ANALISI PENGARUH ANTARA LABA AKUNTANSI D

ANALISI PENGARUH ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA
TUNAI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN YANG GO
PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Tahun 2007-2011)

Dini Wahyuni1), Lusiana, SE, MM2), Dessy Haryani, SE, MM, Ak3)
1) Akuntansi, Universitas Putra Indonesia “YPTK”, Padang
email: dini_wahyuni@rocketmail.com
2) Akuntansi, Universitas Putra Indonesia “YPTK”, Padang
email: dysi_0915@yahoo.com
3) Akuntansi, Universitas Putra Indonesia “YPTK”, Padang
email: dessyharyani29@yahoo.com
Abstrak - Tujuan penelitian adalah untuk menguji secara empiris apakah ada pengaruh laba akuntansi
dan laba tunai terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur pada sub sektor makanan dan minuman di
Bursa Efek Indonesia. Dalam pengumpulan data, data yang digunakan berupa data sekunder berupa laporan
keuangan tahun 2007 sampai tahun 2011. Populasi perusahaan manufakur pada sub sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI yang diambil sebanyak 4 sampel. Laba akuntansi dan laba tunai sebagai
variabel Independen dan Dividen kas sebagai variabel dependen.

Akhirnya penulis menyarankan agar perusahaan lebih meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat
memperoleh laba yang diinginkan. Untuk memproleh investasi dari investor diharapkan perusahaan dapat

membagikan dividen khususnya dividen kas setiap tahunnya berdasarkan laba akuntansi dibandingkan dengan
laba tunai.
Kata Kunci
: Laba Akuntansi, Laba Tunai, Dividen Kas
Nama File Journal : 0910115511070_DINI WAHYUNI_Akuntansi

PENDAHULUAN
Investor sebelum bertransaksi di pasar
modal, terlebih dahulu melakukan penilaian
terhadap
perusahaan
yang
menerbitkan
(menawarkan) sahamnya di bursa efek. Salah satu
cara agar investor tertarik untuk melakukan
investasi pada suatu perusahaan adalah dengan
meyakinkan para investor bahwa kondisi
perusahaan dalam keadaan baik, salah satunya
melalui laporan keuangan. Laporan keuangan inilah
yang menjadi dasar bagi investor untuk membuat

keputusan apakah harus membeli, menahan, atau
menjual investasi tersebut. Dalam suatu perusahaan
yang sering menjadi indikator kinerja adalah laba
yang terdapat dalam laporan laba rugi yang
merupakan salah satu bagian dari laporan
keuangan. Investor yang melakukan investasi
berharap memperoleh sejumlah keuntungan atas
investasinya dalam bentuk dividen maupun
pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap
harga belinya. Investor tertentu lebih memilih
investasi dengan saham biasa dengan memperoleh
dividen.
Laba yang diperoleh suatu perusahaan
akan ditahan sebagai laba ditahan dan sisanya inilah

akan dibayar kepada investor berupa dividen.
Jumlah laba yang dihasilkan perusahaan akan
menjadi
salah
satu

faktor
yang
akan
dipertimbangkan perusahaan dalam membayar
dividen. Selain itu, ketersediaan kas juga menjadi
faktor yang harus dipertimbangkan, walaupun
perusahaan memperoleh laba namun jika uang kas
tidak mencukupi maka ada kemungkinan
perusahaan untuk menahan laba tersebut untuk
diinvestasikan kembali bukan dibagikan dalam
bentuk dividen. Dividen yang dibayarkan oleh
suatu perusahaan kepada investor tentunya
dipengaruhi oleh kebijakan dividen dari masingmasing perusahaan. Dividen yang bisa diperoleh
oleh para investor ada dua jenis, yaitu dividen kas
dan non kas. Dividen kas adalah dividen yang
dibayarkan perusahaan pada investor dalam bentuk
uang tunai. Sedangkan dividen non kas adalah
dividen yang dibayarkan kepada investor dalam
bentuk saham dengan proporsi tertentu, misalnya
dividen saham dan dividen aktiva. Pada

kenyataannya para investor lebih tertarik pada
pembayaran dividen dalam bentuk uang tunai,
sebab dapat meminimalisir ketidakpastian atas
investasinya pada suatu perusahaan.

