Kontribusi Produk Agroforestri Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten Simalungun)

KONTRIBUSI PRODUK AGROFORESTRI TERHADAP
PENDAPATAN RUMAH TANGGA
(Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten Simalungun)

SKRIPSI

Oleh :
Dwi Pebrina Simatupang
071201039/Manajemen Hutan

PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011

Universitas Sumatera Utara

KONTRIBUSI PRODUK AGROFORESTRI TERHADAP
PENDAPATAN RUMAH TANGGA
(Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten Simalungun)


SKRIPSI
Oleh :
Dwi Pebrina Simatupang
071201039/Manajemen Hutan

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian


: Kontribusi Produk Agroforestri Terhadap Pendapatan
Rumah Tangga (Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten
Simalungun)

Nama

: Dwi Pebrina Simatupang

NIM

: 071201039

Program Studi

: Manajemen Hutan

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

Oding Affandi, S.Hut, M.P


Dr. Ir. Hotmauli Sianturi, M.Sc.For

Ketua

Anggota

Mengetahui

Siti Latifah, S.Hut, M.Si, Ph.D
Ketua Program Studi Kehutanan

Tanggal Lulus :

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Agroforestri merupakan salah satu bentuk dari hutan kemasyarakatan.
Pengelolaan agroforestri berkaitan dengan optimalisasi penggunaan lahan untuk

mencukupi kebutuhan hidup petani dan dalam rangka pelestarian sumber daya
alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi produk agroforestri
terhadap pendapatan rumah tangga di Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten
Simalungun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan total masyarakat
adalah Rp 1.196.067.000 per tahun dengan rincian pendapatan masyarakat dari
agroforestri sebesar Rp 840.267.000 dan pendapatan dari luar pemanfaatan
produk agroforestri memberikan kontribusi sebesar Rp 355.800.000. Kontribusi
produk agroforestri terhadap pendapatan masyarakat adalah 70% dari total
pendapatan. Pendapatan masyarakat di luar agroforestri memberikan kontribusi
sebesar 30% dari total pendapatan. Ini berarti bahwa agroforestri memberikan
kontribusi yang besar terhadap pendapatan rumah tangga.
Kata kunci : Agroforestri, pendapatan, kontribusi

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Agroforestry is one of social forest. Management agroforestry related with
optimize of farm use to fulfill requirement leve of farmer and continuationing the
natural resource. This research was designed to knowing about contribution of

agroforestry product’s to income household in Nagori Simpang Raya Dasma,
Kabupaten Simalungun. The result shows that total revenues of household was
Rp 1.196.067.000 for a year with detail that household from agroforsetry abaout
Rp 840.267.000 and household from outside of agroforestry about
Rp 355.800.000. Contribution of agroforestry was 70% of total revenues.
Contribution of household from outside of agroforestry was 30% of total
revenues. It’s mean that agroforestry give big contribution to household.
Key words : Agroforestry, revenues, contribution

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dwi Pebrina Simatupang, lahir pada tanggal 28 Februari
1989 di Kota Pematang Siantar. Anak kedua dari Bapak W. Simatupang, S.Pd dan
Ibu N.L Simarmata, S.Pd ini lulus SD pada tahun 2001, lulus dari SMP Negeri 7
Pematang Siantar pada tahun 2004 dan lulus dari SMA Negeri 4 Pematang Siantar
pada tahun 2007. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi
Negeri. Penulis mengambil Jurusan Kehutanan (Manajemen Hutan) di Universitas
Sumatera Utara pada tahun 2007 dan masuk melalui jalur SNMPTN.

Selama mengenyam pendidikan, penulis aktif dalam organisasi Himas
yang merupakan salah satu organisasi di Kehutanan USU. Penulis juga aktif
dalam perkuliahan. Pada tahun 2011, penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang
(PKL) di Kalimantan Selatan selama 1 bulan. Pada akhir masa kuliah, penulis
melakukan penelitian di Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten Simalungun
selama 1 bulan.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Kontribusi Produk Agroforestri Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Nagori
Simpang Raya Dasma, Kabupaten Simalungun”. Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua penulis yang telah membesarkan, merawat dan mendidik penulis selama
ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Oding Affandi, S.Hut, M.P
dan kepada Ibu Dr. Ir. Hotmauli Sianturi, M.Sc.For selaku ketua dan komisi

pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan kepada
penulis mulai dari awal hingga akhir penelitian ini. Khusus kepada Kepala Desa
Nagori Simpang Raya Dasma, penulis menyampaikan terima kasih atas
diizinkannya penulis melakukan penelitian di desa tersebut dan atas bantuannya
selama penulis mengumpulkan data. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Kehutanan serta semua
rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2011

Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Hal
ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang .......................................................................................
Perumusan Masalah ...............................................................................
Tujuan Penelitian ...................................................................................
Manfaat Penelitian .................................................................................

1
2
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat ................................................ 4

Pengertian Agroforestri .......................................................................... 5
Macam Agroforestri ...................................................................... 6
Ciri-Ciri Agroforestri..................................................................... 9
Komponen-Komponen Agroforestri .............................................. 9
Hasil Hutan ............................................................................................ 11
Hasil Hutan Kayu .......................................................................... 11
Hasil Hutan Non Kayu .................................................................. 11
Pendapatan Masyarakat di Dalam dan Sekitar Hutan .............................. 12
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu................................................................................ 13
Alat dan Bahan ..................................................................................... 13
Metode Penelitian ................................................................................. 13
Metode Pengambilan Data ............................................................. 13
Teknik Pengambilan Data.............................................................. 14
Analisis Data.......................................................................................... 15
Nilai Ekonomi Produk Agroforestri ............................................... 15

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden ........................................................................ 17
Pola Agroforestri.................................................................................... 19
Jenis-Jenis Produk Agroforestri.............................................................. 22
Nilai Ekonomi Produk Agroforestri........................................................ 50
Kontribusi Produk Agroforestri Terhadap Pendapatan Rumah Tangga ... 54
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................ 61
Saran...................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62
LAMPIRAN ................................................................................................... 63

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No.

Hal

1. Karakteristik Responden ........................................................................... 17
2. Jenis-Jenis Produk Agroforestri ................................................................ 22

3. Hasil Perhitungan Pemanfaatan Produk Agroforestri ................................. 51
4. Persentase Nilai Ekonomi Produk Agroforestri ......................................... 53
5. Total Pendapatan Masyarakat (Rp/thn) dan Persentase Kontribusi Produk
Agroforestri .............................................................................................. 57

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
No.

