Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Klinik Sari Medan Tahun 2010
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR
DI KLINIK SARI MEDAN
RIZA SAFYENI PITRI 095102008
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
Judul : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Klinik Sari Medan Tahun 2010
Nama Mahasiswa : Riza Safyeni Pitri
NIM : 095102008
Program Studi : D IV Bidan Pendidik
Pembimbing
... ( dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.kes )
Penguji
...Penguji I ( dr. Zulkifli, M.Si )
...Penguji II ( Nur Asnah Sitohang, S.kep,. Ns,. M.Kes )
...Penguji III ( dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.kes )
Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.
... Nur Asnah Sitohang, S.kep,. Ns,. M.kes
NIP. 132 299 794
Koordinator Karya Tulis ILmiah
... Dr. Murniati Manik, Msc, SpKK
NIP. 130 810 201 Ketua Pelaksana
(3)
PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Riza Safyeni Pitri
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Klinik Sari Medan Tahun 2010
viii + 41 hal + 9 tabel + 1 skema + 9 lampiran
Abstrak
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menyatakan, organisasinya memiliki standardisasi pelayanan dalam menolong persalinan, yaitu pelaksanaan inisiasi dini dan ASI eksklusif 6 bulan. Kolostrum yaitu ASI yang dihasilkan selama beberapa hari pertama setelah kelahiran. Kolostrum sangat besar manfaatnya sehingga pemberian ASI pada minggu-minggu pertama mempunyai arti yang sangat penting bagi perkembangan bayi selanjutnya. Menurut penelitian tentang pemberian kolostrum yang di lakukan Krista, SM. Masih banyaknya ibu yang kurang ataupun cukup mengetahui tentang pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Pengetahuan yang kurang dan faktor tingkat pendidikan yang mempengaruhi sehingga informasi ini tidak tersampaikan dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara pengetahuan, pendidikan dan sumber informasi ibu dengan pemberian kolostrum. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 41 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan Total Sampling. Penelitian ini dilakukan di klinik Sari Medan. Analisis data dengan Chi Square. Hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden pada rentang usia 20-35 tahun sebesar 37 orang (90,3%). Sebagian besar IRT sebanyak 38 orang (92,8%), tingkat pendidikan responden sebagian besar berpendidikan tinggi sebanyak 26 orang (63,4%), sebagian besar pengetahuan responden tentang pemberian kolostrum adalah baik sebanyak 28 orang (68,3 %), sebagian besar mendapat informasi secara langsung sebanyak 28 orang (68,3%), sebagian besar responden melaksanakan pemberian kolostrum sebanyak 22 orang (53,7%) dan ada hubungan pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir (nilai p=0,0001). Disarankan pada petugas tenaga kesehatan di Klinik Sari Medan hendaknya meningkatkan pemberian informasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu tentang pemberian kolostrum.
Daftar Pustaka : 26 (2000-2009)
Kata Kunci : Pengetahuan, pendidikan, sumber informasi, dan pemberian kolostrum
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul “ Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru
Lahir di Klinik Sari Medan 2010” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan,
masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis
Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara
2. dr. Murniati Manik, M.Sc., Sp.K.K. selaku Ketua Program D IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
3. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes. selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, bantuan, dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah
4. Pimpinan Klinik Sari Medan
5. Seluruh Staf dan Dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
6. Papa, mama, abang, dan adik-adik yang penulis sayangi dan cintai
memberikan dukungan serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis
(5)
7. Rekan-rekan mahasiswa program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan
kepada penulis.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam penyusun Karya Tulis
Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk
itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa
yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri, semoga penelitian
ini dapat bermanfaat bagi semua.
Medan, 14 Desember 2009
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... . vii
DAFTAR SKEMA ... . viii
DAFTAR LAMPIRAN ... .. ix
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian 1.Tujuan Umum ... 3
2.Tujuan Khusus ... 4
D. Manfaat Penelitian 1.Bagi Institusi Pendidikan... 4
2.Bagi Ibu... ... 4
3.Bagi Peneliti... 4
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. ASI ... 6
B. Kolostrum ... 7
C. Faktor-faktor yang Mempengerahi Pemberian Kolostrum ... 11
1.Pengetahuan ... 11
2.Pendidikan ... 13
3.Sumber Informasi ... 16
BAB III: KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 20
B. Hipotesis ... 20
C. Definisi Operasional ... 21
BAB IV: METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 23
(7)
1. Populasi ... 23
2. Sampel ... 23
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
D. Etika Penelitian ... 24
E. Instrumen Penelitian ... 24
F. Prosedur Pengumpulan Data ... 26
G. Pengolahan dan Analisis data ... 27
BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 29
1. Analisis Univariat... 29
2. Analisis Bivariat... 31
B. Pembahasan... 34
1. Interpretasi dan Diskusi Hasil... 34
2. Keterbatasana Peneliti... 38
3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/ Pendidikan Kebidanan... 39
BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 40
B. Saran... 41
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi Kolostrum, ASI, Susu sapi………. 9
Tabel 2 Defenisi Operasional………... 21
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Klinik Sari
Medan Tahun 2010... 29
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Klinik Sari Medan
Tahun 2010... 30
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Klinik Sari
Medan Tahun 2010... 31
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian Kolostrum
di Klinik Sari Medan Tahun 2010... 31
Tabel 5.5 Hubungan Pendidikan dengan Pemberian Kolostrum di Klinik Sari
Medan Tahun 2010... 32
Tabel 5.6 Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Kolostrum di Klinik Sari
Medan Tahun 2010... 32
Tabel 5.7 Hubungan Sumber Informasi dengan Pemberian Kolostrum di Klinik
(9)
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Kerangka Konsep Faktor-Faktor Yang Berhubungan Terhadap Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir ... 20
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Penelitian
Lampiran 2 : Lembar Informed Concent
Lampiran 3 : Lembar Kuesioner
Lampiran 4 : Lembar Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi ke Dosen Pembimbing
Lampiran 6 : Master Tabel
Lampiran 7 : Hasil Out Put Data Penelitian
Lampiran 8 : Lembar Surat Izin Penelitian
(11)
PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Riza Safyeni Pitri
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Klinik Sari Medan Tahun 2010
viii + 41 hal + 9 tabel + 1 skema + 9 lampiran
Abstrak
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menyatakan, organisasinya memiliki standardisasi pelayanan dalam menolong persalinan, yaitu pelaksanaan inisiasi dini dan ASI eksklusif 6 bulan. Kolostrum yaitu ASI yang dihasilkan selama beberapa hari pertama setelah kelahiran. Kolostrum sangat besar manfaatnya sehingga pemberian ASI pada minggu-minggu pertama mempunyai arti yang sangat penting bagi perkembangan bayi selanjutnya. Menurut penelitian tentang pemberian kolostrum yang di lakukan Krista, SM. Masih banyaknya ibu yang kurang ataupun cukup mengetahui tentang pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Pengetahuan yang kurang dan faktor tingkat pendidikan yang mempengaruhi sehingga informasi ini tidak tersampaikan dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara pengetahuan, pendidikan dan sumber informasi ibu dengan pemberian kolostrum. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 41 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan Total Sampling. Penelitian ini dilakukan di klinik Sari Medan. Analisis data dengan Chi Square. Hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden pada rentang usia 20-35 tahun sebesar 37 orang (90,3%). Sebagian besar IRT sebanyak 38 orang (92,8%), tingkat pendidikan responden sebagian besar berpendidikan tinggi sebanyak 26 orang (63,4%), sebagian besar pengetahuan responden tentang pemberian kolostrum adalah baik sebanyak 28 orang (68,3 %), sebagian besar mendapat informasi secara langsung sebanyak 28 orang (68,3%), sebagian besar responden melaksanakan pemberian kolostrum sebanyak 22 orang (53,7%) dan ada hubungan pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir (nilai p=0,0001). Disarankan pada petugas tenaga kesehatan di Klinik Sari Medan hendaknya meningkatkan pemberian informasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu tentang pemberian kolostrum.