Tujuan
pembagian
dividen
untuk
memaksimumkan pemegang saham atau harga
saham dan menunjukan likuiditas perusahaan. Dari
sisi investor dividen merupakan salah satu
motivator untuk menanamkan dana dipasar modal.
Investor lebih memilih dividen yang berupa kas
dibandingkan dengan capital gain.
Fenomena yang terjadi pada perusahaan –
perusahaan manufaktur yang tercatat pada Bursa
Efek Indonesia adalah banyaknya perusahaan yang
tidak membagikan dividennya khususnya dalam
bentuk tunai, padahal sebagian besar perusahaan

manufaktur tersebut memperoleh laba. Bahkan pada
beberapa perusahaan tidak teratur setiap tahun
membagikan dividennya pada investor. Hal tersebut
kurang sesuai dengan teori Gordon-Litner sebagai
“The bird in the hand theory” bahwa satu burung di
tangan lebih berharga daripada seribu burung di
udara, artinya bahwa mendapatkan dividen adalah
lebih baik dari pada saldo laba karena pada
akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan
pernah terwujud sebagai masa depan. Selain itu
investor juga dapat mengevaluasi kinerja
perusahaan dengan menilai besarnya dividen yang
dibagikan.
Ada dua ukuran kinerja akuntansi
perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas.
Penelitian ini menggunakan laba akuntansi sebagai
pengukur kinerja akuntansi perusahaan.
Menurut
pengertian
akuntansi

konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi
adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat
direalisir yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu
periode dengan biaya yang layak dibebankan
kepadanya. Bila dilihat secara mendalam, laba
akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya
dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan
mengenai cara untuk menghitung laba. Muqodim
(2005:114).
Secara umum laba akuntansi adalah laba
dari kacamata perekayasa akuntansi atau kesatuan
usaha
karena
keperluan
untuk
menyajikan informasi secara objektif dan
terandalkan. Laba akuntansi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah laba yang didapat
dari selisih hasil penjualan dikurangi harga
pokok penjualan dan biaya – biaya operasi

perusahaan (laba bersih). Selain menggunakan
nilai laba akuntansi dalam menentukan besarnya
dividen yang akan dibagikan, seringkali perusahaan
juga mempertimbangkan laba tunai yang pada
dasarnya merupakan laba akuntansi setelah
diperhitungkan dengan beban – beban non kas
dalam hal ini; beban penyusutan dan amortisasi.
Depresiasi dan amortisasi merupakan
biaya non kas, artinya biaya tersebut tidak lagi
memerlukan pengeluaran kas sekarang ataupun di
masa depan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan,
penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang
dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang
diestimasi. Suatu aktiva dapat dipandang sebagai
kuantitas jasa ekonomi potensial yang dikonsumsi
selama menghasilkan pendapatan. Penyusutan
aktiva dibebankan ke pendapatan baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Pengaruh Antara Laba Akuntansi Dan
Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada
Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar Di BEI
(Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Yang Go
Publik Tahun 2007 – 2011).”
1.1 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan adanya latar belakang
sebelumnya, maka penulis merumuskan apa
yang menjadi permasalahan ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara laba
akuntansi terhadap dividen kas?
2. Apakah terdapat pengaruh antara laba tunai
terhadap dividen kas?
3. Apakah terdapat pengaruh antara laba
akuntansi dan laba tunai terhadap dividen
kas ?
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan

permasalahan
yang
telah
diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh antara laba akuntansi terhadap
dividen kas.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh antara laba tunai terhadap
dividen kas.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis
apakah terdapat pengaruh antara laba
akuntansi dan laba tunai terhadap dividen
kas.

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian laporan keuangan
Menurut
IAI
(2011:5)

Laporan
Keuangan adalah suatu peyajian terstruktur
dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas. Laporan Keuangan juga
menunjukan
hasil
pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sember daya
yang dipercayakan kepada mereka.
2.2 laba akuntansi
Menurut Muqodim (2005:131) laba
bersih yang dilaporkan merupakan laba
akuntansi. Di dalam laba akuntansi terdapat
berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa
komponen pokok seperti laba kotor, laba

usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah
pajak.
Belkaoui (2011:229) menyatakan bahwa
“Laba

