Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Hamil Terhadap Kehamilan Resiko Tinggi Di RSUP.H. Adam Malik Medan

(1)

Tesis Magister

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL

TERHADAP KEHAMILAN RISIKO TINGGI

DI RSUP. H. ADAM MALIK

MEDAN

OLEH :

TIGOR P. HASUGIAN

PEMBIMBING :

1. Dr. RUSLI P. BARUS, Sp.OG.K

2. Dr. YUSUF SURBAKTI, Sp.OG.K

PENYANGGAH :

1. Dr. HERBERT SIHITE, Sp.OG.K

2. Dr. M. RHIZA TALA, Sp.OG.K

3. Prof. Dr. M. FAUZIE SAHIL, Sp.OG.K

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

RSUP.H.ADAM MALIK


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi. Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang :

” PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP KEHAMILAN RESIKO TINGGI DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN”

Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran USU Medan.

2. Prof. Dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG (K), Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Dr. M. Fidel Ganis Siregar, SpOG (K), Sekretaris Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Dr. Henry Salim Siregar, SpOG (K), Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, Dr. M. Rhiza Tala, SpOG (K), Sekretaris Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; dan juga Prof. Dr. Djaffar Siddik, SpOG (K), Prof. Dr. Hamonangan Hutapea, SpOG(K), Prof. DR. dr. M. Thamrin Tanjung, SpOG (K), Prof. Dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG (K), Prof. Dr. T.M. Hanafiah, SpOG (K), Prof. Dr. Budi R. Hadibroto, SpOG (K), dan Prof. Dr. Daulat H. Sibuea, SpOG (K), Prof. M. Fauzie Sahil, SpOG(K) yang telah bersama-sama berkenan menerima saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi.


(4)

3. Dr. Rusli P. Barus, SpOG (K), dan Dr. Yusuf R. Surbakti, SpOG(K) selaku pembimbing atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan penelitian tentang

” PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP KEHAMILAN RESIKO TINGGI DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN”

4. Dr. Rusli P. Barus, SpOG (K), dan Dr. Yusuf R. Surbakti, SpOG(K) selaku pembimbing, Dr. Herbet Sihite, SpOG, Dr. M. Rhiza Tala, SpOG(K), Prof. M. Fauzie Sahil, SpOG(K) selaku penyanggah , yang penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk membimbing, memeriksa, dan melengkapi penulisan tesis ini hingga selesai.

5. Dr. Herbet Sihite, SpOG selaku Bapak Angkat saya selama menjalani masa pendidikan, yang telah banyak mengayomi, membimbing dan memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat kepada saya dalam menghadapi masa-masa sulit selama pendidikan.

6. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

7. Direktur RSUD dr. Pirngadi Medan dan dr. Rushakim Lubis, SpOG sebagai Ketua SMF Obgyn RSU dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

8. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik saya sejak awal hingga akhir pendidikan.

9. Dan kepada seluruh sejawat PPDS terima kasih banyak atas bantuan, kerjasama, dan kebersamaan kita selama ini.

Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada kedua Orang Tua Saya yang terkasih, J.Hasugian (alm) dan T br Situmorang, yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan, serta mendidik saya dengan penuh kasih sayang dari masa kanak-kanak hingga kini.


(5)

Mertua saya A. Napitupulu, MBA dan P br Simanungkalit saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan doa yang diberikan kepada saya.

Kepada istri saya tercinta Drg. Meli Novriyanti dan anak-anakku tersayang Putri Ivana Hasugian, Juan Patrick Hasugian dan Mikhael Salomo Hasugian saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas waktu dan kasih sayangnya yang telah banyak mendukung selama pendidikan, walaupun waktu selalu terasa kurang untuk kalian.

Kepada saudara/i saya, Gokma Ch. R. Hasugian,SE,Ak, Bontor P. Hasugian,ST, Riris LM Hasugian serta saudara-saudara ipar saya, Doharman Simangunsong, SE,Ak, Lita Manurung, drs. Presto Sianturi. Joshua Silaban/Novaria, Fransman,ST/Nora, Andri Napitupulu,ST/YM Siregar, David Napitupulu,SE/Fanny Samosir . Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Semoga Allah yang Maha Baik senantiasa memberikan berkah-Nya kepada kita semua.

Medan, April 2012


(6)

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN……….. 1

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Perumusan Masalah ……….4

1.3 Tujuan Penelitian ……….… 4

1.4 Manfaat Penelitian ………... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………...…… 6

2.1 KEHAMILAN RESIKO TINGGI ...………. 6

2.1.1 Definisi ... ……….... 6

2.1.2 Frekuensi .... ………... 6

2.1.3 Menentukan Kehamilan Resiko Tinggi .………. 6

2.1.4 Faktor Risiko ... 8

2.2 PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU ……….... 9

2.2.1 Pengetahuan ……….……… 9

2.2.2 Sikap ...……….……….11

2.2.3 Perilaku ...………...13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ………...……….... 17

3.1 Rancangan Penelitian ………. 17

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……….17

3.3 Populasi Penelitian ………17

3.4 Sampel Penelitian …..………...17

3.5 Kriteria Sampel ………. 18


(7)

3.5.2 Kriteria Eksklusi ………. ……. 19

3.6 Cara Kerja ...………. 19

3.7 Kerangka Penelitian ...……… 19

3.8 Analisa Data ……...……….. 20

3.9 Batasan Operasional ……….……….. 20

3.10 Etika Penelitian ... 22

BAB 4 HASIL PENELITIAN . ………. 23

BAB 5 PEMBAHASAN………. 29

5.1 Karakteristik Responden ... 29

5.2 Pengetahuan Responden tentang Kehamilan Resiko Tinggi ... 29

5.3 Sikap Responden tentang kehamilan resiko tinggi ... 30

5.4 Prilaku Responden tentang kehamilan resiko tinggi ... 30

5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Dan Pengetahuan Tentang Kehamilan Resiko Tinggi ... 30

5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Dan Sikap Tentang Kehamilan Resiko Tinggi ... 31

5.7 Hubungan Antara Peengetahuan, Sikap Dan Prilaku Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi………. . 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

6.1 Kesimpulan ... 32

6.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34


(8)

DAFTAR TABEL

TABEL 4.1 Karakteristik Responden ... 23

TABEL 4.2 Pengetahuan Responden tentang Kehamilan resiko tinggi ... 24

TABEL 4.3 Sikap Responden tentang kehamilan resiko tinggi ... 24

TABEL 4.4 Perilaku Responden tentang Kehamilan Resiko Tinggi ... 24

TABEL 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik dan Pengetahuan tentang Kehamilan Resiko Tinggi ……….. 25

TABEL 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik dan Sikap Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi ……… 26

TABEL 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik dan Perilaku Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi ………. 27

TABEL 4.8 Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Responden tentang Kehamilan Resiko Tinggi ……….. 28

TABEL 4.9 Hubungan antara Pengetahuan dan Prilaku Responden tentang Kehamilan Resiko Tinggi ……….. 28


(9)

ABSTRAK

Tujuan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi.

