Hasil Analisa Kualitatif pada Mi Basah di Pasar Tradisional Medan Hasil Analisa Kuantitatif Formalin pada Mi Basah yang di Pasar Tradisional Medan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil Analisa Kualitatif pada Mi Basah di Pasar Tradisional Medan

Analisa formalin pada mi basah yang dijual di Pasar Tradisional Medan dilakukan pada 7 sampel yang berasal dari produsen yang berbeda. Terdapat 3 sampel mi basah yang memiliki merk dan 4 sampel mi basah yang tidak memiliki merk. Hasil analisa formalin secara kualitatif dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1. Hasil Analisa kualitatif Formalin pada Mi Basah yang Terdapat di Pasar Tradisional Medan No Sumber Mi Basah Kode Sampel Dengan Asam kromatoprat Dengan Pereaksi Fehling Hasil 1 Pasar Pagi Padang Bulan Bermerk A Warna ungu - Endapan Merah Bata - Tidak ada 2 Bermerk B Warna ungu - Endapan Merah Bata - Tidak ada 3 Tanpa Merk C Warna ungu + Endapan Merah Bata + Ada 4 Pasar Aksara Bermerk D Warna ungu + Endapan Merah Bata + Ada 5 Tanpa Merk E Warna ungu + Endapan Merah Bata + Ada 6 Pasar Rame Tanpa Merk F Warna ungu - Endapan Merah Bata - Tidak ada 7 Pasar Sei Sikamb ing Tanpa Merk G Warna ungu - Endapan Merah Bata - Tidak Ada Dari tabel 4.1. tersebut dapat dilihat bahwa dari 7 tujuh sampel yang diperiksa, terdapat 3 sampel yang mengandung positif formalin. Cara yang Universitas Sumatera Utara digunakan adalah dengan menggunakan reaksi dengan asam kromatoprat sehingga sampel yang positif formalin membentuk warna ungu. Dan cara yang kedua dipakai adalah dengan menggunakan pereaksi fehling sehingga sampel yang positif formalin membentuk endapan meah bata. Pada sampel yang positif mengandung formalin selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan secara kuantitatif yaitu untuk mengetahui beapa kadar formalin yang terkandung.