Daftar Pustaka : 26 (2000-2009)
Kata Kunci : Pengetahuan, pendidikan, sumber informasi, dan pemberian kolostrum
(12)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Data Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO)
menunjukkan ada 170 juta anak mengalami gizi kurang di seluruh dunia. Sebanyak 3
juta anak di antaranya meninggal tiap tahun akibat kurang gizi. Angka kematian bayi
yang cukup tinggi di dunia sebenarnya dapat dihindari dengan pemberian Air Susu Ibu
(ASI). Meski penyebab langsung kematian bayi umumnya penyakit infeksi, seperti
infeksi saluran pernapasan akut, diare, dan campak, tetapi penyebab yang mendasari
pada 54 % kematian bayi adalah gizi kurang. Di Indonesia, angka kematian bayi saat ini
35 per 1.000 kelahiran hidup. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat tidak
kurang dari 10 bayi dan 20 anak balita meninggal dunia setiap jam di Indonesia
(Admin2, 2009, pekan ASI sedunia 2009, ¶ 1,
diperoleh tanggal 09 Oktober 2009).
ASI dalam istilah kesehatan adalah dimulai dari proses laktasi. Laktasi adalah
keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi menghisap
dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia
termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI
eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan
benar serta anak mendapat kekebalan tubuh secara alami. ASI diproduksikan oleh organ
tubuh wanita yang bernama payudara. (Kristiyansari, W. 2009, hlm.1).
Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh para ahli gizi diseluruh
(13)
seorang bayi, seperti yang diperoleh dari kolostrum, yaitu ASI yang dihasilkan selama
beberapa hari pertama setelah kelahiran. Kolostrum sangat besar manfaatnya sehingga
pemberian ASI pada minggu-minggu pertama mempunyai arti yang sangat penting bagi
perkembangan bayi selanjutnya. ASI merupakan makanan yang paling ideal bagi bayi
karena mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi. (Krisnatuti, D. 2000, hlm. 5).
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI), menyatakan,
organisasinya memiliki standardisasi pelayanan dalam menolong persalinan, yaitu
pelaksanaan inisiasi dini dan ASI eksklusif 6 bulan. Di tempat praktik bidan tidak boleh
ada promosi, gambar penyuluhan, maupun kaleng susu formula tidak tertutup
kemungkinan ada pelanggaran di lapangan. Jika ketahuan, bidan tidak lulus menjadi
Bidan Delima status profesionalisme bidan pada praktik swasta IBI mengatur agar
anggota tidak mempromosikan susu formula (untuk usia kurang atau sama dengan 6
bulan), tetapi boleh untuk susu formula lanjutan (usia lebih dari 6 bulan). Bidan juga
boleh memberi ruang bagi promosi susu untuk ibu hamil dan menyusui. Pengawasan dan
evaluasi bidan dilakukan di 170 cabang mencakup lebih dari 6.000 bidan. Kegiatan itu
dilakukan tiap tiga bulan (Admin2, 2009, pekan ASI sedunia 2009, ¶ 3&5,
Perasaan yang melatarbelakangi keputusan wanita untuk menyusui jauh lebih
bervariasi. Pengaruh keluarga sangat kuat beberapa wanita merasa cemas dan tidak
percaya diri, perasaan ini semakin kuat jika ibu mereka sendiri atau teman-teman dekat
mereka tidak berhasil menyusui. Wanita lain optimis dan yakin, dikuatkan oleh
dukungan pasangan atau teman yang memiliki pengalaman menyusui yang positif.
(14)
Hasil penelitian tentang pemberian kolostrum yang di lakukan Krista, SM. 2009,
hlm. i. Masih banyaknya ibu yang kurang ataupun cukup mengetahui tentang pentingnya
pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Pengetahuan yang kurang dan faktor tingkat
pendidikan yang mempengaruhi sehingga informasi ini tidak tersampaikan dengan baik.
Fenomena tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan
pendidikan ibu tentang ASI masih membingungkan diikuti dengan sumber informasi,
kebudayaan dan tradisi keluarga yang turun-temurun sehingga mempengaruhi
pemberian ASI sesegera mungkin pada bayi diikuti dengan mitos-mitos yang dipercayai
turun-temurun. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti di Klinik Sari
Medan, 3 dari sepuluh orang ibu menyatakan mengetahui tentang pentingnya pemberian
kolostrum pada bayi baru lahir sedangkan 7 lainnya menyatakan tidak tahu. Maka
peneliti tertarik mengambil judul tentang “Faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Klinik Sari Medan 2010”
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan permasalahannya
yaitu “ Adakah hubungan pengetahuan, pendidikan dan sumber informasi dengan
pemberian kolostrum pada bayi baru lahir?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan terhadap pemberian
(15)
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik ibu tentang pemberian kolostrum pada bayi
baru lahir.
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemberian kolostrum pada bayi
baru lahir.
c. Untuk mengetahui sumber informasi ibu tentang pemberian kolostrum pada
bayi baru lahir.
d. Untuk mengetahui tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.
e. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian kolostrum
pada bayi baru lahir.
f. Untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan pemberian kolostrum
pada bayi baru lahir.
g. Untuk mengetahui hubungan sumber informasi dengan pemberian kolostrum
pada bayi baru lahir.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat meningkatkan kontribusi pelayanan kesehatan ibu dan anak, dapat
terbinanya hubungan baik dengan masyarakat, terdapat peningkatan SDM yang
dibutuhkan dalam pembangunan khususnya kebidanan sekarang ini serta bahan
perbandingan dalam pelaksanaan peneliti lain tentang pentingnya pemberian
(16)
2. Bagi Ibu
Mendapatkan pengetahuan tentang pemberian kolostrum meliputi
manfaaat dan pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan sesuai dengan standar professional dan mendapatkan
kesempatan untuk ilmu-ilmu yang didapat selama perkuliahan serta dapat
(17)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI
ASI dalam istilah kesehatan adalah dimulai dari proses laktasi. Laktasi adalah
keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi menghisap
dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia
termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI
eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan
benar serta anak mendapat kekebalan tubuh secara alami. ASI diproduksikan oleh organ
tubuh wanita yang bernama payudara (Kristiyansari, W. 2009, hlm. 1).
ASI mengandung lebih 200 unsur-unsur pokok antara lain zat putih telur, lemak,
karbihodrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan dan
sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proposional dan seimbang satu dengan
yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat
ini bagai suatu “simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin ditiru
oleh buatan manusia (Roesli, U. 2000, hlm. 24).
1. Perbedaan komposisi ASI dari hari ke hari (stadium laktasi) sebagai berikut :
a. Kolostrum (susu jolong)
Yaitu ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4/ ke-7.
b. Air susu transisi/ peralihan
Yaitu ASI yang keluar dari hari ke-4/ ke-7 sampai hari ke-10/ ke-14
c. Air susu matang
(18)
2. Jenis-jenis ASI
a.Kolostrum
Diproduksi pada beberapa hari pertama. Air susu ini sangat kaya protein dan
antibody, serta sangat kental. Pada awal menyusui, kolostrum yang keluar
mungkin hanya sesendok teh saja. Kolostrum melapisi usus bayi dan
melindunginya dari bakteri. Produksinya berkurang perlahan saat air susu
keluar pada hari ke 3 sampai 5.
b. Foremilk
Disimpan pada saluran penyimpanan dan keluar pada awal menyusui. Yang
dihasilkan sangat banyak dan cocok untuk menghilangkan rasa haus bayi.
c. Hindmilk
Keluar setelah foremilk habis, saat menyusui hampir selesai. Sangat kaya,
kental, dan penuh lemak bervitamin mirip dengan hidangan utama setelah sup
pembuka. Bayi memerlukan foremilk dan hindmilk (Chumbley, J. 2004,
hlm.13).
B. Kolostrum
1. Pengertian
Kolostrum adalah sesuatu yang sangat khusus, kolostrum kaya akan
protein, immunoglobulin, vitamin, bahan anti-infeksi, misalnya laktoferin dan
lisozim, sel-sel hidup, serta mineral. Kolostrum memberi perlindungan bagi bayi
yang baru lahir sampai system imunnya sendiri mulai berfungsi, dan memastikan
bahwa system pencernaan bayi mulai berfungsi dengan benar, serta mengandung
(19)
Kolostrum adalah zat yang sangat menarik. Ia lebih menyerupai darah dari
pada susu, karena ia banyak berisi sel-sel hidup, terutama lymphocytes dan
macrophages, serum darah corpules yang dapat menyerang kuman dan
menghancurkan organisme-organisme bakteri dan lain-lain zat makanan asing.
Pemberian kolostrum pertama dapat membersihkan saluran usus bayi dari
organisme-organisme yang dapat mengakibatkan infeksi, membuat usus bayi siap
melaksanakan tugas pertamanya ( Santosa, E. 2004, hlm. 62).
Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi
dan berprotein tinggi (Roesli, U. 2000, hlm. 25).
2. Komposisi Kolostrum
Kolostrum diproduksi pada beberapa hari pertama. Air susu ini sangat
kaya protein dan antibody, serta sangat kental. Pada awal menyusui, kolostrum
yang keluar mungkin hanya sesendok teh saja. Kolostrum melapisi usus bayi dan
melindunginya dari bakteri. Produksinya berkurang perlahan saat air susu keluar
pada hari ke 3 sampai 5. foremilk disimpan pada saluran penyimpanan dan keluar
pada awal menyusui. Yang dihasilkan sangat banyak dan cocok untuk
menghilangkan rasa haus bayi. Hidmilk keluar setelah foremik habis, saat
menyusui hampir selesai. Sangat kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin mirip
dengan hidangan utama setelah sup pembuka. Bayi memerlukan foremik dan
(20)
Tabel 1
Komposisi kolostrum, ASI, Susu sapi
UNSUR GIZI Kolostrum ASI Susu sapi
Air (g) Laktosa (g) Protein (g) Lemak (g) Laktobulin Asam linoleat (g) Natrium (mg) Kalium (g) Klorida (g) Klasium (g) Magnesium (g) Fosfor (g) Zat besi (g) Vitamin A Vitamin D Tiamin Riboflavin Asam nikotinat Asam askorbat Folasin Laktoferin Lisozim Taurin - 5,3 2,7 2,9 - - 92 55 117 31 4 14 0,09 89 - 15 30 75 4,4 - - - - 88 6,8 1,2 3,8 1,2 8,3 15 55 43 33 4 15 0,15 53 0,03 16 43 172 4,3 - - - 40 88 3 3,3 3 3,1 1,6 1,6 138 103 125 12 100 0,1 34 0,06 42 157 85 1,6 - - - - Sumber : Sri purwanti, H. 2004, hlm. 30
3. Fungsi Kolostrum
ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang
pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. setelah
persalinan komposisi kolostrum ASI mengalami perubahan. Kolostrum berwarna
kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.
Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan
mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap
menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu ke-1
(21)
Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap
melindungi bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah. Kandungan protein
dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam
susu matur. Jenis protein globulin membuat konsistensi kolostrum menjadi pekat
ataupun padat sehingga bayi lebih lama merasa kenyang meskipun hanya
mendapat sedikit kolostrum (Sri purwanti, H. 2004, hlm. 30).
Mineral terutama natrium, kalium, dan klorida dalam kolostrum lebih
tinggi dibandingkan susu matur. Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi
sedangkan vitamin yang larut di air lebih sedikit. Lemak kolostrum lebih banyak
mengandung kolestrol dan lisotin sehingga bayi sejak dini sudah terlatih
mengolah kolestrol. Kolestrol ini didalam tubuh bayi mengandung enzim yang
mencerna kolestrol (Sri purwanti, H. 2004, hlm. 30).
Karena adanya tripsin inhibitor, hidrolisis protein didalam usus bayi
menjadi kurang sempurna. Hal ini sangat menguntungkan karena dapat
melindungi bayi. Bila ada protein asing yang masuk, akan terhambat sehingga
menimbulkan alergi. Kekebalan bayi bertambah dengan volume kolostrum yang
meningkat, akibat hisapan bayi baru lahir diberikan kepada ibunya untuk
ditempelkan payudara, agar bayi dapat sesering mungkin menyusu. Hal kedua
yang tak kalah penting adalah adanya reflek down pada ibu untuk merangsang
pengeluaran kolostrum menjadi lebih banyak (Sri purwanti, H. 2004, hlm. 30).
4. Manfaat Kolostrum
a.Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi
(22)
b.Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi
pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan
pada bayi.
c.Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung
karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi
pada hari-hari pertama kelahiran.
d.Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama
berwarna hitam kehijauan.
(Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI, 2001).
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Kolostrum
1. Pengetahuan
a.Pengertian pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan (Knowledge) adalah merupakan hasil tahu, yang terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan
pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (Over behavior). berdasarkan
pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
b.Tingkat pengetahuan menurut (Notoatmodjo, S. 2003, hlm. 128-130)
(23)
a) Tahu ( Know )
Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau ransangan
yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah
ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan dan menyatakan.
b) Memahami (Comprehension)
Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan dan meramalkan.
c) Aplikasi/ penerapan ( Application )
Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di ini dapat diartikan sebagai
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang nyata.
d) Analisis ( Analysis )
Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek kedalam
bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi
dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membuat bagan,
membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
e) Sintetis ( Syntetis )
Sintetis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan
(24)
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. Sebagai contoh, dapat
menyusun, merencanakan, dapat meringkas dan dapat menyesuaikan
terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
f) Evaluasi (Evaluation )
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada. (Maulana, 2009,
hlm.194)
Pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan, pengalaman menyusui,
media, faktor petugas dan pelayanan kesehatan yang meliputi komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) mengenai kolostrum.
Menurut dr. Siti Fadilah Supari terdapat beberapa masalah dalam upaya
meningkatkan pemberian kolostrum antara lain kurang memadainya pengetahuan
masyarakat, sehingga keluarga tidak dapat memilih makanan yang terbaik yang
harus diberikan pada bayi dan anaknya.
2. Pendidikan
a.Pengertian
Ihsan, F. 2008, hlm. 4-5 mengatakan defenisi pendidikan yang dikemukakan
oleh para ahli antara lain :
a). Driyarkara mengatakan bahwa : pendidikan adalah upaya memanusiakan
manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani itulah yang disebut
mendidik. Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda. (Ditjen Dikti,
(25)
b). Dictionary of Education menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses
dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk
tingkah laku lainnya didalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial
dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat
memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individu yang optimum (Ditjen Dikti, 1983/1984 :19).
c). Crow and Crow menyebutkan pendidikan adalah proses yang berisi
berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan
sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan
sosial dari generasi kegenerasi (Suprapto, 1975).
d).Ki Hadjar Dewantara dalam kongres taman siswa yang pertama pada tahun
1930 menyebutkan : pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan bathin, karakter), pikiran
(intelek), dan tubuh anak; dalam taman siswa tidak boleh dipisah-pisahkan
bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup,
kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan
dunianya.
e). Di dalam GBHN tahun 1973 disebutkan bahwa pendidikan pada hakikatnya
adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
b. Jenjang pendidikan
(26)
a).Pendidikan dasar
Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan
keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat,
serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah
atau pendidikan dasar pada prinsipnya merupakan pendidikan yang memberi
bekal dasar bagi perkembangan kehidupan, baik untuk pribadi maupun untuk
masyarakat. Karena itu bagi setiap rakyat Indonesia harus disediakan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar dan tiap-tiap warga negara
diwajibkan menempuh pendidikan yang sekurang-kurangnya dapat
membekali dirinya dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dasar.
Pendidikan ini dilaksanakan jatuh antara umur kira-kira 6-12 tahun meliputi
pendidikan taman kanak-kanak (TK)/ sederajat dan sekolah dasar (SD)/
sederajat.
b).Pendidikan menengah
Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar,
serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau
pendidikan tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah
umum dan pendidikan menengah kejuruan yang diselenggarakan selain
untuk mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan tinggi, juga untuk
memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah meliputi pendidikan
sekolah menengah pertama (SMP)/ sederajat dan sekolah menengah atas
(27)
c).Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi
yang bersifat akademik dan atau professional sehingga dapat menerapkan,
mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dalam rangka pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan
manusia. Pendidikan tinggi meliputi pendidikan Diploma I (D I), Diploma II
(D II), Diploma III (D III), Diploma IV (D IV), Strata I (S I), Strata II (S II),
Strata III (S III).
