Pengujian Hipotesis AKUNTANSI NILAI WAJAR VOLATILITAS LABA D

13 Model 1 – Persamaan Regresi Untuk Menguji Hipotesis 1: σEBT it = + 1 FVA it + 2 SIZE it + 3 AUDIT it + 4 ROA it + ε it Model 2 – Persamaan Regresi Untuk Menguji Hipotesis 2 dan 3: DA it = + 1 FVA it + 2 σEBT it + 3 SIZE it + 4 NPM it + ε it Dalam hal ini, notasi-notasi dalam persamaan di atas dijelaskan sebagai berikut: σEBT it : standar deviasi laba sebelum pajak perusahaan i pada periode t relatif terhadap total aset. DA it : akrual diskresioner perusahaan i pada periode t. FVA it : akuntansi nilai wajar Fair Value Accounting diproksi dengan Smoothness Unrealized Gain or Losses. SIZE it : logaritma natural dari besarnya total aset yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun. AUDIT it : diproksi dengan menggunakan variabel dummy, yaitu 0 jika auditor berasal dari KAP non Big4 dan 1 jika auditor berasal dari KAP Big4. ROA it : laba sebelum pajak dibagi dengan totat aset. NPM it : Earning Power yang diukur dengan Net Profit Margin

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS. Uji t digunakan untuk menguji kemaknaan koefisien regresi parsial masing-masing variabel independen. Adapun kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significan = 5 yaitu sebagai berikut: a. Pengujian Hipotesis H 1 Jika nilai signifikansi Uji t 0.05, maka H tidak berhasil ditolak yang berarti penilaian menggunakan pendekatan nilai wajar tidak berpengaruh terhadap volatilitas laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tetapi jika nilai signifikansi Uji t 0.05, maka H berhasil ditolak yang berarti penilaian menggunakan pendekatan nilai wajar berpengaruh terhadap volatilitas laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Pengujian Hipotesis H 2 Jika nilai signifikansi Uji t 0.05, maka H tidak berhasil ditolak yang berarti penilaian menggunakan pendekatan nilai wajar tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tetapi jika nilai signifikansi Uji t 0.05, maka H berhasil ditolak yang berarti penilaian menggunakan pendekatan nilai wajar berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. c. Pengujian Hipotesis H 3 Jika nilai signifikansi Uji t 0.05, maka H tidak berhasil ditolak yang berarti volatilitas laba tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tetapi jika nilai signifikansi Uji t 0.05, maka H berhasil ditolak yang berarti volatilitas laba berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 14 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Uji Normalitas Data Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat, dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Grafik histogram dan grafik Normal P-P Plot dapat digunakan untuk melihat apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Grafik Histogram disajikan dalam gambar 1. Persamaan Regresi Model 1 Persamaan Regresi Model 2 Sumber: Data yang diolah dengan SPSS Gambar 1 Grafik Histogram Berdasar grafik histogram di atas bahwa residual terdistribusi secara normal dan berbentuk simetris sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Autokorelasi Konsekuensi adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varian keseragaman data sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya. Pendeteksian autokorelasi dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson. Nilai Durbin-Watson DW dari hasil perhitungan regresi untuk model 1 disajikan dalam tabel 2. Persamaan Regresi Model 1 Tabel 2 Nilai Durbin-Watson DW Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Durbin- Watson 1 ,579a ,335 ,299 1,544 a Predictors: Constant, FVA, SIZE, AUDIT, ROA b Dependent Variable: EBT Sumber: Data yang diolah dengan SPSS 15 Dari hasil di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada autokorelasi dalam model regresi. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai DW sebesar 1,544 terletak pada posisi 1,5337 ≤ DW ≤ 1,7430 dimana untuk n.80, k-4, D L = 1,5337 dan D U = 1,7430. Sehingga dapat disimpulkan bahwa varian sampel dapat menggambarkan varian populasinya. Nilai Durbin-Watson DW dari hasil perhitungan regresi untuk model 2 disajikan dalam tabel 3. Persamaan Regresi Model 2 Tabel 3 Nilai Durbin-Watson DW Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Durbin- Watson 1 ,509a ,259 ,220 1,588 a Predictors: Constant, FVA, EBT, SIZE, NPM b Dependent Variable: DA Sumber: Data yang diolah dengan SPSS Dari hasil di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada autokorelasi dalam model regresi. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai DW sebesar 1,588 terlet ak pada posisi 1,5337 ≤ DW ≤ 1,7430 dimana untuk n.80, k-4, D L = 1,5337 dan D U = 1,7430. Sehingga dapat disimpulkan bahwa varian sampel dapat menggambarkan varian populasinya.

2. Uji Multikolinearitas