akuntansi
secara
operasional
didefinisikan sebagai perbedaan antara
pendapatan realisasi laba yang tumbuh dari
transaksi-transaksi
selama
periode
berlangsung dan biaya-biaya historis yang
berhubungan.”
Jadi, menurut para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa Laba akuntansi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah laba yang didapat dari
selisih hasil penjualan dikurangi harga pokok dan
beban operasi perusahaan.
Laba
akuntansi
diukur
dengan
menggunakan selisih antara pendapatan yang
direalisir dari transaksi pada periode tertentu
dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan pada
periode yang sama.
2.3 laba tunai
Menurut evan (2003:199) laba tunai
adalah laba akuntansi setelah diperhitungkan
dengan beban – beban non kas seperti baban
amortisasi, beban penyusutan, penjualan
kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban
bunga yang belum dibayar, serta pembelian
kredit. Penyusutan merupakan pengalokasian
biaya dari aktiva berwujud, sedangkan
amortisasi menyusutkan jumlah dari aktiva
yang tidak berwujud.
Arus kas bersih = Laba bersih – Pendapatan non
kas + Beban non kas.
Jadi, dari pengertian menurut para ahli
diatas dapat disimpulkan bahwa Laba tunai adalah
laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi
– transaksi non kas, seperti beban penyusutan,
beban amortisasi, penjualan kredit, pembelian
kredit, utang gaji, utang pajak, dan utang bunga
yang belum dibayar. Penyusutan merupakan
pengalokasian biaya dari aktiva berwujud,
sedangkan amortisasi menyusutkan jumlah dari
aktiva yang tidak berwujud. Penjualan dan
pembelian kredit juga disertakan karena belum
melibatkan kas dalam transaksinya. Utang gaji,
utang pajak, dan utang bunga sudah menjadi beban
tetapi belum dibayarkan karena belum tepat
tanggan pembayarannya. Hal tersebut dikarenakan
perusahaan tutup buku tetapi pembayaran gaji
belum dilaksanakan. Informasi tentang laba tunai
ini diperoleh dari jumlah arus kas dari aktivitas
operasi dari laporan arus kas.
Laba tunai diukur dengan menggunakan
laba bersih ditambah dengan beban penyusutan dan
amortisasi yang disesuaikan dalam laporan arus kas
dan catatan atas laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.

2.4 dividen kas
Menurut Tangkilisan dan Hessel
(2003:227) “ Dividen adalah bagian dari laba
bersih yang dibagikan kepada para pemegang
saham (pemilik modal sendiri,equity).”
berikut ini jenis – jenis dividen menurut
Brigham dan Houtston (2004;95) :
1. Cash dividend (Dividen Tunai).
Cash dividend adalah dividen yang
dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Pada
umumnya cash dividend lebih disukai oleh para
pemegang saham dan lebih sering dipakai
perseroan jika dibandingkan dengan jenis dividen
yang lain.
2. Stock Dividend (dividen saham).
Stock dividend adalah dividen yang
dibayarkan dalam bentuk saham, bukan dalam
bentuk uang tunai. Pembayaran stock dividend
juga harus disarankan adanya laba atau surplus
yang tersedia, dengan adanya pembayaran dividen
saham ini maka jumlah saham yang beredar
meningkat, namun pembayaran dividen saham ini
tidak akan merubah posisi likuiditas perusahaan
karena yang dibayarkan oleh perusahaan bukan
merupakan bagian dari arus kas perusahaan.
3. Property Dividend (dividen barang).
Property dividend adalah dividen yang
dibayarkan dalam bentuk barang (aktiva selain
kas). Property dividend yang dibagikan ini
haruslah merupakan barang yang dapat dibagibagi atau bagian-bagian yang homogeny serta
penyerahannya kepada pemegang saham tidak
akan mengganggu kontinuitas perusahaan.
4. Scrip Dividend.
Scrip dividend adalah dividen yang
dibayarkan dalam bentuk surat (scrip) janji
hutang. Perseroan akan membayar sejumlah
tertentu dan pada waku tertentu, sesuai dengan
yang tercantum dalam scrip tersebut. Pembayaran
dalam bentuk ini akan menyebabkan perseroan
mempunyai hutang jangka pendek kepada
pemegang scrip.
5. Liquidating Dividend.
Liquidating dividend adalah dividen
yang dibagikan berdasarkan pengurangan modal
perusahaan, bukan berdasarkan keuntungan yang
diperoleh perusahaan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dividen kas
ialah laba yang dibagikan kepada pemegang saham
berdasarkan hasil keputusan rapat umum pemegang
saham dalam bentuk kas. Besarnya deviden kas
dilihat pada laporan perubahan ekuitas tahun
berikutnya.