Hal

1. Pola Agrisilvikultur Tanaman Kopi dengan Durian ................................... 20
2. Pola Agrosilvopastura ............................................................................... 21
3. Alpukat Sebagai Penaung Tanaman Coklat ............................................... 24
4. Tanaman Aren dengan Kopi (a) dan Tanaman Aren dengan Coklat (b) ..... 26
5. Tanaman Cabai Diantara Kopi dan Durian (a) dan Tanaman Cabai di
Media (b) .................................................................................................. 27
6. Tanaman Cengkeh Diantara Tanaman Coklat ............................................ 28
7. Tanaman Coklat Diantara Pohon Durian ................................................... 30
8. Pola Agroforestri Tanaman Durian dengan Coklat dan Kopi ..................... 31
9. Tanaman Jagung yang ditanam Secara Agrisilvikultur dengan Durian....... 33
10. Tanaman Kacang Tanah Diantara Rerumputan.......................................... 33
11. Sebaran Kelapa di Lahan Agroforestri....................................................... 35
12. Tanaman Kemiri Sebagai Penaung Coklat ................................................. 37
13. Tanaman Kopi Diantara Tanaman Pisang .................................................. 38
14. Tanaman Kunyit Diantara Kopi dan Ubi Kayu .......................................... 39
15. Mangga Sebagai Penaung Bagi Tanaman Nenas ....................................... 40
16. Tanaman Nenas di Bawah Tanaman Mangga ............................................ 42
17. Tanaman Petai Diantara Tanaman Lainnya dan Sebagai Penaung Coklat .. 43
18. Pinang Sebagai Tanaman Pagar di Lahan Agroforestri .............................. 44
19. Tanaman Pisang Diantara Tanaman Lainnya ............................................. 45
20. Serai yang Ditanam di Pinggiran Cabai ..................................................... 46
21. Tanaman Ubi Kayu Diantara Durian dan Coklat ....................................... 47

Universitas Sumatera Utara

22. Ayam Sebagai Komponen Peternakan dalam Pola Agroforestri................. 49
23. Diagram Persentase Pendapatan ................................................................ 55
24. Perbandingan Rata-Rata Pendapatan dari Agroforestri dan dari Luar
Agroforestri .............................................................................................. 58
25. Perbandingan Pendapatan di Luar Agroforestri dan Dari Agroforestri ....... 59

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No.

Hal

1. Karakteristik Responden Masyarakat ........................................................ 65
2. Jenis-Jenis Produk Agroforestri ................................................................ 66
3. Pendapatan Bersih (Rp/thn) Masyarakat dari Produk Agroforestri............. 67
4. Pendapatan Masyarakat (Rp/thn) di Luar Pemanfaatan Produk
Agroforestri .............................................................................................. 68
5. Nilai Ekonomi Produk Agroforestri yang Dimanfaatkan Masyarakat ........ 70
6. Total Pendapatan Masyarakat dari Agroforestri......................................... 81
7. Total Pendapatan Masyarakat (Rp/thn) dan persentase Kontribusi
Produk Agroforestri .................................................................................. 87
8. Kuisioner Responden ................................................................................ 88

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Agroforestri merupakan salah satu bentuk dari hutan kemasyarakatan.
Pengelolaan agroforestri berkaitan dengan optimalisasi penggunaan lahan untuk
mencukupi kebutuhan hidup petani dan dalam rangka pelestarian sumber daya
alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi produk agroforestri
terhadap pendapatan rumah tangga di Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten
Simalungun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan total masyarakat
adalah Rp 1.196.067.000 per tahun dengan rincian pendapatan masyarakat dari
agroforestri sebesar Rp 840.267.000 dan pendapatan dari luar pemanfaatan
produk agroforestri memberikan kontribusi sebesar Rp 355.800.000. Kontribusi
produk agroforestri terhadap pendapatan masyarakat adalah 70% dari total
pendapatan. Pendapatan masyarakat di luar agroforestri memberikan kontribusi
sebesar 30% dari total pendapatan. Ini berarti bahwa agroforestri memberikan
kontribusi yang besar terhadap pendapatan rumah tangga.
Kata kunci : Agroforestri, pendapatan, kontribusi

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Agroforestry is one of social forest. Management agroforestry related with
optimize of farm use to fulfill requirement leve of farmer and continuationing the
natural resource. This research was designed to knowing about contribution of
agroforestry product’s to income household in Nagori Simpang Raya Dasma,
Kabupaten Simalungun. The result shows that total revenues of household was
Rp 1.196.067.000 for a year with detail that household from agroforsetry abaout
Rp 840.267.000 and household from outside of agroforestry about
Rp 355.800.000. Contribution of agroforestry was 70% of total revenues.
Contribution of household from outside of agroforestry was 30% of total
revenues. It’s mean that agroforestry give big contribution to household.
Key words : Agroforestry, revenues, contribution

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki bentangan hutan yang cukup
luas. Hutan Indonesia termasuk hutan tropika yang memiliki berbagai formasi
atau bentuk berdasarkan faktor habitatnya dan juga diklasifikasikan berdasarkan
fungsinya. Sumberdaya hutan yang bersifat renewable mempunyai peranan,
fungsi dan manfaat yang begitu penting bagi hidup dan kehidupan manusia.
Fungsi hutan bersifat “multi benefit” artinya selain mempunyai fungsi ekologis
dan hidrologis juga mempunyai fungsi lain seperti sosial ekonomi. Fungsi sosial
ekonomi ini dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Pengelolaan agroforestri berkaitan dengan optimalisasi penggunaan lahan
untuk mencukupi kebutuhan hidup petani dan dalam rangka pelestarian sumber
daya alam. Agroforestri memanfaatkan ruang dan waktu secara efisien dengan
menerapkan sistem pergiliran tanaman. Efisiensi ruang dan waktu dapat tercermin
dalam besarnya penghasilan para petani dengan pemilihan komoditi yang tepat
ditanam.
Pengelolaan agroforestri mencakup pengertian luas mulai dari bentuk
sederhana yaitu hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sampai pada bentuk
yang paling modern yaitu mencari keuntungan atau laba. Produk yang dihasilkan
sistem agroforestri dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni (a) yang langsung
menambah penghasilan petani, misalnya makanan, pakan ternak, bahan bakar,
serat, aneka produk industri, dan (b) yang tidak langsung menambah penghasilan
petani tetapi memberikan jasa lingkungan bagi masyarakat luas, misalnya
konservasi tanah dan air, memelihara kesuburan tanah, pemeliharaan iklim mikro,

