Dalam menentukan mutu beton diperlukan ketelitian karena jika salah dalam mengkonversikan, maka mutu beton yang terpasang pada struktur akan
berbeda dengan mutu beton rencana. Jika mutu beton yang terpasang di lapangan lebih rendah dari yang direncanakan, maka ada dua pilihan :
1. Dengan terpaksa struktur harus dibongkar dan dikerjakan ulang rework. 2. Dilakukan analisis pada kekuatan strukturnya dan dapat diperkuat dengan
cara menambah balok dan kolom untuk memperkecil bentangan, balok dan kolom ini bisa dari bahan beton maupun baja atau memperbesar dimensi
balok dan kolom tapi harus melalui perhitungan yang matang karena akan menambah beban struktur dan mengurangi ruang yang harusnya tersedia.
2.2.1.2 Kekuatan Tarik Beton
Kuat tarik beton bervariasi antara 8 sampai 15 dari kuat tekannya. Karena kuat tarik yang kecil menyebabkan beton dipenuhi oleh retak-retak halus.
Retak-retak ini tidak berpengaruh besar bila beton menerima beban tekan yang menyebabkan retak menutup sehingga memungkinkan terjadinya penyaluran
tekanan. Jelas ini tidak terjadi bila balok menerima beban tarik. Meskipun biasanya diabaikan dalam perhitungan desain, kuat tarik tetap
merupakan sifat penting yang mempengaruhi ukuran beton dan seberapa besar retak yang terjadi. Selain itu, kuat tarik dari batang beton diketahui selalu akan
mengurangi jumlah lendutan. Karena kuat tarik beton tidak besar, hanya sedikit usaha yang dilakukan untuk menghitung modulus elastisitas tarik dari beton.
Namun, berdasarkan informasi yang terbatas ini, diperkirakan bahwa nilai modulus elastisitas tarik beton sama dengan modulus elastisitas tekannya.
Kuat tarik beton tidak berbanding lurus dengan kuat tekan ultimatnya f
c
’. Meskipun demikian, kuat tarik ini diperkirakan berbanding lurus terhadap akar
kuadrat dari f
c
’. Kuat tarik ini cukup sulit diukur dengan beban-beban tarik aksial langsung akibat sulitnya memegang spesimen uji untuk menghindari konsentrasi
tegangan dan akibat kesulitan dalam meluruskan beban-beban tersebut. Sebagai akibat dari kendala ini, diciptakanlah dua pengujian yang agak tidak langsung
untuk menghitung kuat tarik beton. Keduanya adalah metode modulus keruntuhan dan uji pembelahan silinder.
2.2.1.3 Tegangan-Regangan Beton
Tegangan didefinisikan sebagai tahanan terhadap gaya-gaya luar. Jika suatu benda diberi gaya tarik atau tekan akan mengakibatkan adanya tegangan
antar partikel dalam material yang besarnya berbanding lurus dengan gaya yang diterima. Perubahan tegangan partikel ini menyebabkan adanya pergeseran
struktur material yaitu regangan atau himpitan yang besarnya juga berbanding lurus. Karena adanya pergeseran, maka terjadilah deformasi bentuk material
misalnya perubahan panjang menjadi L + ∆L atau L - ∆L. Dimana L adalah panjang awal benda dan ∆L adalah perubahan panjang yang terjadi. Rasio
perbandingan antara ∆L terhadap L inilah yang disebut strain regangan dan dilambangkan dengan ε epsilon. Dengan demikian didapatkan rumus:
= .............................................................................2.1
dimana : ε = reganganstrain
Δ l = perubahan panjang benda cm l = panjang benda mula-mula cm
Gambar 2.1
Regangan strain
Kuat tekan beton diwakili oleh tegangan tekan maksimum atau f
c
’. Perilaku beton tergantung pada hubungan regangan-tegangan yang terjadi di
dalam beton dan juga jenis tegangan yang dapat ditahan. Hal ini mengakibatkan kurva hubungan tegangan-regangan untuk tiap beton berbeda-beda tergantung
nilai kuat tekannya seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2.2
Kurva Tegangan Regangan Berbagai Kuat Tekan
Terlihat dari kurva tegangan-regangan beton yang berbeda, tampak bahwa umumnya kuat tekan maksimum tercapai pada saat nilai satuan regangan tekan ε’
mencapai ± 0,002. Selanjutnya nilai tegangan f
c
’ akan turun dengn bertambahnya
nilai regangan sampai dengan kuat tekan t
maksimum. Regangan tekan terluar adalah 0,003
kurva tegangan-regan
G
2.2.1.4 Modulus Elast