Perilaku Defl TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Perilaku Defl

Apabila balok dari nol hingga menc maka hubungan ant digambarkan menjadi Gambar 2.10 Hubun Keterangan : Daerah I : Kondisi Daerah II : Kondisi menga patahha Daerah III : Kondisi sudah m Pada kondisi lurus yang memperli pada balok dalam da efleksi pada Balok lok beton bertulang dibebani secara berangsu encapai suatu harga yang menyebabkan balok antara beban defleksi pada balok beton b adi bentuk trilinier seperti berikut: ubungan Antara Beban dan Defleksi pada Balok B ondisi praretak, dimana balok beton bertulang beba ondisi pascaretak, dimana balok beton bertulang ngalami retak namun masih terkontrol sehingga t hhancur ondisi pasca-serviceability, dimana tegangan pada h mencapai tegangan lelehnya si praretak, kurva dari beban defleksi masih m rlihatkan perilaku elastis penuh. Tegangan ta daerah ini masih lebih kecil dari tegangan gsur–angsur mulai lok tersebut patah, bertulang dapat ok Beton Bertulang bebas retak g a tidak da tulangan tarik h merupakan garis n tarik maksimum gan tarik ijinnya. Kekuatan lentur EI balok dapat diestimasi dengan menggunakan Modulus Young E c dari beton dan momen inersia penampang beton bertulang tak retak. Daerah praretak diakhiri dengan mulainya retak pertama dan mulai bergerak menuju daerah pascaretak. Hampir semua balok beton bertulang berada di daerah ini pada saat beban bekerja. Untuk suatu balok di atas tumpuan sendi- rol, retak akan semakin lebar pada daerah lapangan dan semakin ke arah tumpuan retak semakin kecil. Apabila terjadi retak, konstribusi kekuatan tarik beton sudah dikatakan tidak ada lagi. Maka, kekuatan tarik akan dipikul sepenuhnya oleh tulangan. Daerah batas kekuatan tarik dan tekan antara balok beton dan tulangan terlihat pada gambar 2.11 berikut. Gambar 2.11 Daerah Batas Kekuatan Tarik dan Tekan Pada gambar 2.11 di atas, bagian tekan atau sebatas y dipikul oleh beton dan tulangan A s ’ sedangkan bagian tarik atau daerah y ke bawah dipikul oleh tulangan A s . Berarti kekuatan lentur penampang beton telah berkurang hingga kurva beban defleksi di daerah pascaretak semakin landai dibandingkan dengan daerah praretak. Semakin besar retaknya, akan semakin berkurang kekuatan beton hingga mencapai suatu harga berupa batas bawah keruntuhan. Pada saat mencapai batas runtuh, distribusi kekuatan tarik beton terhadap balok dapat diabaikan. Pada daerah pasca-serviceability, jika beban terus bertambah, maka regangan pada tulangan tarik akan terus bertambah melebihi regangan lelehnya. Bila balok terus mengalami defleksi tanpa adanya beban tambahan dan retaknya semakin terbuka hingga letak titik penampang retak transformasinya terus mendekati garis tepi yang tertekan. Akhirnya terjadi keruntuhan tekan sekunder yang dapat mengakibatkan kehancuran total pada daerah momen maksimum dan diikuti keruntuhan.

2.8 Ragam Keruntuhan