BAB I PENDAHULUAN
Penggunaan sinar rontgen telah lama di kenal sebagai suatu alat dalam bidang kedokteran umum dan kedokteran gigi yang sangat membantu dalam
menegakkan diagnosa dan menentukan rencana perawatan.
1
Gambaran yang dihasilkan oleh radiografi panoramik meliputi seluruh gigi dan struktur anatomi
sekitarnya dengan relatif cepat dan mudah, sehingga radiografi panoramik digunakan secara luas untuk membantu menegakkan diagnosa.
2
Pada tahun 1895, dua minggu setelah sinar X ditemukan, radiografi dental pertama dibuat oleh seorang dokter gigi dari Jerman yaitu Otto Walkoff. Ia
menempatkan lempengan kaca fotografi yang dibungkus rubber dam kedalam mulutnya sendiri dan disinari selama 25 menit.
3
Akhirnya, baru pada pertengahan 1980an radiografi digital pertama diperkenalkan di kedokteran gigi oleh Francis
Mouyen dalam tulisannya yang menjelaskan mengenai RadioVisioGraphy RVG pada 1989.
3,4
Radiografi digital yang pertama sekali diperkenalkan di kedokteran gigi adalah sensor digital intra-oral.
5,6,7
Pada saat itu, banyak dokter gigi yang masih enggan mengadopsi teknologi baru ini, karena tidak mencakup gambaran panoramik
dan sefalometri sehingga tidak memungkinkan dokter gigi untuk meninggalkan proses film dan mengadopsi teknologi digital.
6,8
Walaupun dosis radiasi pada kedokteran gigi relatif kecil, tetapi paparan radiasi tersebut tetap harus diupayakan minimal. Dokter gigi harus
Universitas Sumatera Utara
mempertimbangkan kelebihan alat radiografi untuk menurunkan paparan radiasi terhadap pasien. Karena efek radiasi tersebut akan terus terakumulasi sepanjang hidup
pasien.
1
Sekarang ini telah tersedia radiografi panoramik digital yang menunjukkan adanya kemungkinan pengurangan dosis tanpa merusak kualitas gambar.
5
Penelitian Hassfeld menyatakan bahwa penurunan dosis pada radiografi digital hampir 40 dibandingkan dengan film konvensional.
5
Kelebihan teknik radiografi digital lainnya dibandingkan dengan film konvensional adalah kecepatan
prosesing gambar, diperlukan sedikit tempat untuk penyimpanan gambar dan kecilnya kontaminasi terhadap lingkungan.
7,9,10
Diperkirakan 10-20 dari praktisi kedokteran gigi telah menggunakan teknologi radiografi digital dalam prakteknya.
Angka ini akan terus meningkat selama 5-10 tahun kedepan dimana dokter gigi secara berkesinambungan akan pindah dari penggunaan film konvensional ke
radiografi digital.
4
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui perbandingan dosis dan kualitas gambar antara radiografi panoramik konvensional dengan radiografi
panoramik digital sehingga dokter gigi dapat memilih yang terbaik untuk membantu menegakkan diagnosa dan meningkatkan keberhasilan perawatan.
Dalam skripsi ini penulis akan membahas tentang radiografi panoramik meliputi definisi dan indikasi, prinsip kerja panoramik konvensional dan panoramik
digital serta perbandingan dosis dan kualitas gambar radiografi panoramik konvensional dengan panoramik digital.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 RADIOGRAFI PANORAMIK