2.5 Kerangka Pikir
Dari Rumusan masalah dan Tujuan perusahaan
dapat di gambarkan dalam kerangka pikir yaitu :
Laba akuntansi
(X1)
Dividen kas
(Y)
Laba tunai
(X2)

bentuk kas. Besarnya deviden kas dilihat pada
laporan perubahan ekuitas tahun berikutnya. Hal ini
dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mencari
keeratan pengaruh antara laba akuntansi dan laba
tunai periode ini dengan nilai dividen kas yang
dibagikan perusahaan. Misalnya penulis akan
meneliti laporan keuangan tahun 2007, maka nilai
dividen kas diperoleh dari laporan perubahan
ekuitas yang disajikan pada laporan keuangan tahun
2008.
3.3 Populasi Dan Sampel
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya Sugiyono (2008:115).

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah perusahaan
manufaktur pada sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang
metode
pengambilan
sampelnya
dengan
menggunakan purposive sampling di Pusat
Informasi Pasar Modal (PIPM).
3.2 Variabel
Penelitian
Dan
Definisi
Operasional
3.2.1
Variabel Independen
Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah laba akuntansi dan laba tunai
pada setiap objek penelitian.
a. Laba akuntansi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laba yang didapat dari
selisih hasil pejualan dikurangi harga
pokok dan beban operasi perusahaan.
b. Laba tunai yang digunakan dalam
peneltian ini adalah laba akuntansi setelah
disesuaikan dengan transaksi – transaksi
non kas, seperti beban penyusutan, beban
amortisasi, penjualan kredit, beban gaji,
beban pajak dan beban bunga yang belum
dibayar, serta pembelian kredit. Informasi
tentang laba tunai ini diperoleh dari jumlah
arus kas dari aktivitas operasi pada laporan
arus kas.
3.2.2 Variabel Dependen
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dividen kas pada setiap perusahaan objek
penelitian.
Dividen kas ialah laba yang dibagikan
kepada pemegang saham berdasarkan hasil
keputusan rapat umum pemegang saham dalam

Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur pada sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, dasar penentuan perusahaan yang
masuk dalam kategori perusahaan manufaktur
berdasarkan klasifikasi pada Indonesian Capital
Market Directory (ICMD). Perusahaan manufaktur
pada sub sektor makanan dan minuman di Bursa
Efek Indonesia terdapat 14 perusahaan.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
Sugiyono (2008:116).
Sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
manufaktur pada sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan
- perusahaan manufaktur pada sub sektor makanan
dan minuman tersebut adalah yang terdaftar selama
tahun 2007-2011.
Daftar sampel perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Makanan Dan Minuman yang terdaftar di BEI tahun
2007-2011

No

Kode
Saham

1

DLTA

Nama
Perusahaan

PT.Delta Djakarta
Tbk.
2
MYOR
PT. Mayora Indah
Tbk.
3
INDF
PT. Indofood
Sukses Makmur
Tbk.
4
MLBI
PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk.
Sumber : www.idx.co.id

3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif yaitu suatu metode yang
berusaha untuk memberikan gambaran secara
sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat,
dan hubungan antara fenomena yang diteliti dalam
suatu perusahaan.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi perlu
di lakukan pengujian asumsi klasik sebelumnya.
Hal ini di lakukan agar data sampel yang di olah
dapat memberikan informasi yang benar-benar
valid dan mewakili populasi secara keseluruhan.
Adapun asumsi pengujian klasik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :

D=

(e t

et 1 ) 2

n

et2
t 2

Model dikatakan bebas autokorelasi apabila
nilai DW yang didapatkan diantara 2 dan -2.
Apabila nilai DW yang didapatkan lebih besar dari
2 atau kecil dari -2 maka dibandingkan dengan DW
tabel. Jika nilai D-W besar dari +2 maka terjadi
autokorelasi negatif, dan jika nilai D-W kecil dari 2 maka terjadi autokorelasi positif. Apabiia nilai
DW tabel lebih besar dari nilai batas atas maka

model sudah
autokorelasi.

bisa

dikatakan

bebas

3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas

3.5.2.1 Uji Normalitas
Digunakan untuk menguji apakah sampel
didistribusikan secara normal.
Pengujian
normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan
uji One Sampel Kolmogrov-Smirnov Test yang
berguna untuk mengetahui apakah tingkat
signifikansi data berdistribusi normal. Jika tingkat
signifikansi berada diatas 0,05, maka data
berdistribusi normal. Sebaliknya jika tingkat
signifikansi berada dibawah 0,05 maka data
dikatakan berdistribusi tidak normal.
3.5.2.2 Uji Multikolinieritas
pengujian multikolinieritas menggunakan
Varians Inflation Factor (VIF).
Apabila variabel independen
angka VIF disekitar angka 10 dan nilai
mendekati angka 10%, maka dapat
bahwa variabel independen tidak
multikolinieritas dengan variabel lain.

