Pengujian Black-box Skala Linker

2.2.12.12 Pengujian Black-box

Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian ini memungkinkan analis sistem memperoleh kumpulan kondisi input yang akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional program. Tujuan metode ini mencari kesalahan pada. 1. Fungsi yang salah atau hilang. 2. Kesalahan pada interface. 3. Kesalahan pada struktur data atau akses database. 4. Kesalahan performansi. 5. Kesalahan inisialisasi dan tujuan akhir.

2.2.12.13 Skala Linker

Skala linkert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseonrang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian, fenomena social ini telah di tetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian. [3] Dalam skala linker, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variable. Kemudian idikator variable dijadikan sebagai titik tolakuntuk menyusu item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atu pertanyaan .[3] Contoh kasus sebagai berikut: SS = sangat setuju diberi skor 5, Setuju diberi skor 4, Ragu-ragu diberi skor 3, Tidak setuju diberi skor 2, Sagat tidak setuju diberi skor 1. .[3] Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab SS = 25 x 5 =125 Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab ST = 40 x 5 =160 Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab RG = 5 x 5 = 15 Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab TS = 20 x 5 =20 Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab STS = 10 x 5 =10 ____________________________________________________ Total = 350 Jumlah skor ideal kriterium untuk seluruh item = 5 x 100 = 500 Seandainya menjawab SS. Jumlah skor yang diperoleh dari penelitian = 350Jadi berdasarkan data itu maka tigkat persetujuan terhadap metode kerja baru = 350 x 500 x 100 = 70 dari yang diharapkan 100 untuk mengetahui persentase keberhasilan dari data secara kontinum dapat digambarkan seperti berikut: .[3] STS TS RG ST SS 50 100 200 300 400 500 350 .Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden dari 100 responden maka nilai rata-rata 350 erletak pada daerah setuju. .[3] 41

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan- kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

3.1.1 Analisis Masalah

Sistem pemasaran yang dilakukan oleh toko dbeauty shop masih dikatakan kurang efektif untuk menarik keuntungan dan pelanggan yang maksimal. Transaksi yang dilakukan juga masih menggunakan cara konvesional yaitu hanya mengandalkan calon pembeli yang diharuskan datang terlebih dahulu ke toko dbeauty shop sebelum melakukan transaksi untuk sekedar melihat-lihat ataupun membeli produk-produk yang dimiliki oleh toko dbeauty shop . Dalam pengolahan data transaksi juga sering mengalami kesulitan, karena data transaksi disimpan diselembaran-selembaran kertas atau didalam buku transaksi sebelum dimasukan kedalam komputer dengan menggunakan file microsoft word atau microsoft excel. Hal-hal seperti ini dapat menimbulkan efek tersendiri karena sistem masih menggunakan cara-cara manual, yaitu para pegawai toko dbeauty shop harus mencari satu persatu dari tumpukan-tumpukan kertas ataupun harus membuka satu persatu halaman buku transaksi. Sehingga