Sejarah Pemurnian Bauksit TINJAUAN PUSTAKA

Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah

Bauksit Al 2 O 3 2H 2 O adalah bahan baku untuk membuat aluminium. Tahap pertama dalam proses peleburan aluminium adalah pemurnian bauksit yang diikuti dengan elektrolisis dan pemurnian aluminium yang tidak murni Satija,1997. Aluminium banyak terdapat dalam kulit bumi, yaitu sekitar 7,6 . Aluminium merupakan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon, serta merupakan unsur logam yang paling melimpah. Tetapi Aluminium merupakan logam yang mahal karena proses pengolahannya yang sangat sulit. Mineral Aluminium yang bernilai ekonomis adalah bauksit yang merupakan satu-satunya sumber Aluminium . Kriolit Na 3 AlF 6 digunakan pada peleburan Aluminium sebagai pelarut alumina Al 2 O 3 . Di Indonesia, bauksit banyak ditemukan di pulau Bintan dan di tayan Kalimantan Barat. Pengolahan Aluminium dilakukan menurut proses - yang ditemukan oleh CharlesM. Hall di Amerika Serikat dan pada tahun 1886 . Pengolahan Aluminium dan bauksit dapat dilakukan dengan 2 tahap yaitu : 1. Pemurnian bauksit untuk memperoleh alumina murni. 2. Peleburan reduksi alumina dangan elektrolisis. www.scribd.comdoc12856137kimia-sehari-makalah

2.2 Pemurnian Bauksit

Pemurnian bauksit dilakukan apabila ada zat pengotor terdapat di dalam bauksit. Bauksit merah mengandung besi oksida sebagai pengotor yang kemudian dimurnikan Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009. menggunakan proses Baeyer atau proses Hall dan apabila bauksit mengandung silika sebagai pengotor maka bauksit tersebut dimurnikan dengan menggunakan proses serpek. Pemurnian bauksit ada 2 jenis yaitu : a Proses Baeyer Proses Baeyer dilakukan dengan cara mengubah ferro oksida menjadi ferri oksida di dalam sebuah autoclave kemudian ditambahkan larutan soda kaustik pekat. Proses ini dilakukan selama beberapa jam. Maka akan dihasilkan larutan alumina. Larutan Alumina tersebut kemudian disaring. Ferri oksida tidak dapat larut maka filtrat masih mengandung sodium meta alumina NaAlO 2 yang dapat dihilangkan dengan menggunakan asam lemah. Sodium meta alumina NaAlO 2 dapat diubah menjadi aluminium hidroksida dengan cara hidrolisis. Al 2 O 3 2H 2 O + 2NaOH 2NaAlO 2 + 3H 2 O NaAlO 2 +2H 2 O NaOH + AlOH 3 2AlOH 3 Al 2 O 3 + 3H 2 O Endapan aluminium hidroksida dipisahkan secara filtrasi kemudian dibakar maka endapan aluminium hidroksida tersebut berubah menjadi alumina Al 2 O 3 . Filtratnya mengandung soda kaustik pekat dan dapat digunakan lagi untuk proses pengolahan bijih besi. b Proses Hall Dalam proses Hall bijih besi disatukan dengan menggunakan sodium karbonat maka akan dihasilkan sodium meta alumina NaAlO 2 . Proses ini dilakukan dengan menggunakan air dimana karbondioksida menjadi residu. Al 2 O 3 + Na 2 CO 3 2NaAlO 2 + CO 2 Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009. Pengolahan air dilakukan dengan cara memanaskan air pada suhu 50-60 o C dan karbondioksida dilewatkan. Aluminium hidroksida AlOH 3 dipisahkan secara hidrolisis kemudian dipanaskan untuk memperoleh alumina Al 2 O 3 . 2NaAlO 2 + 3H 2 O + CO 2 2AlOH 3 + Na 2 CO 3 2AlOH 3 Al 2 O 3 + 3H 2 O Satija, 1997

2.3 Elektrolisa Reduksi Alumina