MutuKuat Tekan Beton Beton

Perkuatan struktur biasanya dilakukan sebagai upaya pencegahan sebelum struktur mengalami kehancuran sedangkan perbaikan struktur diterapkan pada bangunan yang telah rusak sebagai upaya untuk mengembalikan fungsi struktur seperti semula. Pemilihan metode perkuatan harus memperhatikan beberapa hal yaitu kapasitas struktur yang akan diperkuat, lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang tersedia, kemampuan tenaga pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu pelaksanaan dan biaya perkuatan.

2.2 Sifat Bahan

2.2.1 Beton

2.2.1.1 MutuKuat Tekan Beton

Beton adalah bagian dari konstruksi yang dibuat dari campuran beberapa material, sehingga mutunya akan sangat tergantung pada kondisi material pembentuk beton dan proses pembuatannya. Untuk mendapatkan mutu yang optimal maka bahan dan proses pelaksanaannya harus dikendalikan. Jika semua bahan pembentuk beton merupakan material dengan kualitas dan komposisi yang baik, maka hal lain yang mempengaruhi mutu beton adalah kadar airnya. Beton dengan kadar air yang rendah akan menghasilkan mutu beton yang lebih tinggi namun akan sulit dalam proses pengecorannya workability rendah, sedangkan beton dengan kadar air yang tinggi akan menghasilkan beton dengan mutu yang lebih rendah tetapi lebih mudah dalam proses pengecorannya workability tinggi. Dalam perencanaan mutu beton, biasanya output yang dihasilkan adalah f c ’dalam satuan Mpa. Namun dalam spesifikasi teknis suatu proyek, yang tercantumkan adalah mutu beton dengan menggunakan beton K. Mutu beton K adalah kuat tekan karakteristik beton kgcm 2 dengan benda uji kubus sisi 15 cm. Kuat tekan karakteristik ialah kuat tekan dimana dari sejumlah besar hasil- hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5 saja. Yang diartikan dengan kuat tekan beton ialah kuat tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi 15 +0,06 cm pada umur 28 hari. Sedangkan f c ’ adalah kuat tekan beton yang disyaratkan dalam Mpa, didapat berdasarkan hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15cm dan tinggi 30cm. Perbandingan benda uji dengan kuat tekan dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Tabel Perbandingan Benda Uji dan Kuat Tekan Benda Uji Perbandingan Kuat Tekan kubus 15 x 15 x 15 1,00 kubus 20 x 20 x 20 0,95 silinder Ø15 x 30 0,83 Sumber : PBI 1971 Dalam menentukan mutu beton diperlukan ketelitian karena jika salah dalam mengkonversikan, maka mutu beton yang terpasang pada struktur akan berbeda dengan mutu beton rencana. Jika mutu beton yang terpasang di lapangan lebih rendah dari yang direncanakan, maka ada dua pilihan : 1. Dengan terpaksa struktur harus dibongkar dan dikerjakan ulang rework. 2. Dilakukan analisis pada kekuatan strukturnya dan dapat diperkuat dengan cara menambah balok dan kolom untuk memperkecil bentangan, balok dan kolom ini bisa dari bahan beton maupun baja atau memperbesar dimensi balok dan kolom tapi harus melalui perhitungan yang matang karena akan menambah beban struktur dan mengurangi ruang yang harusnya tersedia.

2.2.1.2 Kekuatan Tarik Beton