Peralatan dan Bahan Spesimen Pembuatan Spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. METODOLOGI PENELITIAN

Sesuai dengan namanya, metodologi penelitian yang berarti tata cara yang lebih terperinci mengenai tahap-tahap melakukan penelitian [8], maka pada Bab ini akan dipaparkan cara-cara mendapatkan nilai-nilai propertis yang dilakukan dengan permodelan fisik hingga dilakukannya pegujian tarik untuk mendapatkan nilai-nilai propertis yang selanjutnya dipergunakan untuk menganalisa dengan perangkat lunak MSC NASTRAN for Windows Versi 4.5. Pada Bab ini akan terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu permodelan fisik serta pengujian tarik, dan analisa dengan perangkat lunak.

3.2. PEMBUATAN MODEL FISIK DAN PENGUJIAN TARIK

Pembuatan model fisik hingga dilakukan pengujian tarik diperlihatkan pada gambar 3.1

3.2.1 Peralatan dan Bahan Spesimen

Adapun bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2. Tabel 3.1. Bahan yang digunakan dalam pembuatan specimen NO BAHAN KETERANGAN 1 2 3 4 5 Batang Kelapa Sawit Blowing Agent Polyurethane Katalis Kaca 5 mm Wax Diambil pada bagian inti batang kelapa sawit Berfungsi sebagai bahan pecampur resin agar matrik polimer bergelembung Berfungsi untuk mempercepat pengeringan polimer Berfungsi untuk membuat cetakan spesimen Berfungsi untuk mempermudah pelepasan spesimen dari cetakan Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Peralatan yang di gunakan dalam pembuatan specimen NO ALAT KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Gergaji Mistar Timbangan Kuas Amplas Mangkok Sendok Gelas ukur Pisau Berfungsi untuk memotong batang kelapa sawit Berfungsi untuk mengukur dimensi alat Berfungsi untuk mengukur berat serat batang kelapa sawit dan polimer. Berfungsi untuk mengoleskan polimer pada perakitan lembaran komposit Berfungsi untuk menghaluskan permukaan cetakan dan permukaan komposit serat batang kelapa sawit Berfungsi sebagai adonan polimer Berfungsi sebagai pengaduk Berfungsi sebagai mengukur campuran perbandingan polimer Berfungsi untuk mengiris bagian-bagian serat batang sawit agar rata

3.2.2. Pembuatan Spesimen

Spesimen komposit ini dibuat dari serat batang sawit yang dicampur dengan polyurethane yang menggunakan Standar Metode Pengukuran ASTM C384. Dengan melihat tabel 3.3 kita dapat mengetahui tentang karakteristik sifat fisik dan mekanis dari batang kelapa sawit sehingga dapat memberi informasi tentang kelapa sawit yang akan kita jadikan specimen. Tabel 3.3. Karakteristik sifat fisik dan mekanis batang kelapa sawit Sumber: P. Guritno, B.Wirjosentono, 1997 Berikut adalah gambar batang kelapa sawit dan serat batang kelapa sawit yang akan dijadikan specimen Bagian Kerapatan gcm 3 Jumlah serat per cm 2 Tegangan patah kgcm 2 Modulus elastisitas kgcm 2 Kulit 0,53 67 217 15685 Tengah 0,42 52 194 9473 Inti 0,39 39 127 780 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1. Penampang permukaan dan inti batang kelapa sawit Adapun prosedur untuk pembuatan spesimen dari komposit ini adalah : 1. Batang kelapa sawit yang berumur diatas 25 tahun dipotonggergaji dan diambil bagian tengahnya. Kemudiaan dibentuk batang balok dengan ukuran 12 x12 x 20 cm. 2. Lakukan pengeringan lebih kurang dua minggu untuk menghilangkan kadar airnya. 3. Lakukan pemotongan serat batang kelapa sawit hingga berukuran 5 mm. Gambar 3.2. Pemotongan serat inti sawit menjadi ukuran 5 mm 4. Menimbang berat serat kelapa sawit yang telah dipotong dan menimbang berat dari poliurethan sehingga kita mendapatkan perbandingan berat antara serat batang sawit dengan polyurethane. Universitas Sumatera Utara a. b. Gambar 3.3 a. Penimbangan sawit b. Mengukur banyak nya polyol dan isosianat dengan tabung ukur 5. Lapisi permukaan dalam dengan wax agar pada waktu specimen mengembang akan mudah untuk dibuka. 6. Mencampurkan polyol dengan isosianat sehingga menjadi campuran polyurethan kemudian campurkan polyurethan dengan batang sawit yang telah diiris. Kemudian aduk rata sebelum mengembang. 7. a. b. Gambar 3.4 a. Polyurethane b. Pencampuran polyurethane dengan sawit 8. Letakkan campuran kedalam cetakan kemudian tutup permukaan atas agar mengembangnya rata dan membentuk sesuai cetakan. Lakukan pencetakan dengan cara pengepresan pada permukaan material . Universitas Sumatera Utara Gambar 3.5 Memasukkan campuran polierthan dengan sawit kedalam cetakan 9. Setelah itu, specimen dibiarkan beberapa lama agar mengering. Gambar 3.6 Pengeringan specimen. 10. Specimen dilepaskan dari cetakan dengan hati – hati agar specimen tidak patah atau retak dan kemudian specimen di timbang agar diketahui beratnya.. Universitas Sumatera Utara a. b. Gambar 3.7 a. Melepaskan specimen dari cetakan. b. Specimen ditimbang Setelah material mengeras dan telah dingin langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian tarik yang bertujuan untuk mendapatkan nilai-nilai propertis yang dibutuhkan dalam analisa dengan menggunakan perangkat lunak ANSYS 12.0. Berikut adalah langkah-langkah pengujian tarik: 1. Meletakkan specimen pertama pada ragum mesin uji, seperti pada gambar 3.8. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.8 Meletakkan specimen pada ragum mesin uji 2. Melakukan pengujian pertama hingga specimen putus, seperti pada gambar 3.9. Gambar 3.9 Spesimen uji putus 3. Mendapatkan nilai beban specimen pertama. Untuk mendapatkan nilai beban pada specimen kedua dilakukan pengulangan dari langkah satu hingga dua. Universitas Sumatera Utara 4. Dari ketiga nilai beban yang didapat maka dipilihlah salah satu yang menjadi nilai tetap. Dari persamaan 2.4, maka didapat harga modulus elastisitas sebesar: Kgfmm 2 0,0473 MPa Kgfmm 2 0,024 MPa Kgfmm 2 0,042 MPa = 0,11 mmmm = 0,07 mmmm = 0,078 mmmm Untuk mendapatkan nilai massa jenis, dilakukan penimbangan material dan pengukuran volume material, dan dengan rumus 2.7, maka nilai massa jenisnya adalah: = 0,000230 grmm 3 230 Kgm 3 = 0,000107 grmm 3 Universitas Sumatera Utara 107 Kgm 3 = 0,000087 grmm 3 87 Kgm 3 Dengan menggunakan rumus di atas, didapatlah data sebagai berikut : Tabel 3.4. Properties material komposit. Material 1 : 1 0,0473 0,11 230 0,43 1 : 2 0,024 0,07 107 0,34 1 : 3 0,042 0,078 87 0,54

3.3. ANALISA DENGAN PERANGKAT LUNAK