memiliki
tolerance
dikatakan
memiliki

Uji ini menggunakan rumus sebagai
berikut :

VIF =

1
1 R2

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya korelasi antara variabel dan standard
error.
Pengujian ini menggunakan Durbin Watson (D-W Stat) dengan rumus sebagai berikut :

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah
sebuah model regresi terjadi ketidak samaan varian
dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap. Jika terjadi varians yang berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi ini yang baik
adalah terjadi heteroskedastisitas.
3.6 Analisis Regresi Berganda
Untuk menguji hipotesis faktor-faktor
yang mempengaruhi dividen kas digunakan metode
analisis regresi berganda, dan model yang
digunakan dalam pengujian hipotesis ini adalah
sebagai berikut :
Persamaan regresi adalah sebagai berikut
Suharyadi dan Purwanto, (2004:509) :
Y = a+b1X1+b2X2+e
Keterangan :
Y : Variabel dependen ( Dividen Kas )
a : Konstanta atau harga Y bila X = 0
b1 : Koefisien regresi laba akuntansi
b2 : Koefiseien regresi laba tunai
X1 : Variabel independen (Laba akuntansi )
X2 : Variabel independen ( Laba Tunai )
e : error

3.7 Uji Hipotesis
3.7.1 Uji T-statistik
Uji ini di gunakan untuk mengetahui
apakah variable independen (X) berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Signifikan berarti pengaruh yang terjadi dapat
berlaku populasi. Tingkat signifikan yang di
gunakan 0,05 atau 5%.

3.7.2 Uji F
Uji ini bertujuan untuk menentukan
signifikan pengaruh variabel independen bersamasama terhadap variabel dependen dengan rumus :
F=
b.

Dimana :
R2= Koefisien determinasi
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel independen
Hasil dari uji F-hitung yang diperoleh
dibandingkan dengan α 5% (0,05). Jika probabilitas
F-hitung lebih kecil dari 0,05 maka model bisa
dipergunakan
untuk
memprediksi
variabel
dependen.

c.
2

3.7.3 Uji Koefisien Determinasi ( R )
Uji ini bertujuan untuk melihat berapa
besamya
proporsi
variabel
independent
mempengaruhi variabel dependen dengan rumus
sebagai berikut :
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi
ESS = Explained Sum Squared (jumlah kuadrat
yang dijelaskan)
TSS = Total Sum Squared (jumlah total kuadrat).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.3 Analisa Data
4.3.1 Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Mini Maxi Mean
Std.
mum mum
Deviatio
n
LABA
AKUNTANSI

20

LABA
TUNAI

20

DIVIDEN
KAS

20

Valid N
(listwise)

20

Rp.47
330,7
1
Rp.60793
9,54
Rp.22
418,4
5

Rp.50
17425
,00
Rp.69
09950
,00
Rp.15
36575
,00

Rp.7942
54,9290

Rp.12349
44,41763

Rp.1133
752,751
0

Rp.18912
00,37986

Rp.3534
70,5000

Rp.41631
9,12020

Berdasarkan tabel 4.4 statistik deskriptif
tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
a.

Variabel Laba Akuntansi
Dengan memperlihatkan jumlah data yang
masuk (N) dalam pengujian ini terdapat 20
data untuk semua variabel, pada variabel
laba akuntansi memiliki nilai terendah atau

minumum yaitu sebesar Rp.47.330,71 dan
nilai tertinggi atau maximum sebesar
Rp.5.017.425,00. Untuk nilai mean (Ratarata)
sebesar
Rp.1.133.752,7510,
sedangkan nilai standar deviasi yang
merupakan
simpangan
baku
atau
penyimpangan data dari masing-masing
veriabel sebesar Rp.1.234.944,41763.
Variabel Laba Tunai
Pada variabel laba tunai memiliki nilai
terendah atau minumum yaitu sebesar Rp.607.939,54 dan nilai tertinggi atau
maximum sebesar Rp.6.909.950,00. Untuk
nilai
mean
(Rata-rata)
sebesar
Rp.1.764.781,3642,
sedangkan
nilai
standar
deviasi
yang
merupakan
simpangan baku atau penyimpangan data
dari masing-masing veriabel sebesar
Rp.1.891.200,37986.
Variabel Dividen Kas
Pada variabel laba tunai memiliki nilai
terendah atau minumum yaitu sebesar
Rp.22.418,45 dan nilai tertinggi atau
maximum sebesar Rp.1.536.575,00. Untuk
nilai
mean
(Rata-rata)
sebesar
Rp.353.470,5000, sedangkan nilai standar
deviasi yang merupakan simpangan baku
atau penyimpangan data dari masingmasing
veriabel
sebesar
Rp.416.319,12020.

