Analisis Data Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

d. Cleaning data Pemeriksaan semua data yang telah dimasukan kedalam computer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. e. Saving Penyimpanan data untuk siap dianalisa.

2. Analisis Data

a. Univariat Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi tiap variabel yang diteliti. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan proporsinya. b. Bivariat Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan dua variable, yaitu variable independen dan dependen, dengan uji chi square menggunakan hitungan statistik yang sesuai, dimana derajat kemaknaan α = 0,05. apabila nilai p value 0,05, maka Ho ditolak dan apabila p value 0,05 maka Ho gagal ditolak. Fisher exact digunakan bila : 1. Jumlah seluruh pengamatan n kurang dari 20 2. Terdapat sel harapan expected kurang dari 5 dengan jumlah pengamatan antara 20 dan 40 3. Jumlah pengamatan n 40 dan terdapat sel harapan yang kurang dari satu. Wahyuni, 2008, hlm. 95 Universitas Sumatera Utara BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan di Klinik Sari Medan tahun 2010 dengan jumlah responden sebanyak 41 orang. Hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk analisa univariat distribusi frekuensi dan bivariat yaitu sebagai berikut: 1. Analisis Univariat Hasil tabel penelitian ini akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, yaitu data umum pendidikan dan data khusus yaitu pengetahuan, sumber informasi dan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Berikut ini tabel distribusi frekuensi dari variabel penelitian tersebut. A. Karakteristik responden Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Klinik Bersalin Sari Medan Tahun 2010 Karakteristik Responden Frekuensi Persentase Umur 20 tahun 20-35 tahun 35 tahun 3 37 1 7,3 90,3 2,4 Jumlah 41 100 Pekerjaan IRT Guru PNS Wiraswasta 38 1 1 1 92,8 2,4 2,4 2,4 Jumlah 41 100 Universitas Sumatera Utara Pendidikan Dasar Tinggi 15 26 36,6 63,4 Jumlah 41 100 Berdasarkan tabel 5.1 tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden 37 orang 90,3 pada rentang usia 20-35 tahun. Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar pekerjaan responden IRT sebanyak 38 orang 92,8 dan Berdasarkan pendidikan dapat dilihat dari 41 responden sebagian besar tingkat pendidikan responden berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 26 orang 63,4 B. Pengetahuan Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Klinik Sari Medan Tahun 2010 Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik Tidak baik 28 13 68,3 31,7 Jumlah 41 100 Berdasarkan dari tabel 5.2 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang pemberian kolostrum adalah baik sebanyak 28 orang 68,3 . Universitas Sumatera Utara C. Sumber informasi Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sumber Informasi tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Klinik Sari Medan Tahun 2010 Sumber informasi Frekuensi Persentase Langsung Tidak langsung 28 13 68,3 31,7 Jumlah 41 100 Berdasarkan dari tabel 5.3 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa sebagian besar mendapat informasi secara langsung yaitu sebanyak 28 orang 68,3. D. Pemberian kolostrum Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Klinik Sari Medan Tahun 2010 Pemberian kolostrum Frekuensi Persentase Diberikan Tidak diberikan 22 19 53,7 46,3 Jumlah 41 100 Berdasarkan dari tabel 5.4 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa sebagian besar pemberian kolostrum diberikan yaitu sebanyak 22 orang 53,7 2. Analisis Bivariat Untuk melihat hubungan antara variabel independen variabel bebas yaitu pendidikan, pengetahuan, sumber informasi dengan variabel dependen variabel terikat yaitu pemberian kolostrum, dengan analisis sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5 Hubungan Pendidikan dengan Pemberian Kolostrum di Klinik Sari Medan Tahun 2010 Pendidikan Pemberian kolostrum Total p Diberikan Tidak diberikan n n n Dasar 8 53,3 7 46,7 15 100 0,975 Tinggi 14 53,8 12 46,2 26 100 Jumlah 22 53,7 19 46,3 41 100 Chi square Dari tabel 5.5 menunjukkan bahwa analisis hubungan antara pendidikan dengan pemberian kolostrum diperoleh dari 15 orang dengan pendidikan dasar yang paling banyak memberikan kolostrum dengan diberikan yaitu 8 orang 53,3 dan dari 26 orang dengan pendidikan tinggi yang paling banyak memberikan kolostrum dengan diberikan yaitu 14 orang 53,8. Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan pemberian kolostrum diperoleh nilai p=0,975. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan pemberian kolostrum tahun 2010. Tabel 5.6 Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Kolostrum di Klinik Sari Medan Tahun 2010 Pengetahuan Pemberian kolostrum Total p Diberikan Tidak diberikan n n n Baik 22 78,6 6 21,4 28 100 0,000 Tidak baik 13 100 13 100 Jumlah 22 53,7 19 46,3 41 100 Chi square Dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum diperoleh diperoleh dari 28 orang yang berpengetahuan baik yang Universitas Sumatera Utara paling banyak memberikan kolostrum dengan diberikan yaitu 22 orang 78,6 dan dari 13 orang yang berpengetahuan tidak baik, paling banyak memberikan kolostrum dengan tidak diberikan yaitu 13 orang 100. Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum diperoleh nilai p=0,0001. Hal ini berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum tahun 2010. Tabel 5.7 Hubungan Sumber Informasi dengan Pemberian Kolostrum di Klinik Sari Medan Tahun 2010 Sumber Informasi Pemberian kolostrum Total p Diberikan Tidak diberikan n n n Langsung 13 46,4 15 53,6 28 100 0,173 Tidak langsung 9 69,2 4 30,8 13 100 Jumlah 22 53,7 19 46,3 41 100 Chi square Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa analisis hubungan antara sumber informasi dengan pemberian kolostrum diperoleh dari 28 orang yang sumber informasi secara langsung yang paling banyak memberikan kolostrum dengan tidak diberikan yaitu 15 orang 53,6 dan dari 13 orang yang sumber informasi tidak langsung, paling banyak memberikan kolostrum dengan diberikan yaitu 9 orang 69,2. Hasil analisis hubungan antara sumber informasi dengan pemberian kolostrum diperoleh nilai p=0,173. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan pemberian kolostrum tahun 2010. Universitas Sumatera Utara B. PEMBAHASAN 1. Interpretasi dan Diskusi Hasil a. Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 5.1 dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden 37 orang 90,3 pada rentang usia 20-35 tahun. Berdasarkan pekerjaan sebagian besar IRT yaitu sebanyak 38 orang 92,8 dan pendidikan sebagian besar berpendidikan tinggi sebanyak 26 orang 63,4. Karakteristik responden merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan pemberian kolostrum terutama pendidikan. Adapun dalam hasil penelitian Nazara,P 2008 Diketahui bahwa distribusi ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir paling banyak dilakukan oleh ibu dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 22 orang 55,0 dan paling sedikit dilakukan oleh ibu pada tingkat pendidikan S1 sebanyak 2 orang 5,0. b. Pengetahuan Berdasarkan dari tabel 5.2 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang pemberian kolostrum adalah baik sebanyak 28 orang 68,3 dan sebagian kecil berpengetahuan tidak baik yaitu sebanyak 13 orang 31,7. Penelitian yang dilakukan oleh Nazara,P 2008 menyatakan bahwa diketahui ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir paling banyak dilakukan oleh ibu dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 25 Universitas Sumatera Utara orang 62,5, dan paling sedikit oleh ibu dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 orang 17,5. Dengan berpengetahuan baik maka ibu diharapkan akan mengerti dan melaksanakan dengan baik tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. c. Sumber Informasi Berdasarkan dari tabel 5.3 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa sebagian besar mendapat informasi secara langsung yaitu sebanyak 28 orang 68,3 dan sebagian kecil mendapat informasi secara tidak langsung sebanyak 13 orang 31,7 Penelitian yang dilakukan oleh Nazara,P 2008 menyatakan bahwa diketahui ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir paling banyak dilakukan oleh ibu dengan sumber informasi dari keluarga sebanyak 16 orang 40,0 dan paling sedikit dilakukan oleh ibu yang sumber informasinya tenaga kesehatan sebanyak 11 orang 27,5. Dari berbagai sumber informasi yang diperoleh ibu terlebih didapat secara langsung diharapkan ibu bisa mengerti mengenai manfaat dan pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir sehingga bisa melaksanakan dengan sebaik mungkin. d. Pemberian Kolostrum Dari 41 responden yang diteliti, pemberian kolostrum dengan diberikan terbanyak adalah 22 orang 53,7, tidak diberikan sebanyak 19 orang 46,3. Universitas Sumatera Utara Adapun hasil penelitian dari Simamora,MK 2009 diketahui pengetahuan ibu dalam pemberian kolostrum yaitu cukup sebanyak 12 orang 40,0 , kurang sebanyak 10 orang 33,3 dan baik sebanyak 8 orang 26,7. Sikap ibu dalam pemberian kolostrum cukup sebanyak 11 orang 36,7, baik sebanyak 10 orang 33,3 dan kurang sebanyak 9 orang 30,0. Kalau dilihat dari jumlah responden yang diteliti, pendidikan terakhir adalah pendidikan tinggi sebanyak 26 orang 63,4 dan pengetahuan ibu yang baik yaitu sebanyak 28 orang 68,3, Seyogianya responden lebih bisa melaksanakan pemberian kolostrum ini dengan baik. e. Hubungan Pendidikan dengan Pemberian Kolostrum Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,975 maka dapat disimpulkan tidak adanya hubungan pendidikan dengan pemberian kolostrum. