Pengawetan dan Pemantapan Lateks

Ryzka Hendriyani Pane : Pengaruh Nilai Ph Dan Nilai Volatile Fatty Acid VFA Terhadap Kemantapan Lateks Pekat, 2009. USU Repository © 2009 Bahan pengawet lateks yang dianggap terbaik hingga saat ini adalah amoniak. Dosis bahan pengawet amoniak dalam lateks kebun untuk diolah menjadi lateks pekat adalah 6- 7 gramliter. Pemberian bahan pengawet kimia pada bahan baku lateks kebun harus diusahakan paling lama 5 jam setelah penyadapan. Pemberian dilakukan setelah lateks terkumpul di tempat pengumpul hasil. 3. Segera mengangkut lateks dari tempat pengumpulan hasil ke pabrik Pengangkutan lateks ke pabrik harus dilakukan secepat mungkin, tanpa penundaan waktu yang lama. Mikroba dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan lateks yang ,mengandung amoniak, sehingga semakin lama, aktifitas mikroba dapat meningkat untuk merusak lateks dan akibatnya mutunya menjadi turun. Proses pemekatan lateks kebun menjadi lateks pekat terdiri dari 4 cara yaitu pemusingan centrifuging, pendadihan creaming, penguapan evaporation, dan dekantasi listrik elektrodecantation. Dari keempat cara pemakatan ini yang banyak digunakan adalah cara pemusingan, karena proses ini mempunyai kapasitas pengolahan yang tinggi dan mudah pemeliharaan peralatannya. Hampir sekitar 90 lateks pekat yang diperdagangkan dibuat dengan cara pemusingan. Lateks pekat adalah lateks yang mengandung kadar karet kering DRC minimum 25. Proses pemekaan lateks kebun DRC 25-40 menjadi lateks pekat DRC minimum 25 dapat dilakukan dengan cara pemusingan atau penguapan.

2.4 Pengawetan dan Pemantapan Lateks

Lateks pada saat keluar dari pembuluh lateks adalah dalam keadaan steril, tetapi lateks mempunyai komposisi yang cocok dan sangat baik bagi sebagai media tumbuh mikroorganisme, sehingga dengan cepat mikroba dari lingkungan akan mencemari lateks. Pertumbuhan mikroba di dalam lateks sangat pesat yaitu sekitar 1-10 juta selml lateks, tergantung waktu dan keadaan Ryzka Hendriyani Pane : Pengaruh Nilai Ph Dan Nilai Volatile Fatty Acid VFA Terhadap Kemantapan Lateks Pekat, 2009. USU Repository © 2009 lingkungan lateks. Mikroba akan merusak bagian-bagian lateks terutama protein dan karbohidrat yang diubah menjadi asam-asam lemak eteris yaitu asam-asam yang mudah meguap seperti asam formiat, asetat dan propionat. Terbentuknya asam-asam di dalam lateks akan menurunkan pH, sehingga kemantapan lateks menjadi terganggu. Jumlah asam-asam lemak eteris di dalam lateks menggambarkan tingkat kebusukan lateks. Semakin tinggi bilangan ALE, maka mutu lateks semakin buruk Ompusunggu, 1987. Untuk mencegah pertumbuhan mikroba di dalam lateks kaitannya dengan menjaga mutu kualitas, maka dalam penanganan lateks kebun harus dijaga kebersihan lingkungan kebun dan peralatan yang digunakan serta membubuhkan bahan pengawet ke dalam lateks sedini mungkin. Bahan pengawet lateks kebun yang banyak digunakan adalah amoniak karena harganya yang murah dan hasilnya cukup baik. Amonia akan bereaksi dengan air: NH 3 + H 2 O NH 4 OH NH 4 + + OH - Ion OH - yang terbentuk dapat menetralkan asam yang terbentuk oleh kegiatan mikroba, sehingga pH lateks menjadi naik. Pada pH 9-10 lateks akaqn bertambah mantap. Ion ammonium NH 4 + juga dapat mengikat ion logam seperti Ca ++ dan Mg ++ dengan membentuk senyawa yang tidak larut dalam air. Senyawa ini akan keluar dari sistem koloid, sehingga lateks akan bertambah mantap. NH 4 + + Mg ++ + PO 4 3- MgNH 4 PO 4 NH 4 + + Ca ++ + PO 4 3- CaNH 4 PO 4 Kelebihan amoniak sebagai pengawet lateks selain karena harganya murah dan hasilnya cukup baik adalah bahwa amoniak dengan dosis tinggi bersifat “bactericide” atau membunuh mikroba dan bila dosis rendah bersifat “bacteristatic” atau menghambat pertumbuhan mikroba. Ryzka Hendriyani Pane : Pengaruh Nilai Ph Dan Nilai Volatile Fatty Acid VFA Terhadap Kemantapan Lateks Pekat, 2009. USU Repository © 2009 Untuk mencegah pertumbuhan bakteri tersebut biasa digunakan pengawet amoniak dengan kadar 0,3-0,7 berat lateks tergantung pada keadaan tanaman, klon, musim dan lain lain. Lateks adalah suatu sistem koloid dimana partikel karet dilapisi oleh protein dan fosfolipida yang terdispersi dalam air. Protein terdiri dari asam-asam amino yang mengandung gugus amina -NH 2 dan karboksil -COOH yang bersifat amfoter dapat bersifat asam atau basa. Dengan sifat amfoter maka pH lingkungan sangat berperan terhadap kemantapan lateks. Lapisan pelindung protein dan lipida dengan muatan negatif bersifat hidrofilik, sehingga berinteraksi dengan molekul air. Molekul air tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk lapisan disekeliling partikel karet menyebabkan partikel-partikel karet tersebut terdispersi membentuk larutan koloid yang mantap Ompusunggu, 1987.

2.5 Pemerikasaan Mutu Bahan Baku