4.3.2 Uji Asumsi Klasik
4.3.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji
apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Salah satu bentuk analisis yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan one sample
Kolmogrov-smirnov (K-S). Untuk menguji
Normalitas dengan pendekatan ini adalah suatu data
berdistribusi normal bila Asymp.Sig (2tailed)>0.05, dan sebaliknya jika asymp.sig (2tailed) < 0.05 maka data berdistribusi tidak normal.
Berdasarkan dari hasil pengujian dilakukan
maka nilai residual tersebut normal, dimana
variabel yang berdistribusi normal dengan melihat
Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.348. Karena
signifikansi lebih dari 0.05 (0.348>0.05).
4.3.2.2 Uji Multikolinieritas
Untuk mengetahui suatu model regresi
bebas dari multikolinearitas, yaitu mempunyai nilai
VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 10 dan
mempunyai angka Tolerance lebih dari 10% (0,1).
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Hasil pengujian yang dilakukan terlihat
bahwa tidak ada nilai tolerance yang kurang dari
0.10 dan tidak ada angka VIF yang lebih dari 10,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar veriabel independen dalam
model regresi.
4.3.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi terdapat
kesalahan pengganggu pada periode t dengan
periode t-1 sebelumnya. Pengujian data untuk
autokorelasi ini dilakukan dengan uji DurbinWatson. Autokorelasi tidak terjadi apabila angka DW berada diantara -2 sampai +2. Jika angka D-W
dibawah -2 berada ada autokorelasi positif dan jika
angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi
negatif.
berdasarkan hasil Uji dilakukan dapat
dilihat bahwa nilai Durbin-Watson adalah 1.443 ini
berada diantara -2 sampai +2 maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi berarti tidak ada
terjadi autokorelasi.

1.

Variabel Laba akuntansi
Coefficientsa

Model

Unstandardized
Coefficients

B

1

(Constant)

108690,
528

Std.
Error
46440,7
29

LABA
AKUNTANS
I

,308

,032

Standard
ized
Coefficie
nts
Beta

t

,914

Sig.

2,340

,031

9,570

,000

a. Dependent Variable: DIVIDEN KAS

Dalam uji regresi sederhana diperoleh hasil koefesien
sebagai berikut :
Y = Rp.108.690,528 + 0,308 X1
Berdasarkan
persamaan
tersebut
dapat
diinterprestasikan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar Rp.108.690,528 variabel
laba akuntansi diasumsikan nol atau tidak
ada,
maka
dividen
kas
sebesar
Rp.108.690,528
b. Apabila terjadi kenaikan laba akuntansi (X1)
sebesar Rp.1,00 maka akan menaikan dividen
kas sebesar 0,308.
2.

4.3.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Variabel laba tunai
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Coefficientsa
Model

Unstandardized
Coefficients

B
(Constant)
1

Hasil pengujian heterokedastisitas dengan
jelas menunjukan bahwa tidak ada pola yang jelas,
serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol
pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas
dalam model regresi tersebut.
4.3.3 Analisis Regresi
4.3.3.1 Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi adalah analisis untuk
mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih
variabel independen terhadap satu variabel
dependen dan memprediksi variabel dependen
dengan menggunakan variabel independen.

LABA
TUNAI

Std.
Error

143078
,293

60401,
678

,186

,028

Standard
ized
Coefficie
nts
Beta

,843

t

Sig.