Universitas Sumatera Utara

pagar hidup dan sebagainya. Peningkatan produktivitas sistem agroforestri
diharapkan bisa berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
petani dan masyarakat desa.
Agroforestri merupakan salah satu bentuk terpenting dari penerapan
konsep perhutanan sosial. Nurrochmat (2005) mengatakan bahwa perhutanan
sosial dapat dipahami sebagai ilmu dan seni menumbuhkan pepohonan dan
tanaman lain di dalam dan di sekitar kawasan hutan dengan melibatkan
masyarakat sekitar hutan untuk mencapai tujuan ganda meliputi pengelolaan
hutan lestari dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu harapan
penting dari program perhutanan sosial adalah meningkatkan taraf hidup
(pendapatan) masyarakat. Proporsi kontribusi income dari program agroforestri
terhadap total income masyarakat sangat bervariasi dari tempat yang satu ke
tempat yang lain. Pendapatan dari agroforestri tergantung pada beberapa faktor
diantaranya adalah teknik bercocok tanam, kondisi iklim, luas dan kualitas lahan,
curahan waktu kerja serta harga dan pasar dari komoditas yang dihasilkan.
Pendapatan merupakan indikator ekonomi petani karena besarnya
pendapatan akan menentukan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Petani umumnya
lebih tertarik melakukan kegiatan yang mampu memberikan pendapatan yang
sesuai dan lebih menguntungkan. Pendapatan dari sistem agroforestri umumnya
memberikan nilai yang beragam sesuai dengan luasan lahan yang dikelola dan
kesesuaian lahan terhadap jenis komoditinya.

Universitas Sumatera Utara

Perumusan Masalah
Agroforestri mempunyai peluang yang baik untuk berkembang karena
beberapa jenis produk agroforestri mampu menunjang perekonomian rumah
tangga masyarakat di daerah Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten
Simalungun. Pemahaman masyarakat terhadap pola agroforestri masih sangat
terbatas. Masyarakat (petani) sangat bergantung pada hasil pertanian (dalam
sistem agroforestri), namun masyarakat belum mengetahui sejauh mana produk
agroforestri memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga. Oleh
karena itu, perlu dikaji mengenai kontribusi produk-produk agroforestri terhadap
pendapatan rumah tangga di desa ini melalui perbandingan antara kebutuhan
hidup yang diperoleh dari agroforestri dan sumber lainnya. Pengembangan praktik
agroforestri ini seharusnya merupakan suatu upaya yang perlu didorong oleh
pemerintah untuk

meningkatkan pendapatan

masyarakat

karena produk

agroforestri mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan masyarakat.

Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi jenis-jenis produk agroforestri.
2. Mengetahui nilai ekonomi jenis-jenis produk agroforestri.
3. Mengetahui kontribusi produk agroforestri terhadap pendapatan rumah tangga.

Universitas Sumatera Utara

Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai jenis-jenis produk
agroforestri, nilai ekonomi produk agroforestri dan besarnya kontribusi
produk agroforestri.
2. Memberikan informasi bagi instansi terkait dan pihak lain untuk penelitian
selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat
Hutan merupakan suatu asosiasi dari tumbuh-tumbuhan yang sebagian
besar terdiri dari pohon-pohon atau vegetasi berkayu yang menempati areal luas.
Kehutanan adalah suatu kegiatan yang bersangkut paut dengan pengelolaan
ekosistem hutan dan pengawasannya, sehingga ekosistem tersebut mampu
memenuhi berbagai kebutuhan barang dan jasa. Pemerintah menetapkan hutan
berdasarkan fungsi pokok yaitu hutan lindung, hutan produksi dan hutan
konservasi. Hutan konservasi terdiri dari beberapa kawasan hutan, yakni kawasan
hutan suaka alam kawasan hutan pelestarian alam dan kawasan taman buru. Saat
sekarang telah ditetapkan bahwa pembangunan kehutanan dan perkebunan
dititikberatkan pada pemanfaatan sumber daya hutan dan kebun pada kepentingan
ekonomi, ekologi, dan sosial secara berimbang. Salah satu jenis hutan berdasarkan
kepemilikan (status hukum) yaitu hutan kemasyarakatan (social forest) adalah
suatu sistem pengelolaan hutan yang bertujuan untuk mendukung kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dengan meningkatkan daya dukung lahan
dan sumber daya alam tanpa mengurangi fungsi pokoknya, misalnya pelaksanaan
agroforestri oleh kelompok tani hutan. Hal ini diharapkan tidak merusak lahan dan
tanaman pokok hutan (Arief, 2001).
Saat ini pengembangan sistem agroforestri tidak lagi hanya berfokus
kepada masalah produksi dan produktivitas namun telah berkembang kepada halhal yang berkaitan dengan perhatian masyarakat secara global, seperti upayaupaya pengentasan kemiskinan seperti yang dicanangkan dalam Millenium
Development Goals (MDGs). Hal tersebut dapat terlihat dari berbagai program

Universitas Sumatera Utara

penelitian yang direncanakan oleh World Agroforestry Centre dalam Medium
Term Plan mereka (World Agroforestry Centre, 2008).
Pengelolaan sumber daya hutan untuk masa mendatang tidak cukup karena
masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup, tapi perlu dirancang
secara terstruktur dalam setiap rencana pembangunan hutan. Pengelolaan sumber
daya hutan, walaupun sudah memerhatikan keanekaragaman hayati dan
kepentingan masyarakat setempat, masih dikembangkan dengan titik berat untuk
memenuhi fungsi ekonomi (Simon, 2007).

