C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Sari Jl. Purnama No.110 Teladan Medan. Karena mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian dan
belum ada penelitian dengan judul yang sama.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai pada bulan 03 Februari – 30 April 2010
D. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Pimpinan
Klinik Sari Medan. Sedangkan kepada responden, peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi
selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantum nama responden pada lembar kuesioner. Data-data yang diperoleh
semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan mempublikasikan pada pihak lain. Setelah responden memahami serta menerima
maksut dan tujuan penelitian, maka respoden secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner
E. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data yang didapat dari data primer yaitu: data yang didapat dari penyebaran kuesioner yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh peneliti kepada responden sebanyak 30 pertanyaan. Di dalam kuesioner ini terbagi 4 bagian yaitu: bagian pertama data demografi yang terdiri
dari umur ibu, pendidikan terakhir dan pekerjaan ibu. Bagian kedua tentang pengetahuan yang berisi 20 pertanyaan yang dikategorikan baik bila benar 11
dengan nilai 55 dan tidak baik bila benar 11 dengan nilai 55. Bagian ketiga berisi 5 pertanyaan untuk sumber informasi yang dikategorikan bila langsung
bila benar 3 dan tidak langsung bila benar 3. Bagian keempat yaitu pernyataan tentang pemberian kolostrum sebanyak 5 pertanyaan dengan
observasi yang dikategorikan diberikan bila benar 3 dan tidak diberikan bila benar 3.
1. Uji Validitas dan Realibitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang diukur Notoatmodjo, soekidjo, 2005, halm 129. Uji
validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah relevan isi instrumen. Isi instrument harus sesuai dengan tujuan penelitian tujuan khusus untuk dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur Nursalam, 2003, halm 108. Yang diukur peneliti adalah pengetahuan, pendidikan dan sumber informasi ibu tentang
pemberian kolostrum. Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan content validity kepada ahlinya yaitu dokter spesialis anak SMF RSUD Dr.Pirngadi Kota
Medan dr. Indra Wahyudi Tanjung, Sp.A. dan dengan membandingkan nilai r tabel dengan r hitung. Menentukan nilai r tabel pada jumlah responden 20 orang
dilaksanakan di klinik vina dan Ruang IVV RSUD Dr.Pirngadi Kota medan, dengan tingkat kemaknaan 5 didapat angka r tabel=0,444. Kemudian
Universitas Sumatera Utara
menentukan nilai r hasil perhitungan dan dibandingkan nilai r hasil dengan nilai r tabel, ketentuan: bila r hasil r tabel maka pertanyaan tersebut valid.
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 20 butir pertanyaan untuk pengetahuan yang diuji cobakan valid memiliki nilai r hasil r tabel. Untuk
pertanyaan sumber informasi sebanyak 5 pertanyaan yang diuji cobakan valid memiliki nilai r hasil r tabel dan untuk pertanyaan pemberian kolostrum yang
diuji cobakan sebanyak 5 pertanyaan valid dengan r hasil r tabel. Setelah semua pertanyaan sudah valid, analisis selanjutnya dengan uji
reabilitas. Untuk mengetahui reliabilitas yaitu membandingkan nilai r hasil dengan r tabel. Dalam uji reabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai “Alpha”
terletak di awal output ketentuannya: bila r hasil r tabel, maka pertanyaan tersebut reabel. Riyanto, A. 2009, hlm. 45-46.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner dengan menggunakan program komputer, maka lampiran menunjukkan bahwa dari 20 pertanyaan dari
pengetahuan yang diuji cobakan diperoleh nilai alpha 0,993 0,6. Untuk pertanyaan sumber informasi yang diuji cobakan diperoleh nilai alpha 0,943
0,6 dan untuk pertanyaan pemberian kolostrum yang diuji cobakan diperoleh nilai alpha 0,818 0,6 maka instrumen itu dapat digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena r hasil r tabel.
F. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan, pendidikan dan sumber informasi ibu
terhadap pemberian kolostrum. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah
Universitas Sumatera Utara
dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
dan mengajukan surat penelitian di Klinik Sari Medan. Setelah mendapat izin, kemudian peneliti melaksanakan pengumpulan data pada Klinik Sari Medan dengan
cara setiap pasien post partum 1-3 hari diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan peneliti tentang pemberian kolostrum. Setelah mengerti dan mendapat
persetujuan ibu yang diikuti menandatangi surat persetujuan responden untuk wawancara dan mengisi kuesioner, peneliti memberikan kuesioner dan menanyakan
hal-hal yang berhubungan dengan pemberian kolostrum kepada ibu. Setelah data terkumpul selanjutnya di analisis.
G. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data
a. Editing
Editing yang dilakukan untuk memeriksakan ketepatan dan kelengkapan data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi
dengan mewawancara ulang responden. b.
Coding Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan computer.
c. Entri
Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukan kedalam program computer dengan menggunakan software SPSS.
Universitas Sumatera Utara
d. Cleaning data
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukan kedalam computer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
e. Saving
Penyimpanan data untuk siap dianalisa.
2. Analisis Data
a. Univariat
Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi tiap variabel yang diteliti. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan
proporsinya. b.
Bivariat Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan dua variable, yaitu variable
independen dan dependen, dengan uji chi square menggunakan hitungan statistik yang sesuai, dimana derajat kemaknaan α = 0,05. apabila nilai p
value 0,05, maka Ho ditolak dan apabila p value 0,05 maka Ho gagal ditolak.
Fisher exact digunakan bila : 1.
Jumlah seluruh pengamatan n kurang dari 20 2.
Terdapat sel harapan expected kurang dari 5 dengan jumlah pengamatan antara 20 dan 40
3. Jumlah pengamatan n 40 dan terdapat sel harapan yang kurang dari
satu. Wahyuni, 2008, hlm. 95
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan di Klinik Sari Medan tahun 2010 dengan jumlah responden sebanyak 41 orang. Hasil pengumpulan data
disajikan dalam bentuk analisa univariat distribusi frekuensi dan bivariat yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Univariat
Hasil tabel penelitian ini akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, yaitu data umum pendidikan dan data khusus yaitu
pengetahuan, sumber informasi dan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Berikut ini tabel distribusi frekuensi dari variabel penelitian tersebut.
A. Karakteristik responden
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik
di Klinik Bersalin Sari Medan Tahun 2010 Karakteristik Responden
Frekuensi Persentase
Umur
20 tahun 20-35 tahun
35 tahun 3
37 1
7,3 90,3
2,4
Jumlah 41
100
Pekerjaan IRT
Guru PNS
Wiraswasta 38
1 1
1 92,8
2,4 2,4
2,4
Jumlah 41
100
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan
Dasar Tinggi
15 26
36,6 63,4
Jumlah 41
100
Berdasarkan tabel 5.1 tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden 37 orang 90,3 pada rentang usia 20-35 tahun. Berdasarkan pekerjaan,
sebagian besar pekerjaan responden IRT sebanyak 38 orang 92,8 dan Berdasarkan pendidikan dapat dilihat dari 41 responden sebagian besar tingkat pendidikan responden
berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 26 orang 63,4
B. Pengetahuan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Klinik Sari Medan Tahun 2010
Pengetahuan Frekuensi
Persentase Baik
Tidak baik 28
13 68,3
31,7 Jumlah
41 100
Berdasarkan dari tabel 5.2 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang pemberian kolostrum adalah baik
sebanyak 28 orang 68,3 .
Universitas Sumatera Utara
C. Sumber informasi
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sumber Informasi
tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Klinik Sari Medan Tahun 2010
Sumber informasi Frekuensi
Persentase Langsung
Tidak langsung 28
13 68,3
31,7 Jumlah
41 100
Berdasarkan dari tabel 5.3 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa sebagian besar mendapat informasi secara langsung yaitu sebanyak 28 orang 68,3.
D. Pemberian kolostrum
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan
Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Klinik Sari Medan Tahun 2010
Pemberian kolostrum Frekuensi
Persentase Diberikan
Tidak diberikan 22
19 53,7
46,3 Jumlah
41 100
Berdasarkan dari tabel 5.4 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa sebagian besar pemberian kolostrum diberikan yaitu sebanyak 22 orang 53,7
2. Analisis Bivariat
Untuk melihat hubungan antara variabel independen variabel bebas yaitu pendidikan, pengetahuan, sumber informasi dengan variabel dependen
variabel terikat yaitu pemberian kolostrum, dengan analisis sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5 Hubungan Pendidikan dengan Pemberian Kolostrum
di Klinik Sari Medan Tahun 2010
Pendidikan Pemberian kolostrum
Total p
Diberikan Tidak diberikan
n n
n Dasar
8 53,3
7 46,7
15 100
0,975 Tinggi
14 53,8
12 46,2
26 100
Jumlah 22
53,7 19
46,3 41
100 Chi square
Dari tabel 5.5 menunjukkan bahwa analisis hubungan antara pendidikan dengan pemberian kolostrum diperoleh dari 15 orang dengan pendidikan dasar yang paling
banyak memberikan kolostrum dengan diberikan yaitu 8 orang 53,3 dan dari 26 orang dengan pendidikan tinggi yang paling banyak memberikan kolostrum dengan
diberikan yaitu 14 orang 53,8. Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan pemberian kolostrum
diperoleh nilai p=0,975. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan pemberian kolostrum tahun 2010.