2,369

,029

6,649

,000

a. Dependent Variable: DIVIDEN KAS

Dalam uji regresi sederhana diperoleh hasil
koefesien sebagai berikut :
Y = Rp.143.078,293 + 0,186 X2
Berdasarkan
persamaan
tersebut
dapat
diinterprestasikan sebagai berikut:
a. Konstanta
sebesar
Rp.143.078,293
variabel laba akuntansi diasumsikan nol
atau tidak ada, maka dividen kas sebesar
Rp.143.078,293
b. Apabila terjadi kenaikan laba akuntansi
(X2) sebesar Rp.1,00 maka akan menaikan
dividen kas sebesar 0,186
4.3.3.2Analisis Regresi Berganda
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi berganda. Hasil
pengujian dapat terlihat pada tabel beikut:

Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Coefficients

Coefficientsa
Model

Unstandardized
Coefficients

B
(Constant)
1

104899,118

LABA
AKUNTANSI
LABA TUNAI

t

Std. Error
46280,83
5

Sig.

Model

(Constant)
2,267

,037

,247

,064

3,887

,001

,046

,042

1,107

,284

a. Dependent Variable: DIVIDEN KAS

Dari tabel diatas, dapat ditentukan persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = Rp.104.899,118 + 0,247X1 + 0.046X2 + e
Dari persamaan regresi tersebut diatas diperoleh :
1. Konstanta
sebesar
Rp.104.899,118
menunjukan
bahwa
jika
variabel
independen yaitu laba akuntansi dan laba
tunai besarnya nol maka besar dividen kas
adalah tetap sebesar Rp.104.899,118.
2. X1 sebesar 0.247 menunjukan bahwa
setiap kenaikan laba akuntansi sebesar
Rp.1,00 akan diikuti oleh kenaikan dividen
kas sebesar 0.247 dengan asumsi variabel
lain tetap.
3. X2 sebesar 0.046 menunjukan bahwa
setiap kenaikan Rp.1,00 pada laba tunai
akan diikuti oleh kenaikan dividen kas
sebesar 0.046 dengan asumsi variabel

lain tetap.
4.4 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel
independen dalam model regresi berpengaruh
terrhadap variabel dependen, maka dilakukan
pengujian dengan menggunakan uji t-stastistik dan
uji F.
4.4.1 Uji t- statistik
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah
ada pengaruh yang signifikan antara kedua variabel.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :
Ho : ρ = 0 (tidak ada pengaruh signifikan laba
akuntansi dan laba tunai
terhadap dividen kas).
Ha : ρ # 0 (ada pengaruh signifikan laba akuntansi
dan laba tunai terhadap dividen kas).
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya
adalah sebagai berikut :
a. Jika nilai probabilitas sig < α0.05, maka
Ho ditolak dan Ha diterima (ada pengaruh
signifikan laba akuntansi dan laba tunai
terhadap dividen kas).
b. Jika probabilitas sig > α0.05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak (tidak ada
pengaruh signifikan laba akuntansi dan
laba tunai terhadap dividen kas).

1

a

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
104899 46280,83
,118
5

LABA
AKUNTANSI

,247

,064

LABA TUNAI

,046

,042

t

2,26
7
3,88
7
1,10
7

Sig.

,037
,001
,284

a. Dependent Variable: DIVIDEN KAS

4.4.2 Uji F
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah
ada pengaruh yang signifikan antara kedua variabel.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :
Ho : ρ = 0 (tidak ada pengaruh signifikan laba
akuntansi dan laba tunai terhadap dividen
kas).
Ha : ρ # 0 (ada pengaruh signifikan laba akuntansi
dan laba tunai terhadap dividen kas).
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya
adalah sebagai berikut :
a. Jika nilai probabilitas sig < α0.05, maka
Ho ditolak dan Ha diterima (ada pengaruh
signifikan laba akuntansi dan laba tunai
terhadap dividen kas).
b. Jika probabilitas sig > α0.05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak (tidak ada
pengaruh signifikan laba akuntansi dan
laba tunai terhadap dividen kas).
ANOVAa

Model

Sum of
df Mean Square
Squares
278854508599
13942725429
Regression
2
4,854
97,427
504565501111,
29680323594,
Residual
17
917
819
329311058710
Total
19
6,771
a. Dependent Variable: DIVIDEN KAS

F

Sig.