Pengertian Agroforestri
Agroforestri

adalah

suatu

bentuk

hutan

kemasyarakatan

yang

memanfaatkan lahan secara optimal dalam suatu hamparan yang menggunakan
produksi berdaur panjang dan berdaur pendek, baik secara bersamaan maupun
berurutan. Para petani tidak memangdangnya sebagai hutan alam, tetapi sebagai
bentuk “kebun”. Agroforestri terjadi akibat kebutuhan petani itu sendiri untuk
memulihkan dan mengendalikan sumber daya hutan. Agroforestri secara ekonomi
penting bagi penduduk pedesaan. Di Sumatera, agroforestri menghasilkan 80%
dari pendapatan penduduk desa dan meningkatkan standard hidup mayoritas
keluarga. Agroforestri dapat menjadi contoh strategi “pemulihan hutan” yang bisa
mendukung perkembangan pedesaan dan membangun kembali jalur-jalur
keanekaragaman hayati dalam bentang alam pertanian. Masalah-masalah teknis,
ekonomi, sosial, kelembagaan dan hukumnya perlu ditangani untuk mendukung
perkembangan agroforestri. Bentuk-bentuk agroforestri dapat dilaksanakan dalam

Universitas Sumatera Utara

beberapa model yakni tumpangsari, silvopasture, silvofishery dan farmforestry
(Puskap Fisip USU, 1997).
Sistem agroforestri memiliki karakter yang berbeda dan unik dibandingkan
sistem pertanian monokultur. Adanya beberapa komponen berbeda yang saling
berinteraksi dalam satu sistem (pohon, tanaman dan atau ternak) membuat sistem
ini memiliki karakteristik yang unik, dalam hal jenis produk, waktu untuk
memperoleh produk dan orientasi penggunaan produk. Jenis produk yang
dihasilkan sistem agroforestri sangat beragam, yang bisa dibagi menjadi dua
kelompok yaitu produk untuk komersial (misalnya bahan pangan, buah-buahan,
hijauan makanan ternak, kayu bangunan, kayu bakar, daun, kulit, getah) dan
pelayanan jasa lingkungan (Widianto, dkk. 2003).
Macam Agroforestri
Pada dasarnya agroforestri terdiri dari tiga komponen pokok yaitu
kehutanan, pertanian dan peternakan, dimana masing-masing komponen
sebenarnya dapat berdiri sendiri-sendiri sebagai satu bentuk sistem penggunaan
lahan. Hanya saja sistem-sistem tersebut umumnya ditujukan pada produksi satu
komoditi khas atau kelompok produk yang serupa. Penggabungan tiga komponen
tersebut menghasilkan beberapa kemungkinan bentuk kombinasi sebagai berikut:
a. Agrisilvikultur yaitu kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan
(pepohonan, perdu, palem, bambu) dengan komponen pertanian.
b. Agropastura yaitu kombinasi antara komponen atau kegiatan pertanian
dengan komponen peternakan.
c. Silvopastura yaitu kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan
dengan peternakan.

Universitas Sumatera Utara

d. Agrosilvopastura yaitu kombinasi antara komponen atau kegiatan
pertanian dengan kehutanan dan peternakan/hewan.
e. Silvofishery yaitu kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan
dengan perikanan.
f. Apiculture yaitu budidaya lebah atau serangga yang dilakukan dalam
kegiatan atau komponen kehutanan (Hairiah, Mustofa dan Sambas, 2003).
Dalam era mendatang, bentuk pengelolaan sumber daya hutan harus
terfokus pada strategi perhutanan sosial. Karena perhutanan sosial, maka tujuan
pengelolaannya adalah untuk memaksimumkan pemanfaatan fungsi hutan bagi
sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat berlandaskan kelestarian ekosistem.
Pemanfaatan fungsi hutan sebenarnya seolah-olah mengikuti hukum mutually
exclusive. Sekali hutan dimanfaatkan untuk fungsi ekonominya, maka fungsi
perlindungan dan aspek sosial budaya akan berkurang dan begitupun sebaliknya.
Keberhasilan pengelolaan hutan sekarang ditentukan oleh keberhasilannya dalam
memecahkan masalah sosial ekonomi masyarakat karena tingginya intensitas
pengaruh sosial ekonomi masyarakat di sekitar hutan. Gagal dalam pemecahan
masalah sosial ekonomi masyarakat, berarti upaya pengelolaan hutan gagal
(Simon, 2007).
Dalam implementasi, agroforestri telah membuktikan bahwa agroforestri
merupakan sistem pemanfaatan lahan yang mampu mendukung orientasi
ekonomi, tidak hanya pada tingkatan subsisten saja, melainkan pada tingkatan
semi-komersial dan komersial.

Universitas Sumatera Utara

1.

Agroforestri skala subsisten (Subsistence agroforestry)
Bentuk-bentuk agroforestri dalam klasifikasi ini diusahakan oleh pemilik
lahan sebagai upaya mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Utamanya tentu
saja berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan pangan keluarga.
Agroforestri dengan skala subsisten ini secara umum merupakan agroforestri
yang tradisional, dengan beberapa ciri-ciri lahan yang diusahakan terbatas,
jenis yang diusahakan beragam (polyculture) dan biasanya hanya merupakan
jenis-jenis lokal non-komersial saja (indigenous dan bahkan endemic) serta
ditanam/dipelihara dari permudaan alam dalam jumlah terbatas, pengaturan
penanaman tidak beraturan (acak) dan pemeliharaan/perawatan serta aspek
pengelolaan lainnya tidak intensif.

2.

Agroforestri skala semi-komersial (Semi-commercial agroforestry)
Pada wilayah-wilayah yang mulai terbuka aksesibilitasnya, terutama bila
menyangkut kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki motivasi
ekonomi dalam penggunaan lahan yang cukup tinggi, terjadi peningkatan
kecenderungan untuk meningkatkan produktivitas serta kualitas hasil yang
dapat dipasarkan untuk memperoleh uang tunai.

3.

Agroforestri skala komersial (Commercial agroforestry)
Pada orientasi skala komersial, kegiatan ditekankan untuk memaksimalkan
produk utama yang biasanya hanya dari satu jenis tanaman saja dalam
kombinasi yang dijumpai (Sardjono, dkk. 2003).

Universitas Sumatera Utara

Ciri-Ciri Agroforestri
Beberapa ciri khas yang dimiliki oleh sistem agroforestri adalah:
1. Adanya dua kelompok tumbuhan sebagai komponen dari sistem agroforestri,
yaitu pepohonan atau tanaman tahunan dan tanaman semusim.
2. Ada interaksi antara pepohonan dan tanaman semusim, terhadap penangkapan
cahaya, penyerapan air dan unsur hara.
3. Transfer silang antara pohon dengan tanaman.
4. Perbedaan perkembangan tanah.
5. Banyak macam keluaran (Widianto, Nurheni dan Didik, 2003).
Tanaman dapat dibagi ke dalam lima strata yakni strata I (10 m). Semakin ke
hulu, jumlah spesies dan individu tanaman pada strata tinggi semakin berkurang.
Semakin ke hulu, tanaman hias dan sayur semakin dominan. Tetapi, semakin
tinggi strata tanaman, rasio tanaman hias makin turun, karena tanaman hias
umumnya adalah tanaman penutup tanah dan perdu.
Komponen-Komponen Agroforestri
a. Tanaman semusim
Tanaman semusim tidak pernah dominan di dalam kebun campuran.
b. Tanaman tahunan
Jenis tanaman keras ini hanya mencakup pohon-pohon yang memerlukan
pemeliharaan dan pemanenan secara teratur. Kebun campuran biasanya
memiliki jenis pepohonan yang umumnya dibudidayakan, seperti durian
(Durio zibethinus) dan kopi Coffea canephora (C. robusta). AAK (1997)
mengatakan bahwa durian memiliki prospek ekonomi yang cukup bagus di

