Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
Pengolahan air dilakukan dengan cara memanaskan air pada suhu 50-60
o
C dan karbondioksida dilewatkan. Aluminium hidroksida AlOH
3
dipisahkan secara hidrolisis kemudian dipanaskan untuk memperoleh alumina Al
2
O
3 .
2NaAlO
2
+ 3H
2
O + CO
2
2AlOH
3
+ Na
2
CO
3
2AlOH
3
Al
2
O
3
+ 3H
2
O Satija, 1997
2.3 Elektrolisa Reduksi Alumina
Reduksi langsung alumina dengan karbon tidak dapat dilakukan pada temperatur yang tinggi. Pada proses reduksi dihasilkan uap karbon monoksida. Uap karbon monoksida
tersebut tidak dapat dikondensasikan dengan cara pendinginan. Pada temperatur yang rendah terjadi reaksi timbal balik antara karbon monoksida dan alumina.
Al
2
O
3
+3C 2Al + 3CO
Metode yang sebenarnya dilakukan adalah elektrolisa reduksi alumina murni yang dilarutkan dalam satuan kriolit. Reaksi dilakukan di dalam sel karbon sebagai
katoda dan sejumlah rangkaian karbon yang digantung sebagai anoda. Reaksi yang terjadi adalah :
Al
2
O
3
2 Al
+3
+ 3O
-2
i Al
+3
+ 3e
-
Al pada katoda ii
3O
-2
3O + 2e
-
pada anoda iii
Oksigen dibebaskan dalam reaksi iii digabungkan dengan karbon dari anoda, membentuk karbon monoksida, yang mana pada satu kali pembakaran menjadi
karbondioksida. Beberapa karbondioksida juga dibentuk secara langsung pada anoda Satija,1997.
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
2.4 Aluminium
Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu- abu. Ia melebur pada suhu 659
o
C. Apabila terkena udara permukaan unsur aluminium teroksidasi tetapi lapisan oksida ini melindungi aluminium dari oksida lebih lanjut.
Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam aluminium. Pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer :
2Al + 6H
+
2Al
3+
+ 3H
2
Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit merkurium II klorida pada campuran. Asam klorida pekat juga melarutkan aluminium :
2Al + 6HCl 2Al
3+
+ 3H
2
+ 6 Cl
-
Asam sulfat pekat melarutkan aluminium dengan membebaskan belerang dioksida : 2Al + 6H
2
SO
4
2Al
3+
+ 3SO
4 2-
+ 3SO
2
+ 6H
2
O Asam nitrat pekat membuat logam menjadi pasif. Dengan hidroksida-hidroksida alkali
terbentuk larutan tetrahidroksoaluminat : 2Al + 2OH
-
+ 6H
2
O 2 [ AlOH
4
]
-
+ 3H
2
Aluminium adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium Al
3+
membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Halida, nitrat, dan sulfatnya larut dalam air. Larutan ini memperlihatkan reaksi asam
karena hidrolisis. Aluminium sulfida dapat dibuat hanya dalam keadaan padat saja. Dalam larutan air aluminium terhidrolisis dan membentuk aluminium hidroksida
AlOH
3
. Aluminium sulfat membentuk garam-garam rangkap dengan sulfat dari kation-kation monovalen dengan bentuk-bentuk kristal yang menarik, yang disebut
tawas alum, aluin Vogel,1990.
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
Aluminium Al mempunyai massa atom 27 hanya ada satu isotop natural, nomor atom 13, densitas 2,79 gcm
3
, titik lebur 660,4
o
C, dan titik didih 2467
o
C. aluminium adalah logam berwarna putih silver. Memiliki potensial redoks -1,66 V,
bilangan oksidasi +3, dan jari – jari atom yang kecil yaitu 57 pm untuk stabilitas dari senyawa aluminium.
Aluminium adalah logam hidrolisis kuat dan umumnya tidak larut dalam keadaan pH netral antara 6,0 – 8,0, di bawah asam pH 6,0 atau alkali pH 8,0,
dan dalam larutan anorganik atau ligan organik contoh OH
-
, F
-
, SO
4 2-
, asam sitrat kelarutan Al
3+
meningkat. Reaksi jenis ini meningkatkan jumlah Al
3+
dalam keadaan encer. Berikut ion yang dibentuk dalam larutan aluminium hidroksida pada pH di
bawah 5,5 : AlOH
2 +
, AlOH
2+
, dan Al
3+
. Aluminium murni tidak stabil dalam proses oksidasi. Dalam keadaan
berhubungan dengan udara aluminium membentuk lapisan tipis oksida di atas permukaan serta membentuk lapisan pelindung yang tahan terhadap korosi.
