Model matematis pertumbuhan di atas menunjukkan bahwa laju pertumbuhan equity g merupakan fungsi EP, DE, b, i, dan t, sehingga dapat dituliskan:
∫
= ,
, ,
, t
i b
E D
EP g
Selanjutnya, Laju pertumbuhan modal sendiri dihtiung sebagai berikut Brigham 1996 :
Jumlah modal sendiri pada tahun t - Jumlah modal sendiri pada tahun t-1 g =
x 100 Jumlah modal sendiri pada tahun t - 1
2.1.4. Basic Earning Power
Basic Earning Power menunjukkan kemampuan perusahaan memanfaatkan assetnya untuk menghasilkan keuntungan profit. Rasio ini membandingkan profit
dengan asset yang digunakan untuk menghasilkan profit tersebut. Brigham 1996, menghitung Basic Earning Power sebagai berikut:
EBIT pada
tahun t
Basic Earning Power = x 100
Total Asset pada tahun t Karenanya, basic earning power dapat mengindikasikan efisiensi manajemen dalam
menggunakan asset perusahaan untuk mendapatkan profit. Basic earning power yang positif menunjukkan bahwa total asset yang
digunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba perusahaan. Sebaliknya, basic earning power yang negatif menunjukkan bahwa total asset yang digunakan
memberikan kerugian bagi perusahaan. Pertumbuhan basic earning power memiliki
Dian Waskito : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2008
USU Repository © 2008
pengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan equity karena profit yang diperoleh dan ditahan akan menambah jumlah equity, sehingga pertumbuhan equity meningkat.
Apabila asset yang digunakan untuk operasi perusahaan tidak memberikan laba bagi perusahaan, maka kerugian yang diperoleh akan mengurangi jumlah equity, sehingga
tingkat pertumbuhan equity akan menurun.
2.1.5. Debt to Equity Ratio
Perusahaan memiliki pilihan untuk menentukan sumber pembiayaan perusahaan. Hutang debt dan saham stock adalah sumber pembiayaan eksternal
yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menyediakan keperluan finansial perusahaan. Laba ditahan adalah sumber dana internal yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan financial perusahaan. Debt to equity ratio merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara
total hutang dengan total equity. Rasio tersebut menunjukkan seberapa besar perusahaan didanai oleh pihak kreditur. Semakin tinggi debt to equity ratio berarti
semakin besar dana yang diambil dari luar perusahaan. Penggunaan hutang atau modal sendiri terhadap tingkat pertumbuhan equity
pada tingkat bunga i yang berbeda digambarkan pada diagram berikut:
Dian Waskito : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2008
USU Repository © 2008
Sumber : Foster, George., 2001. Financial Statement Analysis. 2nd edition. Singapore: Prentice-Hall
International, Inc.
Gambar 2.2. Hubungan antara Debt to Equity Ratio dengan Pertumbuhan modal
Pada posisi tingkat bunga pinjaman i lebih rendah dari tingkat basic earning power EP, penggunaan hutang dalam pendanaan operasi perusahaan akan
meningkatkan pertumbuhan equity g. Pada posisi ini, tambahan porsi hutang akan memberikan penghematan pajak yang lebih besar dibanding beban bunga yang
ditanggung, sehingga earning after tax meningkat relatif lebih besar terhadap equity- nya. Karenanya, pada posisi ini, penambahan porsi hutang akan memberi dampak
positif terhadap pertumbuhan equity. Karena tingkat pertumbuhan equity g merupakan hasil perkalian tingkat laba yang ditahan b dengan return on equity, maka,
pada posisi dimana i EP, penambahan hutang untuk membelanjai operasi perusahaan
Dian Waskito : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2008
USU Repository © 2008
akan meningkatkan pertumbuhan equity g. Berarti pada posisi ini, debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan equity.
Sebaliknya pada posisi dimana bunga pinjaman i lebih tinggi dari tingkat EP, penggunaan hutang dalam pendanaan operasi perusahaan justru akan menurunkan
pertumbuhan equity g. Pada posisi dimana i EP, tambahan hutang akan menimbulkan beban bunga yang lebih besar dibanding penghematan pajak, sehingga
Earning After Tax menurun relatif lebih besar terhadap equity-nya. Karenanya, pada posisi ini, penambahan porsi hutang akan memberi dampak negatif terhadap
pertumbuhan equity. Maka, pada posisi ini, debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap tingkat pertumbuhan equity g. Pada kondisi tersebut, perusahaan akan dapat
menaikkan tingkat pertumbuhan equity apabila perusahaan menggunakan modal sendiri. Pada posisi dimana tingkat bunga pinjaman i sama dengan EP, makin
besarnya penggunaan hutang tidak akan mempengaruhi EP. Sebagaimana didefinisikan Brigham 1996, debt to equity ratio dihitung
sebagai berikut : Jumlah seluruh debt pada tahun t
Debt to Equity Ratio = x 100
Jumlah seluruh equity pada tahun t 2.1.6. Plowback Ratio.
Plowback ratio merupakan rasio yang menunjukkan tingkat keuntungan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen. Tingkat laba yang tidak
Dian Waskito : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2008
USU Repository © 2008
dibagikan sebagai dividen tersebut akan menambah jumlah equity sehingga memberi pengaruh yang positif terhadap tingkat pertumbuhan equity.
Karena plowback ratio merupakan bagian keuntungan yang tidak dibagikan sebagai dividen, maka plowback ratio tergantung pada tingkat dividen yang besarnya
diusulkan oleh manajemen puncak dan ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham. Brigham 1996 memformulasikan Plowback Ratio sebagai berikut :
Plowback Ratio = 1- dividend payout ratio Dimana Dividend Payout Ratio adalah bagian atas laba yang dibagikan dalam
bentuk kas deviden kepada para pemegang saham. Rumus yang digunakan untuk menghitung Dividend Payout Ratio adalah :
Dividend Payout Ratio = EPS
Saham per
Kas Dividen
100 x
2.1.7. Tingkat Bunga dan Pajak
Bunga adalah pembayaran bunga karena melakukan pinjaman dari pihak lain bunga hutang, sedangkan pajak merupakan pajak perseroan perusahaan yang harus
dibayar perusahaan, yang tarifnya telah ditetapkan pemerintah. Menurut Brigham 1996, Interest Rate dihitung sebagai berikut :
Interest Expense Interest Rate
= x
100 =
……. Long term debt + Short term debt
Hubungan tingkat bunga dengan pertumbuhan modal sendiri adalah bersifat negatif karena semakin besar tingkat bunga akan menurunkan laba bersih sesudah
Dian Waskito : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2008
USU Repository © 2008
pajak. Begitu pula dengan pembayaran pajak otomatis akan mengurangi laba bersih sesudah pajak sehingga juga mempunyai hubungan yang negatif dengan pertumbuhan
modal sendiri. Tingkat pajak di sini adalah prosentase dari pendapatan perusahaan yang harus
dibayarkan oleh perusahaan kepada pemerintah. Untuk menghitung tingkat pajak, dipergunakan proxy, Brigham ,1996 yaitu:
Tax Tax
rate =
x 100
= …….
Earning Before Tax
2.1.8. Return On Investment ROI