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nazara,P 2008 mengatakan pendidikan yang rendah akan menimbulkan dampak negatif perkembangan ibu itu sendiri dalam mengikuti kemajuan ilmu dan pengetahuan termasuk pemahaman tentang kolostrum. Hal ini juga tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Driyarkara Ihsan, 2008 mengatakan bahwa : pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani itulah yang disebut mendidik. Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda. serta menurut Crow and Crow menyebutkan pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi kegenerasi. Universitas Sumatera Utara Dictionary of Education menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol khususnya yang datang dari sekolah, sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum Ihsan, 2008 f. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Kolostrum Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,0001 berarti adanya hubungan pengetahuan dengan pemberian kolostrum. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningsih,T 2005 yang mana hasil penelitianya diketahui bahwa adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian kolostrum, dengan p = 0.001. Ini membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian kolostrum dan ASI eksklusif. Penelitian yang dilakukan oleh Nazara,P 2008 juga sesuai yang mana menyatakan bahwa diketahui ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir paling banyak dilakukan oleh ibu dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 25 orang 62,5, dan paling sedikit oleh ibu dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 orang 17,5. Hal ini juga sesuai dengan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2003 bahwa pengetahuan merupakan merupakan hasil tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Universitas Sumatera Utara Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang Over behavior. berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. g. Hubungan Sumber Informasi dengan Pemberian kolostrum Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,173 maka dapat disimpulkan tidak adanya hubungan sumber informasi dengan pemberian kolostrum. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2003 Informasi adalah isi stimulasi yang dikeluarkan oleh sumber komunikator kepada komunikan penerima. Isi stimulasi berupa pesan atau informasi yang dikeluarkan oleh komunikator, tetapi diharapkan agar seseorang secara positif untuk aktif melakukan sesuatu, berupa prilaku atau tindakan. Sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap atau keputusan bertindak. Banyak media seperti media massa, baik media cetak seperti surat kabar dan majalah, ataupun elektronika seperti televisi dan radio dan diharapkan seseorang mampu merubah prilaku positif sesuai dengan informasi yang didapatnya. 2. Keterbatasan Peneliti Dalam penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan proses dan asli penelitian secara optimal, namun berbagai kendala yang Universitas Sumatera Utara tidak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini, antara lain: a. Dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan kuesioner yang dijelaskan kepada kepada responden, kadang timbul keengganan responden dalam mengungkapkan keadaan yang sebenarnya. Dikarenakan keletihan postpartum sehingga perlu dijelaskan kepada responden bahwa penelitian dilakukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. b. Keengganan juga kadang timbul dimana responden merasa malu bila diketahui tidak bisa menjawab pertanyaan. 3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan Pendidikan Kebidanan Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir, dan diketahui tidak ada hubungan pendidikan dan sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Jadi, Meningkatkan penyuluhan tentang pemberian kolostrum dapat disampaikan kepada ibu post partum dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang manfaat dan pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan