BAB 3 RADIOGRAFI PANORAMIK KONVENSIONAL DAN RADIOGRAFI
PANORAMIK DIGITAL
3.1. Radiografi Panoramik Konvensional
Radiografi panoramik konvensional menggunakan film panoramik yang merupakan film ekstra oral dimana film disinari diluar mulut pasien.
12
Karena film sangat sensitif terhadap cahaya, untuk dapat melihat hasil paparan setelah film
terpapar sinar x maka film tersebut harus diproses lebih dahulu baik melalui prosesing pencucian manual dikamar gelap maupun melalui prosesing secara
otomatis menggunakan automatic machine processor.
17
Apabila dilakukan secara manual maka ruang gelap harus memiliki ventilasi yang baik atau menggunakan
pendingin udara AC dan operator harus menggunakan sarung tangan sesuai prosedur untuk menghindari kontak dengan larutan kimia.
1,20
3.1.1 Prinsip Kerja Radiografi Panoramik Konvensional
Prinsip kerja film konvensional dapat dijelaskan seperti gambar analog. Gambar pada film terjadi karena interaksi sinar x dengan elektron dalam emulsi film
yang menghasilkan gambar latent dan kemudian diperlukan proses kimiawi yang akan merubah gambar latent kedalam gambar sebenarnya visible.
4,17
Film radiografi konvensional terdiri dari ikatan halida perak didalam matriks gelatin. Ketika film ini terpapar oleh photon dari sinar x, maka kristal halida perak
Universitas Sumatera Utara
akan terinduksi dan terurai menjadi hitam selama proses developing. Film berfungsi sebagai detektor radiasi dan penampil gambar.
8, 20
Dalam film ekstra oral, secara tidak langsung reseptor digunakan untuk merekam gambar. Film tipe ini sensitif terhadap foton cahaya yang dipancarkan oleh
layar penguat intensifying screen. Film yang tersusun dari kristal halida perak ini memiliki sifat lebih sensitif terhadap cahaya dibandingkan terhadap sinar x.
Penggunaan layar penguat adalah untuk mengurangi dosis dan dapat digunakan jika tidak membutuhkan detail yang baik.
8
Menggunakan film dengan kecepatan tinggi adalah cara untuk mengurangi dosis radiasi pada pasien sampai 50 tanpa
menggangu ketepatan diagnosa.
1,4
3.1.2. Prosesing Film
Prosesing film adalah langkah penting untuk menghasilkan film yang baik. Walaupun teknik penempatan film sudah benar, pasien koperatif, mesin sinar x
dengan kualitas terbaik dapat diusahakan, namun film dapat rusak selama prosesing.
20
Bekerja dengan memahami bahwa proses kimia sangatlah diperlukan, sehingga kesalahan selama prosesing film dapat dihindarkan atau diperbaiki.
Adapun langkah kerja adalah: 1.
Development yaitu proses dimana kristal perak halida yang terpapar sinar x dalam emulsi film dikonversikan ke hitam perak metalik untuk menghasilkan
warna hitam atau abu-abu pada film. 2.
Washing yaitu film dicuci dengan air untuk membersihkan sisa larutan developer.
Universitas Sumatera Utara
3. Fiksasi yaitu proses pembuangan kristal perak halida yang tidak terpapar
dalam emulsi film, dengan hanya meninggalkan gelatin yang melekatkan hitam perak metalik ke dalam film.
4. Washing yaitu film dicuci dengan air untuk membersihkan sisa larutan fixer.
5. Drying yaitu film yang telah jadi dikeringkan.
17,20,21
Gambar 2. Proses kimia film konvensional
18
Prosesing film juga dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan automatic machine processor sehingga tidak memerlukan kamar gelap. Tetapi perlu
dilakukan kontrol infeksi dengan larutan desinfektan seperti hipoklorit 1, karena saliva dapat mengkontaminasi film. Prosesing film dengan mesin ini memiliki
Universitas Sumatera Utara
langkah kerja yang sama dengan manual hanya tidak memerlukan washing diantara dua larutan developer dan fixer.
17
3.2. Radiografi Panoramik Digital