Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

(1)

FAKTOR-FAKTOR IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI KELURAHAN POLONIA

KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN 2013

ELLA FITRIA APRIANI 125102124

KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA 2013


(2)

(3)

(4)

Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

ABSTRAK Ella Fitria Apriani

Latar Belakang : kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui faktor-faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013.

Metode Penelitian : penelitian ini menggunakan desain korelasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat.

Hasil : hasil uji statistik diperoleh bahwa faktor-faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia adalah faktor motivasi intrinsik berdasarkan kebutuhan sebanyak 32 orang (100%), berdasarkan harapan sebanyak 32 orang (100%), berdasarkan minat sebanyak 23 orang (71,9%). Faktor motivasi ekstrinsik berdasarkan dukungan keluarga sebanyak 32 orang (100%), berdasarkan lingkungan sebanyak 25 orang (78,1%).

Kesimpulan : dari hasil penelitian ini, bahwa faktor-faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir yang paling dominan adalah faktor motivasi intrinsik berdasarkan kebutuhan, harapan, minat dan faktor motivasi ekstrinsik yang paling dominan yaitu berdasarkan dukungan keluarga dan lingkungan. Oleh karena itu disarankan pada petugas tenaga kesehatan di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia meningkatkan pemberian informasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu yang membutuhkan informasi tentang kolostrum.

Kata Kunci : Faktor-faktor, pemberian kolostrum


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, kelimpahan dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “ Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013”.

Peneliti mendapat banyak bantuan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini baik moril, maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S,Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku dosen pembimbing yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberi arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Kepala Puskesmas Medan Polonia yang telah memberikan izin penelitian. 5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik peneliti selama proses perkuliahan dan staf non akademik yang membantu memfasilitasi secara administrasi.

6. Ayahanda dan Ibunda serta kakak dan adik peneliti yang telah banyak membantu baik moril maupun materil, memberikan dukungan dan semangat serta do’a sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.


(6)

7. Teman- teman satu bimbingan yang selalu bersama dalam suka dan duka selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

8. Teman- teman D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan dukungan, dan semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa penelitian Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu peneliti mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan berkat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Medan, Juli 2013 Peneliti


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Kolostrum ... 5

B. Motivasi ... 14

C. Dukungan Bidan dalam Memberikan ASI ... 20

D. Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir ... 21

E. Peran Ibu dalam Pemberian Kolostrum ... 23

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 26

A. Kerangka Konsep ... 26

B. Defenisi Operasional ... 27

BAB IV METODE PENELITIAN ... 28

A. Desain Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

D. Pertimbangan Etik ... 29

E. Instrumen Penelitian ... 30

F. Validitas dan Reliabilitas ... 30

G. Pengumpulan Data ... 32

H. Analisis Data ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34


(8)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 41 A. Kesimpulan ... 41 B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Defenisi Operasional ... 27 Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Demografi

Responden di Kelurahan Polonia Kecamatan

Medan Polonia Tahun 2013 ... 35 Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Motivasi

Intrinsik Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Kelurahan Polonia

Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013……… 36 Tabel 5.3: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Motivasi

Ekstrinsik Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Kelurahan Polonia


(10)

DAFTAR SKEMA


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar penjelasan kepada calon responden Lampiran 2 : Informed Consent

Lampiran 3 : Lembar kuesioner

Lampiran 4 : Lembar Content Validity Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Lampiran 6 : Surat Balasan Penelitian Lampiran 7 : Master Data

Lampiran 8 : Lembar Konsul Karya Tulis Ilmiah Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup


(12)

Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

ABSTRAK Ella Fitria Apriani

Latar Belakang : kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui faktor-faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013.

Metode Penelitian : penelitian ini menggunakan desain korelasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat.

Hasil : hasil uji statistik diperoleh bahwa faktor-faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia adalah faktor motivasi intrinsik berdasarkan kebutuhan sebanyak 32 orang (100%), berdasarkan harapan sebanyak 32 orang (100%), berdasarkan minat sebanyak 23 orang (71,9%). Faktor motivasi ekstrinsik berdasarkan dukungan keluarga sebanyak 32 orang (100%), berdasarkan lingkungan sebanyak 25 orang (78,1%).

Kesimpulan : dari hasil penelitian ini, bahwa faktor-faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir yang paling dominan adalah faktor motivasi intrinsik berdasarkan kebutuhan, harapan, minat dan faktor motivasi ekstrinsik yang paling dominan yaitu berdasarkan dukungan keluarga dan lingkungan. Oleh karena itu disarankan pada petugas tenaga kesehatan di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia meningkatkan pemberian informasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu yang membutuhkan informasi tentang kolostrum.

Kata Kunci : Faktor-faktor, pemberian kolostrum


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kolostrum atau jolong berasal dari bahasa latin “colostrum” adalah jenis susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan beberapa hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum manusia warnanya kekuningan dan kental. Kolostrum penting bagi bayi mamalia (termasuk manusia) karena mengandung banyak gizi dan zat-zat pertahanan tubuh. Kolostrum (IgG) mengandung banyak karbohidrat, protein, antibodi dan sedikit lemak (yang sulit dicerna bayi). Bayi memiliki sistem pencernaan kecil, dan kolostrum memberinya gizi dalam konsentrasi tinggi. Kolostrum juga mengandung zat yang mempermudah bayi buang air besar pertamakali yang disebut meconium. Hal ini membersihkannya dari bilirubin, yaitu sel darah merah yang mati yang diproduksi ketika kelahiran (Proverawati, 2010).

WHO (World Health Organization) merekomendasikan pada ibu di seluruh dunia untuk menyusui secara eksklusif pada bayinya dalam 6 bulan pertama setelah lahir untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, perkembangan dan kesehatan (WHO, 2011). Hasil penelitian menunjukkan penurunan penggunaan kolostrum (ASI stadium 1) di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia pada tahun 1997 bayi yang mendapatkan kolostrum hanya 8% sedangkan pada tahun 2002 terjadi

penurunan menjadi 3,7% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002). Sedangkan pemberian ASI pada satu jam pertama di tahun 2007 sebesar

44% (SDKI, 2007). Hal ini sungguh sangat jauh dari harapan yang ingin dicapai dan menjadi pertanyaan serius terhadap program pemerintah yang telah membuat program penyuksesan pemberian ASI.

Di Sumatera Utara sendiri, penggunaan ASI eksklusif masih kurang. Dari penelitian yang dilakukan Dinas Kesehatan, diperoleh hasil 69,2% yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan penelitian di kabupaten Samosir tahun


(14)

2009, pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 32% (Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2010).

Berdasarkan Riskesdas (2010), diperoleh bahwa persentase perilaku ibu di Indonesia yang membuang kolostrum baik sebagian maupun seluruhnya adalah sebesar 25,3%. Untuk wilayah Sumatera Utara didapati angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 28,2%.

Penelitian yang dilakukan oleh Puji Astuti (2008) tentang analisis faktor dalam pemberian kolostrum di populasi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa rata-rata pemberian ASI kolostrum pada bayi baru lahir adalah 35%. Ada banyak aspek keunggulan ASI yang penting dan menguntungkan bagi bayi. Pertama, aspek gizi dan imunologik. ASI bermuatan kolostrum yang mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, terutama diare. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit, kolostrum cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi, dan karbohidrat serta lemak rendah yang sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran (Novianti, 2009). Angka kematian Bayi (AKB) di dunia (90 %) penyebab kematian terutama diakibatkan oleh pneumonia (18%), malaria (15%), diare (8 %) dan masalah gizi buruk (54%). Salah satu solusi dalam mengurangi penyebab kematian bayi adalah melalui pemberian ASI dalam 1 jam pertama (kolostrum) (Anna, 2011).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul: “ Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, Apakah Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013.


