2.2 Kajian Empiris
2.2.1 Penelitian Terdahulu Analisis tentang pengendalian bahan baku telah banyak dilakukan
sebelumnya. Berbagai model digunakan untuk menganalisis dan meningkatkan optimalisasi persediaan sehingga dapat meminimisasi biaya persediaan.
Widyastuti 2001 melakukan penelitian dengan judul Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Susu Kental Manis, studi kasus PT
Indolakto, Sukabumi. Pada penelitiannya menggunakan analisis dengan teknik EOQ, persediaan pengaman safety stock dan titik pemesanan kembali reorder
point . Bahan baku yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah susu segar,
gula, skimmed milk powder SMP. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa kebijkana perusahaan terhadap pengendalian persediaan belum optimal dan
perusahaan perlu mengurangi persediaan pengaman untuk ketiga bahan tersebut. Sofyan 2004 melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengendalian
Persediaan Bahan Baku Roti di PT Majasari Bakery, Majalengka. menganalisis persediaan bahan baku Roti di PT Majasari Bakery, Majalengka. Bahan baku yang
dianalisis adalah tepung terigu, gula pasir, telur, mentega dan ragi. Teknik pengendalian persediaan bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik MRP. Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya persediaan bahan baku metode perusahaan tidak menghasilkan biaya yang efisien dibanding empat
metode alternatif lainnya metode MRP teknik Lot for Lot, teknik EOQ tenik POQ, dan teknik PPB. Hasil penghematan dari nanalisis yang dilakukan, metode
MRP teknik POQ menghasilkan penghematan biaya tertinggi untuk pengendalian persediaan bahan baku gula pasir. Untuk keempat bahan baku lainnya yaitu bahan
baku terigu, mentega, ragi dan kelapa metode MRP teknik PPB menghasilkan penghematan biaya terbesar. Berdasarkan analisis perbandingan metode
perusahaan dengan metode alternative lainnya, metode EOQ teknik PPB adalah teknik yang mampu menghasilkan penghematan biaya persediaan tertinggi untuk
kumulatif kelima bahan baku.
Lestari 2007, menganalisis tentang Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Sengon di PT Binautama Koyone Lestari, Tasikmalaya. Berdasarkan
hasil perhitungan biaya persediaan bahan baku metode perusahaan dan simulasi metode JIT, dapat diketahui bahwa kebijaksanaan perusahaan dalam
mengendalikan persediaan bahan baku selama ini ternyata belum optimal dan biaya yang terjadi belum minimum. Dari hasil perhitungan pengendalian
persediaan bahan baku dengan menggunakan metode JIT yang disimulasikan diperoleh bahwa biaya persediaan sebesar Rp 147.343,523 per hari, sedangkan
biaya persediaan dengan metode perusahaan Rp 533.980,074 per hari. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode JIT dapat memberikan biaya
persediaan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan metode yang dijalankan perusahaan selama ini.
2.3 Kerangka Konseptual Penelitian