cm 2-33
dimana : d = Diameter dalam tabung cm
f
h
= Frekuensi tertinggi pengukuran Hz cepat rambat bunyi dalam tabung ditentukan dengan persamaan:
2-34 dimana :
c’ = Cepat rambat bunyi dalam tabung cms c = Cepat rambat bunyi diudara bebas cms
r = Jari – jari tabung cm f = Frekuensi
2. Metode ruang dengung
Dengan metode ini, pengukuran dibuat dengan memberikan sumber bunyi pada suatu ruangan hingga dataran bunyi mencapai tingkat uniform melalui suatu materi
dalam sekitar satu detik. Sumber kemudian dimatikan dengan cepat dan tingkat tekanan bunyi yang ada diruangan diukur. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca
slope pada kurva alat ukur. 3.
Metode steady state Metode ini terdiri dari pengukuran tingkat tekanan bunyi dalam ruangan dalam
keadaan steady, kemudian suatu daya bunyi diberikan pada ruangan tersebut. Sumber diletakkan tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat pada permukaan yang akan diukur.
Sound level meter dilengkapi dengan satu atau 13 octave bandwith filter.
2.4.1. Flowchart
Untuk memudahkan permodelan dari pembuatan specimen sampai memasuki program maka dibuat flowchart yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8 Flowchart Pengolahan Data 2.5.
METODE ELEMEN HINGGA 2.5.1. Metode Elemen Hingga Akustik
Konsep dasar yang melandasi metode elemen hingga yaitu prinsip diskritisasi, yaitu menampilkan benda asli sebagai rakitan dari susunan pembagian elemen.
Aplikasinya adalah pembagian benda asli menjadi sejumlah elemen yang optimum dan menggunakannya sebagai basis untuk perhitungan.
Ide umum metode ini berawal dari ketertarikan pada insyinyur dengan evaluasi mengenai akibat-akibat seperti perubahan bentuk deformasi, tegangan, temperatur,
tekanan, dan kecepatan fluida yang disebabkan oleh gaya seperti beban atau tekanan fluks fluida dan termal.
Universitas Sumatera Utara
Untuk memberikan gambaran prinsip metode ini, kita dapat mengumpamakan sebuah objek berbentuk lempengan yang ditarik seperti pada gambar 2.12.a
Permasalahan perencangannya adalah menentukan tegangan maksimum. Bila dilihat sepintas, dapatlah ditentukan bahwa tegangan maksimum terjadi pada titik dimana
tegangan diberikan. Distribusi tegangannya dapat dilihat pada gambar 2.12.b
Gambar 2.9 Distribusi Tegangan pada lempengan yang ditarik
Kesulitan dalam mengatasi permasalahan ini adalah menentukan besarnya tegangan dengan tepat. Untuk menjawabnya adalah dengan membagi lempengan itu
menjadi elemen-elemen seperti terlihat pada gambar 2.13.a.
Gambar 2.10. Penyelesaian dengan metode elemen hingga
Dengan mengasumsikan bentuk distribusi tegangan didalam elemen melalui bentuk polynomial yang sesuai. Distribusi tegangan muncul dalam tingkatan yang
Universitas Sumatera Utara
berbeda untuk elemen yang berbeda seperti terlihat pada gambar 2.13.b. Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa dengan meningkatkan jumlah elemen akan didapat
hasil yang mendekati sempurna. Semakin kecil ukuran elemen, semakin kecil kesalahannya, pemecahan yang diperoleh semakin dekat dengan pemecahan
sesengguhnya. Dalam penggunaanya untuk menganalisa persoalan-persoalan akustik, perlu
dianalogikan beberapa parameter yang sering digunakan dalam menganalisa persoalan – persoalan struktur, seperti terlihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Analogi structural dan Akustikal
[Sumber : Noise and Vibration Control Engineering, hal 588.]
2.5.2. MSC NASTRAN for WINDOWS