(15)

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

a. Untuk mengetahui faktor-faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013 berdasarkan motivasi intrinsik

b. Untuk mengetahui faktor-faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013 berdasarkan motivasi ekstrinsik

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

a. Sebagai aplikasi ilmu yang telah didapat selama perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.

b. Sebagai bahan masukan dalam menambah informasi, menambah ilmu dan wawasan ilmu pengetahuan.

2. Bagi Institusi Pendidikan D-IV Bidan Pendidik USU

a. Sebagai referensi dalam merencanakan dan mengembangkan kegiatan yang berkaitan dengan pemberian kolostrum yang diharapkan dapat menjadi awal bagi penelitian selanjutnya.

b. Sebagai referensi bagi perpustakaan dan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa dalam proses belajar.


(16)

3. Bagi Kepala Puskesmas

Penelitian ini dapat digunakan agar kepala puskesmas mampu membuat suatu kebijakan pada tenaga kesehatan yang berada di wilayah tersebut agar dapat memberikan penkes kepada ibu-ibu menyusui bahwa pentingnya pemberian kolostrum sebagai kebutuhan utama bayi baru lahir

4. Bagi Kepala Desa

Penelitian ini digunakan agar kepala desa membuat satu kebijakan pada tenaga kesehatan yang berada didesa agar dapat menginformasikan bahwa pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kolostrum

1. Defenisi Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium.

Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket dan berwarna kekuningan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur. Selain itu, kolostrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa (Nugroho, 2011).

Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya kandungan immunoglobulin A (IgA) yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga membantu dalam mencegah byi mengalami alergi makanan (Saleha, 2009).

Kolostum merupakan cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu. Sesuai untuk kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal bayi baru lahir yang belum mampu menerima makanan dalam volume besar (Novianti, 2009).


(18)

2. Komposisi Air Susu Ibu

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose, dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi.

Komposisi ASI ini ternyata tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi air susu ibu adalah:

a. Stadium laktasi b. Ras

c. Keadaan nutrisi d. Diit ibu

3. Komposisi Kolostrum

Komposisi zat-zat makanan yang terdapat didalam kolostrum ibu adalah: Protein : 8,5%

Lemak : 2,5% Karbohidrat : 3,5% Garam Mineral : 0,4% Air : 85% leukosit Sisa epitel yang mati


(19)

ASI merupakan makanan nomor satu terbaik bagi bayi. Volume air susu meningkat cepat dalam beberapa hari pertama post partum 50ml/hr, 650 ml dalam 1 bulan dan 700 ml pada 3 bulan. Kemudian relative stabil, tetapi menurun selama proses weaning. Walaupun bayi terus tumbuh lebih besar, rata-rata pertumbuhannya menurun secara signifikan selama periode laktasi yang disebabkan penurunan nutrien yang dibutuhkan per kg berat badan.

ASI mengandung semua jenis zat makanan yang diperlukan oleh bayi, seperti karbohidrat, vitamin, mineral, protein dan zat lainnya (Mitayani, 2010).

Banyak yang menganggap kolostrum tidak ada faedahnya, Karena hanya merupakan cairan pelancar dan pembersih saluran ASI, sehingga tidak boleh diberikan kepada bayi. Justru sebaliknya, kolostrum adalah makanan pertama untuk bayi setelah kelahiran.

4. Kehebatan Kolostrum

Kolostrum adalah cairan bening kekuningan yang sering disebut pre-milk. Cairan ini akan diproduksi dihari-hari pertama menyusui. Kolostrum, kemudian disusul dengan ASI “matang” akan menjaga dan melindungi bayi seperti plasenta saat ia dalam kandungan ibu.

Kolostrum relatif rendah lemak dan karbohidrat, tetapi kaya protein. Kandungan tersebut sangat tepat sesuai dengan kebutruhan bayi di hari-hari pertama, kolostrum mudah dicerna dan mengandung sel-sel hidup yang memberikan proteksi terhadap berbagai bakteri, virus, dan alergen. Kolostrum ini akan melindungi bagian dalam usus bayi dan menjaganya dari absorpsi substansi yang dapat menyebabkan terjadinya alergi (Novianti, 2009).


(20)

Menurut Anton Baskoro, beberapa ciri penting yang menyertai produksi kolostrum adalah sebagai berikut:

a. Kolostrum bertindak sebagai laksatif yang berfungsi membersihkan dan melapisi mekonium usus bayi yang baru lahir, serta mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.

b. Kolostrum lebihb banyak mengandung protein (sekitar 10% protein) dibandingkan ASI mature (kira-kira 1% protein).

c. Pada kolostrum terdapat beberapa protein, yakni imunoglobulin A (IgA), laktoferin, dan sel-sel darah putih. Semuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi terhadap serangan penyakit (infeksi).

d. Total energi (lemak dan laktosa) berjumlah sekitar 58 kalori/100 ml kolostrum.

e. Kolostrum lebih banyak mengandung vitamin A, mineral natrium (Na), dan seng (Zn).

f. Pada kolostrum terdapat tripsin inhibator, sehingga hidrolisis protein dalam usus bayi menjadi kurang sempurna, yang menyebabkan peningkatan kadar antibodi pada bayi.

g. Lemak dalam kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lecithin dibandingkan ASI mature (Prasetyono, 2012).

Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam (Nugroho, 2011).


(21)

5. Stadium ASI

a. Stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan/disekresi oleh kelenjar payudara pada 4 hari pertama setelah persalinan. Komposisi ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Jumlah energi dalam kolostrum hanya 56 kal/100 ml kolostrum dan pada hari pertama memerlukan 20-30 cc.

b. Stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-5 sampai hari ke-10. Jumlah volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, hal ini untuk memenuhi kebutuhan bayi karena aktifitas bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.

c.. Stadium III adalah ASI matur, yaitu ASI yang disekresi pada hari ke-10 sampai seterusnya (Irawati, 2010).

6. Proses Pembentukan Kolostrum

Tubuh ibu mulai memproduksi kolostrum pada saat usia kehamilan tiga sampai empat bulan. Tapi umumnya para ibu tidak memproduksinya kecuali saat ASI ini bocor sedikit menjelang akhir kehamilan. Pada tiga sampai empat bulan kehamilan, prolaktin dari adenohipofise (hipofiseanterior) mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan kolostrum.

Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesterone, tetapi jumlah prolaktin meningkat hanya aktivitas dalam pembuatan kolostrum yang ditekan. Sedangkan pada trimester kedua kehamilan, laktogen plasenta mulai merangsang pembuatan kolostrum. Keaktifan dari rangsangan


(22)

hormon-hormon terhadap pengeluaran air susu telah didemonstrasikan kebenarannya bahwa seorang ibu yang melahirkan bayi berumur empat bulan dimana bayinya meninggal tetap keluar kolostrum.

Banyak wanita usia reproduktif ketika melahirkan seorang anak tidak mengerti dan memahami bagaimana pembentukan kolostrum yang sebenarnya sehingga dari ketidaktahuan ibu tentang pembentukan kolostrum akhirnya terpengaruh untuk tidak segera memberikan kolostrum pada bayinya.