Universitas Sumatera Utara

samping buah lainnnya. Pemasaran buah durian dari tahun ke tahun kian
meningkat. Nilai ekonomi buah durian cukup tinggi karena harganya tidak
pernah terpengaruh oleh harga buah-buahan lainnya. Buah durian memiliki
rasa yang lezat dan kandungan protein nabati yang cukup tinggi. Di samping
itu, kayunya pun dapat dipakai sebagai bahan bangunan dan kayu bakar.
Sementara Rukmana (1996) mengatakan bahwa pengembangan tanaman
durian secara intensif dan komersial selain merupakan upaya pelestarian
plasma nutfah buah tropis, juga bermanfaat bagi kepentingan kualitas
lingkungan dan tatanan kehidupan manusia. Pengembangan budidaya
tanaman buah-buahan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan
petani.
c. Pohon lain dan perdu
Banyak spesies lain yang penting dapat ditemukan di dalam kebun campuran.
Ada spesies yang ditanam dan ada yang berkembang biak melalui persemaian
alami tanpa campur tangan manusia, namun dibiarkan hidup, dirawat, dan
dipanen dengan berbagai tujuan.
d. Hewan
Ichwandi (1996) berpendapat bahwa manfaat sumber daya hutan
berdasarkan keberadaan produk dalam sistem pasar dapat dibedakan menjadi
marketable yaitu produk hutan yang telah dijualbelikan (kayu dan HHBK) dan
non-marketable yaitu hasil hutan yang belum diperjualbelikan atau public goods
(fungsi hidrologis, biodiversity dan nilai estetika). Berdasarkan sifatnya dapat
dikelompokkan menjadi tangible yaitu kayu (kayu bakar, log), non kayu (rotan,
getah, tumbuhan obat, madu) dan intangible yaitu rekreasi alam dan hidrologis.

Universitas Sumatera Utara

Hasil Hutan
Secara umum, hasil hutan digolongkan dalam 2 jenis, yaitu hasil hutan
kayu dan hasil hutan non kayu. Ada 3 pemanfaatan strategis kayu yaitu bahan
dasar pembuatan pulp, bahan bangunan dan bahan kerajinan. Beragam hasil hutan
non kayu memberi kontribusi besar bagi kehidupan manusia. Beberapa HHBK
diantaranya karet, gaharu, rotan, bambu, buah-buahan, tanaman obat-obatan dan
plasma nutfah. Worrell (1965) membedakan komoditi yang dapat diciptakan dari
sumber daya hutan dalam 6 kategori yakni hasil-hasil kayu, hasil-hasil vegetative
non kayu, produk-produk satwa, air, rekreasi dan jasa proteksi terhadap banjir,
angin dan erosi.
Hasil hutan kayu
Kayu merupakan salah satu produk utama sumber daya hutan yang penting
diambil dari pohon-pohon beragam umur memerlukan jumlah persediaan yang
cukup besar. Hasil hutan kayu oleh Wirakusumah (2003) digolongkan dalam kayu
industri dan kayu bakar sebagai satu-satunya hasil hutan bukan kayu industri.
Hasil hutan kayu berupa kayu gergajian, kayu bulat, kayu lapis, kayu pulp, fenir
adalah kayu industri.
Hasil hutan bukan kayu (HHBK)
HHBK adalah produk biologi asli selain kayu yang diambil dari hutan,
lahan perkayuan dan pohon-pohon yang berada di luar hutan. Baharuddin dan Ira
(2009) mengatakan hasil hutan bukan kayu meliputi getah resin, kulit, tanaman
pangan, produk hewan dan obat-obatan. HHBK penting untuk ekonomi karena
HHBK memiliki nilai ekonomi yang tinggi pada beberapa keadaan, pendapatan
dari HHBK lebih banyak jika dibandingkan dengan pendapatan dari semua

Universitas Sumatera Utara

alternatif. Bagi masyarakat pedesaan, HHBK merupakan sumber daya yang
sangat

penting

bahkan

merupakan

kebutuhan

pokok

mereka.

Mereka

memanfaatkan HHBK sebagai pangan (pati sagu, umbi-umbian, pati aren, nira
aren), bumbu makanan (kayu manis, pala) dan obat-obatan. Wirakusumah (2003)
mengelompokkan HHBK ke dalam 2 bagian yaitu HHBK tangible (rotan, getah,
biji tengkawang) dan HHBK nontangible (potensi satwa, proteksi tanah, produksi
air, wanawisata dan jasa lingkungan seperti carbon sink oksigen, microclimate).
Pendapatan Masyarakat di Dalam dan Sekitar Hutan
Secara umum pengertian pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai
suatu peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi
barang atau jasa. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktifitas
perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu
periode tertentu. Sumber daya hutan sesungguhnya telah senantiasa juga
mengalirkan manfaat ekonomik langsung kepada masyarakat. Dengan kegiatankegiatan kehutanan yang baik, sumber-sumber daya hutan mampu memberikan
manfaat langsung dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Hasil hutan
merupakan sumber daya ekonomi potensial yang beragam yang menghasilkan
sederetan hasil hutan serbaguna baik hasil hutan kayu dan non kayu maupun hasilhasil hutan yang tidak kentara (Wirakusumah, 2003).
Ciri ekonomi mata pencaharian masyarakat di pedesaan, terutama di
Negara-negara berkembang adalah keberagaman. Masyarakat desa mengandalkan
pemanfaatan langsung hasil pertanian dan hutan serta berbagai sumber
pendapatan lainnya yang dihasilkan dari penjualan hasil hutan atau dari upah
bekerja (Baharuddin dan Ira, 2009).

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Nagori Simpang Raya Dasma,
Kabupaten Simalungun pada bulan April 2011 hingga Mei 2011. Desa Nagori
Simpang Raya Dasma terletak di Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun. Desa
ini memiliki luas sekitar 250 Ha dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Timur

: Keluarahan Panei Tongah

Sebelah Selatan

: Nagori Mekar Sari

Sebelah Barat

: Nagori Sipoldas

Sebelah Utara

: Nagori Panombean Panei

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera untuk
dokumentasi, alat tulis dan perangkat komputer untuk mengolah data.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuisisoner
sebagai bahan wawancara dan laporan hasil penelitian terdahulu.

Metode Penelitian
Metode pengambilan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang dibutuhkan berupa karakteristik responden
(pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi), jenis-jenis dan jumlah tanaman yang
ditaman dalam praktik agroforestri serta komponen-komponen biaya dalam
agroforestri. Sedangkan data sekunder yang dibutuhkan adalah data umum yang

Universitas Sumatera Utara

terdapat di instansi pemerintah desa dan kehutanan serta lembaga terkait lainnya.
Dalam pengambilan sampel akan digunakan metode sensus yaitu sampel yang
diambil adalah seluruh petani yang memiliki lahan agroforestri di Desa Nagori
Simpang Raya, Kabupaten Simalungun yakni sebanyak 30 KK.
Teknik pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan cara:
1. Identifikasi jenis-jenis produk agroforestri dan observasi
Observasi merupakan pengamatan atau survey di lapangan.
2. Kuisioner dan wawancara
Kuisioner berisikan sekumpulan pertanyaan yang ditujukan kepada semua sampel
dalam penelitian. Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung untuk menggali informasi dari tiap individu.
3. Studi pustaka/dokumentasi
Data-data sekunder dapat diperoleh dari studi pustaka.
4. Keseluruhan data, baik primer maupun skunder kemudian ditabulasikan sesuai
dengan kebutuhan sebelum dilakukan pengolahan dan analisis data. Data
primer dianalisis secara deskriptif sesuai dengan tujuan peneliti. Sedangkan
data kualitatif diolah secara tabulasi.
Teknik untuk memperoleh informasi dan data dari responden dilakukan
dengan wawancara dan dengan pengamatan langsung di lapangan. Informasi yang
diperoleh diantaranya:
a. Identifikasi responden (umur, pekerjaan, luas lahan yang dimiliki, pendapatan,
pendidikan, jumlah tanggungan)

Universitas Sumatera Utara

b. Jenis

produk

agroforestri

yang

ditanam,

jumlahnya

dan

frekuensi

pengambilannya (baik hasil hutan kayu atau HHBK, pertanian, peternakan).
Analisis Data
Nilai ekonomi produk agroforestri
Data diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan melalui wawancara dan
kuisioner kemudian dianalisis secara kuantitatif. Nilai produk agroforestri untuk
setiap jenis per tahun yang diperoleh masyarakat dihitung dengan cara:
a. Harga barang hasil hutan (manfaat tangible) yang diperoleh dianalisis dengan
pendekatan harga pasar (jika sudah dikenal harga pasarnya), harga relatif (jika
belum dikenal harga pasarnya tapi dapat ditukarkan/dibandingkan dengan nilai
yang telah ada di pasar) dan biaya pengadaan (jika belum dikenal harga
pasarnya dan tidak termasuk dalam sistem pertukaran).
b. Menghitung nilai rata-rata jumlah barang yang diambil per responden per
jenis.

X

= rata-rata jumlah barang yang diambil

Xi

= jumlah barang yang diambil responden

n

= jumlah pengambil per jenis barang

c. Menghitung total pengambilan per unit barang per tahun
TP = RJ x FP x JP
TP = total pengambilan per tahun
RJ = rata-rata jumlah yang diambil
FP = frekuensi pengambilan
JP = jumlah pengambil

Universitas Sumatera Utara

d. Menghitung nilai ekonomi produk agroforestri per jenis barang per tahun
NH = TP x HH
NH

= nilai produk agroforestri per jenis

TP

= total pengambilan (unit/tahun)

HH

= harga produk agroforestri

e. Menghitung persentase nilai ekonomi dengan cara:

% NE

= persentase nilai ekonomi

NEi

= nilai ekonomi produk agroforestri per jenis

∑NE

= jumlah total nilai ekonomi dari seluruh produk agroforestri

f. Menghitung pendapatan total, pendapatan dari dalam dan luar hutan
Pendapatan total

= jumlah rata-rata pendapatan per tahun

Pendapatan dari agroforestri = jumlah nilai ekonomi dari seluruh jenis
Pendapatan luar agroforestri = selisih antara pendapatan total dengan
pendapatan dalam hutan
Tingkat kontribusi dapat dihitung dengan rumus:

(Affandi dan Patana, 2002)

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden
Jumlah penduduk Desa Nagori Simpang Raya Dasma menurut sensus
terakhir tahun 2011 sebanyak 829 jiwa atau sekitar 206 kepala keluarga dengan
rincian jumlah laki-laki sebanyak 446 jiwa dan perempuan sebanyak 380 jiwa.
Responden yang diambil sebanyak 30 KK memiliki lahan agroforestri berkisar 15
rante (0,6 Ha) hingga 50 rante (2 Ha) dengan jenis tanaman yang bervarisasi di
setiap lahannya. Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitian ini
berdasarkan umur, pekerjaan, jumlah anggota keluarga dan pendidikan dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Responden
No
1

2

3

4

Identitas Responden
Umur (tahun)
21-30
31-40
41-50
51-60
> 60
TOTAL
Pekerjaan
Pedagang
Pensiunan
Petani
PNS
Wiraswasta
TOTAL
Jumlah Anggota Keluarga
1-3
4-6
7-9
>9
TOTAL
Pendidikan
SD
SMP
SMA
S1
TOTAL

Jumlah (orang)

Proporsi (%)

2
6
4
11
7
30

6,7
20
13,3
36,7
23,3
100

4
5
14
2
5
30

13,3
16.7
46,7
6,7
16,7
100

9
11
6
4
30

30
36,7
20
13,3
100

7
7
14
2
30

23,3
23,3
46,7
6,7
100

Responden yang memiliki dan mengelola lahan agroforestri di desa ini
paling banyak berada dalam kelompok usia antara 51 – 60 tahun (36,7%) dimana

Universitas Sumatera Utara

dalam hal ini responden berada pada usia yang produktif. Lebih jauh
Tjakrawiralaksana (1983) menjelaskan bahwa tenaga kerja yang dipergunakan
dalam usahatani dapat berupa tenaga kerja pria dewasa, tenaga kerja wanita
dewasa, dan tenaga kerja anak-anak. Sebagai batasan tenaga kerja dewasa sering
dipakai batasan umur 15 tahun ke atas, sedangkan tenaga kerja anak-anak
termasuk batasan 15 tahun ke bawah.
Pekerjaan utama responden pada umumnya adalah petani (46,7%). Hal ini
menunjukkan bahwa di desa ini masyarakatnya memang mayoritas bekerja
sebagai petani. Bila dilihat dari segi jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam
kegiatan agroforestri, responden umumnya memiliki jumlah anggota keluarga
berkisar 4 – 6 orang (36,7%). Banyaknya jumlah anggota keluarga yang terlibat
dalam kegiatan agroforestri ini mempengaruhi tingkat pemasukan maupun
pengeluaran petani itu sendiri. Menurut Muljadi (1987), makin banyak luas
garapan, makin banyak tenaga kerja yang tercurah. Perbedaan curahan tenaga
kerja antara berbagai macam kegiatan disebabkan oleh luas garapan yang berbeda,
dimana curahan tenaga kerja cenderung berbanding lurus dengan luas garapan.
Pada lahan yang cukup luas, masyarakat umumnya menyewa tenaga kerja sekitar
3 – 6 orang. Masyarakat umumnya mempekerjakan tenaga kerja yang disewa pada
saat panen raya yaitu untuk membantu mengumpulkan hasil panen raya, namun
ada juga masyarakat yang menyewa tenaga kerja per bulan.
Tingkat pendidikan responden di desa ini umumnya adalah SMA yaitu 14
orang (46,7%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sudah
cukup tinggi. Tingkat pendidikan masyarakat di desa ini sangat berpengaruh

Universitas Sumatera Utara

terhadap kemampuan masyarakat untuk menyerap informasi (IPTEK) dan lebih
terampil dalam mengelola lahan agroforestri.
Pola Agroforestri
Lahan agroforestri yang dimiliki masyarakat Desa Nagori Simpang Raya
Dasma ini adalah tanah warisan. Pada dasarnya, lahan agroforestri di desa ini
sejak dahulu memang sudah ditumbuhi tanaman durian dan tanaman liar seperti
aren. Lahan ini juga ditanami tanaman sayuran dan buah-buahan. Mereka
memanfaatkan tanah kosong di sekitar tanaman durian untuk ditanam tanaman
lainnya. Umumnya hal ini dilakukan mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan
mereka sehari-hari dimana mereka dapat mencukupi kebutuhan pangan dari lahan
mereka sendiri. Namun seiring kemajuan pengetahuan, mereka kemudian
melakukan penanaman jenis tanaman lainnya di sekitar durian dengan lebih
intensif atau lebih dikenal dengan pola agroforestri. Hal ini sejalan dengan
pendapat Irwanto (2007) yang menyatakan bahwa dengan pola tanam
agroforestri/tumpang sari dapat dikatakan bahwa masyarakat sudah dapat
memanfaatkan lahan kosong (lahan yang tidak produktif) untuk menanam jenisjenis tanaman lain (tananam palawija dan setahun).
Pola agroforestri di desa ini dapat diklasifikasikan dalam dua pola, yaitu
pola agrisilvikultur dan pola agrosilvopastura. Sardjono, dkk (2003) mengatakan
bahwa agrisilvikultur adalah sistem agroforestri yang mengkombinasikan
komponen kehutanan (tanaman berkayu atau woody plants) dengan komponen
pertanian (tanaman non-kayu). Tanaman berkayu dimaksudkan yang berdaur
panjang (tree crops) dan tanaman non-kayu dari jenis tanaman semusim (annual
crops). Pada pola agrisilvikultur di desa ini terdapat komponen tanaman

Universitas Sumatera Utara

kehutanan dengan komponen tanaman pertanian. Kombinasi pada pola ini
meliputi komponen kehutanan seperti alpukat, aren, durian, kemiri dan petai serta
komponen pertanian seperti cabai, cengkeh, coklat, jagung, kacang tanah, kelapa,
kopi, kunyit, mangga, nenas, pinang, pisang, serai dan ubi kayu. Salah satu contoh
pola agrisilvikultur dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Pola Agrisilvikultur Tanaman Kopi dengan Durian

Sardjono, dkk (2003) mengatakan bahwa agrosilvopastura adalah
pengkombinasian komponen berkayu (kehutanan) dengan pertanian (semusim)
dan sekaligus peternakan/binatang pada unit manajemen lahan yang sama. Pada
pola agrosilvopastura di desa ini terdapat komponen tanaman kehutanan,
pertanian dan peternakan seperti ayam dan bebek. Pada pola-pola agroforestri di
desa ini, proporsi masing-masing jenis tanaman tidak beraturan. Hal ini
disebabkan kebutuhan setiap responden tidak sama dan tidak adanya perencaan
untuk menanam jenis tanaman tertentu, sehingga tanaman yang ditanam dalam
lahan agroforestri ini beragam jenis dan beragam jumlahnya per jenis. Hal ini
didukung hasil penelitian Widiarti dan Sukaesih (2008) yang menyatakan bahwa
petani dalam memilih jenis tanaman yang diusahakan tidak melalui perencanaan

Universitas Sumatera Utara

yang matang, melainkan tergantung ketersediaan bibit di wilayahnya. Pada kebun
campuran, jarak tanam umumnya tidak teratur, jumlah pohon setiap jenis
bervariasi, demikian juga dalam satu jenis dijumpai variasi umur berbeda. Pola
agrosilvopastura dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Pola Agrosilvopastura

Keragaman

jenis-jenis

tanaman

ini

dianggap

mampu

mengatasi

permasalahan dalam hal pendapatan rumah tangga. Masyarakat dapat sewaktuwaktu menuai hasil dan memperoleh pendapatan dari produk agroforestri yang
mereka tanam. Dengan adanya pola agroforestri, beberapa jenis tanaman dapat
diproduksi setiap waktu dan kapan saja tergantung jenis tanamannya. Hal ini
dikarenakan jenis tanaman yang terdapat di lahan agroforestri bermacam-macam,
ada yang dapat dipanen setiap hari (air nira), setiap minggu (kayu bakar), setiap
bulan (coklat), setiap tahun (durian) dan bahkan ada setiap enam bulan (jagung).
Dengan demikian, terdapat variasi pemanenan antara masing-masing jenis produk
agroforestri yang juga menyebabkan variasi waktu dalam memperoleh
penghasilan dari produk agroforestri. Hal ini sejalan dengan pernyataan Widiarti
dan Sukaesih (2008) yaitu pola tanam kebun campuran memberikan penghasilan

Universitas Sumatera Utara

yang bervariasi yakni bersifat rutin, harian, mingguan, bulanan, musiman dan
tahunan sehingga kebun campuran memberikan hasil secara berkelanjutan bagi
para petani. Berdasarkan hasil penelitian di desa ini, praktik agroforestri memiliki
beberapa keunggulan. Adapun keunggulan-keunggulan dari agroforestri ini yaitu
(a) pengolahan dan pemanfaatan lahan yang lebih efektif dan efesien, (b)
kesinambungan ekologi dan ekonomi tetap terjaga, (c) pendapatan yang diperoleh
dari praktik agroforestri adalah setara atau bahkan bisa lebih besar ketimbang
pendapatan di luar agroforestri, (d) waktu panen dapat bervariasi antara satu
produk agroforestri dengan produk lainnya, dan (e) dapat mengurangi kerugian
akibat gagal panen terhadap salah satu produk agroforestri.
Jenis-Jenis Produk Agroforestri
Masyarakat di Nagori Simpang Raya Dasma memanfaatkan produkproduk agroforestri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari (seperti
penggunaan kayu bakar dan hasil ternak/telur) dan juga sebagian besar produkproduk tersebut dijual untuk menambah penghasilan rumah tangga. Jenis-jenis
produk agroforestri yang dimanfaatkan oleh masyarakat Nagori Simpang Raya
Dasma dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis-Jenis Produk Agroforestri
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Produk AFO
Komponen Kehutanan
Alpukat (Parsea americana)
Aren (Arenga pinnata)
Durian (Durio zibethinus)
Kemiri (Aleurites moluccana)
Petai (Parkia speciosa)
Komponen Pertanian
Cabai (Capsicum annuum)
Cengkeh (Eugenia caryophyllus)
Coklat (Cacao)

Jumlah Pengambil (orang)

Proporsi

3
15
30
9
3

2.07%
10.34%
20.69%
6.21%
2.07%

2
2
23

1.38%
1.38%
15.86%

Universitas Sumatera Utara

9
10

Jagung (Zea mays)
Kacang Tanah (Arachis hypogeae)

5
3

3.45%
2.07%

11
12

Kelapa (Cocos nucifera)
Kopi (Coffea spp)

1
9

0.69%
6.21%

13
14

Kunyit (Curcuma domestica)
Mangga (Mangifera indica)

1
1

0.69%
0.69%

15
16

Nenas (Ananas comous)
Pinang (Areca catecha)

1
2

0.69%
1.38%

17
18

Pisang (Musa paradisiaca)
Serai (Andropogon nardus)

3
1

2.07%
0.69%

19

3

2.07%

20
21

Ubi kayu (Manihot esculenta)
Komponen Peternakan
Telur Ayam
Telur Bebek

3
3

2.07%
2.07%

22

Komponen lain
Kayu Bakar

22

15.17%

TOTAL

145

100%

Produk agroforestri yang dimanfaatkan masyarakat Nagori Simpang Raya
Dasma, antara lain :
1. Alpukat
Alpukat merupakan tanaman hutan yang dapat dimanfaatkan buahnya.
Selain buahnya, rantingnya juga dapat dimanfaatkan untuk kayu bakar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada sebanyak 3 responden (10%) yang
memanfaatkan alpukat dari 30 responden. Pohon alpukat yang sudah berbuah
biasanya langsung diborong oleh agen. Sebuah pohon alpukat dalam masa panen
rayanya dapat menghasilkan ± 200 kg buah alpukat dan dijual seharga Rp
5.000/kg. Pada masa panen liar, buah yang dipanen hanya dikonsumsi pribadi
oleh keluarga karena buah yang dihasilkan tidak begitu banyak.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3. Alpukat Sebagai Penaung Tanaman Coklat

Alpukat biasanya tumbuh diantara coklat sebagai penaung seperti yang
terlihat pada Gambar 3. Pada umumnya, pohon alpukat tumbuh tidak beraturan di
lahan agroforestri sehingga memiliki pola menyebar. Berdasarkan hasil
wawancara terhadap responden, tanaman penaung seperti alpukat sangat
diperlukan coklat dalam mengatur intensitas penyinaran matahari dan daun-daun
yang gugur dari pohon penaung akan menambah bahan organik tanah sehingga
menambah kesuburan tanah. Hal yang setara juga dikemukakan oleh Susanto
(1994) yang menyatakan bahwa tanaman coklat menghendaki keadaan yang
terlindung, suhu tidak terlalu tinggi, kelembaban cukup dan angin tidak terlalu
kencang sehingga penaung coklat sangat diperlukan dalam pengaturan intensitas
sinar matahari, tinggi suhu, kelembaban udara, menahan angin, menambah unsur
hara dan bahan organik, menekan tumbuhan gulma dan memperbaiki struktur
tanah. Buah alpukat memang bukanlah buah komersil di desa ini sehingga
pemanfaatannya memang masih kurang. Namun bukan berarti tanaman ini tidak
dimanfaatkan sama sekali oleh masyarakat desa. Petani yang memanfaatkan

Universitas Sumatera Utara

tanaman ini juga meberikan penghasilan setiap tahunnya, walaupun tidak sebesar
hasil penjualan tanaman lainnya.
2. Aren
Aren termasuk famili Palmae dapat tumbuh di berbagai tempat. Banyak
hasilnya yang telah dimanfaatkan seperti lahang/gula, kolang-kaling/buah aren,
tepung aren dan sebagainya (Kartasapoetra, 1992). Aren merupakan salah satu
produk agroforestri yang dimanfaatkan masyarakat di desa ini. Tumbuhan ini
tumbuh subur secara alami di lahan agroforestri sejak dahulu. Ada juga aren yang
sengaja ditanam oleh masyarakat tetapi produksinya

Dokumen yang terkait

Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 1997

2 111 115

Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Masyarakat (Studi Kasus : Nagori Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)

9 82 129

Inventarisasi Agroforestri Sebagai Pendukung Agropolitan Di Kabupaten Simalungun

8 40 94

Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Raya

2 36 189

Kontribusi Hutan Rakyat Kemenyan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)

2 53 66

Analisis Ketimpangan Pendapatan Rumah Tangga Kaitannya Terhadap Pengembangan Wilayah(Studi Kasus : Daerah Pantai, Dataran Rendah, Dan Dataran Tinggi Pegunungan Kabupaten Deli Serdang)

2 21 140

Pengaruh Pendidikan Dan Sosial Ekonomi Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Desa Saribu Asih Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun

2 34 113

Kontribusi pengelolaan agroforestri terhadap pendapatan rumah tangga petani (Studi Kasus: Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 110

Kontribusi Pengelolaan Agroforestri Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Studi Kasus Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 4 36

Kontribusi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Di Pantai Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang.

0 0 1