48 Tabel 9. Hasil Analisis Daya Beda
SIKLUS I
No. Soal Daya
Pembeda Kategori
19 0,00
– 0,20 Jelek
1,2,4,9,10 0,21
– 0,40 Cukup
3,5,7,8,11,13,15,17,20 0,41
– 0,70 Baik
6,12,14,16,18 0,71
– 1,00 Baik Sekali
SIKLUS II 0,00
– 0,20 Jelek
1,2,4,10 0,21
– 0,40 Cukup
3,5,7,8,9,11,12,15,17,19,20 0,41
– 0,70 Baik
6,13,14,16,18 0,71
– 1,00 Baik Sekali
SIKLUS III 3,8,14
0,00 – 0,20
Jelek 2,5,7,10,11,12,13,15,17,18
0,21 – 0,40
Cukup 1,4,9,20
0,41 – 0,70
Baik 0,71
– 1,00 Baik Sekali
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Model pembelajaran Think Pair Share TPS dapat meningkatkan aktivitas siswa secara keseluruhan yang berjumlah 32 siswa, hal ini dapat dilihat dari
meningkatnya aktivitas belajar siswa dan hanya tersisa beberapa orang saja yang tidak aktif. Jadi model pembelajaran Think Pair Share TPS dapat
membuat seluruh siswa terlihat secara penuh dalam pembelajaran dan peranan guru hanya sebagai sebatas pembimbing dalam meluruskan masalah, tetapi
tidak terlihat langsung didalam kegiatan belajar. Disini siswa dibiarkan bebas berdiskusi, bekerjasama dan saling menunjang, berbagai tugas dan
berkomunikasi antara sesama anggota kelompok untuk mengemukakan pendapat.
2. Model pembelajaran Think Pair Share TPS dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini terbukti bahwa terjadi peningkatan siswa yang tuntas dari siklus ke siklus. penerapan model pembelajaran Think Pair Share TPS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan pada mata pelajaran IPS di kelas VII.4 SMP Negeri 4 Pringsewu.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam penelitian ini ada beberapa saran yang dipertimbangkan dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS di kelas
VII.4 SMP Negeri 4 Pringsewu adalah sebagai berikut: 1.
Hendaknya guru mengenalkan dan melatih keterampilan proses kooperatif sebelum atau selama pembelajaran. Agar siswa mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep. Serta siswa dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
2. Siswa hendaknya diberi wawasan atau tekanan untuk tidak sering alpa atau
tidak masuk sekolah, karena hal ini akan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Selain itu siswa hendaknya dituntut untuk menguasai sejumlah
informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran, sehingga di dalam kelompok siswa tidak bingung untuk mendiskusikan materi baginya, lebih dari pada itu
siswa akan mampu mengembangkan kalimat dan potensinya secara mandiri. Diharapkan kemudian hari siswa tidak hanya berkembang intelektualnya saja
tetapi mampu meningkatkan seluruh pribadi siswa termasuk sikap mental yang dimiliki.
3. Bagi sekolah perlu dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berbagai
strategi sebagai upaya menciptakan suasana belajar yang kondusif agar hasil belajar siswa dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.
Jakarta Daryanto. 1997. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Dimyati, Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Rineka cipta. Jakarta
http:delsajoesafira.blogspot.com201005metode-diskusi.html http:nesaci.commetode-diskusi-dalam-proses-belajar-di-sekolah
Suyatna, Agus. 2008. Modul 30 Model Pembelajaran PAIKEM. FKIP Universitas
Lampung:Lampung. Model PAIKEM , Departemen Pendidikan Nasioanal
Andreas Viklund. Blog pada WordPress.com. http:akhmadsudrajat.files.wordpress.com200705model-model-pembelajaran
Bobbi DePorter. 2002. Quantum Teaching. Boston: Allyn Bacon. B. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta. Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis
Sekolah. Jakarta: Depdiknas.