Tabel 5.6 Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Kolostrum
di Klinik Sari Medan Tahun 2010
Pengetahuan Pemberian kolostrum
Total p
Diberikan Tidak diberikan
n n
n Baik
22 78,6
6 21,4
28 100
0,000 Tidak baik
13 100
13 100
Jumlah 22
53,7 19
46,3 41
100 Chi square
Dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum diperoleh diperoleh dari 28 orang yang berpengetahuan baik yang
Universitas Sumatera Utara
paling banyak memberikan kolostrum dengan diberikan yaitu 22 orang 78,6 dan dari 13 orang yang berpengetahuan tidak baik, paling banyak memberikan kolostrum dengan
tidak diberikan yaitu 13 orang 100. Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum
diperoleh nilai p=0,0001. Hal ini berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum tahun 2010.
Tabel 5.7 Hubungan Sumber Informasi dengan Pemberian Kolostrum
di Klinik Sari Medan Tahun 2010
Sumber Informasi
Pemberian kolostrum Total
p Diberikan
Tidak diberikan n
n n
Langsung 13
46,4 15
53,6 28
100 0,173
Tidak langsung 9
69,2 4
30,8 13
100 Jumlah
22 53,7
19 46,3
41 100
Chi square Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa analisis hubungan antara sumber informasi
dengan pemberian kolostrum diperoleh dari 28 orang yang sumber informasi secara langsung yang paling banyak memberikan kolostrum dengan tidak diberikan yaitu 15
orang 53,6 dan dari 13 orang yang sumber informasi tidak langsung, paling banyak memberikan kolostrum dengan diberikan yaitu 9 orang 69,2.
Hasil analisis hubungan antara sumber informasi dengan pemberian kolostrum diperoleh nilai p=0,173. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi
dengan pemberian kolostrum tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
B. PEMBAHASAN
1. Interpretasi dan Diskusi Hasil
a. Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 5.1 dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden 37 orang 90,3 pada rentang usia 20-35 tahun. Berdasarkan
pekerjaan sebagian besar IRT yaitu sebanyak 38 orang 92,8 dan pendidikan sebagian besar berpendidikan tinggi sebanyak 26 orang 63,4. Karakteristik
responden merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan pemberian kolostrum terutama pendidikan.
Adapun dalam hasil penelitian Nazara,P 2008 Diketahui bahwa distribusi ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir paling
banyak dilakukan oleh ibu dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 22 orang 55,0 dan paling sedikit dilakukan oleh ibu pada tingkat pendidikan S1
sebanyak 2 orang 5,0.
b. Pengetahuan
Berdasarkan dari tabel 5.2 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang pemberian kolostrum adalah baik
sebanyak 28 orang 68,3 dan sebagian kecil berpengetahuan tidak baik yaitu sebanyak 13 orang 31,7.
Penelitian yang dilakukan oleh Nazara,P 2008 menyatakan bahwa diketahui ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir paling
banyak dilakukan oleh ibu dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 25
Universitas Sumatera Utara
orang 62,5, dan paling sedikit oleh ibu dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 orang 17,5.
Dengan berpengetahuan baik maka ibu diharapkan akan mengerti dan melaksanakan dengan baik tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.
c. Sumber Informasi
Berdasarkan dari tabel 5.3 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa sebagian besar mendapat informasi secara langsung yaitu sebanyak 28 orang
68,3 dan sebagian kecil mendapat informasi secara tidak langsung sebanyak 13 orang 31,7
Penelitian yang dilakukan oleh Nazara,P 2008 menyatakan bahwa diketahui ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir paling
banyak dilakukan oleh ibu dengan sumber informasi dari keluarga sebanyak 16 orang 40,0 dan paling sedikit dilakukan oleh ibu yang sumber informasinya
tenaga kesehatan sebanyak 11 orang 27,5. Dari berbagai sumber informasi yang diperoleh ibu terlebih didapat
secara langsung diharapkan ibu bisa mengerti mengenai manfaat dan pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir sehingga bisa melaksanakan dengan
sebaik mungkin.
d. Pemberian Kolostrum
Dari 41 responden yang diteliti, pemberian kolostrum dengan diberikan terbanyak adalah 22 orang 53,7, tidak diberikan sebanyak 19 orang 46,3.