3. Sumber informasi
a. Pengertian sumber informasi
Informasi adalah isi stimulasi yang dikeluarkan oleh sumber
(komunikator) kepada komunikan (penerima). Isi stimulasi berupa pesan atau
informasi yang dikeluarkan oleh komunikator, tetapi diharapkan agar seseorang
secara positif untuk aktif melakukan sesuatu, berupa perilaku atau tindakan.
(Notoatmodjo, S. 2003, hlm 116)
Sumber informasi merupakan pesan-pesan atau info yang diterima
seseorang dengan baik secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo,
S. 2003, hlm116 ).
b. Jenis-jenis sumber informasi
1) Didapat secara langsung seperti : keluarga atau orang tua, tenaga kesehatan
(28)
2) Didapat secara tidak langsung
a).Media cetak
Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan
sangat bervariasi, antara lain :
1. Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
2. Leffleap adalah bentuk penyampaian pesan-pesan atau informasi
kesehatan melalui lembaran yang dilipat dalam bentuk gambar atau
kombinasi.
3. Flyer (selebaran) adalah seperti leffleap tapi tidak dalam bentuk
lipatan.
4. Flipchart (lembar timbal balik) adalah media penyampaian pesan
atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar timbal balik, biasanya
dalam bentuk buku dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar
peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi
yang berkaitan dengan gambar tersebut.
5. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang
membahas suatu masalah kesehatan.
6. Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/ informasi
kesehatan yang ditempel di tembok, tempat umum atau kenderaan.
(29)
b).Media elektronik
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan
pesan-pesan atau informasi kesehatan yang jenisnya berbeda-beda, antara lain :
televisi, radio, video, slide, film strip.
c).Media papan
Papan (billobard) yang dipasangkan ditempat umum yang berisikan
pesan-pesan atau informasi kesehatan (Notoatmodjo, S. 2003,
hlm.116-117 )
Hasil Penelitian Tentang Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir :
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mery Krista Simamora yang berjudul “Prilaku
Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian Kolostrum pada Bayi di Klinik Martini
Medan” yang mana menjelaskan hasil dari penelitiannya diketahui pengetahuan ibu
dalam pemberian kolostrum yaitu cukup sebanyak 12 orang (40,0 %), kurang
sebanyak 10 orang (33,3%) dan baik sebanyak 8 orang (26,7%). Sikap ibu dalam
pemberian kolostrum cukup sebanyak 11 orang (36,7%), baik sebanyak 10 orang
(33,3%) dan kurang sebanyak 9 orang (30,0%). Tindakan ibu dalam pemberian
kolostrum cukup sebanyak 11 orang (36,7%), kurang sebanyak 10 orang (33,3%)
dan baik sebanyak 9 orang (30,0%).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Rahayuningsih yang berjudul “Hubungan Antara
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI dengan pemberian kolostrum dan ASI
Eksklusif di Kelurahan Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan” yang mana hasil
(30)
ibu tentang ASI dengan pemberian kolostrum, dengan P value sebesar 0,0001 dan
nilai Contingensy Coefficient sebesar 0,497 (berada pada rentang 0,40-0,59). Ini
membukt ikan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang ASI
dengan pemberian kolostrum dan ASI eksklusif.
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari Nazara yang berjudul
“Faktor-Faktor yang Menyebabkan Ibu Tidak Memberikan Kolostrum Kepada Bayi Baru
Lahir di Desa Sifalaete Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kabupaten Nias Tahun 2008”
yang mana hasil penelitianya diketahui bahwa ibu yang tidak memberikan kolostrum
kepada bayi baru lahir paling banyak dilakukan oleh ibu dengan tingkat pengetahuan
kurang sebanyak 25 orang (62,5%), dan paling sedikit oleh ibu dengan tingkat
pengetahuan baik sebanyak 7 orang (17,5%). Diketahui bahwa distribusi ibu yang
tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir paling banyak dilakukan oleh
ibu dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 22 orang (55,0%) dan paling
sedikit dilakukan oleh ibu pada tingkat pendidikan S1 sebanyak 2 orang (5,0%). Dan
diketahui bahwa distribusi ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru
lahir paling banyak dilakukan oleh ibu dengan sumber informasi dari keluarga
sebanyak 16 orang (40,0%), dan yang paling sedikit dilakukan oleh ibu yang sumber
(31)
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI OPERASIONAL
A. Kerangka konsep
Berdasarkan kerangka pemikiran dan tinjauan pustaka, maka penulis mengambil
beberapa variabel yang akan diteliti digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :
Variabel independent Variabel dependen
B. Hipotesis
Hipotesa yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Hipotesa alternatif (Ha),
yang menyatakan :
1. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian kolostrum pada bayi baru
lahir.
2. Ada hubungan pendidikan ibu dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.
3. Ada hubungan sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi baru
lahir
Pengetahuan Pendidikan
Sumber informasi Pemberian kolostrum
(32)
C. Defenisi operasional
Tabel 2
Defenisi Operasional
No Variable Defenisi Cara ukur Alat Hasil Skala
1 Pengetahuan Hasil dari
tahu yang diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kolostrum
wawancara kuesioner Baik = Bila benar >11
Tidak baik = Bila benar <11
Ordinal
2 Pendidikan Bimbingan/ jenjang pendidikan yang telah dilalui oleh responden untuk perkembanga n menuju kearah suatu cita-cita tertentu
wawancara kuesioner Pendidikan dasar = TK,SD, SMP dan sederajat Pendidikan tinggi = SMA,SMU, SMK, D1,D2,D3, D4,S1,S2,S 3, Ordinal
3 Sumber
Informasi Media yang digunakan responden untuk mendapatkan informasi Didapat secara langsung seperti : keluarga atau orang tua, tenaga
wawancara kuesioner Didapat secara langsung = Bila benar < 3 Didapat secara tidak langsung = Bila benar > 3 Nominal
(33)
kesehatan (dokter, bidan,
perawat), dan teman
Didapat
secara tidak langsung
- Media cetak -Media elektronik - Media papan
4 Pemberian kolostrum
pada bayi baru lahir
Pemberian kolostrum adalah suatu benda
(kolostrum) yang
diberikan oleh ibu menyusui pada bayinya pada hari pertama
sampai hari ke lima
Observasi kuesioner Diberikan = Bila benar > 3
Tidak diberikan = Bila benar < 3
(34)
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian yaitu Analitik dengan pendekatan
cross sectional karena pengambilan data faktor - faktor yang berhubungan dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir dimana data variabel bebas dan variabel
terikat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008, hlm. 89). Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu post partum 1-3 hari sebanyak 41 responden.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dan keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap
mewakili dari seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005, hlm. 79). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan total sampling yaitu
tekhnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari
30 orang. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah: Ibu post partum
(35)
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Sari Jl. Purnama No.110 Teladan
Medan. Karena mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian dan
belum ada penelitian dengan judul yang sama.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai pada bulan 03 Februari – 30 April 2010
D. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari ketua Program Studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Pimpinan
Klinik Sari Medan. Sedangkan kepada responden, peneliti menjelaskan tujuan dan
manfaat serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi
selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak
akan mencantum nama responden pada lembar kuesioner. Data-data yang diperoleh
semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan
mempublikasikan pada pihak lain. Setelah responden memahami serta menerima
maksut dan tujuan penelitian, maka respoden secara sukarela menandatangani lembar
persetujuan dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner
E. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data yang didapat
(36)
dilakukan oleh peneliti kepada responden sebanyak 30 pertanyaan. Di dalam
kuesioner ini terbagi 4 bagian yaitu: bagian pertama data demografi yang terdiri
dari umur ibu, pendidikan terakhir dan pekerjaan ibu. Bagian kedua tentang
pengetahuan yang berisi 20 pertanyaan yang dikategorikan baik bila benar > 11
dengan nilai > 55 dan tidak baik bila benar < 11 dengan nilai < 55. Bagian ketiga
berisi 5 pertanyaan untuk sumber informasi yang dikategorikan bila langsung
bila benar < 3 dan tidak langsung bila benar > 3. Bagian keempat yaitu
pernyataan tentang pemberian kolostrum sebanyak 5 pertanyaan dengan
observasi yang dikategorikan diberikan bila benar > 3 dan tidak diberikan bila
benar < 3.