Aluminium oksida Al
2
O
3
adalah logam kasar yang digunakan dalam produksi industri logam aluminium. Aluminium oksida membentuk dua bentuk isomer -
Al
2
O
3
dan - Al
2
O
3
Seiler,1994.
2.4.1 Sifat – Sifat Aluminium
Aluminium adalah barang tambang yang didapat dalam skala besar dalam bentuk bauksit Al
2
O
3
. 2H
2
O. Bauksit mengandung Fe
2
O
3
, SiO
2
, dan zat pengotor lainnya. Maka untuk memisahkan aluminium murni dari senyawanya, zat-zat pengotor ini
harus dipisahkan dari bauksit. Proses pemisahan ini dilakukan dengan proses Bayer. Proses Bayer meliput i penambahan larutan natrium hidroksida NaOH yang
kemudian menghasilkan larutan natrium alumina dan natrium silikat. Besi merupakan
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
hasil sampingan yang didapat dalam bentuk padatan. Apabila CO
2
dialirkan terus- menerus maka akan menghasilkan larutan, natrium silikat tertinggal di dalam larutan
sementara aluminium diendapkan sebagai aluminium hidroksida. Hidroksida dapat disaring, dicuci dan dipanaskan membentuk alumina murni Al
2
O
3
. Langkah selanjutnya adalah pembentukan aluminium murni dengan metode elektrolisis alumina
Al
2
O
3
. Elektrolisis ini dilakukan karena aluminium bersifat elektropositif. Selain elektropositif aluminium memiliki sifat kimia sebagai berikut :
1. Titik Leleh
: 933,47 K 660,32 C
2. Titik Didih
: 2729 K 2519 C
3. Kalor peleburan
: 10,71 kJmol
-1
4. Kalor penguapan
: 294,0 kJmol
-1
www.Club-kimia-nk.blogspot.com
5. Warna
: putih, keperakan 6.
Densitas : 2730 kgm
3
7. Konduktivitas Thermal
: 0,51 calcm
o
Cs 35x10
4
ohm s
-1
cm pada 20
o
C 8.
Kekuatan : U.T.S = 90Nmm
2
E= 7,22 x 10
6
Ncm
2
9. Kekerasan
: 19-23 B.H.N 10.
Struktur kristal : F.C.C. pada temperatur ruangan
Dengan penambahan sifat – sifat di atas, aluminium mempunyai ketahan korosif yang baik, kemampuan mesin yang baik, kemampuan untuk saluran yang baik dan dapat
ditempa dengan mudah. Aluminium juga pengoksidasi yang baik Bawa, 1986.
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
Aluminium adalah logam yang berwarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 grcm
3
. Sifat fisik yang dimiliki aluminium antara lain :
1. Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat
rumah tangga seperti panci, wajan dan lain-lain. 2.
Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan, obat, dan rokok.
3. Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai
kabel tiang listrik. 4.
Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti Duralium campuran Al, Cu, Mg untuk pembuatan badan pesawat.
5. Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO
2
dan Cr
2
O
3
. www.scribd.comdoc12856137kimia-sehari-makalah
.
2.4.2 Kegunaan Aluminium
Beberapa penggunaan aluminium antara lain: 1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan
bermotor. 2. Untuk membuat badan pesawat terbang.
3. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela. 4. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.
5. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan. 6. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi IIIoksida,
digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api
www.scribd.comdoc12856137kimia-sehari-makalah .
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
7. Bidang konstruksi jendela, pintu, dll 8. Pada perlengkapan memasak
9. Aluminium digunakan pada produksi jam tangan karena aluminium memberikan daya tahan dan menahan pemudaran dan korosi.
10. Aluminium digunakan pada otomobil, pesawat terbang, truk, rel kereta api, kapal laut dan sepeda.
11. Penegemasan kaleng, foil
Sama halnya seperti tembaga, aluminium mempunyai daya hantar panas yng baik dan sekaligus mempunyai refleksi panas yang besar. Oleh karena refleksi panas
yang besar aluminium dapat digunakan sebagai bahan isolasi. Aluminium mempunyai daya hantar listrik yang baik. Sehingga aluminium banyak digunakan sebagai bahan
penghantar listrik. Untuk keperluan itu aluminium harus dimurnikan semurni www.Club-kimia –nk.blogspot.com-128-k.