7. Aspek Kekebalan Tubuh Yang Terdapat Dalam Kolostrum Aspek-aspek kekebalan tubuh pada kolostrum antara lain : a. Immunoglobin

Fraksi protein dari kolostrum mengandung antibody yang serupa dengan antibody yang terdapat di dalam darah ibu dan yang melindungi terhadap penyakit karena bakteri dan virus yang pernah diderita ibu atau yang telah memberikan immunitas pada ibu. Immunoglobulin ini bekerja setempat dalam saluran usus dan dapat juga diserap melalui dinding usus dalam sistem sirkulasi bayi. Yang termasuk dalam antibody ini adalah IgA, IgB, IgM, IgD,dan IgE.

b. Laktoferin

Laktoferin merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat besi. Bersamaan dengan salah satu immunoglobulin (IgA), laktoferin mengambil zat besi yang diperlukan untuk perkembangan kuman E.coli, stafilokokus dan ragi. Kadar yang paling tinggi dalam kolostrum adalah 7 hari pertama postpartum. Efek immunologis laktoferin akan hilang apabila makanan bayi ditambah zat besi.

c. Lisosom

Bersama dengan IgA mempunyai fungsi anti bakteri dan juga menghambat pertumbuhan berbagai macam-macam virus. Kadar lisosom dalam kolostrum dan ASI lebih besar dibandingkan dalam air susu sapi.

d. Faktor antitripsin

Enzim tripsin berada di saluran usus dan fungsinya adalah untuk memecah protein, maka antitripsin di dalam kolostrum akan menghambat kerja tripsin.


(23)

e. Faktor bifidus

Lactobacilli ada di dalam usus bayi yang membutuhkan gula yang mengandung nitrogen, yaitu faktor bifidus. Faktor bifidus berfungsi mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, seperti E.coli, dan ini hanya terdapat di dalam kolostrum dan ASI.

f. Lipase

Berfungsi sebagai zat anti virus. g. Anti stafilokokus

Berfungsi melindungi bayi terhadap bakteri stafilokokus h. Laktoferoksidase

Berfungsi membunuh streptokokus i. Komponen komplemen

Mengandung komplemen C3 dan C4 yang berfungsi sebagai faktor pertahanan. j. Sel-sel fagositosis

Dapat melakukan fagositosis terutama terhadap stafilokokus, E.coli dan candida albican.

Pada waktu lahir sampai beberapa bulan sesudahnya bayi belum dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. Faktor – faktor pelindung ini semua ada di dalam ASI yang mature maupun di dalam kolostrum. Pemberian kolostrum secara awal pada bayi dan pemberian ASI terus menerus merupakan perlindungan terbaik yang dapat diberikan kepada bayi terhadap penyakit(Pusdiknakes, 2003). Kolostrum mengandung anti kekebalan tidak menjadi suatu hal yang utama pada ibu-ibu setelah melahirkan. Kebanyakan mereka tidak segera memberikan kolostrum karena menganggap kolostrum bukanlah pengaruh yang terpenting buat masa depan bayi mereka. Serta akibat dari pengetahuan yang serba terbatas sehingga mereka tidak mampu mencerna makanan dari pemberian kolostrum.


(24)

8. Refleks yang Mempengaruhi Produksi dan Pengeluaran ASI

Menurut Sitorus (2008) ada dua macam refleks yang mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI, yaitu :

1. Refleks Produksi ASI

Adanya hisapan dari bayi terhadap puting ibu, merasa merangsang reseptor-reseptor syaraf pada puting susu dan areola yang diteruskan oleh hipotalamus. Hipotalamus akan merangsang glandula pituitaria bagian depan sehingga dihasilkan hormon prolaktin. Hormon ini berfungsi merangsang alveoli pada kelenjar susu untuk memproduksi air susu.

2. Refleks Pengeluaran susu

Refleks ini terjadi akibat adanya hormon oksitosin yang diproduksi oleh glandula pituitaria bagian belakang. Hormon ini juga dihasilkan karena adanya hisapan bayi pada puting susu dan areola.

9. Penghambat Pengeluaran kolostrum

Menurut Roesli (2009) yang dapat menghambat pengeluaran ASI /kolostrum yaitu :

1. Ibu yang sedang bingung dan pikirannya kacau 2. Ibu yang khawatir kalau kolostrumnya tidak cukup 3. Ibu merasa kesakitan saat memberikan kolostrum 4. Ibu merasa sedih, cemas atau kesal


(25)

10. Kapasitas Lambung Bayi

Menurut Wiratara (2008) ibu khawatir dengan jumlah kolostrum yang hanya sedikit, apakah mencukupi kebutuhan dari bayi ataukah harus ditambahkan dengan susu formula. Seringkali pandangan ini yang membuat bayi diberikan susu formula. Berikut adalah ulasan tentang kebutuhan dari bayi baru lahir:

1. Bayi berumur 1 hari memiliki kapasitas lambung sekitar 5–7 ml, atau hanya seukurankelereng, dan menurut penelitian para ahli, ukuran lambung tidak akan meregang meskipun diberikan masukan susu dalam jumlah melebihi daya tampung. Jadi pemberian susu melebihi jumlah diatas hanya akan merembes melalui lubang-lubang yang ada di usus bayi. Jadi sebenarnya jumlah kolostrum yang tidak seberapa itu adalah jumlah yang sudah terukur dengan baik dan sudah disesuaikan untuk ukuran bayi.

2. Pada hari ke-3, kapasitas perut bayi akan bertambah menjadi sekitar 22.5 ml–30 ml. Pemberian ASI dalam jumlah kecil dan sering dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan bayi.

3. Pada usia 7 hari, kapasitas lambung bayi mencapai sekitar 45 ml–60 ml atau seukuran bola pingpong. Pemberian ASI dalam jumlah kecil dan sering dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan bayi dan ASI anda mencukupi untuk diberikan.


(26)

B. Motivasi

1. Defenisi Motivasi

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dsri dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2011).

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pengertian yang dikemukakan mc.Donald ini mengandung tiga elemen penting.

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/ “feeling”, afeksi

seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi


(27)

kemunculannya karena terangsang/ terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya usaha atau semangat seseorang untuk beraktivitas; dan tentu saja tinggi rendahnya semangat akan menentukan hasil yang diperoleh.

Menurut Woodwart (1955) bahwa suatu motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motive yang dimilikinya. Hal ini seperti diungkapkan Arden (1957), menjelaskan bahwa kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang dilakukakan seseorang untuk mencapai suatu tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya motive yang dimiliki orang tersebut. Motivasi merupakan penjelmaan dari motive yang dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukan seseorang. Hilgard mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan demikian, motivasi muncul dari dalam diri seseorang karena dorongan untuk mencapai tujuan.

Kuat lemahnya motivasi seseorang itu akan sangat tergantung bagaimana perasaan (ketegangan psikologis) yang dimiliki orang tersebut, hingga pada akhirnya muncul tindakan-tindakan untuk memenuhi kebutuhan sebagai sumber ketegangan. Jadi dengan demikian, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan


(28)

yang timbul dalam diri seseorang untuk melakukan berbagai usaha dan aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, maka motivasi sangat erat nya dengan kebutuhan, sebab memang motivasi muncul karena kebutuhan. Seseorang akan terdorong untuk bertindak manakala dalam dirinya ada kebutuhan. Kebutuhan ini yang menimbulkan keadaan ketidakseimbangan (ketidakpuasan), yaitu ketegangan-ketegangan, dan ketegangan itu akan hilang manakala kebutuhan itu telah terpenuhi (Sanjaya, 2008).

2. Fungsi Motivasi

a. Mendorong manusia untuk bebuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini nerupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menetukan arah perbuatan, yakni arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya


(29)

motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Menyusui a. Faktor Intrinsik

Yang di maksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu diransang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik datang dari hati sanubari umumnya dengan karena kesadaran. Menurut Taufik (2007) , faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu:

b) Kebutuhan (need)

Seseorang melakukan aktifitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis mau pun psikologis.

c) Harapan (Expectancy)

Seseoarang di motivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseoarang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan.

d) Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh.