Tempat : Penelitian dilakukan di poliklinik ibu hamil RSUP H. Adam Malik Medan, Rumkit Kesdam Putri Hijau Medan, dan RS Haji Mina Medan. Penelitian dimulai pada bulan Februari 2012 sampai dengan besar sampel terpenuhi.

Rancangan : “cross sectional” dengan suatu penelitian survey deskriptif .

Metode : Subyek penelitian adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di poliklinik ibu hamil di RSUP H. Adam Malik Medan, Rumkit Kesdam Putri Hijau Medan, RS Haji Mina Medan dan memenuhi kriteria penelitian. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang didalamnya memuat beberapa kelompok pertanyaan mengenai : karakteristik responden, pengetahuan, sikap dan tindakan yang berhubungan dengan kehamilan risiko tinggi. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program di komputer meliputi pemasukan data dan tabulasi data. Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel distribusi ferkuensi dan untuk menguji hipotesis digunakan uji chi-square.

Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan 86 responden yang memenuhi kriteria penelitian dengan tingkat pengetahuan yang baik pada ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi hanya dijumpai sebanyak 16 responden (18,6%) sedangkan dengan tingkat penegetahuan yang kurang mencapai 33 responden (38,4%). Sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi, yang bersikap kurang hanya 8,1 % sedangkan yang bersikap baik 44,2% dan cukup 47,7%. Perilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi dijumpai sebanyak 57 responden yang sudah mempunyai perilaku baik (66,3%).

Kesimpulan : berdasarkan analisa koefisien korelasi, terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p= 0,017) dan hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan prilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p=0,022) serta hubungan yang bermakna antara sikap, prilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p=0,043).


(10)

ABSTRAK

Tujuan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi.

Tempat : Penelitian dilakukan di poliklinik ibu hamil RSUP H. Adam Malik Medan, Rumkit Kesdam Putri Hijau Medan, dan RS Haji Mina Medan. Penelitian dimulai pada bulan Februari 2012 sampai dengan besar sampel terpenuhi.

Rancangan : “cross sectional” dengan suatu penelitian survey deskriptif .

Metode : Subyek penelitian adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di poliklinik ibu hamil di RSUP H. Adam Malik Medan, Rumkit Kesdam Putri Hijau Medan, RS Haji Mina Medan dan memenuhi kriteria penelitian. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang didalamnya memuat beberapa kelompok pertanyaan mengenai : karakteristik responden, pengetahuan, sikap dan tindakan yang berhubungan dengan kehamilan risiko tinggi. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program di komputer meliputi pemasukan data dan tabulasi data. Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel distribusi ferkuensi dan untuk menguji hipotesis digunakan uji chi-square.

Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan 86 responden yang memenuhi kriteria penelitian dengan tingkat pengetahuan yang baik pada ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi hanya dijumpai sebanyak 16 responden (18,6%) sedangkan dengan tingkat penegetahuan yang kurang mencapai 33 responden (38,4%). Sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi, yang bersikap kurang hanya 8,1 % sedangkan yang bersikap baik 44,2% dan cukup 47,7%. Perilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi dijumpai sebanyak 57 responden yang sudah mempunyai perilaku baik (66,3%).

Kesimpulan : berdasarkan analisa koefisien korelasi, terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p= 0,017) dan hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan prilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p=0,022) serta hubungan yang bermakna antara sikap, prilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p=0,043).


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Oleh karena itu, Kehamilan Risiko Tinggi masih menjadi masalah pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang obstetri oleh karena dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas baik maternal maupun perinatal yang masih tinggi.

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan dan nifas.

Angka kematian ibu yang masih tinggi menunjukkan bahwa kesehatan reproduksi para ibu masih memprihatinkan. WHO (Nopember 1999)

melaporkan hampir 600.000 ibu hamil dan bersalin meninggal setiap tahun di seluruh dunia. Peristiwa ini sebagian besar (95%) terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Di negara-negara maju angka kematian ibu pertahun hanya 27 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara sedang berkembang angka kematian ibu rata-rata dapat mencapai 18 kali lebih tinggi, yaitu 480 per 100.000 kelahiran hidup. Ini disebabkan karena di Sampai saat ini kehamilan risiko tinggi masih menjadi ancaman yang besar bagi upaya meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin dimana saja di seluruh dunia. Namun pada beberapa negara maju angka intensitas ancaman tersebut kian menurun.


(12)

negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, hampir 85% persalinan masih ditangani dukun dan bidan yang kurang terlatih. Dalam hal ini, penanganan yang kurang memadai tersebut dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Data angka kematian ibu di Indonesia menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003 adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Di RS dr. Pirngadi Medan, Tobing dalam penelitiannya tahun 1984-1989 menemukan kematian

maternal pada 67,9% kelompok tidak terdaftar. Yang dimaksud dengan kelompok tidak terdaftar adalah kelompok ibu hamil yang memeriksakan dirinya kurang dari 4 kali selama kehamilannya. Akibat kurangnya pemeriksaan antenatal yang dilakukan oleh tenaga medis terlatih (bidan, dokter dan dokter ahli) banyak kasus dengan penyulit kehamilan tidak terdeteksi. Hal ini tentu saja akan menyebakan terjadinya komplikasi yang lebih besar dalam perjalanan kehamilan dan persalinannya sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang lebih besar pada ibu dan janin.

Menurut World Health Organization (WHO) Antenatal care untuk mendeteksi

dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya, yang bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal care.


(13)

Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir, oleh pemerintah telah dikembangkan fasilitas kesehatan yang berjenjang, mulai dari masyarakat pedesaan dengan bidan di desa dan Posyandu, Polindes dan KPKIA (kelompok peminat KIA) untuk ibu hamil, nifas, menyusui dan Keluarga Berencana, di tiap kecamatan dengan satu atau dua Puskesmas dengan dokter dan bidannya, serta di kabupaten dengan Rumah Sakit dan Dokter Spesialisnya.

Faktor pelayanan kesehatan yang cukup berpengaruh dalam hal ini antara lain adalah kurangnya kemudahan untuk pelayanan kesehatan maternal, asuhan medik yang kurang baik serta kurangnya tenaga dan obat-obatan yang tersedia. Sedangkan faktor sosial ekonomi yang sangat berpengaruh adalah kemiskinan, ketidaktahuan, kebodohan dan rendahnya status wanita.

Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang risiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk menentukan sikap, dan berperilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi masalah risiko kehamilan tersebut. Dan ibu memiliki kesadaran untuk melakukan kunjungan antenatal untuk memeriksakan kehamilannya,

sehingga apabila terjadi risiko pada masa kehamilan tersebut dapat ditangani secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana seorang ibu hamil mengetahui upaya pengawasan dan dimulai dari pemahaman ibu hamil tersebut terhadap suatu kehamilan risiko tinggi. Dengan mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil terhadap kehamilan risiko tinggi dapat diambil data mengenai salah satu faktor penentu dalam pengawasan


(14)

peningkatan kesejahteraaan ibu hamil dan janin dalam rangka menurunkan angka kematian ibu yang cukup tinggi di Indonesia.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan perilaku, sikap dengan perilaku tentang kehamilan risiko tinggi?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 TUJUAN UMUM

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi.