Aluminium adalah logam lunak dan liat. Karena sifat – sifat ini aluminium sangat mudah untuk diolah dengan berbagai bentuk. Kekuatan tarik aluminium adalah
kira – kira 100 Nmm
2
. Aluminium mempunyai massa jenis rendah 2,7.10
3
kgm
3
. Oleh sebab itu aluminium merupakan bahan penting dalam pembuatan kapal udara,
bangunan kapal, teknik-mobil dan bangunan karoseri. Oleh karena massa jenisnya rendah, aluminium mendapat tempat yang penting pula dalam teknik listrik, bangunan
mesin dan teknik proses. Untuk meningkatkan kekuatan tariknya aluminium umumnya harus dipadukan. Aluminium tahan korosi berkat lapisan kuat oksida –
aluminium. Oleh sebab itu aluminium digunakan untuk penutup baja dan logam lain. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan melapis skoper disepuh timah dan diberi pelat
stempel. Aluminium tahan terhadap proses kimiawi. Oleh karena itu aluminium digunakan dalam teknik kimia.
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
mungkin. Untuk meningkatkan kekuatan tariknya, aluminium untuk kabel rentang harus diubah bentuknya dalam keadaan dingin.
Aluminium sukar dituang, karena aluminium cair - kental. Oleh karena daya hantar panas yang baik dan daya oksidasi yang besar aluminium sukar untuk dipateri.
Seluruh panas yang dimasukkan cepat keluar. Sedangkan pekerjaan las sukar dapat dipertahankan bebas oksidasi.
Aluminium sebagai bahan baku digunakan untuk pembuatan bahan cat antara lain cat aluminium. Dari paduan aluminium kita sebut silumin dan duralumin sebagai
unsur paduan aluminium akhirnya digunakan dalam paduan non ferro Beumer,1994.
2.5 Proses Produksi
2.5.1 Bahan Baku
Bahan - bahan untuk keperluan produksi aluminium pertama kali didatangkan melalui pelabuhan. Bahan – bahan tersebut adalah alumina, pitch, dan kokas coke. Alumina
akan dimasukkan ke dalam silo alumina alumina silo, kokas ke dalam silo kokas coke silo dan pitch ke dalam Pitch Storage House. Bahan – bahan tersebut
dimasukkan dengan menggunakan Belt Conveyor www.Fr39.wordpress.com
.
2.5.2 Peleburan
Pada tungku reduksi akan terjadi proses elektrolisis alumina menjadi aluminium. Pada proses ini akan dihasilkan gas HF yang akan di alirkan ke Dry Scrubber System untuk
bereaksi dengan alumina dan sebagian dibuang melalui cerobong Gas Cleaning System. Aluminium cair yang dihasilkan pada tungku kemudian dibawa ke Casting
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
Shop aluminium menggunakan Metal Transport Car
MTC www.Fr39.wordpress.com
.
2.5.3 Penuangan
a. Pengisian Molten charging dan Cold Metal Proses ini terdiri dari pengisian aluminium cair molten dan cold metal ke
dalam furnace. Sebelum molten dimasukkan ke dalam furnace, terlebih dahulu dimasukkan cold metal seperi recovery metal, scrap, busa logam dan ingot sisa-sisa
cetakan berupa out product dan ingot spec out. Adapun jumlah cold metal yang dapat dimasukkan kedalam holding furnace yaitu sebesar 3.33 dari jumlah molten yang
akan dimasukkan sedangkan untuk melting furnace sebesar 5 dari molten yang dimasukkan.
Setelah pemasukan cold metal ke dalam furnace maka selanjutnya dimasukkan molten yang telah di tapping dari SRD Smelting Reduction. Sebelum dimasukkan
kedalam furnace, molten yang dibawa oleh MTC Molten Transport Car di timbang terlebih dahulu di timbangan 40T timbangan dengan kapasitas 40 Ton di SCA
Casting Section agar diperiksa ulang berat molten yang di tapping dari SRD untuk memastikan berat sebenarnya.
