Hubungan Antara Kegiatan Menggambar Dengan Perkembangan Hipotesis

Pada dasarnya, setiap aktifitas yang dilakukan oleh anak usia dini melibatkan koordinasi tangan dan mata, juga gerakan motorik motorik kasar dan halus. Makin banyak gerakan yang dilakukan anak, makin banyak pula peningkatan pengembangan koordinasi yang diperlukan. Oleh karena itu dibutuhkan banyak aktifitas untuk menunjang pegembangan koordinasi tersebut. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa koordinasi antara tangan dengan mata ialah merupakan suatu gerakan penting yang dilakukan anak dalam aktifitasnya yang berupa kemampuan menolong diri dan kemampuan dalam pembelajaran.

2.3 Hubungan Antara Kegiatan Menggambar Dengan Perkembangan

Motorik Halus Sadiq 2009:6 menyatakan dalam penelitiannya kegiatan menggambar dapat digolongkan sebagai bagian dari kemampuan untuk menggunakan jari dan melakukan kordinasi antara tangan dengan mata atan dengan kata lain kegiatan menggambar sebagai bentuk dari kegiatan yang termasuk dalam motoric halus. Berdasarkan hal tersebut maka sudah pasti ada hubungan antara kegiatan menggambar dengan motorik halus. Begitu juga dengan pendapat yang disampaikan oleh Wiyani 2013:65 kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan untuk mengetahui motoric halus pada anak salah satunya dapat berupa kegiatan menggambar. Serta terakhir yaitu pendapat yang disampaikan Permata 2013:18 sama seperti pendapat yang disampaikan Wiyani bahwa untuk mengetahui perkembangan motorik halus dapat dilihat salah satunya berupa kegiatan menggambar. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, nampak bahwa dalam kegiatan menggambar memang dibutuhkan gerakan jari dan kordinasi mata dengan tangan. Kedua gerakan tersebutmerupaka indikator untuk mengatahuia perkembangan motoric halus pada anak, dalam penerapannya kegiatan yang menunjukkan perpaduan antara keduanya salah satunya dapat nerupa kegiatan menggambar. Keadaan tersebut dapat dijadikan sebagai penguat yang menunjukkan terdapat hubungan antara kegiatan menggambar dengan perkembangan motorik halus.

2.4 Hipotesis

Dilihat dari arti kata, hypo dan thesa, hypo berarti di bawah sedangkan thesa berarti kebenaran. Penggabungan dua kata tersebut kemudian disesuaikan dengan pedoman pembentukan istilah bahasa indonesia menjadi Hipotesis. Dari penggabungan arti kata itu dapat di mengerti, bahwa hipotesis masih memerlukan pengujian untuk mendapatkan kebenaran yang sebenarnya Sulthon 2006:50. Menurut Arikunto 2006;73 ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian, yaitu: 1. Hipotesis kerja, atau disebut denga hipotesis arternatif Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok. 2. Hipotesis Nol, atau disebut juga null hypotesis Ho. Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Berdasarkan teori yang ada, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hipotesis kerja Ha: Ada hubungan yang sangat tinggi antara kegiatan menggambar dengan perkembangan motorik halus pada anak usia dini di PAUD Aisyah desa Karang Pranti kecamatan Pajarakan kabupaten Probolinggo. Hipotesis Nol Ho: Tidak ada hubungan yang sangat tinggi antara kegiatan menggambar dengan perkembangan motorik halus pada anak usia dini di PAUD Aisyah desa Karang Pranti kecamatan Pajarakan kabupaten Probolinggo.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Di dalam bab ini akan di uraikan tentang: 3.1 Jenis Penelitian, 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian, 3.3 Tehnik Penentuan Subjek Penelitian 3.4 Definisi Oprasional Variabel, 3.5 Desain Penelitian, 3.6 Data dan Sumber Data, 3.7 Metode Pengumpulan Data, 3.8 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

3.1 Jenis Penelitian

Jenis dari penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto 2006:36 penelitian korelasional ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini nantinya hanya akan dicari adanya hubungan antara dua variabel saja yaitu variabel kegiatan menggambar dengan variabel perkembangan torik halus pada anak usia dini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif sesuai dengan namanya, dalam penelitian ini banyak di tuntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dan hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila disertai dengan tabel, bagan, dan gambar Arikunto, 2002:10.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan untuk penelitian dalam menggali informasi dan data yang dibutuhkan sebagai bahan kajian penelitian. Tempat atau daerah yang digunakan sebagai tempat penelitian ditentukan dengan purposive area yaitu menetukan daerah peneliti pada suatu tempat tertentu dengan maksud untuk mencari lokasi yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian disamping adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Hal ini mengacu pada pendapat Arikunto 2002:117 bahwa purposive area adalah metode yang dilakukan dengan cara menentukan daerah bukan berdasarkan strata, random atau acak tetapi berdasarkan adanya tujuan tertentu.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN MENGGAMBAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA DINI DI PAUD AISYAH

0 6 4

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN METODE KOLASE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI DI PAUD NURUSSALAM SUMBEREJO AMBULU TAHUN 2015

0 14 75

HUBUNGAN ANTARA TEKNIK FINGER PAINTING DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI DI PAUD JEMBER PERMAI 1 JEMBER TAHUN 2015

0 6 115

HUBUNGAN ANTARA TEKNIK FINGER PAINTING DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI DI PAUD JEMBER PERMAI 1 TAHUN 2015

12 62 96

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH ANTARA YANG MENGIKUTI PAUD DAN Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Antara Yang Mengikuti Paud Dan Tidak Mengikuti Paud Di Desa Kalikotes Kecamatan Kalikotes Klaten.

0 6 19

HUBUNGAN ANTARA STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DAN KASAR PADA Hubungan Antara Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Motorik Halus Dan Kasar Pada Anak Usia Toddler Di PAUD Mekarsari Desa Pucangombo Tegalombo Pacitan.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Motorik Halus Dan Kasar Pada Anak Usia Toddler Di PAUD Mekarsari Desa Pucangombo Tegalombo Pacitan.

0 2 6

HUBUNGAN ANTARA STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DAN KASAR PADA Hubungan Antara Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Motorik Halus Dan Kasar Pada Anak Usia Toddler Di PAUD Mekarsari Desa Pucangombo Tegalombo Pacitan.

0 0 15

LAPORAN AKHIR observasii

0 0 6

Makalah Keterampilan Motorik Halus pada Anak Usia Dini

0 0 3