1.3.2 TUJUAN KHUSUS

1. Mengetahui karakteristik ibu hamil yang berkunjung ke poli ibu hamil meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan.

2. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan perilaku, sikap dengan perilaku tentang kehamilan risiko tinggi.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat menjadi informasi bagi masyarakat terutama ibu hamil untuk menambah pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi dimana hal ini mempunyai peranan dalam menentukan keputusan selama masa kehamilan dan persalinan serta setelah bayi lahir. Keputusan


(15)

dan tindakan ini berpengaruh terhadap kesakitan dan kesehatan, kehidupan dan kematian ibu dan bayinya sehingga dapat dilakukan upaya untuk menurunkan kematian ibu dan anak.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KEHAMILAN RISIKO TINGGI

2.1.1 Defenisi

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal.

2.1.2 Frekuensi

Frekuensi kehamilan risiko tinggi yang dilaporkan oleh beberapa peneliti berbeda-beda, tergantung dari cara penilaian faktor yang dimasukkan dalam kehamilan risiko tinggi. Rochjati (1977) dari RS dr. Sutomo Surabaya

melaporkan frekuensi kehamilan risiko tinggi 30,8%. Daely (1979) dari RS dr.

Pirngadi Medan melaporkan frekuensi kehamilan risiko tinggi 69,7% dengan kriteria tersendiri yaitu dari jumlah kasus-kasus persalinan sebagai penyebut. Tingginya angka kehamilan risiko tinggi di RS dr. Pirngadi Medan mungkin karena banyaknya kasus patologi yang dirujuk setelah ditangani di luar dan setelah terjadi komplikasi.

2.1.3 Menentukan Kehamilan Risiko Tinggi

Cara penentuan KRT dapat dengan memakai kriteria dan juga dikelompokkan berdasarkan skoring atau nilai. Kriteria yang dikemukakan oleh peneliti-peneliti


(17)

dari berbagai institut berbeda, namun dengan tujuan yang sama mencoba mengelompokkan kasus-kasus risiko tinggi.

Rochyati, dkk mengemukakan kriteria KRT adalah: primimuda, primitua, umur

35 tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145 cm,grandemulti, riwayat persalinan yang buruk, bekas seksio sesaria, pre-eklampsia, hamil serotinus, perdarahan antepartum, kelainan letak, kelainan medis, dan lain-lain.

Daely (Medan) memakai kriteria kehamilan risiko tinggi terbagi berdasarkan:

a. Komplikasi Obstetrik :

• Umur (≤19 tahun atau > 35 tahun)

• Paritas (primigravida atau para lebih dari 6) • Riwayat kehamilan yang lalu :

- ≥ 2 kali abortus

- ≥ 2 kali partus prematur

- Kematian janin dalam kandungan atau kematian perinatal - Perdarahan paska persalinan

- Pre-eklampsi dan eklampsi - Kehamilan mola

- Pernah ditolong secara obstetri operatif - Pernah operasi ginekologik

- Pernah inersia uteri

• Disproporsi sefalo pelvik, perdarahan antepartum, pre-eklampsi dan eklampsi, kehamilan ganda, hidramnion, kelainan letak pada hamil tua, dismaturitas, kehamilan pada infertilitas, persalinan terakhir ≥ 5 tahun,


(18)

inkompetensi serviks, postmaturitas, hamil dengan tumor (mioma atau kista ovarii), uji serologis lues positif.

b. Komplikasi medis

• Anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, obesitas, penyakit saluran kencing, penyakit hati, penyakit paru dan penyakit-penyakit lain dalam kehamilan.

2.1.4 Faktor Risiko

Faktor risiko merupakan situasi dan kondisi serta keadaan umum ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan dan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut bisa digolongkan sebagai faktor medis dan non medis.

Faktor non medis antara lain adalah kemiskinan, ketidak tahuan, adat, tradisi, kepercayaan, dan lain-lain. Hal ini banyak terjadi terutama pada negara berkembang, yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas. Dimasukkan pula dalam faktor non medis adalah sosial ekonomi rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba kekurangan.

Faktor medis antara lain adalah penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan obstetri, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit neonatus dan kelainan genetik.


(19)

Menurut Backett faktor risiko itu bisa bersifat biologis, genetika, lingkungan

atau psikososial. Namun dalam kesehatan reproduksi kita dapat membaginya secara lebih spesifik, yaitu:

1. Faktor demografi: umur, paritas dan tinggi badan

2. Faktor medis biologis: underlying disease, seperti penyakit jantung dan malaria.

3. Faktor riwayat obstetri: abortus habitualis, SC, dan lain-lain.

4. Faktor lingkungan: polusi udara, kelangkaan air bersih, penyakit endemis, dan lain-lain.

5. Faktor sosioekonomi budaya : pendidikan, penghasilan.

Seharusnya faktor risiko dikenali oleh ibu hamil serta keluarga sehingga ibu-ibu dengan kehamilan risiko tinggi mendapat pertolongan yang semestinya.

2.2 PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU

2.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dalam hal ini yang dimaksud adalah pengetahuan yang berkenaan dengan kehamilan risiko tinggi.

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu: 1) Tahu (know) hal ini diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah


(20)

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tempat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (aplication) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

4) Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.

5) Sintesis (synthesis), menunjukkan kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation), hal ini berkaitan dengan kemampuan melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi/objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

Aspek-aspek pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi yang dinilai meliputi :

1. Pengertian tentang kehamilan risiko tinggi 2. Risiko kehamilan ditinjau dari segi usia


(21)

3. Faktor yang berpengaruh pada kehamilan risiko tinggi. 4. Tanda-tanda kehamilan risiko tinggi

5. Tujuan pengawasan kehamilan.

6. Pengaruh kehamilan risiko tinggi pada kesehatan ibu dan janin. 7. Keluhan yang mengarah pada kehamilan risiko tinggi.

8. Hal-hal yang bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin saat kehamilan, melahirkan dan nifas.

Pengetahuan dinilai berdasarkan total skoring dari nilai yang diberikan pada setiap pertanyaan. Kemudian total skoring diklasifikasikan dalam tingkat pengetahuan: kurang, cukup, baik.

2.2.2 Sikap

Merupakan reaksi/respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus/objek. Manifestasi sikap ini tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

Newcomb, seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap merupakan

kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

Allport menjelaskan bahwa sikap ini mempunyai 3 komponen pokok:

kepercayaan/keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. Kehidupan emosionil atau evaluasi terhadap suatu objek. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave). Ketiga komponen ini secara bersama membentuk sikap


(22)

yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,

pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan yang penting.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding), memberi jawaban bila ditanya, mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan sesuatu masalah.

4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis.

Aspek-aspek sikap yang dinilai pada kehamilan risiko tinggi meliputi: 1. Manfaat pemeriksaan kehamilan yang teratur.

2. Bahaya kehamilan usia muda dan usia tua.

3. Peranan KB dalam mencegah kehamilan risiko tinggi. 4. Penyuluhan kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil 5. Keterlambatan mencari pertolongan.