Sebelum proses charging, petugas di lapangan harus memastikan schedule yang telah ditetapkan baik berupa grade yang akan dihasillkan maupun berat produk
yang akan dicetak. Penuangan molten dari vacuum ladle ke dalam furnace menggunakan crane
hoist 10 T kapasitas 10 Ton. Molten mengalir melalui lounder yang terbuat dari plat baja dengan lapisan castable di dalamnya, begitu juga dengan ladle yang dilapisi
dengan batu tahan api fired brick. Ladle dituangkan dengan kemiringan 90
o
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
sehingga molten yang terdapat di dalam ladle dapat tertuang ke dalam furnace. Proses charging ini melibatkan dua orang operator, terdiri dari satu orang driver MTC untuk
melihat molten yang tertuang sekaligus memberikan aba-aba kepada petugas crane hoist untuk memiringkan ladle.
Waktu pengisian lebih kurang 4 – 5 menit untuk setiap ladle. Dalam kondisi opersi normal, jumlah molten untuk setiap furnace adalah 30 – 35 Ton. Jadi untuk satu
furnace diisi dengan 4 – 5 ladle dalam waktu lebih kurang 30 menit. MTC dan ladle kosong ditimbang kembali ketika MTC ini keluar dari gedung
SCA. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak molten dimasukkan ke dalam furnace.
b. Proses Treatment Setelah furnace mencapai kapasitasnya, maka proses selanjutnya yang harus
dilakukan yaitu proses treatment. Proses treatment ini terdiri dari : 1. Pemberian fluks Fluks Treatment
Setelah molten dimasukkan ke dalam furnace , kemudian dilanjutkan dengan pemberian flux de-inclusion flux. Proses penambahan flux fluxing dilakukan
dengan cara menaburkan flux diatas permukaan molten melalui pintu samping furnace dengan menggunakan sekop scratcher. Kemudian dilakukan pengadukan stirring
secara merata, agar molten dan flux dapat tercampur dengan homogen. Perbandingan antara flux dengan molten adalah 0,64 kg flux untuk setiap ton molten. Pengadukan
dilakukan secara manual selama lebih kurang 5 menit. Jenis flux yang digunakan adalah 827 HS dengan komposisi senyawa yang ada
didalamnya, yaitu : NaCl 45 , KCl 30, Na
2
SiF
6
10 , NaF 15
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
Tujuan dari pemberian flux ke dalam furnace yang telah berisi molten adalah : a.
Untuk menarik gas-gas yang terlarut dalm molten. b.
Untuk mengikat zat-zat pengotor impurities yang terdapat di dalam furnace yang dapat membuat kualitas ingot menjadi kotor dan kusam.
Adapun fungsi dari masing-masing komponen flux adalah : 1. NaCl dan KCl berfungsi untuk menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam
molten, khususnya H
2
Reaksi : NaCl →Na
+
+ Cl
-
KCl →K
+
+ Cl
-
Didalam furnace terdapat gas H
2
yang terionasi. Ion-ion tersebut beraksi : H
+
+ Cl
-
→HCl 2. Na
2
SiF
6
berfungsi untuk melepaskan molten yang terjebak dalm gumpalan
dross. Reaksi :
Na
2
SiF
6
→2NaF + SiF
6
3SiF
6
→4AlF
3
+ 3Si AlF
3
larut dalam cairan aluminium. NaF berfungsi untuk mengikat inklusi Al
2
O
3
dalam molten membentuk dross. Reaksi :
2AlO
3
+ 4NaF →3NaAlO
2
+ NaAl F
4
Al
2
O
3
+ 6NaF →2AlF
3
+ 3Na
2
O
2. Pengadukan stirring Pengadukan stirring merupakan proses pengadukan molten didalam furnace
setelah dimasukkan flux dengan menggunakan alat pengaduk dross dross scratcher .
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
Tujuan dari pengadukan sebagia berikut : •
Menyempurnakan reaksi flux dengan molten. •
Menghomogenkan campuran yang ada di dalam furnace. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengadukan antara lain :
a. Pengadukan harus merata dan seluas mungkin
b. Selama pengadukan jangan sampai dross scratcher menyentuh termowell.
c. Lamanya pengadukan lebih kurang 5 menit.
3. Masa Penampungan holding time Masa penampungan holding time molten dimulai dari sesuda h flux treatment
sampai saat pengeluaran dross skimming off dross dari furnace. Proses ini dilakukan selama lebih kurang 2,5 jam. Pada proses holding time ini, dross akan terpisah dari
molten. Dross yang terdapat di dalam furnace akan mengapung diatas permukaan molten.