(30)

b. Faktor Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangasangan dari luar individu (Hamzah, 2011).

Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah:

a) Dorongan keluarga

Suami membawa istri ke rumah sakit bukan kehendak sendiri tetapi karna dorongan dari keluarga seperti istri, orang tua, teman.

b) Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam mengubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang terbuka, biasanya terdapat rasa kesetiakawanan yang tinggi. Seperti adanya puskesmas di suatu pemukiman orang-orang memungkinkan di sekitar lingkungan ibu akan mengajak, mengingatkan, atau pun memberikan informasi tentang pentingnya pemberian kolostrum

c) Imbalan

Seseorang dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu.

d) Pekerjaan

Pekerjaan juga sangat mempengaruhi perhatian suami dalam mengawasi kondisi istri.


(31)

Suami yang bekerja pada lajur produksi atau melakukan pekerjaan yang tidak menyenangkan dan pekerjaan tangan yang sulit dapat membuat suami tertekan.

Dalam keadaan ini besarnya penghasilan merupakan pendorong semangat utama. Agar yang dilakukan menjanjikan peningkatan pendapatan, sebagai suatu alat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

e) Umur

Umur adalah lama waktu hidup individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat dilakukan penelitian.Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseoarang akan lebih matang dalam berpikir dalam bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dewasa akan lebih di percaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Semakin tua umur seseorang maka makin bertambah dalam memberikan dukungan.

f) Pendidikan

Pendidikan adalah peroses pengubahan sikap dan tata laku seseorang dalam usaha dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseoarang dalam hal ini suami semakin mudah memberikan dukungan.

g) Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan ibu saat ini. Tingkat paritas yang tinggi mempengaruhi dukungan pada ibu.


(32)

C. Dukungan Bidan Dalam Memberikan ASI

Menurut Marmi (2012), Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi.

Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah:

1. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.

2. Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.

Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI dengan:

1. Yakinkan ibu bahwa ibu dapat menyusui, dan ASI adalah yang terbaik untuk bayinya serta ibu dapat memproduksi ASI yang mencukupi kebutuhan bayi dan tidak dapat memproduksi ASI yang mencukupi kebutuhan bayi dan tidak tergantung pada besar kecilnya payudara ibu

2. Memastikan bayi mendapat ASI yang cukup

3. Membantu ibu mengembangkan keterampilan dalam menyusui

4. Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi pada dirinya dan mengerti bahwa perubahan tersebut normal

5. Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi pada dirinya dan mengerti bahwa perubahan tersebut normal

6. Imflikasi kode WHO, yaitu: melarang promosi PASI, melarang pemberian sample PASI

7. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama


(33)

8. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI

9. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama ( rawat gabung) 10. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin

11. Memberikan kolostrum dan ASI saja 12. Menghindari susu botol

D. Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir

Menurut Proverawati (2010), Kolostrum mensuplai berbagai faktor kekebalan (faktor imun) dan faktor pertumbuhan pendukung kehidupan dengan kombinasi zat gizi (nutrien) yang sempurna untuk menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan kesehatan bagi bayi yang baru lahir.

1. Faktor Imunitas Tubuh

Adanya berbagai penyakit degeneratif (keturuanan) dan infeksi yang menyerang manusia adalah disebabkan oleh lemahnya sistem imunitas tubuh. Penelitian secara medis menunjukkan bahwa kolostrum:

1. Mempunyai faktor imunitas yang kuat yang membantu melawan virus, bakteri, jamur, alergi, dan toksin.

2. Membantu mengatasi berbagai masalah usus, auto imunitas, arthritis, alergi HIV

3. Membantu menyeimbangkan kadar gula dalam darah dan sangat bermanfaat bagi penderita diabetes

4. Kaya akan kandungan TgF-B yang mendukung terapi menderita kanker, pembentukan tulang, dan mencegah penyakit herpes. Mengandung imunoglobin yang telah terbukti dapat berfungsi sebagai anti virus, anti bakteri, anti jamur dan anti toksin.


(34)

2. Faktor Pertumbuhan

Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan alami yang berfungsi untuk: 1. meningkatkan system metabolisme tubuh

2. memperbaiki sistem DNA dan RNA tubuh 3. mengaktifkan sel T

4. mencegah penuaan dini

5. merangsang hormon pertumbuhan (HCG)

6. membantu menghaluskan kulit dan menyehatkan kulit 7. menghindari osteoporosis

8. memperbaiki dan meningkatkan pertunbuhan jaringan tubuh

9. kolostrum mengandung mineral, anti oksidan, enzim, asam amino, dan vitamin A, B12, dan E.

3. Faktor Nutrisi

Kolostrum adalah konsentrasi tinggi karbohidrat, protein, dan zat kebal tubuh.zat kebal yang ada antara lain adalah: IgA dan sel darah putih. Kolostrum amat rendah lemak karena bayi baru lahir memang tidak mudah mencerna lemak. Satu sendok the kolostrum memiliki nilai gizi sesuai dengan kurang lebih 30 cc susu formula. Usus bayi dapat menyerap 1 sendok teh kolostrum tanpa ada yang terbuang, sedangkan untuk 30 cc susu formula yang dihisapnya hanya 1 sendok teh saja yang dapat diserap ususnya. Kolostrum mempunyai manfaat utama, diantaranya:

1. Kolostrum berkhasiat khusus untuk bayi dan komposisinya mirip denga nutrisi yang diterima bayi selam didalam rahim.


(35)

2. Kolostrum bermanfaat untuk mengeyangkan bayi pada hari-hari pertama hidupnya

3. Seperti imunisasi, kolostrum member antibodi kepada bayi (perlindungan terhadap penyakit yang sudah pernah dialami sang ibu sebelumnya).

4. Kolostrum mengandung sedikit efek pencahar untuk menyiapkan dan membersihkan sistem pencernaan bayi dari mekonium.

5. Kolostrum mengurangi konsentrasi bilirubin (yang menyebabkan bayi kuning) sehingga bayi lebih terhindar dari jaundice.

6. Kolostrum membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk pencernaan.

E. Peran Ibu dengan Pemberian Kolostrum

Ibu yang menyusui membutuhkan dukungan dan pertolongan, baik ketika memulai maupun melanjutkan menyusui. Sebagai langkah awal mereka membutuhkan bantuan sejak kehamilan dan setelah melahirkan. Mereka membutuhkan dukungan pemberian asi hingga 2 tahun, perawatan kesehatan maupun dukungan dari keluarga dan lingkungannya (proverawati, 2010).

Walaupun jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari hari pertama kelahirannya, namun kolostrum cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi. Kolostrum mengadung protein, vitamin A, karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai kebutuhan gizi bayi pada hari hari pertama kelahiran. Kolostrum akan membantu mengeluarkan mekonium yaitu tinja bayi pertama yang baru lahir yang berwarna hitam kehijauan.


(36)

Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk membersihkan azt yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi bayi makanan ynag akan datang (Nugroho, 2011).

Kolostrum (cairan bening kekuningan) tidak ternilai harganya. Meskipun hanya diproduksi dalam jumlah yang sangat sedikit, yakni sekitar 7,4 sendok teh (36,23 ml) per hari, tetapi kandungan nutrisi yang ada pada kolostrum sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi pada hari hari pertama mssa kehidupannya (Prasetyono, 2012).

Perilaku seorang ibu juga mempengaruhi dalam pemberian ASI kolstrum terhadap bayinya. Menurut Suraatmaja (1989), faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI kolostrum adalah : faktor sosial budaya, faktor psikologis, faktor fisik ibu, faktor keterpaparan terhadap iklan promosi susu kaleng. Menurut Sobur (2003) untuk mendorong seseorang berperilaku kesehatan seperti memberikan ASI kolostrum, maka dibutuhkan upaya pemberian informasi tentang ASI kolostrum dan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, seseorang memerlukan proses belajar. Hal yang paling utama dalam menyampaikan informasi adalah : tekhnik komunikasi. Komunikasi sangat penting diperhatikan pada saat penyampaian pesan, karena dengan komunikasi yang efektif maka dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Agar terjadi komunikasi yang efektif, harus terjadi keterlibatan antara yang menyampaikan dan yang menerima pesan termasuk dalam pemberian informasi tentang kolostrum (Notoatmodjo, 2003).

Ibu yang berhasil menyusui anak sebelumnya, dengan pengetahuan dan pengalaman cara pemberian ASI terutama kolostrum secara baik dan benar akan menunjang laktasi berikutnya. Sebaliknya kegagalan memberikan


(37)

kolostrum dimasa lalu serta mitos-mitos yang berlaku dimasyarakat akan mempengaruhi perilaku seorang ibu terhadap penyusuan sekarang.

Dalam hal ini perlu dibutuhkan peran ibu agar mampu menyusui bayinya begitu lahir. Pengetahuan tentang kolostrum, nasehat, penyuluhan, bacaan, pandangan dan nilai yang berlaku dimasyarakat akan membentuk perilaku ibu yang positif terhadap masalah pemberian kolostrum (Roesli, 2000).


(38)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep penelitian yang berjudul “ Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013” adalah sebagai berikut :

Skema 3. 1. Kerangka Konsep Penelitian Faktor -faktor

1. Motivasi Intrinsik 2. Motivasi Ekstrinsik

Pemberian kolostrum


(39)

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Defenisi Operasional N

o Variabel Definisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur

Skala ukur 1 . Motivasi intrinsik a. Kebutuhan b. Harapan c. Minat

Segala upaya yang tidak perlu dirangsang dari luar yang

mendorong ibu untuk memberikan kolostrum pada bayi

Kuesioner Pengisian kuesioner oleh responden

1 = Ya 0= Tidak Ordinal 2 . Motivasi ekstrinsik a. Dukungan keluarga b. lingkungan

Segala upaya yang perlu dirangsang dari luar agar ibu mau memberikan kolostrum pada bayi

Kuesioner Pengisian kuesioner oleh responden Ya: 1 Tidak: 0 Ordinal


(40)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang memberikan kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia pada Januari-Maret tahun 2013

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini dengan kriteria ibu menyusui yang memberikan kolostrum pada bayi baru lahir yang tinggal di Kelurahan Medan Polonia, yang bersedia menjadi responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitan ini menggunakan Total sampling yaitu jumlah seluruh ibu menyusui yang memberikan kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia sebanyak 32 ibu.


(41)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian adalah di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia. Adapun pertimbangan memilih lokasi ini adalah karena sebelumnya di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia belum pernah dilakukan penelitian tentang ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret-April 2013.

D. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan Program D-1V Bidan Pendidik Falkutas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Dinas Kesehatan Sumatera Utara, dan kemudian mengajukan permohonan izin penelitian kepada Puskesmas Medan Polonia. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia , maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada


(42)

instrumen tetapi menggunakan inisial. Data yang di peroleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipergunakan pada penelitian ini berupa kuesioner, dengan menggunakan pertanyaan open ended question yaitu berupa dichotomy question yaitu “ya” atau “tidak”, terdiri dari bagian pertama yaitu petunjuk pengisian, kedua yaitu data demografi, ketiga yaitu kuesioner penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia tahun 2013

Kuesioner tentang faktor- faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia terdiri dari faktor motivasi intrinsik (berdasarkan kebutuhan: pernyataan 1-5, berdasarkan harapan: pernyataan 6-10, berdasarkan minat: pernyataan 11-15), faktor motivasi ekstrinsik (berdasarkan dukungan keluarga: pernyataan 16-20, berdasarkan lingkungan: pernyataan 21-25). Bentuk pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak. Nilai 1 untuk jawaban “ya” dan nilai 0 untuk jawaban “tidak” (Nursalam,2008 ).

F. Validitas Dan Reliabilitas

Sebelum dilakukan penelitian yang sebenarnya dilakukan uji coba instrumen dengan melakukan validitas dan reliabilitas instrumen yang bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang benar-benar sahih dan handal.

1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan dengan cara content validity untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel content validity diuji oleh dosen Fakultas


(43)

Keperawatan Program D-IV Bidan Pendidik yaitu Juliani, SST, MARS dengan hasil Content Validity Indeks 0,79 sehingga instrument yang digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur variabel yang akan diukur.

2. Uji Reabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukuran yang digunakan reliable atau tidak. Pada penelitian ini uji reabilitas dihitung dengan menggunakan cronbach’s alpha dengan bantuan program SPSS dengan uji analisa datanya dengan menggunakan Kuder Richardson 21 (KR – 21) yaitu butir pertanyaannya bernilai genap dimana jawaban pertanyaan dichotomy question yaitu “ya” atau “tidak”. Jika didapatkan r hitung lebih besar dari r tabel maka instrumen dikatakan reliabel dan apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka dinyatakan tidak reliabel (Hidayat,2010). Menurut Sugiono (2009) sebuah instrumen dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitasnya di atas 0,60. Peneliti melakukan uji reabilitas terhadap 10 responden di Kelurahan Karang Sari Kecamatan Medan Polonia yang memiliki kriteria yang sama dengan responden yang diteliti, diperoleh koefisien alpha cronbach’s sebesar 0,723 untuk motivasi intrinsik dan alpha cronbach’s sebesar 0.676 untuk motivasi ekstrinsik. Oleh karena nilai koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,60 maka instrument dinyatakan reliabel/handal.


(44)

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap ibu menyusui yang memberikan kolostrum di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia. Kuesioner diisi langsung oleh responden setelah peneliti memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner, menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian ini dan meminta persetujuan calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent, setelah itu peneliti mendampingi responden dan menjelaskan kepada responden jika ada pertanyaan yang kurang jelas. Kemudian peneliti memeriksa kembali kelengkapan data. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis.

H. Analisis Data

Analisa data adalah cara untuk memudahkan atau menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dimengerti maka peneliti melakukan analisis data melalui tahap :

Apabila penelitiannya deskriptif, maka akan menggunakan statistik deskriptif. Statistika deskriptif (menggambarkan) adalah statistika yang membahas cara-cara meringkas, menyajikan, dan mendeskripsikan suatu data dengan tujuan agar mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna (Hidayat, 2007).

Dalam pengumpulan data dan langkah - langkah yang akan dilakukan di antaranya adalah :

a) Editing (Pemeriksaan Data)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan


(45)

cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban dan pertanyaan.

b) Coding (Pengkodean Data)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik pada data yang terdiri atas beberapa kategori. Untuk memudahkan dalam proses pembacaan yaitu : kode 0 jawaban salah, kode 1 jawaban benar.

c) Processing (Data Entry)

Masukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer. Setelah data di coding maka data dari kuesioner dimasukkan kedalam program computer yaitu SPSS.

d) Melakukan tehnik analisis

Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis univariat untuk mengetahui frekuensi dan presentasi data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi


(46)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai faktor-faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai faktor-faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013. Penelitian ini dilakukan mulai Maret - April 2013 sebanyak 32 ibu menyusui yang memberikan kolostrum pada bayi baru lahir yang tinggal di Kelurahan Medan Polonia.