46,9
76

,000b

b. Predictors: (Constant), LABA TUNAI, LABA AKUNTANSI

4.4.3 Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis
H1

H2

H3

Pernyataan
Ada
pengaruh
signifikan antara laba
akuntansi
terhadap
dividen kas
Ada
pengaruh
signifikan antara laba
tunai terhadap dividen
kas
Ada
pengaruh
signifikan antara laba
akuntansi dan laba
tunai terhadap dividen
kas

Keputusan
H1 Diterima

H2 Ditolak

H3 Diterima

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian
1. Ada pengaruh signifikan laba akuntansi terhadap
dividen kas karena tingkat signifikannya sebesar
0.001 < 0.05.Hal ini terjadi karena laba
akuntansi memiliki ruang lingkup yang lebih
luas dan berasal dari kegiatan operasional dan
non operasional perusahaan. Laba akuntansi
juga digunakan dalam pengambilan keputusan
apakah investor akan membeli, menahan atau
menjual saham tersebut. Laba akuntansi
memiliki koefesien regresi bertanda positif
sebesar 0,247 yang menunjukan bahwa
kenaikan laba akuntansi sebesar Rp. 1,00 maka
dividen kas akan naik sebesar 0,247.
2. Tidak ada pengaruh signifikan laba tunai
terhadap laba dividen kas karena tingkat
signifikannya sebesar 0,284 > 0,05. Hal ini
terjadi karena perusahaan dari tahun 2007-2011
memperoleh laba tunai yang tidak terlalu
signifikan artinya perusahaan mengalami
kenaikan atau penurunan laba tunai setiap
tahunnya. Laba tunai memiliki koefesien regresi
bertanda positif sebesar 0.046 menunjukan
bahwa jika laba tunai naik Rp.1,00 maka
dividen kas akan naik sebesar 0,046.
3. Ada pengaruh signifikan antara laba akuntansi
dan laba tunai terhadap dividen kas karena
tingkat signifikannya sebesar 0.000 < 0.05. Hal
ini
terjadi
karena
perusahaan
dapat
meningkatkan kinerja dan mampu memperoleh
laba setiap tahunnya memungkinkan para
investor akan melakukan investasi pada
perusahaan.
REFERENSI
Anan, Malesa. 2010. Analisis Pengaruh Antara
Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan
Dividen
Kas
Pada
Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI,
Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Baridwan, Zaki. 2002. Intermediate Accounting.
Edisi Kedelapan. Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.
Belkoui, Ahmed Riahi. 2011. Teori Akuntansi.
Edisi kelima. Jakarta: Salemba Empat
Deddi, Nordiawan. 2007. Akuntansi Sektor Publik.
Jakarta : Erlangga
Dyckman, R. Thomas, Roland E. Dukes, and
Charles J. Davis. 2001. Akuntansi
Intermediete, Edisi Ketiga, jilid II, Alih
bahasa Herman Wibowo. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Erlina. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua.
Medan : USU PRESS.
Hanafi, Mamduh M. 2007. Analisis Laporan
Keuangan. Yogyakarta : AMP YKPN.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi.
Edisi Revisi. cetakan Kesembilan.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Harahap, Rosna Khairani. 2007. Hubungan Antara
Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan
Dividen
Kas
Pada
Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ.
Jurnal Akuntansi, volume 7, nomor 1,
Januari 2007 : Hal 51-72.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2011. Standar
Akuntansi Keuangan . Jakarta : Salemba
Empat.
Ismaya, Sujana. 2005. Kamus Akuntansi. Bandung:
Pustaka Grafika

Kasmir.

2011. Analisis Laporan Keuangan.
Cetakan Keempat. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Muqodim. 2005. Teori Akuntansi. Edisi ke-1.
Yogyakarta : Ekonisia.
Muthia, Restie. 2011, “Pengaruh Laba Akuntansi
Dan Laba Tunai Terhadap Dividen kas
Perusahaan Perbankan yang Go Publik di
BEI Periode 2005-2010”, Skripsi Jurusan
akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Keungan dan Perbankan Indonesia,
Jakarta.

Suwardjono. 2005.Teori Akuntansi Perekayasaan
Pelaporan Keuangan . Edisi ke3
.Yogyakarta: BPFE
Sjahrial, Darmawan. 2007. Manajemen Keungan
Lanjutan. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra
Wacan Media.
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Keempat. Jakarta : Liberty.

Lubis, Ade Fatma dan Adi Syahputra. 2008. Pasar
Modal. Jakarta: penerbit Lembaga
Panerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.

Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Teori Akuntansi.
Edisi Revisi. cetakan Kesembilan.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Wild, John J, Subramanyam, dan Robert F.Halsey,
2005. Analisis Laporan Keuangan . Edisi
Kedelapan, Jilid 1, alih bahasa Yanivis
Bachtiar dan S.Nurwahyu Harahap,
Jakarta : Salemba Empat
http://www.idx.co.id. Diakses 27 April 2013
http://blog.re.or.id/laba-akuntansi.htm Di akses
tanggal 18/03/2013. 22:32