1. Uji Validitas dan Realibitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, soekidjo, 2005, halm 129). Uji
validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah relevan isi instrumen. Isi
instrument harus sesuai dengan tujuan penelitian (tujuan khusus) untuk dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2003, halm 108). Yang diukur
peneliti adalah pengetahuan, pendidikan dan sumber informasi ibu tentang
pemberian kolostrum. Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan content
validity kepada ahlinya yaitu dokter spesialis anak SMF RSUD Dr.Pirngadi Kota
Medan dr. Indra Wahyudi Tanjung, Sp.A. dan dengan membandingkan nilai r
tabel dengan r hitung. Menentukan nilai r tabel pada jumlah responden 20 orang
dilaksanakan di klinik vina dan Ruang IV/V RSUD Dr.Pirngadi Kota medan,
(37)
menentukan nilai r hasil perhitungan dan dibandingkan nilai r hasil dengan nilai r
tabel, ketentuan: bila r hasil> r tabel maka pertanyaan tersebut valid.
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 20 butir pertanyaan untuk
pengetahuan yang diuji cobakan valid memiliki nilai r hasil > r tabel. Untuk
pertanyaan sumber informasi sebanyak 5 pertanyaan yang diuji cobakan valid
memiliki nilai r hasil > r tabel dan untuk pertanyaan pemberian kolostrum yang
diuji cobakan sebanyak 5 pertanyaan valid dengan r hasil > r tabel.
Setelah semua pertanyaan sudah valid, analisis selanjutnya dengan uji
reabilitas. Untuk mengetahui reliabilitas yaitu membandingkan nilai r hasil
dengan r tabel. Dalam uji reabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai “Alpha”
(terletak di awal output) ketentuannya: bila r hasil > r tabel, maka pertanyaan
tersebut reabel. (Riyanto, A. 2009, hlm. 45-46).
Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner dengan menggunakan
program komputer, maka lampiran menunjukkan bahwa dari 20 pertanyaan dari
pengetahuan yang diuji cobakan diperoleh nilai alpha 0,993 > 0,6. Untuk
pertanyaan sumber informasi yang diuji cobakan diperoleh nilai alpha 0,943 >
0,6 dan untuk pertanyaan pemberian kolostrum yang diuji cobakan diperoleh
nilai alpha 0,818 > 0,6 maka instrumen itu dapat digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena r hasil > r tabel.
F. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk
mengidentifikasi hubungan pengetahuan, pendidikan dan sumber informasi ibu
(38)
dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan
program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
dan mengajukan surat penelitian di Klinik Sari Medan. Setelah mendapat izin,
kemudian peneliti melaksanakan pengumpulan data pada Klinik Sari Medan dengan
cara setiap pasien post partum 1-3 hari diberikan penjelasan tentang maksud dan
tujuan peneliti tentang pemberian kolostrum. Setelah mengerti dan mendapat
persetujuan ibu yang diikuti menandatangi surat persetujuan responden untuk
wawancara dan mengisi kuesioner, peneliti memberikan kuesioner dan menanyakan
hal-hal yang berhubungan dengan pemberian kolostrum kepada ibu. Setelah data
terkumpul selanjutnya di analisis.
G. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data
a. Editing
Editing yang dilakukan untuk memeriksakan ketepatan dan kelengkapan
data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi
dengan mewawancara ulang responden.
b. Coding
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan
computer.
c. Entri
Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukan kedalam program
(39)
d. Cleaning data
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukan kedalam computer guna
menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
e. Saving
Penyimpanan data untuk siap dianalisa.
2. Analisis Data
a. Univariat
Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi
tiap variabel yang diteliti. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan
proporsinya.
b. Bivariat
Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan dua variable, yaitu variable
independen dan dependen, dengan uji chi square menggunakan hitungan
statistik yang sesuai, dimana derajat kemaknaan α = 0,05. apabila nilai p
value <0,05, maka Ho ditolak dan apabila p value > 0,05 maka Ho gagal ditolak.
Fisher exact digunakan bila :
1. Jumlah seluruh pengamatan (n) kurang dari 20
2. Terdapat sel harapan (expected) kurang dari 5 dengan jumlah
pengamatan antara 20 dan 40
3. Jumlah pengamatan (n) > 40 dan terdapat sel harapan yang kurang dari
(40)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan di Klinik Sari Medan tahun
2010 dengan jumlah responden sebanyak 41 orang. Hasil pengumpulan data
disajikan dalam bentuk analisa univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat yaitu
sebagai berikut:
1. Analisis Univariat
Hasil tabel penelitian ini akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi, yaitu data umum pendidikan dan data khusus yaitu
pengetahuan, sumber informasi dan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.
Berikut ini tabel distribusi frekuensi dari variabel penelitian tersebut.
A. Karakteristik responden
Tabel 5.1.
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Klinik Bersalin Sari Medan Tahun 2010
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Umur <20 tahun 20-35 tahun >35 tahun 3 37 1 7,3 90,3 2,4
Jumlah 41 100
Pekerjaan IRT Guru PNS Wiraswasta 38 1 1 1 92,8 2,4 2,4 2,4
(41)
Pendidikan
Dasar Tinggi
15 26
36,6 63,4
Jumlah 41 100
Berdasarkan tabel 5.1 tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar
responden 37 orang (90,3%) pada rentang usia 20-35 tahun. Berdasarkan pekerjaan,
sebagian besar pekerjaan responden IRT sebanyak 38 orang (92,8%) dan Berdasarkan
pendidikan dapat dilihat dari 41 responden sebagian besar tingkat pendidikan responden
berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 26 orang (63,4%)
B. Pengetahuan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir
di Klinik Sari Medan Tahun 2010
Pengetahuan Frekuensi Persentase %
Baik Tidak baik
28 13
68,3 31,7
Jumlah 41 100
Berdasarkan dari tabel 5.2 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa
sebagian besar pengetahuan responden tentang pemberian kolostrum adalah baik
(42)
C. Sumber informasi
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sumber Informasi tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir
di Klinik Sari Medan Tahun 2010
Sumber informasi Frekuensi Persentase %
Langsung Tidak langsung
28 13
68,3 31,7
Jumlah 41 100
Berdasarkan dari tabel 5.3 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa
sebagian besar mendapat informasi secara langsung yaitu sebanyak 28 orang (68,3%).
D. Pemberian kolostrum
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir
di Klinik Sari Medan Tahun 2010
Pemberian kolostrum Frekuensi Persentase %
Diberikan Tidak diberikan
22 19
53,7 46,3
Jumlah 41 100
Berdasarkan dari tabel 5.4 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa
sebagian besar pemberian kolostrum diberikan yaitu sebanyak 22 orang (53,7%)
2. Analisis Bivariat
Untuk melihat hubungan antara variabel independen (variabel bebas)
yaitu pendidikan, pengetahuan, sumber informasi dengan variabel dependen
(43)
Tabel 5.5
Hubungan Pendidikan dengan Pemberian Kolostrum di Klinik Sari Medan Tahun 2010
Pendidikan
Pemberian kolostrum
Total
p Diberikan Tidak diberikan
n % n % n %
Dasar 8 53,3 7 46,7 15 100
0,975
Tinggi 14 53,8 12 46,2 26 100
Jumlah 22 53,7 19 46,3 41 100
*Chi square
Dari tabel 5.5 menunjukkan bahwa analisis hubungan antara pendidikan dengan
pemberian kolostrum diperoleh dari 15 orang dengan pendidikan dasar yang paling
banyak memberikan kolostrum dengan diberikan yaitu 8 orang (53,3%) dan dari 26
orang dengan pendidikan tinggi yang paling banyak memberikan kolostrum dengan
diberikan yaitu 14 orang (53,8%).
Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan pemberian kolostrum
diperoleh nilai p=0,975. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara pendidikan
dengan pemberian kolostrum tahun 2010.