Untuk mengetahui faktor-faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi 15 pernyataan untuk faktor motivasi intrinsik yaitu berdasarkan kebutuhan, harapan, minat dan 10 kuesioner untuk faktor motivasi ekstrinsik yaitu berdasarkan dukungan keluarga dan lingkungan.

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini data demografi responden mencakup umur, pekerjaan, dan pendidikan. Dari hasil menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu menyusui yang memberikan kolostrum pada bayi baru lahir berdasarkan umur mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 15 orang (46,9%), berdasarkan pekerjaan mayoritas Ibu Rumah Tangga sebanyak 21 orang (65,6%), berdasarkan pendidikan mayoritas tamatan SMA sebanyak 19 orang (59,4%).Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 5.1


(47)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Demografi Responden di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

Karakteristik F %

Umur < 20 tahun 20-30 tahun > 30 tahun

4 15 13 12,5 46,9 40,6

Total 32 100

Pekerjaan IRT Wiraswasta 21 11 65,6 34,4

Total 32 100

Pendidikan SD SMP SMA 5 8 19 15,6 25 59,4

Total 32 100

2. Faktor-Faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir

a. Motivasi Intrinsik

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi jawaban responden tentang motivasi intrinsik ibu menyusui dalam memberikan kolostrum pada bayi baru lahir berdasarkan kebutuhan yaitu bahwa kolostrum berguna untuk melindungi kekebalan tubuh bagi bayi yaitu sebanyak 32 orang (100%). Berdasarkan harapan, bahwa mayoritas ibu berharap dengan memberikan kolostrum bayi ibu akan terhindar dari penyakit yaitu sebanyak 32 orang (100%) . Berdasarkan Minat, bahwa mayoritas ibu memberikan kolostrum atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 23 orang (71,9%). Dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah ini:


(48)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir

di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

No Pertanyaan

Jawaban

Ya Tidak

F % f % Berdasarkan Kebutuhan

1 Pemberian kolostrum merupakan suatu kebutuhan utama bagi bayi

29 90,6 3 9,4 2 Apakah kolostrum keluar pada hari pertama 11 34,4 21 65,6 3 Apakah kolostrum berguna untuk melindungi

kekebalan tubuh bagi bayi

32 100 0 0

4 Apakah jumlah kolostrum yang hanya sedikit itu mencukupi kebutuhan bayi

7 21,9 25 78,1 5 Ibu merasa khawatir apabila kolostrum hanya

keluar sedikit

7 21,9 25 78,1 Berdasarkan Harapan

6 Apakah ibu telah berhasil memberikan kolostrum 26 81,3 6 18,8 7 Ibu merasa puas telah memberikan kolostrum 26 81,3 6 18,8 8 Ibu berharap dengan memberikan kolostrum bayi

ibu akan terhindar dari penyakit

32 100 0 0

9 Kolostrum relatif rendah lemak dan karbohidrat tetapi kaya protein

26 81,3 6 18,8 10 Apakah dengan memberikan kolostrum dapat

membantu hubungan ibu dengan bayi menjadi lebih dekat

22 68,8 10 31,3

Berdasarkan Minat

11 Ibu memberikan kolostrum atas kemauan sendiri 23 71,9 9 28,1 12 Ibu memiliki bayi lagi, apakah ibu akan tetap

memberikan kolostrum

17 53,1 15 46,9 13 Ibu tetap memberikan kolostrum walaupun

produksi ASI tidak cukup

15 46,9 17 53,1 14 Ibu memberikan susu formula jika kolostrum

tidak ada

6 18,8 26 81,3 15 Ibu merasa malu memberikan kolostrum 23 71,9 9 28,1


(49)

b. Motivasi Ekstrinsik

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi jawaban responden tentang motivasi ekstrinsik ibu menyusui dalam memberikan kolostrum pada bayi baru lahir berdasarkan dukungan keluarga, bahwa mayoritas suami memberikan dukungan untuk memberikan

kolostrum dan keluarga juga memotivasi ibu dalam pemberian kolostrum pada saat ibu

melahirkan pertama sekali yaitu 32 orang (100%). Berdasarkan Lingkungan, bahwa

mayoritas petugas kesehatan di lingkungan ibu yang menyarankan kepada ibu

untuk memberikan kolostrum yaitu 25 orang (78,1%). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini :

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Motivasi Ekstrinsik Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir

di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013 No

. Pertanyaan

Jawaban

Ya Tidak

f % F % Berdasarkan Dukungan Keluarga

1 Suami memberikan dukungan untuk memberikan

kolostrum 32 100 0 0

2 Keluarga juga memotivasi ibu dalam pemberian kolostrum pada saat ibu melahirkan pertama

sekali 32 100 0 0

3 Ada anggota keluarga lain yang tidak

mendukung ibu untuk memberikan kolostrum 23 71,9 9 28,1 4 Saat ibu memberikan kolostrum apakah ada

keluarga yang mendampingi ibu 27 84,4 5 15,6 5 Ada keluarga yang menginformasikan tentang

pentingnya pemberian kolostrum 12 37,5 20 62,5 Berdasarkan Lingkungan

6 Petugas kesehatan menjelaskan apa manfaat dari

kolostrum 24 75,0 8 25

7 Pengetahuan tentang kolostrum, pandangan dan

nilai yang berlaku di masyarakat 21 65,6 11 34,4 8 Ada petugas kesehatan di lingkungan ibu yang

menyarankan kepada ibu untuk memberikan kolostrum


(50)

9 Dengan keterpaparan terhadap iklan promosi susu kaleng dapat mempengaruhi ibu dalam

pemberian kolostrum 21 65,6 11 34,4

10 Mitos-mitos yang berlaku di masyarakat akan mempengaruhi ibu terhadap pemberian

kolostrum 17 53,1 15 46,9

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini peneliti menguraikan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013 berdasarkan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1. Pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013 berdasarkan motivasi intrinsik Dari hasil jawaban responden pada tabel 5.2. motivasi intrinsik berdasarkan kebutuhan diketahui bahwa mayoritas responden yang menjawab Ya tentang kolostrum berguna untuk melindungi kekebalan tubuh bagi bayi yaitu 32 orang (100%). Berdasarkan harapan, mayoritas responden berharap dengan memberikan kolostrum bayi ibu akan terhindar dari penyakit yaitu sebanyak 32

orang (100%) dan berdasarkan minat, mayoritas responden memberikan kolostrum

atas kemauan sendiri yaitu 23 orang (71,9%). Hal ini sesuai dengan yang menyatakan bahwa motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan, sebab memang motivasi muncul karena kebutuhan. Seseorang akan terdorong untuk bertindak manakala dalam dirinya ada kebutuhan. Kebutuhan ini yang menimbulkan keadaan ketidakseimbangan (ketidakpuasan), yaitu ketegangan-ketegangan, dan ketegangan itu akan hilang manakala kebutuhan itu telah terpenuhi (Sanjaya, 2008).


(51)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Erniyati (2011) disebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku ibu. Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan dan perilaku seseorang.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti berasumsi bahwa sebagian besar ibu telah memahami dan mengetahui tentang manfaat kolostrum. Ibu yang telah mengerti tentang kolostrum akan menimbulkan kesadaran seseorang yang akhirnya memicunya untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya tersebut. Semakin baik pengetahuan ibu tentang kolostrum maka akan semakin tinggi kesadarannya untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan pengetahuannya tersebut.

2. Pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013 berdasarkan motivasi ekstrinsik Dari hasil jawaban responden pada tabel 5.3. motivasi ekstrinsik berdasarkan dukungan keluarga diketahui bahwa mayoritas suami memberikan dukungan untuk memberikan kolostrum dan keluarga juga memotivasi ibu dalam pemberian kolostrum pada saat ibu melahirkan pertama sekali yaitu 32 orang (100%). Berdasarkan Lingkungan, bahwa mayoritas petugas kesehatan di lingkungan ibu yang menyarankan kepada ibu untuk memberikan kolostrum yaitu 25 orang (78,1%)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh Noor (2010), menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan tingginya pelaksanaan kolostrum adalah karena dukungan dari lingkungan tenaga kesehatan. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mustakimaningsih (2009) bahwa


(52)

sikap ibu negatif dalam pemberian kolostrum karena kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat. Skinner (1938) seorang ahli perilaku manusia mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan serta respon. Ibu menyusui membutuhkan rangsangan-rangsangan dari keluarganya, yaitu dalam bentuk dukungan, baik dukungan fisik, psikologi dan ekonomi untuk memperkuat perilaku ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya. Ibu memberikan respon atas dukungan yang diberikan keluarga tersebut dalam bentuk perilaku untuk memberikan kolostrum kepada bayinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berasumsi bahwa dukungan keluarga dan peran petugas kesehatan dilingkungan sangat berhubungan terhadap informasi dan pengetahuan yang baik dalam memberikan kolostrum, Sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap atau keputusan bertindak. Sumber informasi mampu merubah prilaku ibu sesuai dengan informasi yang diperoleh. Sumber informasi dapat menentukan baik atau buruknya pelaksanaan pemberian kolostrum, maka peran dari tenaga kesehatan dan dukungan keluarga dalam penyampaian informasi yang benar mengenai kolostrum sangat penting terhadap pembentukan perilaku ibu.


(53)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor motivasi intrinsik ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir berdasarkan kebutuhan sebanyak 32 orang (100%), berdasarkan harapan sebanyak 32 orang (100%), berdasarkan minat, sebanyak 23 orang (71,9%) .

2. Faktor motivasi ekstrinsik ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir berdasarkan dukungan keluarga sebanyak 32 orang (100%), berdasarkan lingkungan sebanyak 25 orang (78,1%)

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan D-IV Bidan Pendidik USU

Diharapkan Pimpinan Institusi Pendidikan D-IV Bidan Pendidik USU merencanakan dan mengembangkan program kegiatan yang berkaitan dengan pemberian kolostrum sehingga dapat memberi wawasan dan pengetahuan 2. Bagi Petugas Tenaga Kesehatan (Kepala Puskesmas)

Petugas tenaga kesehatan di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia meningkatkan pemberian informasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu yang membutuhkan informasi tentang kolostrum.


(54)

3. Bagi Kepala Desa

Diharapkan kepada Kepala Desa membuat satu kebijakan pada tenaga kesehatan yang berada didesa agar dapat menginformasikan bahwa pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

4. Untuk Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti berikutnya agar dapat melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan tindakan ibu terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir dan seberapa pengaruh hubungan tersebut.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Heryani, Reni.(2012). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Menyusui. Jakarta: CV.Trans info Media. Hidayat, A.Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:

Salemba Medika.

Marmi.(2012). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerperium Care”. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Mitayani. (2010). Mengenal Bayi Baru Lahir dan Pelaksanaannya. Padang: Praninta Offset.

Mustakimaninsih, R. (2009). Keluarga dengan Sikap Ibu dalam Memberikan Kolostrum di Wilayah Kerja Puskesmas Kec. Kartasura. Juli

Noor, H. (2010). Media Kebidanan Makassar. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Sinjai Tahun 2010.

Notoatmodjo, S. (2005). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novianti, Ratih. (2009). Menyusui Itu Indah. Yogyakarta: Octopus.

Nugroho, Taufan. (2011). ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.


(56)

Proverawati, Atikah, & Rahmawati, Eni. (2010). Kapita Selekta ASI & Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.

Roesli, Utami. (2007). Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta: Trubus Asriwidya

Saleha, Sitti. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Salemba Medika. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sulistyawati, Ari. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Penerbit Andi. Uno, Hamzah B. (2011). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.


(57)

Lampiran

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Dengan Hormat,

Saya yang bernama Ella Fitri Apriani, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul” Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013”.

Kolostrum merupakan cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu. Sesuai untuk kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal bayi baru lahir yang belum mampu menerima dalam volume besar.

Kolostrum relatif rendah lemak dan karbohidrat, tetapi kaya protein. Kandungan tersebut sangat tepat sesuai dengan kebutuhan bayi di hari-hari pertama, kolostrum mudah dicerna dan mengandung sel-sel hidup yang memberikan proteksi terhadap berbagai bakteri, virus, dan alergen. Kolostrum ini melindungi bagian dalam usus bayi dan menjaganya dari absorpsi substansi yang dapat menyebabkan terjadinya alergi (Novianti, 2009).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan faktor-faktor ibu menyusui dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

Saya akan menyebarkan kuesioner kepada Ibu tentang:

a. data demografi seperti umur, pendidikan terakhir, pekerjaan.

b. serta memberikan lembar kuesioner pertanyaan kepada responden dalam satu kali pertemuan.


(58)

Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu membutuhkan penjelasan,maka dapat menghubungi saya :

Nama : Ella Fitria Apriani Alamat : Jln Cinta Karya No. Hp : 082164392797

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, April 2013

Peneliti


(59)

Lampiran

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :

Umur : Alamat : Telp/Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Faktor-Faktor Ibu Menyusui dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, April 2013

Responden


(60)

Lampiran

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

DI KELURAHAN POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN 2013

I. Petunjuk Pengisian

1. Semua pertanyaan harus dijawab

2. Dalam pengisian ibu boleh tidak mencantumkan nama atau dengan inisial saja 3. Berilah tanda (√) pada jawaban yang ibu anggap paling tepat

4. Untuk menjamin validasi dan akurasi data, mohon pertanyaan ini diisi dengan jujur sesuai dengan kenyataan

5. Informasi atau data dipakai hanya untuk penelitian, bukan untuk evaluasi. Informasi yang diberikan ibu akan dijaga kerahasiaannya

II. Data Demografi

1. Umur :

2. Pendidikan Terakhir :


(61)

III. Faktor Motivasi Intrinsik A. Berdasarkan Kebutuhan

1. Apakah pemberian kolostrum merupakan suatu kebutuhan utama bagi bayi?

ya tidak

2. Menurut ibu apakah kolostrum keluar pada hari pertama? ya

tidak

3. Menurut ibu apakah kolostrum berguna untuk melindungi kekebalan tubuh bagi bayi?

ya tidak

4. Menurut ibu apakah jumlah kolostrum yang hanya sedikit dapat mencukupi kebutuhan bayi?

ya tidak

5. Apakah ibu merasa khawatir apabila kolostrum hanya keluar sedikit? ya


(62)

B.Berdasarkan Harapan

6. Menurut ibu apakah ibu telah berhasil memberikan kolostrum? ya

tidak

7. Apakah ibu merasa puas telah memberikan kolostrum?

ya ti tidak

8. Apakah ibu berharap dengan memberikan kolostrum bayi ibu akan terhindar dari penyakit?

ya tidak

9. Kolostrum relatif rendah lemak dan karbohidrat tetapi kaya protein, menurut ibu apakah kandungan tersebut dapat melindungi bayi terhadap bakteri?

ya tidak

10. Menurut ibu, apakah dengan memberikan kolostrum dapat membantu hubungan ibu dengan bayi menjadi lebih dekat?

ya tidak


(63)