Universitas Sumatera Utara
Adapun hasil penelitian dari Simamora,MK 2009 diketahui pengetahuan ibu dalam pemberian kolostrum yaitu cukup sebanyak 12 orang 40,0 , kurang
sebanyak 10 orang 33,3 dan baik sebanyak 8 orang 26,7. Sikap ibu dalam pemberian kolostrum cukup sebanyak 11 orang 36,7, baik sebanyak 10 orang
33,3 dan kurang sebanyak 9 orang 30,0. Kalau dilihat dari jumlah responden yang diteliti, pendidikan terakhir
adalah pendidikan tinggi sebanyak 26 orang 63,4 dan pengetahuan ibu yang baik yaitu sebanyak 28 orang 68,3, Seyogianya responden lebih bisa
melaksanakan pemberian kolostrum ini dengan baik.
e. Hubungan Pendidikan dengan Pemberian Kolostrum
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,975 maka dapat disimpulkan tidak adanya hubungan pendidikan dengan pemberian kolostrum.
Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nazara,P 2008 mengatakan pendidikan yang rendah akan menimbulkan dampak negatif
perkembangan ibu itu sendiri dalam mengikuti kemajuan ilmu dan pengetahuan termasuk pemahaman tentang kolostrum.
Hal ini juga tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Driyarkara Ihsan, 2008 mengatakan bahwa : pendidikan adalah upaya memanusiakan
manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani itulah yang disebut mendidik. Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda. serta menurut Crow
and Crow menyebutkan pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu
meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi kegenerasi.
Universitas Sumatera Utara
Dictionary of Education menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk
tingkah laku lainnya didalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
khususnya yang datang dari sekolah, sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimum Ihsan, 2008
f. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Kolostrum
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,0001 berarti adanya hubungan pengetahuan dengan pemberian kolostrum. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningsih,T 2005 yang mana hasil penelitianya diketahui bahwa adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang
ASI dengan pemberian kolostrum, dengan p = 0.001. Ini membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian
kolostrum dan ASI eksklusif. Penelitian yang dilakukan oleh Nazara,P 2008 juga sesuai yang mana
menyatakan bahwa diketahui ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir paling banyak dilakukan oleh ibu dengan tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 25 orang 62,5, dan paling sedikit oleh ibu dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 orang 17,5.
Hal ini juga sesuai dengan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2003 bahwa pengetahuan merupakan merupakan hasil tahu, yang
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang Over behavior.
berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
pengetahuan.
g. Hubungan Sumber Informasi dengan Pemberian kolostrum
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,173 maka dapat disimpulkan tidak adanya hubungan sumber informasi dengan pemberian
kolostrum. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2003 Informasi adalah isi stimulasi yang dikeluarkan oleh sumber
komunikator kepada komunikan penerima. Isi stimulasi berupa pesan atau informasi yang dikeluarkan oleh komunikator, tetapi diharapkan agar seseorang
secara positif untuk aktif melakukan sesuatu, berupa prilaku atau tindakan. Sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan
sikap atau keputusan bertindak. Banyak media seperti media massa, baik media cetak seperti surat kabar dan majalah, ataupun elektronika seperti televisi dan
radio dan diharapkan seseorang mampu merubah prilaku positif sesuai dengan informasi yang didapatnya.
2. Keterbatasan Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan
dengan proses dan asli penelitian secara optimal, namun berbagai kendala yang
Universitas Sumatera Utara
tidak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini, antara lain:
a. Dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan kuesioner yang
dijelaskan kepada kepada responden, kadang timbul keengganan responden dalam mengungkapkan keadaan yang sebenarnya.
Dikarenakan keletihan postpartum sehingga perlu dijelaskan kepada responden bahwa penelitian dilakukan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan. b.
Keengganan juga kadang timbul dimana responden merasa malu bila diketahui tidak bisa menjawab pertanyaan.
3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan Pendidikan Kebidanan
Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir, dan diketahui tidak ada
hubungan pendidikan dan sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Jadi, Meningkatkan penyuluhan tentang pemberian kolostrum
dapat disampaikan kepada ibu post partum dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang manfaat
dan pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagian besar responden pada rentang usia 20-35 tahun sebesar 37 orang
90,3. Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar IRT yaitu sebanyak 38 orang 92,8.
2. Dari 41 responden yang diteliti, sebagian responden melaksanakan pemberian
kolostrum sebanyak 22 orang 53,7. 3.
Tidak ada hubungan pendidikan dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir karena diperoleh nilai p=0,975.
4. Ada hubungan pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir
karena diperoleh nilai p=0,0001. 5.
Tidak ada hubungan sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir karena diperoleh nilai p=0,173.
B. Saran