Return On Investment ROI

pajak. Begitu pula dengan pembayaran pajak otomatis akan mengurangi laba bersih sesudah pajak sehingga juga mempunyai hubungan yang negatif dengan pertumbuhan modal sendiri. Tingkat pajak di sini adalah prosentase dari pendapatan perusahaan yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pemerintah. Untuk menghitung tingkat pajak, dipergunakan proxy, Brigham ,1996 yaitu: Tax Tax rate = x 100 = ……. Earning Before Tax

2.1.8. Return On Investment ROI

Return on investment adalah kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih setelah dikurangi beban pajak. Cara menghitung rasio ini adalah ditunjukkan dengan rumus : Keuntungan Netto Sesudah Pajak ROI = x 100 = ……… Total Aktiva Hubungan return on investment dengan pertumbuhan modal sendiri adalah bersifat positif karena semakin tinggi tingkat perputaran aktiva akan meningkatkan penjualan yang selanjutnya akan meningkatkan laba dan pada akhirnya berdampak positif terhadap pertumbuhan modal sendiri. 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu Dian Waskito : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2008 USU Repository © 2008 Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa hasil penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu dimaksud ditunjukkan melalui matriks berikut ini. Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Yang Digunakan Kesimpulan 1 Harris Raviv 1991 The Theory of Capital Structure Tangibility of asset X1, investment opportunity X3, firm size X4, dan profitabilityX5 Debt Y Bahwa tangibility of asset yang diproxy melalui rasio fixed asset to total asset memiliki hubungan positif dengan jumlah pemakaian hutang, investment opportunity yang diproxy dari market to book value memiliki hubungan negatif dengan pemakaian utang, firm size yang diwakili Ln Net Sales memiliki hubungan positif dengan pemakaian utang kecuali Jerman dan Profitability yang diwakili oleh ROA memiliki hubungan dengan negatif kecuali untuk Jerman 2 Titman Wessels 1988 The Determinants of Capital Structure Choice Uniqueness X1, Industry Classification X2, Size X3, dan Profitability X4. Equity Bahwa uniqueness yang diwakili oleh selling expensessales memiliki hubungan negatif dengan pemakaian utang. Titman Wessels berpendapat bahwa perusahaan yang memproduksi barang yang memerlukan penanganan khusus akan sangat mahal bila dilikuidasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan yang menciptakan mesin atau peralatan berat lainnya cenderung menggunakan hutang lebih sedikit. Biaya menambah hutang dan modal sendiri juga berhubungan dengan ukuran perusahaan. Dalam hubungannya dengan profitabilitas, bahwa perusahaan lebih menyukai menambah modal pertama dari laba ditahan, kedua dari hutang dan ketiga dari modal sendiri. 3 Handini 1992 Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Produk Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Return on investment X1 plowback ratio X2 debt to equity ratio X3 Pertumbuhan Modal Sendiri Y Return on investment dan plowback ratio berpengaruh secara signifikan, sedangkan debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri 4 Surwanti 1993 Pengaruh Return on Assets, Debt Equity Ratio, dan Plowback Ratio Terhadap Laju Pertumbuhan Modal Sendiri Produk Konsumsi Yang Terdaftar di Busar Efek Jakarta Return on assets X1 Debt to equity ratio X2 plowback ratio X3 Pertumbuhan modal sendiri Y Return on assets, debt to equity ratio, dan plowback ratio berpengaruh secara signifikan terhadap laju pertumbuhan modal sendiri. 5 Rahmanto 1994 Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Modal Sendiri Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Return on assets X1 tingkat bunga X2. Debt to equity ratio X3, Plowback ratio X4 Pertumbuhan modal sendiri Y Return on assets dan tingkat bunga berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri. Sedangkan debt to equity ratio dan plowback ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri. 6 Rasyid 1998 Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur dan Non Return on assets X1 Debt to equity ratio X2 Return on assets, debt to equity ratio, dan plowback ratio berpengaruh secara signifikan, sedangkan untuk industri non manufaktur terdapat variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan, yaitu Variabel plowback Dian Waskito : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2008 USU Repository © 2008 Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Plowback ratioX3 Pertumbuhan Modal Sendiri Y ratio. 