Spesimen dibentuk secara mekanis dibubut dari diameter 16 mm sampai diperoleh ukuran seperti pada Gambar 3.1. Pembubutan dilakukan dengan pemakanan
sehalus mungkin untuk menghindari pembebanan yang besar pada saat pembubutan
dan mengurangi temperatur yang terjadi pada spesimen yang dapat menimbulkan tegangan sisa pada spesimen.
3.3. Peralatan
Alat uji yang digunakan untuk mengetahui kekuatan lelah dari spesimen adalah Mesin Uji Fatik Tipe Cantilever Rotating Bending yang ditunjukkan pada
Gambar 3.2. Alat ini dilengkapi dengan pengatur kelembaban lingkungan pengujian, counter untuk mengetahui siklus lelah spesimen, pengatur beban bending pada
spesimen, poros tempat spesimen berputar dan menerima pembebanan. Alat yang digunakan untuk mengamati keretakan yang terjadi pada
permukaan spesimen digunakan Scanning Elektron Microscope SEM, sedangkan untuk mengetahui ultimate tensile strength dan yield strength menggunakan
Universal Testing Machines dan Hardnes Tester untuk mengetahui kekerasan baja. Peralatan bantu lain yang digunakan adalah Thermometer untuk mengukur suhu
ruangan dan suhu di dalam chamber, Dial Gauge dengan Magnetic Base untuk membantu center pemasangan spesimen pada poros alat uji. Vernier Calipers untuk
mengetahui dan memastikan ukuran spesimen uji, Tachometer infra red untuk mengetahui putaran poros tempat spesimen berputar.
Indra Hasan : Kekuatan Lelah Baja HQ 705 Dan Baja Thyrodur 1730 Di Lingkungan Kelembaban Tinggi, 2006 USU Reepository © 2008
1. Chamber 2. Sensor
3. Spesimen 4. Bantalan Beban
5. Microswitch 6. Fan
7. Beban 8. Control Valve
9. Air 10. Elemen Pemanas
11. Hidrometer 12. Unit Pengontrol Kelembaba
13. Swicth 14. Counter
15. Penunjuk kelembaban 16. Kontaktor
17. Motor 18. Poros
19. Pulley dan belt 20. Bantalan Poros
888
2 1
3 4
5 6
7 8
9 10
12 13
14 15
16 17
18 19
20
11
Gambar 3.2. Mesin Uji Fatik Tipe Cantilever Rotating Bending
Indra Hasan : Kekuatan Lelah Baja HQ 705 Dan Baja Thyrodur 1730 Di Lingkungan Kelembaban Tinggi, 2006 USU Reepository © 2008
3.4. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan lingkungan yang dikondisikan sesuai dengan lingkungan pengujian yang diinginkan. Lingkungan diatur sedemikian rupa sampai
diperoleh temperatur dan kelembaban dalam ruang pengujian konstan selama pengujian spesimen dengan menggunakan alat kontrol kelembaban. Sedangkan
pengaruh faktor putaran dan getaran dikurangi semaksimal mungkin dengan pemasangan spesimen uji center pada poros dengan bantuan alat dial gauge. Pengaruh
faktor permukaan spesimen uji dikurangi dengan mempolish sampai mencapai permukaan commercially polish menggunakan kertas pasir secara berurutan mulai
dari ukuran 400, 600, 800, 1000 dan 1200, serta dipolish dengan cairan alumina. Pemberian beban sesuai perhitungan kekuatan lelah dari data sifat mekanik bahan dan
dengan melakukan pengujian awal sampai didapat tingkat pembebanan yang sesuai, lingkungan pengujian divariasikan dengan kelembaban 70RH, 75RH, 80RH,
85RH, dan 90RH, masing-masing pada siklus pembebanan yang berbeda mulai dari N = 10
2
sampai batas ketahanan N = 10
7
pada satu lingkungan pengujian. Putaran motor direduksi dari 1420 rpm menjadi 887,5 rpm untuk mendapatkan
pengaruh beban dan kelembaban terhadap bahan uji. Jumlah siklus spesimen uji dihitung menggunakan counter hour sampai spesimen patah dan untuk spesimen yang
tidak patah melewati N = 10
7
pengujian dihentikan dan dianggap spesimen tidak akan mengalami perpatahan lagi.
Indra Hasan : Kekuatan Lelah Baja HQ 705 Dan Baja Thyrodur 1730 Di Lingkungan Kelembaban Tinggi, 2006 USU Reepository © 2008
Pada satu lingkungan pengujian satu tingkat kelembaban relatif dilakukan pengujian terhadap 6 enam buah specimen untuk memperoleh minimal 6 enam
buah titik pengujian pada kurva S-N sesuai standar pengujian fatik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.1. Kelembaban relatif dikondisikan 5 lima tingkat
sehingga jumlah minimal specimen keseluruhan adalah 30 tiga puluh buah. Jumlah ini dapat ditambah untuk mendapatkan keakuratan data pengujian.
3.5. Variabel yang Diamati