BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian bertempat di laboratorium Fatik dan Korosi Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU Medan, dan dilaksanakan sejak Februari 2005 sampai
Agustus 2005, sedangkan pengamatan terhadap patahan spesimen hasil pengujian fatik menggunakan SEM di Laboratorium PTKI medan pada bulan Juni 2005 serta
pengujian tarik dan kekerasan dilakukan di Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin Universitas Riau UNRI pada bulan Juli 2005.
3.2. Bahan dan Ukuran Spesimen
Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah baja permesinan Machinery Steels khususnya untuk poros yaitu baja HQ 705, diproduksi di Swedia
dan dipasarkan oleh Tira Andalan Steel, yang merupakan baja High Tensile Strength, dan baja Thyrodur 1730 merupakan baja Medium Tensile Strength yang termasuk
golongan Medium Carbon Steel. Komposisi kimia dan sifat mekanis dari baja HQ 705 dan baja Thyrodur 1730
ditunjukkan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2. Komposisi kimia diperoleh dari PT. Tira Andalan Steel yang merupakan hasil pengujian dan ditunjukkan dalam bentuk
Indra Hasan : Kekuatan Lelah Baja HQ 705 Dan Baja Thyrodur 1730 Di Lingkungan Kelembaban Tinggi, 2006 USU Reepository © 2008
sertifikat, sedangkan sifat mekanis diperoleh dari hasil pengujian menggunakan alat uji tarik universal dan kekerasan dengan alat uji Brinell.
Tabel 3.1 Komposisi Kimia baja HQ 705 dan bajaThyrodur 1730 Bahan
C Si
Mn P
S Ni
Cr Mo
Cu Al
HQ 705 0.34
0.26 0.55
0.018 0.01
1.43 1.44
0.17 0.27
0.032 Thyrodur 1730
0.45 0.3
0.7 -
- -
- -
Tabel 3.2 Sifat Mekanis baja HQ 705 dan baja Thyrodur 1730 Bahan
S
y0,2
MPa S
ut
MPa ε
HB HQ 705
865.87 1109.12
17.1 352.42
Thyrodur 1730 443.27
786.62 22.9
203.85
Ukuran spesimen uji fatik dibuat berdasarkan standar ASTM E466 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.
R 3 95
175 20
Gambar 3.1. Ukuran Spesimen Uji Fatik Sesuai ASTM E 466
Indra Hasan : Kekuatan Lelah Baja HQ 705 Dan Baja Thyrodur 1730 Di Lingkungan Kelembaban Tinggi, 2006 USU Reepository © 2008
Spesimen dibentuk secara mekanis dibubut dari diameter 16 mm sampai diperoleh ukuran seperti pada Gambar 3.1. Pembubutan dilakukan dengan pemakanan
sehalus mungkin untuk menghindari pembebanan yang besar pada saat pembubutan
dan mengurangi temperatur yang terjadi pada spesimen yang dapat menimbulkan tegangan sisa pada spesimen.
3.3. Peralatan