7 Sulistiadi 2000 Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Modal Sendiri pada Industri Manufaktur dan Industri Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun Amatan 1995-1996 Basic earning power X1 Debt to equity ratio X2 Plowback ratio X3 Tingkat bunga, dan tingkat pajak X4 Pertumbuhan modal sendiri Y Terdapat pengaruh yang signifikan variabel basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, tingkat bunga, dan tingkat pajak secara bersama-sama terhadap laju pertumbuhan modal sendiri baik pada perusahaan industri manufaktur maupun pada perusahaan industri perbankan dan jasa keuangan. Sedangkan secara parsial dari kelima variabel independen yang diteliti, hanya variabel basic earning power, debt to equity ratio, dan plowback ratio yang mempunyai hubungan yang kuat terhadap pertumbuhan modal sendiri, variabel tingkat bunga dan tingkat pajak tidak mempunyai hubungan yang kuat terhadap perubahan modal sendiri perusahaan, baik yang berada di industri manufaktur maupun industri perbankan dan jasa keuangan. Sulistiadi 2000 menumukan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri baik pada industri manufaktur maupun industri perbankan dan jasa keuangan adalah variabel basic earning power Titman Wessels 1988 menemukan bahwa uniqueness yang diwakili oleh selling expensessales memiliki hubungan negatif dengan pemakaian utang. Titman Wessels berpendapat bahwa perusahaan yang memproduksi barang yang memerlukan penanganan khusus akan sangat mahal bila dilikuidasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan yang menciptakan mesin atau peralatan berat lainnya cenderung menggunakan hutang lebih sedikit. Biaya menambah hutang dan modal sendiri juga berhubungan dengan ukuran perusahaan. Dalam hubungannya dengan profitabilitas, bahwa perusahaan lebih menyukai menambah modal pertama dari laba ditahan, kedua dari hutang dan ketiga dari modal sendiri. Harris Raviv 1991 meneliti 4 empat faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur di negara – negara anggota G-7, yaitu tangibility of asset, investment opportunity, firm size, dan profitability. Harris Raviv 1991 menemukan bahwa tangibility of asset yang diproxy melalui rasio fixed asset to total Dian Waskito : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2008 USU Repository © 2008 asset memiliki hubungan positif dengan jumlah pemakaian hutang, investment opportunity yang diproxy dari market to book value memiliki hubungan negatif dengan pemakaian utang, firm size yang diwakili Ln Net Sales memiliki hubungan positif dengan pemakaian utang kecuali Jerman dan Profitability yang diwakili oleh ROA memiliki hubungan dengan negatif kecuali untuk Jerman. Handini 1992 hanya meneliti perusahaan produk konsumsi, sedangkan Surwanti 1993 meneliti pada perusahaan manufaktur secara keseluruhan. Rahmanto 1994 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri pada industri perbankan tetapi tidak tercatat di Bursa Efek Jakarta. Rasyid 1998 melakukan penelitian yang membandingkan dua jenis industri, yaitu membandingkan industri manufaktur dan industri non manufaktur, dengan faktor yang mempengaruhinya adalah return on assets, debt to equity ratio, dan plowback ratio. Hasil penelitian Handini 1992 menunjukkan bahwa return on investment dan plowback ratio berpengaruh secara signifikan, sedangkan debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil penelitian Surwanti 1993 menunjukkan return on assets, debt to equity ratio, dan plowback ratio berpengaruh secara signifikan terhadap laju pertumbuhan modal sendiri. Faktor-faktor yang diteliti oleh Rahmanto 1994 selain faktor return to assets, debt to equity ratio, dan plowback ratio, ditambah dengan faktor tingkat suku bunga pinjaman. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rahmanto, faktor yang berpengaruh secara signifikan adalah return on assets dan tingkat bunga, sedangkan debt to equity Dian Waskito : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2008 USU Repository © 2008 ratio dan plowback ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri. Hasil peneltian yang dilakukan oleh Rasyid 1998 adalah untuk industri manufaktur, faktor-faktor return on assets, debt to equity ratio, dan plowback ratio berpengaruh secara signifikan, sedangkan untuk industri non manufaktur terdapat variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan, yaitu variabel plowback ratio. Sulistiadi 2000 melakukan replikasi penelitian keempat peneliti terdahulu dengan menambah variabel basic earning power, interest dan tax sebagai variabel bebas yang mempengaruhi laju pertumbuhan sendiri. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap industri manufaktur dan industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1992-1996 menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh yang signifikan variabel basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, tingkat bunga, dan tingkat pajak secara bersama-sama terhadap laju pertumbuhan modal sendiri baik pada perusahaan industri manufaktur maupun pada perusahaan industri perbankan dan jasa keuangan, sedangkan secara parsial dari kelima variabel independen yang diteliti, hanya variabel basic earning power, debt to equity ratio, dan plowback ratio yang mempunyai hubungan yang kuat terhadap pertumbuhan modal sendiri, variabel tingkat bunga dan tingkat pajak tidak mempunyai hubungan yang kuat terhadap perubahan modal sendiri perusahaan, baik yang berada di industri manufaktur maupun industri perbankan dan jasa keuangan. Sulistiadi 2000 menemukan bahwa variabel yang Dian Waskito : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2008 USU Repository © 2008 paling berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri baik pada industri manufaktur maupun industri perbankan dan jasa keuangan adalah variabel basic earning power Dian Waskito : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2008 USU Repository © 2008

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS