BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KEHAMILAN RISIKO TINGGI 2.1.1 Defenisi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal.
2.1.2 Frekuensi
Frekuensi kehamilan risiko tinggi yang dilaporkan oleh beberapa peneliti berbeda-beda, tergantung dari cara penilaian faktor yang dimasukkan dalam
kehamilan risiko tinggi. Rochjati 1977 dari RS dr. Sutomo Surabaya melaporkan frekuensi kehamilan risiko tinggi 30,8. Daely 1979 dari RS dr.
Pirngadi Medan melaporkan frekuensi kehamilan risiko tinggi 69,7 dengan kriteria tersendiri yaitu dari jumlah kasus-kasus persalinan sebagai penyebut.
Tingginya angka kehamilan risiko tinggi di RS dr. Pirngadi Medan mungkin karena banyaknya kasus patologi yang dirujuk setelah ditangani di luar dan
setelah terjadi komplikasi.
2.1.3 Menentukan Kehamilan Risiko Tinggi
Cara penentuan KRT dapat dengan memakai kriteria dan juga dikelompokkan berdasarkan skoring atau nilai. Kriteria yang dikemukakan oleh peneliti-peneliti
Universitas Sumatera Utara
dari berbagai institut berbeda, namun dengan tujuan yang sama mencoba mengelompokkan kasus-kasus risiko tinggi.
Rochyati, dkk mengemukakan kriteria KRT adalah: primimuda, primitua, umur 35 tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145 cm,grandemulti, riwayat
persalinan yang buruk, bekas seksio sesaria, pre-eklampsia, hamil serotinus, perdarahan antepartum, kelainan letak, kelainan medis, dan lain-lain.
Daely Medan memakai kriteria kehamilan risiko tinggi terbagi berdasarkan: a. Komplikasi Obstetrik :
• Umur ≤19 tahun atau 35 tahun • Paritas primigravida atau para lebih dari 6
• Riwayat kehamilan yang lalu : -
≥ 2 kali abortus -
≥ 2 kali partus prematur - Kematian janin dalam kandungan atau kematian perinatal
- Perdarahan paska persalinan - Pre-eklampsi dan eklampsi
- Kehamilan mola - Pernah ditolong secara obstetri operatif
- Pernah operasi ginekologik - Pernah inersia uteri
• Disproporsi sefalo pelvik, perdarahan antepartum, pre-eklampsi dan eklampsi, kehamilan ganda, hidramnion, kelainan letak pada hamil tua,
dismaturitas, kehamilan pada infertilitas, persalinan terakhir ≥ 5 tahun,
Universitas Sumatera Utara
inkompetensi serviks, postmaturitas, hamil dengan tumor mioma atau kista ovarii, uji serologis lues positif.
b. Komplikasi medis • Anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, obesitas,
penyakit saluran kencing, penyakit hati, penyakit paru dan penyakit- penyakit lain dalam kehamilan.
2.1.4 Faktor Risiko