Tabel 5.6
Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Kolostrum di Klinik Sari Medan Tahun 2010
Pengetahuan
Pemberian kolostrum
Total
p Diberikan Tidak diberikan
n % n % n %
Baik 22 78,6 6 21,4 28 100
0,000
Tidak baik 0 0 13 100 13 100
Jumlah 22 53,7 19 46,3 41 100
*Chi square
Dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa analisis hubungan antara pengetahuan dengan
(44)
paling banyak memberikan kolostrum dengan diberikan yaitu 22 orang (78,6%) dan dari
13 orang yang berpengetahuan tidak baik, paling banyak memberikan kolostrum dengan
tidak diberikan yaitu 13 orang (100%).
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum
diperoleh nilai p=0,0001. Hal ini berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan
pemberian kolostrum tahun 2010.
Tabel 5.7
Hubungan Sumber Informasi dengan Pemberian Kolostrum di Klinik Sari Medan Tahun 2010
Sumber Informasi
Pemberian kolostrum
Total
p Diberikan Tidak diberikan
n % n % n %
Langsung 13 46,4 15 53,6 28 100
0,173
Tidak langsung 9 69,2 4 30,8 13 100
Jumlah 22 53,7 19 46,3 41 100
*Chi square
Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa analisis hubungan antara sumber informasi
dengan pemberian kolostrum diperoleh dari 28 orang yang sumber informasi secara
langsung yang paling banyak memberikan kolostrum dengan tidak diberikan yaitu 15
orang (53,6%) dan dari 13 orang yang sumber informasi tidak langsung, paling banyak
memberikan kolostrum dengan diberikan yaitu 9 orang (69,2%).
Hasil analisis hubungan antara sumber informasi dengan pemberian kolostrum
diperoleh nilai p=0,173. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi
(45)
B. PEMBAHASAN
1. Interpretasi dan Diskusi Hasil
a. Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 5.1 dapat digambarkan bahwa sebagian besar
responden 37 orang (90,3%) pada rentang usia 20-35 tahun. Berdasarkan
pekerjaan sebagian besar IRT yaitu sebanyak 38 orang (92,8%) dan pendidikan
sebagian besar berpendidikan tinggi sebanyak 26 orang (63,4%). Karakteristik
responden merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan pemberian
kolostrum terutama pendidikan.
Adapun dalam hasil penelitian Nazara,P (2008) Diketahui bahwa
distribusi ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir paling
banyak dilakukan oleh ibu dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 22
orang (55,0%) dan paling sedikit dilakukan oleh ibu pada tingkat pendidikan S1
sebanyak 2 orang (5,0%).
b. Pengetahuan
Berdasarkan dari tabel 5.2 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa
sebagian besar pengetahuan responden tentang pemberian kolostrum adalah baik
sebanyak 28 orang (68,3 %) dan sebagian kecil berpengetahuan tidak baik yaitu
sebanyak 13 orang (31,7%).
Penelitian yang dilakukan oleh Nazara,P (2008) menyatakan bahwa
diketahui ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir paling
(46)
orang (62,5%), dan paling sedikit oleh ibu dengan tingkat pengetahuan baik
sebanyak 7 orang (17,5%).
Dengan berpengetahuan baik maka ibu diharapkan akan mengerti dan
melaksanakan dengan baik tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.
c. Sumber Informasi
Berdasarkan dari tabel 5.3 tersebut dapat dilihat dari 41 responden bahwa
sebagian besar mendapat informasi secara langsung yaitu sebanyak 28 orang
(68,3%) dan sebagian kecil mendapat informasi secara tidak langsung sebanyak
13 orang (31,7%)
Penelitian yang dilakukan oleh Nazara,P (2008) menyatakan bahwa
diketahui ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir paling
banyak dilakukan oleh ibu dengan sumber informasi dari keluarga sebanyak 16
orang (40,0%) dan paling sedikit dilakukan oleh ibu yang sumber informasinya
tenaga kesehatan sebanyak 11 orang (27,5%).
Dari berbagai sumber informasi yang diperoleh ibu terlebih didapat
secara langsung diharapkan ibu bisa mengerti mengenai manfaat dan pentingnya
pemberian kolostrum pada bayi baru lahir sehingga bisa melaksanakan dengan
sebaik mungkin.
d. Pemberian Kolostrum
Dari 41 responden yang diteliti, pemberian kolostrum dengan diberikan
(47)
Adapun hasil penelitian dari Simamora,MK (2009) diketahui pengetahuan
ibu dalam pemberian kolostrum yaitu cukup sebanyak 12 orang (40,0 %), kurang
sebanyak 10 orang (33,3%) dan baik sebanyak 8 orang (26,7%). Sikap ibu dalam
pemberian kolostrum cukup sebanyak 11 orang (36,7%), baik sebanyak 10 orang
(33,3%) dan kurang sebanyak 9 orang (30,0%).
Kalau dilihat dari jumlah responden yang diteliti, pendidikan terakhir
adalah pendidikan tinggi sebanyak 26 orang (63,4%) dan pengetahuan ibu yang
baik yaitu sebanyak 28 orang (68,3%), Seyogianya responden lebih bisa
melaksanakan pemberian kolostrum ini dengan baik.
e. Hubungan Pendidikan dengan Pemberian Kolostrum
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,975 maka dapat
disimpulkan tidak adanya hubungan pendidikan dengan pemberian kolostrum.
Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nazara,P (2008)
mengatakan pendidikan yang rendah akan menimbulkan dampak negatif
perkembangan ibu itu sendiri dalam mengikuti kemajuan ilmu dan pengetahuan
termasuk pemahaman tentang kolostrum.
Hal ini juga tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Driyarkara
(Ihsan, 2008) mengatakan bahwa : pendidikan adalah upaya memanusiakan
manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani itulah yang disebut
mendidik. Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda. serta menurut Crow
and Crow menyebutkan pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu
(48)
Dictionary of Education menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk
tingkah laku lainnya didalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana
orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
(khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau
mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimum (Ihsan, 2008)
f. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Kolostrum
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,0001 berarti adanya
hubungan pengetahuan dengan pemberian kolostrum. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningsih,T (2005) yang mana hasil
penelitianya diketahui bahwa adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang
ASI dengan pemberian kolostrum, dengan p = 0.001. Ini membuktikan adanya
hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian
kolostrum dan ASI eksklusif.
Penelitian yang dilakukan oleh Nazara,P (2008) juga sesuai yang mana
menyatakan bahwa diketahui ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayi
baru lahir paling banyak dilakukan oleh ibu dengan tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 25 orang (62,5%), dan paling sedikit oleh ibu dengan tingkat
pengetahuan baik sebanyak 7 orang (17,5%).
Hal ini juga sesuai dengan dengan teori yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan merupakan merupakan hasil tahu, yang
(49)
Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (Over behavior).
berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku yang didasari
oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
pengetahuan.
g. Hubungan Sumber Informasi dengan Pemberian kolostrum
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,173 maka dapat
disimpulkan tidak adanya hubungan sumber informasi dengan pemberian
kolostrum. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo (2003) Informasi adalah isi stimulasi yang dikeluarkan oleh sumber
(komunikator) kepada komunikan (penerima). Isi stimulasi berupa pesan atau
informasi yang dikeluarkan oleh komunikator, tetapi diharapkan agar seseorang
secara positif untuk aktif melakukan sesuatu, berupa prilaku atau tindakan.
Sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan
sikap atau keputusan bertindak. Banyak media seperti media massa, baik media
cetak seperti surat kabar dan majalah, ataupun elektronika seperti televisi dan
radio dan diharapkan seseorang mampu merubah prilaku positif sesuai dengan
informasi yang didapatnya.
2. Keterbatasan Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk
memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan
(50)
tidak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat
melaksanakan penelitian ini, antara lain:
a. Dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan kuesioner yang
dijelaskan kepada kepada responden, kadang timbul keengganan
responden dalam mengungkapkan keadaan yang sebenarnya.
Dikarenakan keletihan postpartum sehingga perlu dijelaskan kepada
responden bahwa penelitian dilakukan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.
b. Keengganan juga kadang timbul dimana responden merasa malu bila
diketahui tidak bisa menjawab pertanyaan.
