Sortasi Buah Stasiun Pemipilan stripper

Faktor lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair dan kandungan gliserida, refining loss, plastisitas dan spreadability. Mutu minyak sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 persen , kandungan asam lemak bebas serendah mungkin, bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah dan kuning, tidak berwarna hijau, jernih dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam. Ketaren, 2008

2.4 Pengolahan kelapa sawit

2.4.1 Penimbangan

Pengangkutan tandan buah segar TBS dari kebun pabrik biasanya dilakukan mengunakan truk dan trailer yang ditarik dengan wheel tractor. Setiap truk atau trailer yang sampai di pabrik harus ditimbang Toledo timbangan pada saat berisi bruto dan sesudah dibongkar tarra. Selisih timbangan berisi dan kosong merupakan berat TBS yang akan diolah. Sunarko, 2007

2.4.2 Sortasi Buah

Untuk perhitungan rendemen dan penilaian mutu perlu diketahui keadaan TBS yang masuk kedalam pabrik. Karena itu , perlu dilakukan sortasi. Sortasi dilakukan pada setiap kebun dengan menentukan satu truk yang dianggap mewakili seluruh kebun asal, baik dari kebun sendiri maupun dari kebun pihak ketiga. Sortasi dilakukan sesuai dengan kriteria panen yang dibagi dalam fraksi sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Fraksi 0 = sangat mentah 2. Fraksi 1 = mentah 3. Fraksi 2 = matang normal 4. Fraksi 3 = matang normal 5. Fraksi 4 = matang normal 6. Fraksi 5 = terlalu matang 7. Fraksi 6 = terlalu matang 8. Fraksi 7 = tandan kosong Selain itu, dalam sortasi juga harus dicatat persentase tangkai panjang, banyaknya buah yang jatuh brondolan, dan kotoran. Sunarko, 2007 2.4.3 Penimbunan Buah Loading Ramp Tandan buah segar yang sudah ditimbang langsung dimasukkan kedalam loading and storage ramp. Setiap bays dari loading ramp dapat menampung TBS sebanyak 8 ton. Di dalam bays, TBS dibersihkan dari pasir dan kotoran lainnya dengan cara menyiram air dari atas. Cara ini dilakukan untuk menjaga mutu dan mengurangi keausan alat-alat pengolahan. Setelah bersih, TBS dimasukkan kedalam lori-lori perebusan berkapasitas 25 ton. Sunarko, 2007

2.4.4 Stasiun Perebusan Sterilizer

Lori-lori yang telah berisi TBS dikirim kestasiun rebusan dengan cara ditarik menggunakan capstand yang digerakkkan oleh motor listrik, hingga memasuki sterilizer. Universitas Sumatera Utara Buah beserta isinya kemudian direbus dalam sterilizer. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan uap panas selama 1 jam atau tergantung pada besarnya tekanan uap. Pada umumnya, besarnya tekanan uap yang digunakan adalah 2,5 atm dengan suhu uap 125 C. Perebusan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar minyak dan pemucatan kernel. Sebaliknya, perebusan yang terlalu pendek menyebabkan semakin banyak buah yang tidak rontok. Tim Penulis, 2007 Tujuan Perebusan adalah :

a. Menghentikan perkembangan asam lemak bebas ALB.

Perkembangan asam lemak bebas terjadai akibat kegiatan enzim yang menghidrolisis minyak. Menghentikan kegiatan enzim tersebut cukup dengan perebusan hingga temperatur 50 C selama beberapa menit. Namun, jika ditinjau dari proses pengolahan selanjutnya, perebusan harus dilakukan dengan temperatur yang tinggi.

b. Memudahkan pelepasan buah dari spiklet.

Untuk melepaskan brondolan dari tandan secara manual, sebenarnya cukup dengan merebus dalam air mendidih. Namun, cara ini tidak memadai. Oleh karenanya, diperlukan uap jenuh bertekanan agar diperoleh temperature yang semestinya di bagian dalam tandan buah.

c. Menurunkan kadar air.

Selama proses perebusan, kadar air dalam buah akan berkurang karena proses penguapan. Dengan berkurangnya air, susunan daging buah berubah. Universitas Sumatera Utara Perubahan tersebut memberikan efek positif, yaitu mempermudah pengambilan minyak selama proses pengempaan dan mempermudah pemisahan minyak dari zat nonlemak.

d. Penyempurnaan dalam proses pengolahan inti sawit.

