Pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah Sifat Fisika – Kimia Penimbangan

antara 60 – 96 . Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak dari pada Dura, tetapi ukuran tandannya relatif lebih kecil.

4. Macro carya

Tempurung sangat tebal, sekitar 5 mm, sedang daging buahnya sangat tipis sekali.

5. Diwikka – wakka

Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah. Diwikka-wakka dapat dibedakan menjadi diwikka-wakkapisifera, diwikka-wakkadura, diwikka-tenera. Dua varietas kelapa sawit yang disebutkan terakhir ini jarang dijumpai dan kurang begitu dikenal di Indonesia. Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit meyebabkan perbedaan persentase atau rendemen minyak yang dikandungnya. Rendemen minyak tertinggi terdapat pada variretas Tenera yaitu sekitar 22 – 24 , sedangkan pada varietas Dura antar 16 – 18 . Jenis kelapa sawit yang diusahakan tentu saja yang mengandung rendemen minyak tinggi sebab minyak sawit merupakan hasil olahan yang utama. Sehingga tidak mengherankan jika lebih banyak perkebunan yang menanam kelapa sawit dari varietas Tenera.

2.2.2. Pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah

Ada tiga varietas kelapa sawit yang terkenal berdasarkan perbedaan warna kulitnya. Varietas-varietas tersebut adalah : Universitas Sumatera Utara

1. Nigrescens

Buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu masak. Varietas ini banyak ditanam di perkebunan.

2. Virescens

Pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masak warna buah berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijauan. Varietas ini jarang dijumpai di lapangan.

3. Albescens

Pada waktu muda buah berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah masak menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. Varietas ini juga jarang.

2.2.3. Varietas unggul

Pada saat ini, telah dikenal beberapa varietas unggul kelapa sawit yang dianjurkan untuk ditanam di perkebunan. Varietas-varieatas unggul tersebut dihasilkan melalui hibridisasi atau persilangan buatan antara varietas Dura sebagai induk betina dengan varietas pisifera sebagai induk jantan. Terbukti dari hasil pengujian yang dilakukan selama bertahun-tahun, bahwa varietas-varietas tersebut mempunyai kualitas dan kuantitas yang lebih baik dibandingkan varietas lainnya. Tim Penulis, 2000 Universitas Sumatera Utara HOOCR 1 HOOCR 2 HOOCR 3 H H --- C --- OH H --- C --- OH + H --- C --- OH H + 3H 2- O H H --- C --- OOCR 1 H --- C --- OOCR 2 H --- C --- OOCR 3 H

2.3 Minyak Sawit

Seperti minyak yang lain, minyak sawit tersusun dari unsur-unsur C, H dan O. Minyak ini terdiri dari fraksi padat dan fraksi cair dengan perbandingan yang seimbang. Penyusun fraksi padat terdiri dari asam lemak jenuh, antara lain asam miristat 1, asam palmitat 45, dan asam stearat. Sedangkan fraksi cair tersusun dari asam lemak tidak jenuh yang terdiri dari asam oleat 39 dan asam linoleat 11. Komposisi tersebut ternyata agak berbeda jika dibandingkan dengan minyak inti sawit dan minyak kelapa. Perbedaan jenis asam lemak penyusunnya dan jumlah rantai asam lemak yang membantu trigliserida dalam minyak sawit dan minyak inti sawit menyebabkan kedua jenis minyak tersebut mempunyai sifat yang berbeda dalam kepadatan. Minyak sawit dalam suhu kamar bersifat setengah padat, sedangkan pada suhu yang sama minyak inti sawit berbentuk cair. Tim Penulis, 2000 Reaksi molekul pembentukan minyak adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Sifat Fisika – Kimia

Sifat fisika – kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau, flavor, kelarutan, titik cair, titik didih, titik pelunakan, slipping, shot melting point; bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan, titik asap, titik nyala dan titik api. Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan trigliserida tidak berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone. Tabel 2.1 Sifat Minyak Kelapa Sawit Sebelum dan Sesudah Dimurnikan Sifat Minyak sawit kasar Minyak sawit murni Titik cair : awal akhir 21 – 24 26 - 29 29,4 40,0 Bobot jenis 15 C 0,859 – 0,870 Indeks bias D 40 C 36,0 – 37,5 46 – 49 Bilangan penyabunan 224 – 249 196 – 206 Bilangan iod 14,5 – 19,0 46 – 52 Bilangan Reichert Meiss 5,2 – 6,5 - Bilangan Polenske 9,7 – 10,7 - Bilangan Krichner 0,8 – 1,2 - Bilangan Bartya 33 -

2.3.2 Standar Mutu

Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk mementukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu, yaitu kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna dan bilangan peroksida. Universitas Sumatera Utara Faktor lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair dan kandungan gliserida, refining loss, plastisitas dan spreadability. Mutu minyak sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 persen , kandungan asam lemak bebas serendah mungkin, bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah dan kuning, tidak berwarna hijau, jernih dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam. Ketaren, 2008

2.4 Pengolahan kelapa sawit

2.4.1 Penimbangan

Pengangkutan tandan buah segar TBS dari kebun pabrik biasanya dilakukan mengunakan truk dan trailer yang ditarik dengan wheel tractor. Setiap truk atau trailer yang sampai di pabrik harus ditimbang Toledo timbangan pada saat berisi bruto dan sesudah dibongkar tarra. Selisih timbangan berisi dan kosong merupakan berat TBS yang akan diolah. Sunarko, 2007

2.4.2 Sortasi Buah