tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. Pegawai tidak
tetap tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri.
18
Penamaan pegawai tidak tetap mempunyai arti sebagai pegawai diluar PNS dan pegawai lainnya tenaga
kerja. Penamaan pegawai tidak tetap merupakan salah satu bentuk antisipasi pemerintah terhadap banyaknya kebutuhan pegawai namun dibatasi oleh dana
APBDAPBN dalam penggajiannya.
19
Pada dasarnya, kebijakan pengangkatan pegawai tidak tetap diseahkan pada
kebutuhan dari masing-masing instansi, namun sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi
Calon Pegawai Negeri Sipil, tanggal 11 November 2005, semua pejabat pembina kepegawaian dan pejabat lain di lingkungan instansi, dilarang engangkat tenaga
honorer atau yang sejenis, kecualu ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 dilaksanakan sampai dengan tahun
anggaran 2009, namun sampai dengan tahun 2007, dalam hal proses pengangkatan terdapat berbagai permasalahan yang ternyata tidak sesuai dengan
keinginan dari Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, Pasal 3 ayat 1 berbunyi :
pengangkatan tenaga honorer menjadi pegawai Negeri Sipil diprioritaskan bagi yang melaksanakan tugas sebagai :
1. Tenaga guru
2. Tenaga kesehatan pada unit pelayanan kesehatan.
18
Penjelasan pasal 2 ayat 3 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
19
Sri Hartini dan Setiajeng Kadarsih, 2004, Diktat Hukum Kepegawaian, Fakultas Hukum Universitas Jendral Soedirman, purwokerto, hlm. 26.
3. Tenaga penyuluh dibidang pertanian, perikanan, peternakan; dan
4. Tenaga teknis lainnya yang sangat dibutuhkan pemerintah.
20
Dalam implementasinya, pemerintah hanya melihat pada syarat-syarat formil,
yaitu masa kerja dan usia tanpa mempertimbangkan skala prioritas yang diharapkan oleh pembuat peraturan. Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi
Calon Pegawai Negeri Sipil ternyata didominasi oleh tenaga administratif yang notabene di luar dari skala prioritas yang termaktub dalam pasal 3 ayat 1.
2.2.5 Kedudukan Pegawai Negeri Sipil
Kedudukan Pegawai Negeri didasarkan pada Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian Pasal 3 ayat 1, yaitu Pegawai Negeri sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan peayanan kepada masyarakat
secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan. Rumusan kedudukan pegawai negeri
didasarkan pada pokok-pokok pikiran bahwa pemerintah tidak hanya menjalankan fungsi umum pemerintahan, tetapi juga harus mampu melaksanakan fungsi
pembangunan atau dengan kata lain pemerintah bukan hanya menyelenggarakan tertib pemerintahan, tetapi juga harus mampu menggerakkan dan memperlancar
pembangunan untuk kepentingan rakyat banyak.
21
20
Yang dimaksud dengan tenaga teknis lainnya menurut penjelasan Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 adalah tenaga teknis yang bersifat operasional dalam rangka pelaksanaan tugas pokok
instansi dan bukan tenaga teknis administrasi.
21
C.S.T. K ansil, 1979, Pokok-pokok Hukum Kepegawaian Republik Indonesia, Pradnya Paramitha, Jakarta, hlm 38.
Pegawai negeri mempunyai peranan amat penting sebab pegawai negeri merupakan unsur aparatur negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan
pembangunan dalam rangka mencapai tujuan negara. Kelancaran pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan nasional terutama sekali tergantung juga dari
kesempurnaan pegawai negeri sebagai dari aparatur negara. Dalam konteks hukum publik, Pegawai Negeri Sipil bertugas membantu presiden
sebagai kepala pemerintahan dalam menyelenggarakan pemerintahan, tugas melaksanakan
peraturan perundang-undangan,
dalam ati
kata wajib
mengusahakan agar setiap peraturan perundang-undangan ditaati oleh masyarakat. Di dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan pada umumnya, kepada
pegawai negeri diberikan tugas kedinasan untuk dilaksanakan sebaik-baiknya. Sebagai abdi negara seorang pegawai negeri juga wajib setia dan taat kepada
Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara, kepada Undang-undang Dasar 1945, kepada negara, dan kepada pemerintah.
22
Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur ngara, abdi negara, dan abdi masyarakat dituntut untuk dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, karenanya ia harus mempunyai kesetiaan, ketaatan penuh terhadap pancasila, UUD 1945, Negara dan pemerintah sehingga
dapat memusatkan segala perhatian dan pikiran serta mengerahkan segala daya upaya dan tenaganya untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan dan
pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna.
22
Ibid, hlm 18.
2.3 Pejabat Negara
Berdasarkan Undang-Undang Pejabat Negara 1.
Adalah pejabat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan peraturan perundang-
undangan lainnya. Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 Tentang Protokol. Pejabat Negara
2. Adalah pimpinan dan anggota lembaga tertinggitinggi negara sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh undang-undang. Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
23
3. Adalah pimpinan dan anggota lembaga negara sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pejabat Negara yang secara tegas ditentukan dalam undang-undang. Berdasarkan
Pasal 1 Angka 7 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 Tentang
Keprotokolan.
Pejabat Negara adalah : Pimpinan dan anggota lembaga tertinggitinggi negara
sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Pejabat Negara yang ditentukan oleh Undang-undang.
Pejabat negara terdiri dari: a.
Presiden dan Wakil Presiden. b.
Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. c.
Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan.
23
Mifta Thoha, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Jakarta; Kencana, 2012, hlm 12
d. Ketua, Wakil Ketua, dan Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah
Agung, serta ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada semua Badan Peradilan. e.
Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung. f.
Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan. g.
Menteri dan jabatan yang setingkat Menteri. h.
Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh.
i. Gubernur dan Wakil Gubernur.
j. BupatiWalikota dan Wakil BupatiWakil Walikota.
k. Pejabat Negara laninya yang ditentukan oleh Undang- undang
Seorang Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Pejabat Negara, dibebaskan
untuk sementara waktu dari jabatan organiknya selama menjadi Pejabat Negara Tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri ini adalah peraturan
Perundang-undangan yang lama sedangkan pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara harus mengundurkan diri dari Pegawai
Negeri.
24
Pejabat pimpinan tinggi madya dan pejabat pimpinan tinggi pratama yang akan mencalonkan diri menjadi gubernur dan wakil gubernur,
bupatiwalikota, dan wakil bupatiwakil walikota wajib menyatakan pengunduran diri secara tertulis dari PNS sejak mendaftar sebagai calon.
24
Sastra Djatmika, marsono. Hukum Kepegawaian Indonesia, Jakarta; Djambatan, 1990, hlm 184