C. Berdasarkan Minat

11.Apakah ibu memberikan kolostrum atas kemauan sendiri? ya

tidak

12.Misalkan ibu memiliki bayi lagi, apakah ibu akan tetap memberikan kolostrum? ya

tidak

13.Apakah ibu tetap memberikan kolostrum walaupun produksi ASI tidak cukup? ya

tidak

14.Apakah ibu memberikan susu formula jika kolostrum tidak ada? ya

tidak

15.Apakah ibu merasa malu memberikan kolostrum? ya


(64)

IV. Faktor Motivasi Ekstrinsik

A. Berdasarkan Dukungan Keluarga

16.Apakah suami memberikan dukungan untuk memberikan kolostrum? ya

tidak

17.Apakah keluarga juga memotivasi ibu dalm pemberian kolostrum pada saat ibu melahirkan pertama sekali?

ya tidak

18.Apakah ada anggota keluarga lain yang tidak mendukung ibu untuk memberikan kolostrum?

ya tidak

19.Saat ibu memberikan kolostrum apakah ada keluarga yang mendampingi ibu? ya

tidak

20.Pada saat ibu sedang hamil apakah ada kelurga menginformasikan tentang pentingnya pemberian kolostrum?

ya tidak


(65)

B. Berdasarkan Lingkungan

21.Apakah petugas kesehatan menjelaskan apa manfaat dari kolostrum? ya

tidak

22.Pengetahuan tentang kolostrum, pandangan dan nilai yang berlaku di masyarakat, apakah akan membentuk perilaku ibu terhadap masalah pemberian kolostrum?

ya tidak

23.Apakah ada petugas kesehatan di lingkungan ibu yang menyarankan kepada ibu untuk memberikan kolostrum?

ya tidak

24.Apakah dengan keterpaparan terhadap iklan promosi susu kaleng dapat mempengaruhi ibu dalam pemberian kolostrum?

ya tidak

25.Apakah mitos-mitos yang berlaku di masyarakat akan mempengaruhi ibu terhadap pemberian kolostrum?

ya tidak


(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

DAFTAR TABULASI FAKTOR-FAKTOR IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI KELURAHAN POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN 2013

No Nama Umur Pekerjaan Pendidikan Motivasi Intrinsik Jlh Motivasi Ekstrinsik Jlh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 U 30 IRT SMA 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2 E 37 IRT SMA 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 3 E 27 IRT SMA 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 11 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6 4 M 26 IRT SMA 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 5 E 30 WIRASWASTA SMA 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 6 S 24 WIRASWASTA SMP 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 9 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 7 L 31 WIRASWASTA SMP 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 8 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 8 L 27 WIRASWASTA SMA 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 9 E 31 IRT SD 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 L 38 IRT SMP 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 11 R 26 WIRASWASTA SMA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 12 K 18 IRT SD 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 9 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6 13 A 29 IRT SMA 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 5 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 14 Y 28 WIRASWASTA SMA 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 15 E 34 WIRASWASTA SMA 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 16 S 37 WIRASWASTA SMA 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 17 M 18 IRT SD 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 11 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 6 18 E 31 IRT SMP 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 19 S 23 WIRASWASTA SMA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 11 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6 20 R 31 WIRASWASTA SMP 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 9 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 6 21 I 17 IRT SD 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 22 S 31 IRT SMA 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 8 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 5


(75)

23 S 32 IRT SMA 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 24 S 34 IRT SMA 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 7 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7 25 U 36 IRT SMP 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 7 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 26 M 29 IRT SMA 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 27 J 27 IRT SMP 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 7 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 28 L 25 WIRASWASTA SMA 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 29 S 22 IRT SMA 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 8 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 30 L 29 IRT SMP 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 9 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 6 31 M 17 IRT SD 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 6 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 32 U 31 IRT SMA 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9


(76)

(77)

(78)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ella Fitria Apriani Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran, 20 April 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Ayah : Nazwarman Bahar Nama Ibu : Yusmita Tanjung Anak ke : 2 dari 3 bersaudara

Alamat : Jln. Mangunsarkoro No.45 Kisaran

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1997-2003 : SD NEGERI 010083 KISARAN Tahun 2003-2006 : SMP NEGERI 3 KISARAN Tahun2006-2009 : SMA NEGERI 1 KISARAN

Tahun 2009-2012 : AKADEMI KEBIDANAN DELI HUSADA DELITUA Tahun 2012-2013 : D-IV BIDAN PENDIDIK USU


(1)

(2)

DAFTAR TABULASI FAKTOR-FAKTOR IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN KOLOSTRUM

PADA BAYI BARU LAHIR DI KELURAHAN POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN 2013

No Nama Umur Pekerjaan Pendidikan Motivasi Intrinsik Jlh Motivasi Ekstrinsik Jlh

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 U 30 IRT SMA 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

2 E 37 IRT SMA 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 3 E 27 IRT SMA 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 11 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6

4 M 26 IRT SMA 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8

5 E 30 WIRASWASTA SMA 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 6 S 24 WIRASWASTA SMP 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 9 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 7 L 31 WIRASWASTA SMP 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 8 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 8 L 27 WIRASWASTA SMA 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 9 E 31 IRT SD 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 L 38 IRT SMP 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 11 R 26 WIRASWASTA SMA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9

12 K 18 IRT SD 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 9 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6

13 A 29 IRT SMA 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 5 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 14 Y 28 WIRASWASTA SMA 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 15 E 34 WIRASWASTA SMA 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 16 S 37 WIRASWASTA SMA 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 17 M 18 IRT SD 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 11 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 6 18 E 31 IRT SMP 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 19 S 23 WIRASWASTA SMA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 11 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6 20 R 31 WIRASWASTA SMP 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 9 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 6 21 I 17 IRT SD 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 22 S 31 IRT SMA 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 8 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 5


(3)

23 S 32 IRT SMA 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 24 S 34 IRT SMA 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 7 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7 25 U 36 IRT SMP 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 7 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 26 M 29 IRT SMA 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 27 J 27 IRT SMP 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 7 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 28 L 25 WIRASWASTA SMA 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 29 S 22 IRT SMA 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 8 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 30 L 29 IRT SMP 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 9 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 6

31 M 17 IRT SD 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 6 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7


(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ella Fitria Apriani

Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran, 20 April 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Ayah : Nazwarman Bahar

Nama Ibu : Yusmita Tanjung

Anak ke : 2 dari 3 bersaudara

Alamat : Jln. Mangunsarkoro No.45 Kisaran

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1997-2003 : SD NEGERI 010083 KISARAN

Tahun 2003-2006 : SMP NEGERI 3 KISARAN

Tahun2006-2009 : SMA NEGERI 1 KISARAN

Tahun 2009-2012 : AKADEMI KEBIDANAN DELI HUSADA DELITUA

Tahun 2012-2013 : D-IV BIDAN PENDIDIK USU


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Untuk Memilih Implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan polonia Tahun 2013

5 151 91

Faktor- faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir di desa Sifalaete Ulu kecamatan Gunungsitoli kabupaten Nias tahun 2007

4 38 66

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Klinik Sari Medan Tahun 2010

6 93 74

Pengetahuan Ibu Postpartum Primipara tentang Cara Memandikan Bayi Baru Lahir di Ruang Camar I RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

4 72 54

Kinerja Pemerintah Kelurahan Dalam Program Pemberdayaan Kelurahan (Studi Pada Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia)

6 67 121

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Untuk Memilih Implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan polonia Tahun 2013

5 79 91

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Untuk Memilih Implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan polonia Tahun 2013

0 0 11

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Untuk Memilih Implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan polonia Tahun 2013

0 0 1

Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolostrum 1. Defenisi Kolostrum - Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

0 1 21