(23)

7. Pentingnya penyuluhan kehamilan risiko tinggi pada saat pranikah.

2.2.3 PERILAKU

Yang dimaksud dengan perilaku adalah suatu tindakan atau aktifitas manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis dan lain-lain. Dari uraian diatas maka yang disebut perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak diamati pihak luar. Skinner seorang ahli

psikologi, merumuskan bahwa perilaku adalah merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus, membedakan ada 2 tipe respon:

1) Responden respons (reflexive) adalah respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan tertentu.

2) Operant respons (instrumental repons) yakn respon yang timbul dan

berkembang yang kemudian diikuti oleh stimulus tertentu.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku dibedakan menjadi:

1) Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Misalnya seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.


(24)

Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat dilihat atau diamati orang lain. Misal seorang ibu memeriksakan kehamilannya secara teratur.

Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner tersebut maka perilaku kesehatan

adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit/penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)

Adalah perilaku atau usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek yaitu :

a) Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan bila sakit serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.

c) Perilaku gizi, dimana makanan dan minuman dapat mempengaruhi kesehatan seseorang.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health

seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan


(25)

3. Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan baik fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.

Proses adopsi perilaku, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Rogers (1974)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu :

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus/objek terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya.

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption, kemudian orang mulai mencoba berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa

perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas.

Cara mengukur indikator perilaku atau memperoleh data atau informasi tentang indikator perilaku dapat dilakukan melalui pengamatan (observasi) dan

dapat pula melalui wawancara lewat rangkaian pertanyaan.

Aspek-aspek perilaku yang dinilai tentang kehamilan risiko tinggi meliputi: 1. Informasi tentang kehamilan risiko tinggi


(26)

3. Kehamilan yang direncanakan. 4. ANC selama hamil.

5. Tindakan terhadap kehamilan risiko tinggi. 6. Rujukan pasien dengan kehamilan risiko tinggi.

7. Tindakan yang dilakukan berkaitan dengan anjuran petugas kesehatan.


(27)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan suatu penelitian survey deskriptif dengan rancangan

cross sectional.

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di poliklinik ibu hamil RSUP H. Adam Malik Medan, Rumkit Kesdam Putri Hijau Medan, dan RS Haji Mina Medan. Penelitian akan dimulai pada bulan Februari 2012 sampai dengan besar sampel terpenuhi.

3.3 POPULASI PENELITIAN

Populasi penelitian adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di poliklinik ibu hamil di RSUP H. Adam Malik Medan, Rumkit Kesdam Putri Hijau Medan, RS Haji Mina Medan dan memenuhi kriteria penelitian.

3.4 SAMPEL PENELITIAN

Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan rumus :

(

)

2 2

2 / 5 , 0

d

pq


(28)

Dimana :

Z2

Nilai α = 0,05  Z = 1,96

(0,5 – α / 2) = nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya tergantung nilai α yang ditentukan

P = Proporsi kehamilan ibu yang berisiko tinggi

Berdasarkan jumlah kunjungan ANC selama periode Januari – Desember 2011 di PIH RSUP H. Adam Malik Medan sebanyak 1629 kunjungan pasien, dan dijumpai kasus KRT 241 kunjungan pasien, maka proporsi kehamilan risiko tinggi 14,79%

Nilai α q = 1 – p  1 – 0,1479 = 0,8520 d = tingkat ketepatan  0,075

( ) (

) (

)

(

)

orang

n 86,05 86

075 , 0

8520 , 0 1479 , 0 96 , 1

2 2

≈ =

3.5 KRITERIA SAMPEL

3.5.1 KRITERIA INKLUSI

a. Pasien yang memeriksakan kehamilannya di RSUP. H. Adam Malik, Rumkit Kesdam Putri Hijau, dan RS Haji Mina.

b. Pendidikan minimal SMP atau sederajat

c. Menyetujui mengikuti penelitian dengan menandatangani informed consent.


(29)

3.5.2 KRITERIA EKSKLUSI

Tidak bersedia ikut dalam penelitian

3.6 CARA KERJA

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang didalamnya memuat beberapa kelompok pertanyaan mengenai: karakteristik responden, pengetahuan, sikap dan prilaku yang berhubungan dengan kehamilan risiko tinggi. Kuesioner diisi oleh responden setelah diberi penjelasan tentang cara pengisian kuesioner dengan jelas.

3.7 KERANGKA PENELITIAN

Peserta ibu hamil yang datang berkunjung ke poli ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi

Dilakukan pendataan, wawancara, peserta penelitian.

Dilakukan analisa data terhadap hasil anamnese dengan pengisian


(30)

3.8 ANALISA DATA

Analisa data dilakukan dengan menggunakan program di komputer meliputi pemasukan data dan tabulasi data. Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel distribusi ferkuensi dan untuk menguji hipotesis digunakan uji chi-square.

3.9 BATASAN OPERASIONAL

• Usia adalahlama hidup sejak lahir dinyatakan dengan tahun

• Pendidikan adalah jenjang pengajaran yang dipelajari atau sedang dicapai oleh responden melalui pendidikan formal.

• Kehamilan Risiko Tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal.

• Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berhubungan dengan kehamilan risiko tinggi, yang berhubungan dengan banyaknya informasi yang dimiliki. Tingkat pengetahuan responden terhadap kehamilan risiko tinggi dinilai berdasarkan jawaban kuesioner penelitian, dan penilaian berdasarkan skoring yang diberikan. Untuk setiap jawaban yang benar diberikan nilai 1, sedangkan setiap jawaban yang salah diberikan nilai 0.

Tingkat pengetahuan :


(31)

Cukup : jika jumlah nilai 60% - 80% jumlah nilai keseluruhan

Baik : jika jumlah nilai > 80% jumlah nilai keseluruhan

• Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk menunjukkan perasaan, keyakinan dan perilaku yang menetap, yang ditunjukkan terhadap orang konsep, objek, dan pendapat tertentu. Pengukuran sikap dengan menggunakan skala Likert, setuju diberikan nilai 2, tidak setuju

diberikan nilai 1, dan tidak tahu diberikan nilai 0. Tingkat Sikap :

Kurang : jika jumlah nilai < 60% jumlah nilai keseluruhan Cukup : jika jumlah nilai 60% - 80% jumlah nilai keseluruhan Baik : jika jumlah nilai > 80% jumlah nilai keseluruhan.

• Perilaku/tindakan adalah kegiatan atau aktifitas manusia baik dapat diamati secara langsung ataupun tidak langsung. Tingkat perilaku responden terhadap kehamilan risiko tinggi dinilai berdasarkan jawaban kuesioner penelitian, dan penilaian berdasarkan skoring yang diberikan. Untuk jawaban a diberikan nilai 2, jawaban b diberikan nilai 1 sedangkan jawaban c diberi nilai 0.

