acara perkumpulan fans, banyak acara di kota Medan yang menggelar tema K- pop,
seperti beberapa acara peluncuran produk dari perusahaan ternama yang diadakan di Mall-Mall besar di kota Medan bahkan sampai salah satu tempat
wisata di Sumatera Utara juga turut menggelar lomba tari K-pop cover dance sebagai upaya untuk menarik perhatian pengunjung dan peminat yang sebagian
besar adalah remaja. Banyaknya rangkaian acara gathering K-pop dikarenakan banyaknya bermunculan fans club K-pop di kota Medan. Regar 2011
mengungkapkan perkembangan K-pop yang pesat di kota Medan dikarenakan adanya fasilitas internet yang menunjang kepopuleran musik Korea tersebut.
D. PERBEDAAN PROKRASTINASI AKADEMIK ANTARA REMAJA
ANGGOTA DAN BUKAN ANGGOTA FAN CLUB K-POP.
Prokrastinasi sendiri dilakukan oleh hampir setiap orang dari berbagai kalangan di setiap ada kesempatan untuk menunda Ferrari, 1995. Penelitian
mengenai prokrastinasi di kalangan mahasiswa menunjukkan hasil 70-90 persen mahasiswa melakukan prokrastinasi sebelum mengerjakan tugas akademik
Knaus dalam Weiten, 2006. Baumeister dalam Weiten, 2006 menyatakan kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi terus menerus dapat berakibat
meningkatnya stress dan menghambat performa dalam pengerjaan tugas akademik.
Penelitian Ahmaini 2010 yang mengungkapkan bahwa mahasiswa yang aktif di organisasi memiliki kecenderungan prokrastinasi akademik yang lebih
besar dari pada yang bukan anggota organinsasi. Prokrastinasi akademik terjadi karena mudahnya siswa dan mahasiswa terganggu oleh aktivitas lain di luar
Universitas Sumatera Utara
aktivitas akademik atau belajar Schouwenburg, 1995. Rendahnya ketertarikan terhadap mata pelajaran dan kegiatan belajar juga merupakan salah satu faktor
yang membuat siswa dan mahasiswa cenderung melakukan prokrastinasi akademik.
Efek globalisasi dan kemajuan teknologi menjadikan remaja Indonesia sedang dilanda K-pop yang kemudian mengubah gaya hidup dan aktivitas para
remaja, mendengarkan lagu dari bangun tidur, mengunduh lagu serta video, dan berkumpul dengan sesama penggemar dalam sebuah fan club merupakan
beberapa kegiatan dari banyak kegiatan lain yang dilakukan secara rutin Munib, 2012. Kegiatan yang dilakukan remaja anggota fan club kemungkinan dapat
menghambat aktivitas, khususnya di bidang akademik. Penelitian yang dilakukan Jung di Singapura pada tahun 2011, meneliti mengenai aktivitas remaja
penggemar K-pop di Indonesia, diketahui bahwa remaja banyak melakukan aktivitas sehari-harinya berkaitan dengan idola mereka dan kebanyakan dari
mereka cukup sering dalam penggunaan sarana internet. Dapat terlihat juga dari data statistik yang dilampirkan pada bab sebelumnya bahwa begitu besarnya
peminat dari kalangan remaja, khususnya Indonesia, yang mengakses segala sesuatu informasi dari internet. Dapat dibayangkan bagaimana besarnya aktivitas
remaja di dunia maya yang berkaitan dengan segala sesuatu tentang K-pop. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang berlawanan dengan
aktivitas akademik siswa dan mahasiswa. Seperti yang disebutkan Schouwenburg 1995 bahwa siswa yang memiliki prokrastinasi yang tinggi sangat mudah
terdistraksi dengan kegiatan sosial lain dibandingkan kegiatan belajar. Kegiatan
Universitas Sumatera Utara
para remaja siswa dan mahasiswa anggota fan club K-pop seperti mengunduh lagu ataupun video dilakukan lewat internet yang merupakan dampak dari
berkembangnya teknologi yang ada. Selain itu media sosial juga tidak luput sebagai sarana para remaja anggota fan club K-pop untuk memperlebar
pergaulannya kepada sesama pecinta artisnya. Trezza 2011 mengungkapkan bahwa perkembangan teknologi yang ada dapat menjadi distraksi atau
penghambat para siswa dan mahasiswa dalam belajar. Tidak hanya berkegiatan di dunia maya, remaja anggota fan club K-pop
juga memiliki banyak aktivitas lain di luar itu, sebut saja dengan mengikuti kegiatan gathering, yang biasannya diisi oleh lomba menyanyi ataupun cover
dance yang sengaja menyerupai artis kesayangan mereka. Jung 2011
menemukan fakta yang didapat dari United K-pop Lovers Indonesia UKLI, bahwa ada sekitar 100 kelompok dance cover yang didata oleh UKLI. Tiap
kelompok dance cover tersebut memiliki akun khusus di media sosial Facebook, blog, Twitter
yang aktif merekrut anggota baru untuk bergabung menirukan artis kesayangan mereka.
Remaja anggota fan club K-pop di kota Medan juga memiliki gambaran aktivitas yang tidak jauh berbeda dari yang dipaparkan sebelumnya. Peneliti
mencoba bertanya terhadap beberapa remaja yang tergabung dalam fan club K- pop
, mereka merasa mengerjakan tugas akademik secara terdesak dikarenakan mereka cenderung menghabiskan hari-hari dengan konsumsi hal berbau K-pop
kurang lebih 8-10 jam per hari atau bahkan lebih. Mesikpun begitu mereka berdalih masih mampu mengimbangi antara sekolah dengan hobi mereka. Para
Universitas Sumatera Utara
remaja anggota fan club K-pop di kota Medan memiliki banyak kegiatan yang cukup menyita waktu dan perhatiannya. Remaja anggota fan club K-pop di kota
Medan banyak mengikuti aktivitas seputar idola mereka. Waktu remaja untuk belajar bertabrakan dengan kegiatan berkaitan dengan K-pop seperti yang sudah
dijabarkan sebelumnya. Tugas dari siswa dan mahasiswa sendiri adalah memenuhi kewajiban mereka untuk mengerjakan tugas akademik, sudah
seharusnya akademik menjadi prioritas utama di atas aktivitas menyenangkan lain.
E. Hipotesis