor
berupaya untuk mengejar kepentingan nasionalnya. Kepentingan inilah yang akhirnya diformulasikan ke dalam konsep „power‟ kepentingan
„interest‟ didefinisikan ke dalam terminologi power Sitepu, 2006:55. Suatu negara harus bertindak secara nyata ketika memutuskan atau
mendeklarasikan kepentingan nasionalnya. Pada dasarnya kepentingan nasional adalah hal yang bersifat abstrak, tetapi sarana yang dilaluinya
adalah sesuatu yang nyata. Konsep kunci yang dipergunakan pembuat kebijakan dalam memakai pertimbangan nilai pada realitas tindakan
politik adalah kepentingan nasional. Pernyataan tersebut masih kabur dan sukar dijabarkan. Ia dapat dianggap bersifat umum, jangka panjang,
yang menjadi tujuan abadi dari negara, bangsa, dan pemerintah, serta
mencakup segala gagasan mengenai „kebaikan‟. Dalam prakteknya ia disintesiskan dan diberi bentuk oleh para pembuat kebijakan sendiri
Nasution, 1991:6-7. Teori Kepentingan Nasional National Interest menurut Daniel S.
Papp yang mengatakan bahwa dalam kepentingan nasional terdapat beberapa aspek, seperti ekonomi, ideologi, kekuatan dan keamanan
militer, serta moralitas dan legalitas. Dalam hal ini, yang mana faktor ekonomi pada setiap kebijakan yang diambil oleh suatu negara selalu
berusaha untuk meningkatkan perekonomian negara yang dinilai sebagai suatu kepentingan nasional. Suatu kepentingan nasional dalam
aspek ekonomi diantaranya adalah untuk meningkatkan keseimbangan kerjasama perdagangan suatu negara dalam memperkuat sektor industri,
dan sebagainya Papp, 1988:29. Kepentingan nasional sering dijadikan tolak ukur atau kriteria pokok
bagi para pengambil keputusan decision makers masing-masing negara sebelum merumuskan dan menetapkan sikap atau tindakan.
Bahkan setiap langkah kebijakan luar negeri perlu dilandaskan kepada kepentingan nasional dan diarahkan untuk mencapai serta melindungi
apa yang dikategorikan atau ditetapkan sebagai kepentingan nasional Rudy, 2002:116.
2.2.5 Keamanan Internasional