3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/ Pendidikan Kebidanan
Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa ada hubungan pengetahuan
ibu dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir, dan diketahui tidak ada
hubungan pendidikan dan sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada
bayi baru lahir. Jadi, Meningkatkan penyuluhan tentang pemberian kolostrum
dapat disampaikan kepada ibu post partum dalam asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang manfaat
(51)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagian besar responden pada rentang usia 20-35 tahun sebesar 37 orang
(90,3%). Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar IRT yaitu sebanyak 38 orang
(92,8%).
2. Dari 41 responden yang diteliti, sebagian responden melaksanakan pemberian
kolostrum sebanyak 22 orang (53,7%).
3. Tidak ada hubungan pendidikan dengan pemberian kolostrum pada bayi baru
lahir karena diperoleh nilai p=0,975.
4. Ada hubungan pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir
karena diperoleh nilai p=0,0001.
5. Tidak ada hubungan sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi
baru lahir karena diperoleh nilai p=0,173.
B. Saran
1. Petugas Tenaga Kesehatan
Petugas tenaga kesehatan di Klinik Sari Medan hendaknya meningkatkan
pemberian informasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu yang membutuhkan, baik
disarana pelayanan kesehatan maupun tempat-tempat lain seperti wirit dan
(52)
dapat mempertahankan pengetahuannya. Sedangkan yang cukup dan kurang
dapat meningkatkan pengetahuannya.
2. Untuk Peneliti Selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti berikutnya agar dapat melanjutkan penelitian
yang berhubungan dengan tindakan ibu terhadap pemberian kolostrum pada bayi
(53)
DAFTAR PUSTAKA
Chumbley, J. (2004). Menyusui: Panduan para ibu untuk menyusui dan mengenalkan bayi pada susu botol, Jakarta: Erlagga
Ihsan, F. (2008). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Gore, P., Irvine, J., Soetrisno, E. (2001). Perawatan Bayi, Jakarta: Progres
Ibrahim, S. (2003a). Merawat Bayi Dengan Cinta Kasih, Jakarta: Progres
(2003b). Bayi dan Ibu, Jakarta: Progres
Krisnatuti, D. (2000). Menyiapkan Makanan Pendamping ASI, Jakarta: Puspa Swara
Krista, S.M. (2009). Perilaku Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009. Medan: DIV Bidan Pendidik
Kristiyani, W. (2009). ASI, Menyusui dan Sadari, Yogyakarta: Nuha Medika
Llewelly, D., Jones. (2005). Setiap Wanita, : PT Delapratasa Publishing
Marie, MA. (2007). Panduan Lengkap Keperawatan Ibu dan Anak, Yogyakarta: Diglossia Media
Maulana, H.D.T (2009). Promosi Kesehatan, Jakarta: EGC
Moddy, J., Britten, J., Hogg, K. (2005). Menyusui: Cara mudah, praktis dan nyaman, Jakarta: Arcan
Nazara,P. (2008). Faktor-faktor yang Menyebabkan Ibu Tidak Memberikan Kolostrum Kepada Bayi Baru Lahir di Desa Safalaete Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kabupaten Niaz Tahun 2007. Medan: DIV Bidan Pendidik
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003a), Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta:Rineka Putra
(2005b), Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta:Rineka Putra
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman skripsi , tesis dan instrumen penelitian keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Pitaloka, A. (2001). Menyusui Bayi Anda, Dian rakyat
Ramaiah, S. (2006). ASI dan Menyusui: Panduan praktis bagi ibu setelah melahirkan, Jakarta: PT Bhuana Ilmu Popular
(54)
Ratih, I. (2009). Hamil Sehat, Bayi Sehat: Panduan lengkap kehamilan, persalinan pasca-persalinan dan perawatan bayi, Yogyakarta: Luna Publisher
Riyanto, A. (2009). Pengolahan dan Analisis Data kesehatan. Yogjakarta: Nuha Medika
Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Eksklusif, seri 1, Jakarta: Trubus Agriwidya
Samin siregar, A. (2009). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan: USU PRESS
Santosa, A. (2004). Seni Menyusui Bayi: Bagaimanakah teknik menyusui paling baik bagi bayi, Jakarta: Progres
Sri purwanti, H. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif: Buku saku untuk bidan, Jakarta: EGC
Wahyuni, AS. (2007). Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoe Communication
Pekan ASI sedunia 2009 direkomendasi oleh Admin2, 2009,
(55)
Lampiran 1
SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN
Kepada,
Yth, Calon Responden
di Tempat.
Responden yang saya hormati,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi DIV
Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara, yang akan melakukan penelitian tentang
“Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir
di Klinik Sari Medan 2010”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.
Bersama dengan ini saya mohon kesediaan ibu mendatangani lembaran
persetujuan dan menjawab pertanyaan dengan keadaan sebenarnya. Data yang diperoleh
nantinya hanya akan dipergunakan untuk keperluan peneliti. Atas kesediaan dan
kerjasama ibu, saya ucapkan terimakasih.
Medan, Januari 2010
(56)
Lampiran 2
FORMAT PERSETUJUAN
Setelah dijelaskan maksut penelitian, maka saya bersedia menjadi responden
dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Riza safyeni pitri dengan judul
“Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Klinik
Sari Medan 2010”
Dengan persetujuan ini, saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari
pihak manapun.
Medan, Januari 2010
(57)
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI KLINIK SARI MEDAN Nomor responden :
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan dibawah ini, serta beri tanda silang (X) untuk salah satu jawaban anda.
A. Data Demografi
Umur ibu :
Pendidikan terakhir ibu :
Pekerjaan Ibu :
B. Pertanyaan Pengetahuan
1. Susu jolong adalah cairan kekuningan yang dikeluarkan payudara ibu pada hari-hari pertama setelah persalinan disebut juga…
a. Susu b. ASI c. Air biasa d. Kolostrum
2. Kolostrum (susu jolong) yang keluar pertama kali keluar … a. Sangat banyak
b. Sangat kental c. Sangat encer d. Sangat sedikit
(58)
3. Cairan/ air yang pertama kali keluar dari payudara ibu adalah cairan yang yang sangat bagus diberikan kepada bayi karena…
a. Mengandung banyak gizi b. Mengandung banyak vitamin c. Mengandung banyak air d. A dan B benar
4. Kolostrum juga mengandung….. a. Zat Kekebalan
b. Zat Kekentalan c. Zat Keaktifan d. Zat Kesehatan
5. Kolostrum mengandung zat kekebalan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare disebut…
a. Ig A b. Ig B c. Ig C d. Ig D
6. Kandungan tertinggi dalam kolostrum (susu jolong ) yang siap melindungi bayi ketika kondisi bayi masih lemah disebut…
a. Antibody b. Enzim c. Vitamin d. Mineral
7. Kolostrum semakin banyak diberikan, menyebabkan kekebalan tubuh bayi semakin…
a. Berkurang b. Bertahap
(59)
c. Bertahan d. Bertambah
8. Mineral Manfaat kolostrum ( susu jolong ) terutama adalah.. a. Membantu pencernaan bayi
b. Membantu bayi menangis c. Membantu bayi untuk bernafas d. Membantu bayi mengisap
9. Kolostrum (susu jolong) merupakan cairan yang sekresi/dikeluarkan oleh kelenjar payudara pada …
a. Hari pertama b. Hari kedua c. Hari ketiga d. Hari keempat
10.Kolostrum (susu jolong) merupakan cairan yang sekresi/dikeluarkan oleh kelenjar payudara berakhir pada…..