Tingkat Perilaku :

Kurang : jika jumlah nilai < 60% jumlah nilai keseluruhan Cukup : jika jumlah nilai 60% - 80% jumlah nilai keseluruhan Baik : jika jumlah nilai > 80% jumlah nilai keseluruhan


(32)

3.10 Etika Penelitian

Setiap peserta penelitian yang memenuhi kriteria penerimaan akan diberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan cara penelitian yang dijalankan pada penelitian ini. Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan sukarela dari masing-masing peserta dengan menandatangani formulir pernyataan persetujuan penelitian tanpa paksaan. Setiap peserta penelitian tidak akan dibebankan biaya apapun dalam penelitian ini.


(33)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian diperoleh 86 responden yang memenuhi kriteria penerimaan. Hasil penelitian disusun menurut distribusi karateristik responden dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel.

TABEL 4.1.Karateristik Responden

Karateristik Responden Jumlah % Umur

< 20 tahun 20-24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun ≥ 35 tahun

Pendidikan

SMP SMA Sarjana

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga Petani

Karyawan Swasta PNS

Lainnya

Tempat Tinggal Dari RS

Dekat dgn fasilitas kesehatan Jauh dari fasilitas kesehatan Harus melewati pegunungan

0 5 23 26 32 39 34 13 6 8 23 5 44 54 27 5 0 5,8 26,7 30,2 37,2 45,3 39,5 15,1 7 9,3 26,7 5,8 51,2 62,8 31,4 5,8

Pada tabel 4.1 memperlihatkan karateristik responden terbanyak adalah usia responden ≥ 35 tahun sebanyak 32 responden ( 37,2 % ), pendidikan SMP sebanyak 34 ( 39,5 % ) responden dan SMA sebanyak 39 responden (45,3 %), pekerjaan lainnya 50 responden ( 58,1 % ), tempat tinggal dekat dengan fasilitas kesehatan sebanyak 54 responden ( 62,8 % ).


(34)

TABEL 4.2.Pengetahuan Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Tingkat Pengetahuan Jumlah %

Kurang Cukup Baik Jumlah 33 37 16 86 38,4 43,0 18,6 100

Pada tabel 4.2 memperlihatkan bahwa pengetahuan responden tenteng kehamilan risiko tinggi adalah baik sebanyak 16 responden ( 18,6 % ) dan pengetahuan cukup sebanyak 37 responden ( 43,0 % ).

TABEL 4.3.Sikap Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Sikap Responden Jumlah %

Kurang Cukup Baik Jumlah 7 41 38 86 8,1 47,7 44,2 100

Tabel 4.3 memperlihatkan sikap responden terhadap kehamilan resiko tinggi yang terbanyak adalah sikap cukup sebanyak 41 responden ( 47,7 % ), sikap baik sebanyak 38 responden ( 44,2 % ), dan sikap negatif sebanyak 7 responden ( 8,1 % ).

TABEL 4.4.Perilaku Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Perilaku Responden Jumlah %

Kurang Cukup Baik Jumlah 2 27 57 86 2,3 31,4 66,3 100

Tabel 4.4 memperlihatkan perilaku responden terhadap kehamilan resiko tinggi yang terbanyak adalah baik sebanyak 57 responden ( 66,3 % ), cukup


(35)

sebanyak 27 responden ( 31,4 % ), dan kurang sebanyak 2 responden( 2,3 %).

TABEL 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik dan Pengetahuan Tentang Kehamilan Resiko Tinggi

Variabel Bebas Pengetahuan Jumlah Kurang ( % ) Cukup (%) Baik (%)

Umur

< 20 tahun 20 – 24 tahun 25 – 29 tahun 30 – 34 tahun ≥ 35 tahun

Pendidikan

SMP SMA Sarjana

Pekerjaan

Ibu Rmh Tangga Petani Karyawan Swasta PNS Lainnya Tempat Tinggal Dari RS

Dekat faslts kshtn Jauh faslts kshtn Melewati gunung

0 ( 0 ) 3 ( 60 ) 12 ( 52,2 )

6 ( 23,1 ) 12 (52,2 )

18( 46,2) 10 ( 29,4 )

5 ( 38,5)

3 ( 50 ) 3 ( 37,5 )

4 (17,4 ) 4 ( 80 ) 19 ( 43,2 )

22 (40,7) 11 (40,7 )

0 (0)

0 ( 0 ) 1 (20) 7( 30,4 ) 14 ( 53,8 ) 15 ( 46,9 )

14 ( 35,9 ) 19 ( 55,9 ) 4 ( 30,8 )

2 ( 33,3 ) 3 ( 37,5 ) 16 ( 69,6 )

1 ( 20) 15 ( 34,1 )

21(38,9) 13 (48,1)

3 (60)

0 ( 0 ) 1 (20) 4 ( 17,4 ) 6 ( 23,1 ) 5 ( 15,6 )

7 ( 17,9 ) 5 ( 14,7 ) 4 ( 30,8 )

1 ( 16,7 ) 2 ( 25 ) 3 ( 13 ) 0 ( 0 ) 10 ( 62,5 )

11 (20,4) 3 (11,1) 2 (40) 0 5 23 26 32 39 34 13 6 8 23 5 44 54 27 5

Tabel 4.5 memperlihatkan karakteristik responden terbanyak mempunyai tingkat pengetahuan kurang adalah pada kelompok umur responden 25 – 29 tahun dan > 35 tahun masing-masing ( 52,2 % ), pekerjaan petani ( 44 % ) dan tempat tinggal dekat dengan RS ( 22 %). Tingkat pengetahuan baik terbanyak dijumpai pada kelompok umur > 35 tahun ( 15,6 %), pendidikan SMA ( 17,9 %) dan tempat tinggal dekat dengan fasilitas kesehatan ( 20,4 % ).


(36)

TABEL 4.6.Distribusi Responden Berdasarkan Karateristik dan Sikap Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi

Variabel Bebas Sikap Jumlah

Kurang ( % ) Cukup (%) Baik (%) Umur

< 20 tahun 20 – 24 tahun 25 – 29 tahun 30 – 34 tahun ≥ 35 tahun

Pendidikan

SMP SMA Sarjana

Pekerjaan

Ibu Rmh Tangga Petani Karyawan Swasta PNS Lainnya Tempat Tinggal Dari RS

Dekat faslts kshtn Jauh faslts kshtn Melewati pegunungan 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 7 (21,9) 5(12,8) 2 (5,9) 0 (0) 0 (0) 2 (25) 0 (0) 0 (0) 5 (10) 4 (7,4) 3 (11,1) 0 (0) 0 (0) 3 (60) 14 (60,9) 9 (39,1) 15 (46,9) 14 (35,9) 18 (52,9) 9 (69,2)

1 ( 16,7) 2 (25) 12 (52,2) 5 (100) 22 (44) 26 (48,1) 13 (48,1) 2 (40) 0 (0) 2 (40) 9 (39,1) 17 (65,4) 10 (31,4) 20 (51,3) 14 (41,2) 4 (30,8) 5 (83,3) 4 (50) 11 (47,8) 0 (0) 23 (46) 24 (44,4) 11 (40,7) 3 (44,2) 0 5 23 26 32 39 34 13 6 8 23 5 50 54 27 5

Tabel 4.6 memperlihatkan karateristik responden yang mempunyai sikap kurang dijumpai hanya pada kelompok umur ≥ 35 ( 21,9 % ), sedangkan menurut tingkat pendidikan terbanyak dijumpai pada SMP (12,8%), menurut pekerjaan terbanyak pada lainnya ( 10 % ), menurut tempat tinggal terbanyak pada jarak dekat dengan fasilitas kesehatan ( 7,4 % ). Responden dengan sikap baik terbanyak dijumpai pada kelompok umur 30-34 ( 65,4 % ), tingkat pendidikan SMP (51,3 %), pekerjaan lainnya (44%) dan tempat tinggal dekat dengan fasilitas kesehatan ( 44,4 % ).