Hal utama yang dihadapi pada proses pengolahan inti sawit yaitu sifat lekat dari inti sawit terhadap cangkangnya. Dengan proses perebusan, kadar air dalam biji akan berkurang sehingga daya lekat inti terhadap cangkangnya berkurang. Tata cara yang harus dilakukan untuk memperoleh perebusan normal sebagai berikut : 1. 13 menit pemasukan uap pertama dari 0 – 23 kgcm 2 , termasuk menguras udara 2 menit. 2. 2 menit pembuangan uap pertama sampai tekanan menjadi 0. 3. 12 menit pemasukan uap kedua kali sampai tekanan 2,5 kgcm 2 . 4. 2 menit pembuangan uap kedua kali sampai tekanan menjadi 0. 5. 13 menit pemasukan uap ketiga kali sampai tekanan 2,8 kgcm 2 . 6. 43 menit tekanan uap ditahan pada 2,8 kgcm 2 . 7. 5 menit pembuangan akhir uap sampai tekanan menjadi 0. Iyung Pahan, 2006

2.4.5 Stasiun Pemipilan stripper

TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan kedalam alat pemipil thresher dengan bantuan hoisting crane atau transfer carriage. Proses pemipilan. Brondolan yang keluar dari dari bagian bawah pemipil dan Universitas Sumatera Utara ditampung oleh sebuah srew conveyor untuk dikirim ke bagian digesting dan pressing. Sementara, janjang kosong yang keluar dari bagian belakang pemipil ditampung oleh elevator. Iyung Pahang, 2006 Alat pemipil buah berperan untuk memisahkan buah dari tandan yang telah direbus. Buah yang telah direbus menunjukan brondolan yang masih berada diantara bulir, sehingga perlu dikeluarkan. Keberhasilan perebusan jika tidak didukung pemipilan yang baik maka kehilangan minyak yang tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemipilan yang lebih sempurna. Ponten Naibaho, 1996 Alat pemipil yang umum digunakan pada pabrik kelapa sawit ialah berupa tromol pemipil dengan dinding berbentuk silinder berdiameter sekitar 2 m dan panjang 4-5m , dengan kapasitas per unitnya 25-35 ton TBS per jam. Kecepatan putaran dari tromol pemipil harus ditentukan secara tepat untuk mencapai efek pemipilan yang optimal. Tandan yang dipipil tidak boleh hanya berguling saja pada bagian bawah dari dinding, tetapi tetap melekat pada dinding silinder yang sedang berputar. Kecepatan putaran harus sedemikinan rupa sehingga semua tandan berulang kali terangkat setinggi mungkin pada dinding silinder untuk kemudian jatuh. Dengan demikian, akan diperoleh efek pemipilan yang dikehendaki. Iyung Pahan, 2006 Sudut elevasi teromol dibuat sedemikian rupa sehingga tandan yang ditebah terdahulu tidak bersinggungan dengan tandan yang ditebah berikutnya. Dengan adanya kisi-kisi tersebut diatas, berondolan dan kelopak yang sudah dilepas akan segera dipisahkan dari lingkungan tandan yang sedang ditebah, dengan maksud agar kehilangan minyak sebagai minyak yang terisap dalam tangkai tandan kosong. Universitas Sumatera Utara Pada penebahan yang sempurna tidak ada buah yang masih melekat pada tandan kosong. Penebah sekaligus bertindak sebagai pengumpan ke bejana peremas digester. Muatan bejana peremas digester harus dijaga konstan dan tetap penuh. Oleh karena itu kapasitas dan jam kerja penebahan diatur seimbang dengan kapasitas pengempaan. Kehilangan minyak karena penebahan dapat terjadi dengan penyerapan minyak oleh tangkai tandan kosong, akibat pengumpanan yang tidak teratur sehingga buah bersinggungan dengan TBK. Juga akibat penumpukan tandan yang terlalu banyak diatas tulang pengumpanan, sehingga tandan yang tertindih paling bawah akan terperas minyaknyadan terserap oleh tangkai tandan. Mangoensoekarjo, 2003

2.4.6 Stasiun Pengadukan Digester