4.2. Hasil Analisa Kuantitatif Formalin pada Mi Basah yang di Pasar Tradisional Medan

Hasil analisa formalin terhadap sampel mi basah menunjukkan bahwa terdapat 3 tiga sampel mi basah yang mengandung formalin dengan kadar yang berbeda dari setiap sampel. Kadar formalin untuk masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2. Hasil Analisa Kuantitatif Formalin pada Mi Basah yang Dijual di Pasar Tradisional Medan No Sumber Mi Basah Kode Sampel Kadar Formalin mgkg 1 Pasar Pagi Padang Bulan Tanpa Merk C 33,9 2 Pasar Aksara Bermerk D 21,52 3 Tanpa Merk E 21,65 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.2. di atas dapat disimpulkan bahwa kadar formalin yang terdapat pada sampel C yang berasal dari Pasar Pagi Padang Bulan yaitu sebesar 33,9mgkg; kadar formalin yang terdapat pada sampel D yang berasal dari Pasar Aksara dan bermerk yaitu sebesar 21,52 mgkg; dan kadar formalin yang terdapat pada sampel yang berasal dari pasar Aksara tanpa merk ada sebesar 21,65mgkg. 4.3. Perbandingan Ciri-Ciri Fisik Mi Basah yang Positif Mengandung Formalin dan yang Negatif Mengandung Formalin Secara umum, terdapat perbedaan ciri-ciri fisik mi basah yang positif mengandung formalin dan yang negatif mengandung formalin. Berdasarkan teori, ada 6 enam ciri-ciri fisik mi basah yang positif mengandung formalin yaitu: formalin menyengat, tahan 2 hari dalam suhu kamar 25 C, tahan ≥15 hari pada suhu lemari es, mi tampak mengkilap, tidak mudah putus dan tidak lengket. Ketika dilakukan observasi terhadap sampel yang positif mengandung formalin dan yang negatif mengandung formalin, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3. Perbandingan Ciri-ciri Fisik mi basah yang Positif Mengandung Formalin dan mi basah yang negatif Mengandung Formalin No Ciri-Ciri Fisik Mi Basah yang Positif Mengandung Formalin Mi Basah Positif Formalin Negatif Formalin C D E A B F G 1 Bau formalin menyengat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak 2 Tahan 2 hari dalam suhu kamar Ya Ya Ya Tidak Ya Tidak Tidak 3 Tahan ≥15 hari pada suhu lemari es Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak 4 Tampak mengkilat Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya 5 Liat Tidak mudah putus Ya Ya Ya Tidak Ya Tidak Tidak Universitas Sumatera Utara 6 Tidak Lengket Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari seluruh sampel yang diamati tidak ada sampel yang didapati dengan bau formalin yang menyengat. Dari 7 tujuh sampel yang diamati terdapat 4 empat sampel yang yang tahan disimpan dalam 2 hari pada suhu 25 C. Dari keseluruhan sampel, tidak ada sampel yang tahan disimpan pada suhu lemari es ≥15 hari pada suhu lemari es. Baik sampel yang positif mengandung formalin maupun sampel yang negatif formalin sama-sama memiliki tampilan fisik yang mengkilat. Terdapat 4 sampel yang tidak mudah putus dan hanya 1 sampel yang tidak lengket yaitu terdapat pada mi basah yang yang negatif mengandung formalin. Universitas Sumatera Utara BAB V PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kualitatif Formalin pada Mi Basah di Pasar Tradisional Medan Menurut FAO 1980, bahan tambahan pangan adalah senyawa yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan, dan atau penyimpanan. Bahan ini berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, dan tekstur, serta memperpanjang masa simpan, dan bukan merupakan bahan utama. Dahulu, bahan tambahan pangan masih terbatas berupa bahan-bahan alami. Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Sayangnya, penggunaan bahan tambahan pangan seringkali disalahgunakan sehingga berakibat buruk terhadap kesehatan. Contohnya adalah penggunaan pengawet formalin untuk memperpanjang masa simpan makanan. Formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Putra tahun 2009, pengetahuan masyarakat tentang formalin sudah dapat dikatakan baik namun, masih banyak masyarakat yang kurang memahami bahaya penggunaan formalin tersebut. Berdasarkan analisa formalin secara kualitatif pada sampel mi basah, 7 tujuh Universitas Sumatera Utara sampel yang diperiksa ternyata 3 tiga diantaranya menggunakan formalin sebagai bahan tambahan pangan. Dari 7 tujuh sampel yang diteliti, terdapat 4 empat sampel yang tidak bermerk dan 3 tiga sampel yang bermerk. Dari sampel yang bermerk terdapat 2 sampel yang positif mengandung formalin. Dan dari 4 empat sampel mi basah yang bermerk terdapat 1 satu sampel yang mengandung formalin. Penelitian yang dilakukan oleh BPOM Jawa Barat pada tahun 2002 menunjukkan bahwa dari 29 sampel mi basah yang dijual di pasar dan supermarket, terdapat 1 sampel 3,45 yang mengandung formalin. Sedangkan laporan BPOM Surabaya mangatakan bahwa dari 91 contoh pangan olahan yang dijual di pasar, terdapat 24 pangan yang mengandung positif formalin. Hasil penelitian yang dilakukan Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Intan Yogyakarta, Anik Wulandari 2005 di 4 pasar terbesar Yogyakarta ditemukan bahwa seluruh mi basah yang dijual positif mengandung formalin dengan konsentrasi yang tinggi. Pada bulan September tahun 2009, tim gabungan yang terdiri dari Disperindagkop, Dinas Kesehatan, Badan Ketahanan Pangan BKP, Dinas Peternakan dan Polres Ciamis mengamankan mi basah mengandung bahan pengawet formalin. Ternyata hasil uji BKP menunjukkan adanya kandungan formalin pada mi basah. Universitas Sumatera Utara Kesalahan fatal yang dilakukan oleh para produsen makanan adalah menggunakan formalin sebagai bahan pengawet makanan. Saparinto, 2006. Adanya pengawet berbahaya dalam makanan ini sebenarnya sudah lama menjadi rahasia umum. Fakta ini lebih menyadarkan masyarakat bahwa selama ini terdapat bahaya formalin yang mengancam kesehatan yang berasal dari konsumsi makanan sehari- hari.

5.2. Analisa Kuantitatif Formalin pada Mi Basah di Pasar Tradisional Medan