(37)

TABEL 4.7.Distribusi Responden Berdasarkan Karateristik dan Perilaku Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi

Variabel Bebas Perilaku Jumlah Kurang ( % ) Cukup (%) Baik (%)

Umur < 20 tahun 20 – 24 tahun 25 – 29 tahun 30 – 34 tahun ≥ 35 tahun

Pendidikan

SMP SMA Sarjana

Pekerjaan

Ibu Rmh Tangga Petani Karyawan Swasta PNS Lainnya Tempat Tinggal Dari RS

Dekat faslts kshtn Jauh faslts kshtn Melewati pegunungan 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 2 (6,3) 0 (0) 2 (5,9) 0 (0) 0 (0) 2 (25) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 2 (3,7) 0 ( 0 )

0 (0) 0 (0) 2 (40) 0 (0) 14 (53,8) 11 (34,4)

8 ( 20,5 ) 17 ( 50 ) 2 ( 15,4 )

0 (0) 0 (0) 9 ( 39,1 )

1 ( 20 ) 17 (34)

14 ( 25,9) 12 ( 44,4 )

1 (20)

(0) 3 (60) 23 ( 100 ) 12 ( 46,2 ) 24 ( 59,4 )

31 ( 79,5 ) 15 ( 44,1 ) 11 ( 84,6 )

6 (100) 6 ( 75 ) 14 ( 60,9 )

4 ( 80 ) 27 ( 61,4 )

38 (70,4) 15 (55,6) 4 (80) 0 5 23 26 32 39 34 13 6 8 23 5 44 54 27 5

Tabel 4.7 memperlihatkan karateristik responden yang mempunyai perilaku kurang terhadap kehamilan resiko tinggi dijumpai hanya pada kelompok umur ≥ 35 tahun, dan tingkat pendidikan SMA ( 5,9 % ), pekerjaan petani dan tempat tinggal dekat dengan Puskesmas (3,7 %). Perilaku baik terhadap kehamilan resiko tinggi terbanyak dijumpai pada kelompok umur ≥ 35 ( 59,4 %), pendidikan SMA ( 20,5 % ), pekerjaan lainnya (61,4 %), dan tempat tinggal jauh dari fasilitas kesehatan (80 %).


(38)

Hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku dianalisis berdasarkan uji analisis statistik dengan Pearson Chi-Square.

TABEL 4.8.Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Responden tentang Kehamilan Resiko Tinggi

Sikap Pengetahuan Jumlah

Kurang ( % ) Cukup (%) Baik (%)

Kurang Cukup Baik Jumlah 5 (71,4) 21 (51,2) 7 (18,4) 33 (38,4) 0 (0) 14 (34,1) 23 (60,5) 37(43) 2 (28,6) 6 (14,6) 8 (21,1) 16 (18,6) 7 41 38 86

Dengan uji analisis statistik pearson chi square diperoleh nilai p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap responden terhadap kehamilan resiko tinggi.

TABEL 4.9. Hubungan antara Pengetahuan Dan Prilaku Responden tentang Kehamilan Resiko Tinggi

Prilaku Pengetahuan Jumlah Kurang ( % ) Cukup (%) Baik (%)

Kurang Cukup Baik Jumlah 0 (0) 6 (22,2) 27 (47,4) 33 (38,4) 0 (0) 17 (63) 20 (35,1) 37 (43) 2 (100) 4 (14,8) 10 (17,5) 16 (18,6) 2 27 57 86

Pada tabel 4.9 setelah dilakukan uji statistik dengan pearson chi square

diperoleh nilai p < 0,05 sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku responden terhadap kehamilan resiko tinggi.


(39)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian sejak Februari 2012 dan Maret 2012 didapatkan 86 responden yang memenuhi kriteria penelitian. Berdasarkan karakteristik responden dari kelompok umur terbanyak adalah kelompok usia > 35 tahun sebanyak 32 responden (37,2 %). Bila ditinjau dari tingkat pendidikan responden, tingkat pendidikan SMP terbanyak sebanyak 39 responden (45,3 %). Dalam penelitian ini kami dapatkan perbedaan antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi. Hal ini nampak dari hasil penelitian pada tingkat pendidikan SMP dengan pengetahuan kurang sebanyak 18 responden (46,2 %) tingkat pendidikan SMA dengan pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (29,4%) dan pada tingkat pendidikan perguruan tinggi dengan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (38,5%).

Beberapa pendapat mengatakan bahwa tingkat pendidikan responden dapat berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan prilaku seseorang. Dengan semakin tingginya pendidikan diharapkan memiliki wawasan pemikiran yang lebih luas pula dan pendapat ini juga terjadi sesuai dengan hasil penelitian yang kami dapatkan walaupun demikian faktor eksternal dan tetap berpengaruh.

Berdasarkan tempat tinggal responden dijumpai sebaran data terbanyak bertempat tinggal dekat rumah sakit sebanyak 54 responden (62,8%). Jauh/dekatnya tempat tinggal dapat merupakan salah satu unsur untuk mendapatkan akses informasi tentang kehamilan resiko tinggi. Namun hal ini bukan merupakan unsur utama. Fasilitas dan pengalaman penting sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap dan prilaku responden terhadap kehamilan resiko tinggi.

5.2. Pengetahuan responden tentang kehamilan resiko tinggi

Pada tingkat pengetahuan responden didapat tingkat pengetahuan cukup 37 responden (43%) dan tingkat pengetahuan baik sebanyak 16 responden (18,6%). Sedangkan dengan tingkat penegetahuan yang kurang


(40)

mencapai 33 responden (38,4%). Dari evaluasi kuesioner pada 86 responden pada pertanyan tentang hal-hal yang dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi hanya 6 responden (6,9%) yang dapat menjawab secara benar. Sedangkan usia sewaktu hamil yang merupakan kehamilan resiko tinggi sebanyak 32 responden (37,2%) mengetahuinya.

5.3 Sikap Responden tentang kehamilan resiko tinggi

Pada penelitian tentang sikap responden diperoleh sebanyak 38 responden (44,2%) yang bersikap baik artinya menyadari bahwa kehamilan resiko tinggi dapat mempengaruhi kehamilan. Dan sebanyak 7 responden (8,1 %) bersikap kuramg terhadap akibat dari kehamilan resiko tinggi.