a. Hari pertama b. Hari kedua c. Hari ketiga d. Hari keempat
11.Kolostrum (susu jolong) yang keluar 1 – 3 hari lebih banyak mengandung protein di banding ASI ibu selanjut nya setelah…
a. 3 hari ibu setelah melahirkan b. 4 hari ibu setelah melahirkan c. 5 hari ibu setelah melahirkan d. 6 hari ibu setelah melahirkan
(60)
12.Selain mengandung berbagai macam manfaat yang diberikan, kolostrum (susu jolong) juga memberikan
a. Rasa takut pada bayi b. Rasa khawatir pada bayi c. Rasa puas pada bayi d. Rasa resah pada bayi
13.Kolostrum (susu jolong) yang keluar pada hari pertama..… a. Ibu hamil
b. Ibu melahirkan c. Ibu nifas d. Ibu KB
14.Setelah bayi lahir ibu segera memberikan ……. kepada bayi a. Minum
b. Air biasa c. Madu d. Kolostrum
15.Kolostrum atau susu jolong adalah cairan kekuningan yang dikeluarkan payudara ibu pada 1– 3 hari setelah ibu melahirkan harus…
a. Dibuang b. Diberikan c. Disimpan d. Dibiarkan
16.Kolostrum (susu jolong) sangat bagus apabila diberikan kepada… a. Bayi
b. Balita c. Batita d. Anak-anak
(61)
17.Kolostrum (susu jolong ) mampu melindungi bayi ketika kondisi bayi masih…. a. Sehat
b. Sakit c. Kuat d. Lemah
18.Menurut ibu susu jolong adalah… a. ASI yang kotor
b. ASI yang bersih c. ASI yang jorok d. ASI yang bagus
19.ASI (air susu ibu) yang paling banyak mengandung gizi adalah ASI yang…. a. Pertama keluar
b. Kedua keluar c. Ketiga keluar d. Keempat keluar
20.Setelah kolostrum yang keluar pada hari pertama sampai hari ketiga selanjutnya ASI (air susu ibu) disebut juga…
a. ASI matur b. ASI bersih c. ASI transisi d. ASI sehat
C. Pertanyaan Sumber informasi
1. Sumber informasi yang sering didapat ibu melalui… a. Buku/ majalah
b. TV/ atau radio
c. Orang tua dan keluarga d. Teman
(62)
e. Tidak dari siapapun
2. Kolostrum sangat bagus diberikan kepada bayi, hal ini diketahui ibu secara.. a. Langsung (orang tua, teman, keluarga dan tenaga kesehatan)
b. Tidak langsung (TV, Radio, brosur, panduk dll) c. Secara langsung dan tidak langsung
3. Informasi yang didapat ibu secara langsung yaitu melalui a. Keluarga
b. Bidan c. Teman d. Benar semua e. Salah semua
4. Informasi yang didapat ibu secara tidak langsung yaitu melalui.. a. Dari media cetak seperti: brosur, majalah dan buku
b. Dari media elektronik seperti: TV dan radio
c. Dari median papan seperti: Papan (billlboard) yang dipasangkan ditempat umum yang berisikan pesan-pesan atau informasi kesehatan
d. Benar semua e. Salah semua
5. Ibu pernah tahu tentang manfaat pemberian ASI melalui a. Buku/ majalah
b. TV/ atau radio
c. Orang tua dan keluarga d. Teman
(63)
D. Observasi pernyataan pemberian kolostrum :
No Pernyataan Diberikan Tidak diberikan
1 2
1. 2. 3. 4. 5.
Observasi
2 jam setelah bayi lahir Hari pertama bayi disusui Hari kedua bayi disusui Hari ketiga bayi disusui Disusui tiap 2 jam
(64)
Lampiran 4
Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Kuesioner r tabel r hitung Status Nilai alpha Status
Pengetahuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,977 0,998 0,997 0,994 0,949 0,951 0,965 0,988 0,999 0,992 0,977 0,998 0,997 0,994 0,949 0,951 0,965 0,988 0,999 0,992 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,993 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber Informasi 1 2 3 4 5 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,798 0,607 0,615 0,457 0,615 Valid Valid Valid Valid Valid 0,818 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
(65)
Lampiran 5
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU
Nama Mahasiswa : Riza safyeni pitri Nama Pembimbing : dr. Arlinda sari wahyuni, M.kes.
NIM : 095102008 NIP : 132 231 986
Judul KTI : Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Kolostrum Pada bayi Baru lahir Klinik Sari Medan Tahun 2010
Tanggal Materi Anjuran/ Saran Paraf
Mahasiswa
Paraf Pembimbing
27 – 04 - 2010
- Master Tabel - Masukan Data ke SPSS
- Perbaiki Data
- Ubah kategori
pengetahuan menjadi 2 kategori - Kategori pendidikan menjadi 2 kategori
- Buat bab V
20 – 05 - 2010
- Hasil Olahan Data - Bab V
- Perbaiki Tabel
- Masukan data
validity dan reability
- Perbaiki Bab V
24 – 05 - 2010
- Bab V - Bab VI
- Data Validity dan reability
- Abstrak
- Perbaiki Bab V
- Masukan hasil
penelitian orang lain
- Perbaiki abstrak
08 – 06 -2010
- Perbaikan Bab V - Hasil penelitian - Abstrak
- Perbaiki pembahasan - Perbaiki Abstrak
10 – 06 -
2010 Keseluruhan KTI
- Perbaiki tulisan Abstrak
(66)
Persyaratan fisher exact
- Perbaiki tulisan dan tabel bab V 12 – 06 -
2010
(1)
[DataSet1] C:\Documents and Settings\Eee\My Documents\icha\D4
KEBIDANAN\bhn in prop\New\1 klinik\spss\cobain.sav
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Pemberian kolostrum
41 100.0% 0 .0% 41 100.0%
Pendidikan * Pemberian kolostrum
41 100.0% 0 .0% 41 100.0%
Sumber informasi * Pemberian kolostrum
41 100.0% 0 .0% 41 100.0%
Pengetahuan * Pemberian kolostrum
Crosstab
Pemberian kolostrum
Total diberikan==/>3 tidak diberikan=<3
Pengetahuan baik=>56 Count 22 6 28
% within Pengetahuan 78.6% 21.4% 100.0%
tidak baik=<56 Count 0 13 13
% within Pengetahuan .0% 100.0% 100.0%
Total Count 22 19 41
(2)
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 22.041a 1 .000
Continuity Correctionb 18.995 1 .000
Likelihood Ratio 27.522 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 21.504 1 .000
N of Valid Cases 41
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,02. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval Lower Upper For cohort Pemberian kolostrum
= tidak diberikan=<3
.214 .105 .436
N of Valid Cases 41
Pendidikan * Pemberian kolostrum
Crosstab
Pemberian kolostrum
Total diberikan==/>3 tidak diberikan=<3
Pendidikan Dasar=tk,sd,smp Count 8 7 15
% within Pendidikan 53.3% 46.7% 100.0%
tinggi=sma,smu,smk,d1,d2,d3,d4, s1,s2,s3,s4
Count 14 12 26
% within Pendidikan 53.8% 46.2% 100.0%
(3)
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Pendidikan
(Dasar=tk,sd,smp /
tinggi=sma,smu,smk,d1,d2,d3,d 4,s1,s2,s3,s4)
.980 .274 3.503
For cohort Pemberian kolostrum = diberikan==/>3
.990 .548 1.791
For cohort Pemberian kolostrum = tidak diberikan=<3
1.011 .511 2.000
N of Valid Cases 41
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .001a 1 .975
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .001 1 .975
Fisher's Exact Test 1.000 .614
Linear-by-Linear Association .001 1 .975
N of Valid Cases 41
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,95. b. Computed only for a 2x2 table
(4)
Sumber informasi * Pemberian kolostrum
Crosstab
Pemberian kolostrum
Total diberikan==/>3 tidak diberikan=<3
Sumber informasi langsung==/<3 Count 13 15 28
% within Sumber informasi 46.4% 53.6% 100.0%
tidak langsung=>3 Count 9 4 13
% within Sumber informasi 69.2% 30.8% 100.0%
Total Count 22 19 41
% within Sumber informasi 53.7% 46.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.856a 1 .173
Continuity Correctionb 1.053 1 .305
Likelihood Ratio 1.897 1 .168
Fisher's Exact Test .200 .153
Linear-by-Linear Association 1.811 1 .178
N of Valid Cases 41
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,02. b. Computed only for a 2x2 table
(5)
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Sumber
informasi (langsung==/<3 / tidak langsung=>3)
.385 .096 1.550
For cohort Pemberian kolostrum = diberikan==/>3
.671 .392 1.149
For cohort Pemberian kolostrum = tidak diberikan=<3
1.741 .718 4.220
(6)