5.4 Prilaku responden tentang kehamilanm resiko tinggi

Pada penelitian tentang prilaku responden diperoleh sebanyak 57 responden (66,3 %) yang memperlihatkan prilaku baik, sebanyak 49 responden (56,9%) sering mencari informasi tentang kehamilannya sebanyak 50 responden (58,1%) sering bertanya kepada petugas kesehatan tentang kondisi kehamilannya dan sebanyak 44 responden (51,1%) melakukan kontrol kehamilan dirumah sakit secara teratur. Sebanyak 5 responden (5,8%) mengikuti saran dan anjuran dokter.

5.5. Distribusi responden berdasarkan karakteristik dan pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi.

Hubungan karakteristik responden dengan pengetahuan responden terbanyak mempunyai tingkat pengetahuan baik terbanyak dijumpai pada kelompok umur 25-29 tahun (23,1 %), SMA (17,9%), pekerjaan lainnya (62,5%) dan tempat tinggal dekat dengan fasilitas kesehatan (20,4%). Tingkat pengetahuan kurang adalah pada kelompok umur responden 20-24 dan ≥ 35 tahun masing-masing (52,2%), tingkat pendidikan SMP (46,2%), pekerjaan lainnya (43,2%) dan tempat tinggal dekat dengan fasilitas kesehatan (40,7%).

Kalau dilihat dari tingkat pendidikan bahwa pengetahuan kurang terbanyak dijumpai pada tingkat SMP (46,2%) dan semakin berkurang dengan pada tingkat pendidikan yang semakin tinggi dimana perguruan tinggi hanya dijumpai (38,5%) dan pengetahuan baik paling banyak dijumpai pada tingkat


(41)

pendidikan perguruan tinggi (30,8%), terlihat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka pengetahuan responden terhadap kehamilan resiko tinggi semakin baik.

5.6. Distribusi responden berdasarkan karakteristik dan sikap responden tentang kehamilan resiko tinggi.

Hubungan karakteristik responden berdasarkan karakteristik dan sikap yang mempunyai sikap negatif dijumpai hanya pada kelompok umur ≥ 35 (21,9%), sedangkan menurut tingkat pendidikan terbanyak dijumpai pada SMA (12,8%), menurut pekerjaan terbanyak pada pekerjaan lainnya (10%), menurut tempat tinggal terbanyak pada jarak dekat dari fasilitas kesehatan (7,4%). Responden dengan sikap positif terbanyak dijumpai pada kelompok umur 30-34 tahun (65,4%), tingkat pendidikan SMA (51,3%), pekerjaan Ibu Rumah Tangga dan tempat timpat tinggal dekat dari fasilitas kesehatan (44,4%).

5.7 Hubungan antara pengetahuan, sikap dan prilaku responden tentang kehamilan resiko tinggi

Dengan uji analisis statistik Pearson Chi-square untuk melihat hubungan antara pengetahuan sikap dan prilaku responden terhadap kehamilan resiko tinggi diperoleh hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap (p= 0,017), hubungan antara pengetahuan dan prilaku (p= 0,022) dan hubungan antara sikap dan prilaku (p=0,043).


(42)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan penelitian “Pengetahuan, Sikap, Dan Prilaku Ibu Hamil Terhadap Kehamilan Resiko Tinggi Di RSUP H. Adam Malik Medan” dapat disimpulkan:

1. Tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi masih kurang dimana tingkat pengetahuan baik hanya dijumpai sebanyak 16 responden (18,6%).

2. Sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi, yang bersikap kurang hanya 8,1 % sedangkan yang bersikap baik 44,2% dan cukup 47,7%. 3. Prilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi sebagian besar

sudah mempunyai prilaku baik (66,3%).

4. Pada analisa koefisien korelasi, terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p= 0,017) hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan prilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p=0,022) dan hubungan yang bermakna antara sikap, prilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p=0,043).


(43)

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penyuluhan dengan strategi pendekatan resiko berbasis keluarga dimana ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan diberikan formulir tentang hal-hal yang termasuk kehamilan resiko tinggi dan peningkatan upaya gerakan pemeriksaan antenatal yang berkualitas dalam upaya mencari kasus-kasus kehamilan resiko tinggi.

2. Perlu dilakukan suatu gerakan yang dapat meningkatkan pengawasan ibu hamil.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada instansi terkait dalam menurunkan angka kematian ibu, misalnya Dinas kesehatan dan LSM.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

1. Roeshadi RH. Gangguan dan penyulit pada masa kehamilan.

Available at

2. Rochjati P. Sistem rujukan dalam pelayanan kesehatan reproduksi Dalam Bunga rampai obstetri dan ginekologi sosial. Martadisoebrata D. dkk. Ed.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Jakarta.2005: 258-75.

3. Tobing B. Luaran ibu dan anak pada persalinan terdaftar dan tidak terdaftar di RSUP H. Adam Malik dan RS. Dr. Pirngadi Medan.Tesis. Universitas Sumtera Utara. Medan. 1999.

4. Surjaningrat S. Kematian maternal. Dalam: llmu Kebidanan. Edisi III,Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 1999: 22-7.

5. Saifuddin A.B. Upaya Safe Motherhood dalam Buku Acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Penerbit JNPKR-POGI dan YBPSP Jakarta . 2002:1-9.

6. Manuaba IBG, Rochjati P, Martaadisoebrata D. Strategi pendekatan resiko. Dalam: Bunga rampai obstetri dan ginekologi sosial. Martaadisoebrata D.(Ed.). Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Jakarta. 2005:243-57.

7. Saifuddin AF. Kesehatan dalam perspektif sosial. Dalam: Bunga rampai obstetri dan ginekologi sosial. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2005: 21-35.

8. Sadli S.Kesehatan reproduksi perempuan dan hak asasi manusia. Dalam: Bunga rampai obstetri dan ginekologi sosial. Martadisoebrata D. dkk. Ed. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Jakarta.2005: 48-63.

9. Muchtar R. Kasus-kasus resiko tinggi. Dalam: Lutan D. Ed. Sinopsis obstetri: Obstetri operatif, obstetri sosial. Ed. 2. Jilid 2. EGC. 1998: 201-06.

10. World Health Organization (WHO). Maternal Mortality in 2000. Department of Reproductive Health and Research WHO, Geneva . 2004.


(45)

maternal mortality. Institute of Development studies, Brighton. 1996.

12. The white ribbon alliance. Awarneness, mobilization, and action for safe motherhood: A field guide. 2000. Available at:

13. Praptohardjo U. Mengapa angka kematian ibu di Indonesia masih tertinggi di Asean. Dibacakan di PIT XVI, Mataram, 2007. 14. Sojonoes A. Audit maternal perinatal. Dalam: Bunga rampai

obstetri dan ginekologi sosial. Martaadisoebrata D. dkk. Ed. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Jakarta.2005: 276-90.

15. Notoatmodjo S. Konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Dalam: Pendidikan dan perilaku kesehatan. Rieneka cipta. Jakarta. 2003:114-34.

16. Grady GR.,Tanfer K.,Billy JOG., Hanson JL Mens perception of their roles and responsibilities regarding sex.contraception and childrearing. Familiy Planning Perspectives, 28,1996: 221-26. 17. Pillai G. Reducing deaths from pregnancy and childbirth Asia.

Available at:

18. Maria Stopes International: Safe motherhood, essential healthcare and human right. Available at:

19. Urassa E., Massawe., Linmark G., Nystrom L. Operational factors affecting maternal mortality in Tanzania, Health Policy and Planning. 12(1). 1997: 50-7. Juntu. Pengetahuan, sikap dan Perilaku suami tentang kehamilan resiko tinggi. Tesis. Universitas Samratulangi. Manado. 2006. 20. Pardede MNA. Pengetahuan, dan sikap perilaku suami terhadap

kehamilan resiko tinggi di RSUP. H. Adam Malik dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan. 2007.


(46)

Lampiran I

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Umur :

Kepada saya telah diberikan penjelasan mengenai prosedur penelitian

“Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko

tinggi di RSUP H. Adam Malik Medan”

dan saya telah memahaminya.

Maka dengan sadar saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian ini.

Medan, ………2012 Yang memberi persetujuan,


(47)

Lampiran II

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL

TERHADAP KEHAMILAN RISIKO TINGGI

DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

No. kuesioner :

Karakteristik responden :

1. Berapa usia ibu sekarang

a. < 20 tahun b. 20-24 tahun c. 25-29 tahun d. 30-34 tahun e. ≥ 35 tahun

2. Pendidikan terakhir yang pernah dilalui a. SMP

b. SMA c. Sarjana

3. Pekerjaan ibu sekarang a. Ibu rumah tangga b. Petani

c. Karyawan swasta d. PNS

e. Lain (sebutkan)

4. Dimana tempat tinggal saat ini

a. Dekat dengan puskesmas/fasilitas kesehatan b. Jauh dari puskesmas/ fasilitas kesehatan c. Harus melewati pegunungan.


(48)

(Buat tanda (

√ ) pada tempat jawaban sesuai dengan pendapat ibu

PENGETAHUAN

Benar Salah

1

Umur yang baik untuk merencanakan

kehamilan adalah diatas umur 20 tahun dan

sebelum umur 35 tahun.

2

Jika hamil lebih dari 5x mungkin akan

mempunyai resiko yang besar bagi ibu dan

janinnya

3

Adanya penyakit saat hamil dapat

membahayakan bagi janin dan ibunya

4

Melahirkan di usia remaja (15-19 tahun) lebih

beresiko karena belum siap secara fisik

maupun mental

5

Kalau keguguran lebih dari 2x maka kehamilan

berikutnya harus betul-betul dipersiapkan

6

Jika persalinan sebelumnya operasi cesar

maka persalinan berikutnya tidak harus operasi

juga

7

Kalau ada perdarahan sewaktu hamil maka

harus segera memeriksakan diri ke

bidan/dokter

8

Bayi mati di dalam kandungan bukan karena

diguna gunain orang lain yang tidak suka

kepada kita

9

Kontrol kehamilan sebaiknya paling sedikit 4x

selama kehamilan

10 Kalau diketahui kehamilan kita beresiko tinggi

maka kita harus lebih sering kontrol hamil

dibanding hamil normal


(49)

Bagaimana pendapat ibu mengenai pernyataan-pernyataan berikut:

SIKAP

Keterangan:

STJ : Setuju

TSTJ : Tidak setuju

TT :

Tidak tahu

PERNYATAAN

STJ TSTJ TT

1. Sebaiknya hamil pada saat usia ibu > 20

tahun

2. Jika anda termasuk peserta KB maka dapat

mengurangi kehamilan risiko tinggi

3. Pemeriksaan dan perawatan kehamilan

secara teratur pada petugas kesehatan

dapat mengetahui adanya kehamilan risiko

tinggi

4. Kontrol ke bidan/dokter sebaiknya waktu

hamil tua atau jika ada tanda-tanda mau

melahirkan saja

5. Terlambatnya mencari pertolongan sering

disebabkan ketidaktahuan tanda bahaya

kehamilan

6. Pemanfaatan posyandu/puskesmas dapat

membantu untuk mengetahui kehamilan

risiko tinggi.

7. Kontrol ke dokter spesialis hanya untuk

USG mengetahui jenis kelamin bayi

8. Jika kehamilan sebelumnya bermasalah,

misalnya keguguran, darah tinggi atau

persalinan dengan operasi maka kontrol

kehamilan berikutnya harus ke dokter atau

dokter spesialis

9. Kontrol kehamilan di bidan tua lebih bagus

daripada kontrol ke dokter spesialis yang

masih muda

10.

Melahirkan di klinik bidan sama saja

dengan melahirkan di Rumah Sakit Umum


(50)

1. Apakah ibu sering melakukan pemeriksaan kehamilan?

PERILAKU

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Cukup sekali saja

2. Apakah ibu pernah mencari informasi tentang kodisi

kehamilan sekarang?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

3. Saat pemeriksaan kehamilan, apakah ibu aktif menanyakan

kondisi kesehatan ibu pada petugas kesehatan?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

4. Bila mengetahui kehamilan ibu berisiko tinggi, apa yang ibu

lakukan?

a. Kontrol kehamilan di Rumah Sakit secara teratur

b. Kontrol kehamilan ke tempat terdekat, mis. di posyandu

c. Kontrol kehamilan saat ada keluhan saja.

5. Bila dokter menyatakan bahwa kehamilan ibu berisiko tinggi

dan memberikan beberapa anjuran, yang ibu lakukan adalah:

a. Mengikuti saran dan anjuran dokter

b. Mencari tahu bagaimana pendapat orang-orang yang

pernah mengalami

c. Tidak perduli, yang penting harus partus normal

6. Bila ibu mengetahui kehamilan ibu berisiko tinggi, ibu akan

melahirkan di

a. Rumah Sakit

b. Klinik bidan, tergantung bidannya mau dirujuk atau

tidak


(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

(1)

1. Apakah ibu sering melakukan pemeriksaan kehamilan?

PERILAKU

a. Sering

b. Kadang-kadang c. Cukup sekali saja

2. Apakah ibu pernah mencari informasi tentang kodisi kehamilan sekarang?

a. Sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

3. Saat pemeriksaan kehamilan, apakah ibu aktif menanyakan kondisi kesehatan ibu pada petugas kesehatan?

a. Sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

4. Bila mengetahui kehamilan ibu berisiko tinggi, apa yang ibu lakukan?

a. Kontrol kehamilan di Rumah Sakit secara teratur

b. Kontrol kehamilan ke tempat terdekat, mis. di posyandu c. Kontrol kehamilan saat ada keluhan saja.

5. Bila dokter menyatakan bahwa kehamilan ibu berisiko tinggi dan memberikan beberapa anjuran, yang ibu lakukan adalah:

a. Mengikuti saran dan anjuran dokter

b. Mencari tahu bagaimana pendapat orang-orang yang pernah mengalami

c. Tidak perduli, yang penting harus partus normal

6. Bila ibu mengetahui kehamilan ibu berisiko tinggi, ibu akan melahirkan di

a. Rumah Sakit

b. Klinik bidan, tergantung bidannya mau dirujuk atau tidak


(2)

Lampiran III


(3)

(4)

(5)

(6)