Selama holding time, temperatur dijaga setting temperatur pada suhu 730
o
C dengan pengontrol control room. Pengaturan suhu ini bertujuan untuk
mengoptimalkan reaksi antara flux dengan impurities yang terdapat di dalam furnace.
4. Pengeluaran dross skimming off dross
Pengeluaran dross skimming off dross dilakukan secara manual dengan menggunakan forklift yang dilengkapi dengan scratcher sebelum proses pencetakan
dilakukan. Proses ini dilakuakan dengan menarik dross dari furnace dengan menggunkan forklift. Dross yang mengapung pada permukaan molten dikeluarkan
melalui pintu bagian depan furnace dan di tampung dalam crucible.
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
Dross yang telah ditampung tersebut diolah secara terpisah. Pengolahan dross lebih lanjut dilakukan karena di dalam dross masih terdapat kandungan aluminium
yang cukup yakni 47. Adapun proses pengolahan dross adalah:
1. Dross yang ditampung didalam crucible pada saat proses skimming off ditaburi
dengan flux dross treatment flux secara berlapis-lapis. Adapun tujuan pemberian flux yang bertahap-tahap atau berlapis-lapis ini yaitu agar flux tercampur secara
merata. Flux yang digunakan pada proses ini berbeda dengan flux yang digunakan pada proses holding time.
Pada proses ini digunakan flux jenis 711 HS dengan kandungan senyawa yang ada didalamnya, yaitu : NaNO
3
60 , NaCl 30 , Na
2
SiF
6
10 Adapun tujuan dari dross treatment flux adalah untuk mempertahankan atau
menaikkan temperatur dross tersebut sehingga molten yang terikut didalam dross tetap cair. Perbandingan antara flux dengan dross yaitu 0,11 kg flux untuk setiap
ton dross yang dihasilkan. 2. Dross yang telah ditaburi dengan flux tersebut kemudian di timbang. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui berapa banyak dross yang diperoleh saat proses skimming off.
3. Kemudian crucible yang berisikan dross dibawa ke DPE Dross Process Equipment dengan menggunakan forklift untuk pengolahan selanjutnya.
c. Proses Pencetakan casting Pada proses pencetakan aluminium casting ini dilakukan dengan memiringkan
furnace hingga 45
O
kearah casting machine. Molten akan mengalir melalui lounder casting machine ke pouring device dalam keadaan terbuka, sehingga akan terjadi
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
reaksi oksidasi antara molten dengan udara bebas. Akibat adanya kontak langsung dengan udara, maka pada bagian atas molten terbentuk scum yang harus dihilangkan
karena dapat menurunkan mutu ingot yang dihasilkan. Scum yang dihasilkan sedapat mungkin dikembalikan lagi kedalam pouring device.
Dibagian bawah casting machine terdapat air pendingin yang berguna untuk mendinginkan ingot yang telah dicetak. Selanjutnya ingot tersebut diberi nomor lot
nomor seri ingot yang telah dicetak oleh PT. Inalum. Selain air pendingin yang ada dibawah casting machine, ingot juga didinginkan dengan penyemprotan air pada
cooling chamber. Setelah melalui air penyemprot tersebut, suhu ingot menjadi 400
o
C. Selanjutnya ingot ditumpuk dengan menggunakan servo arm ke stock conveyor. Ingot
yang telah ditumpuk tersebut ditimbang dengan range mulai dari 970 kg – 1050 kg. Setelah ditimbang ingot tersebut dibawa ke tempat pendingin ingot ingot cooling
yard selama lebih kurang 18 jam. Ingot yang telah didinginkan diberi identifikasi sesuai dengan gradenya atau pesanannya.
d. Bundling dan Transportation Ingot yang telah didinginkan kemudian diikat dengan menggunakan strapping
band yang disatukan dengan menggunakan seal, proses ini dinamakan proses bundling. Perbandingan strapping band yang digunakan yaitu 1,43 – 1,46 untuk setiap
bundle. Sedangkan perbandingan seal yang digunakan yaitu 3,10 – 3,06 untuk setiap bundle. Setiap bundling terdiri dari 44 batang ingot. Selanjutnya ingot yang telah
diikat dibawa ke storage yard dan siap untuk dikapalkan PT.Inalum, 2003.
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
2.6 Penambahan Fluks dan Pembersihan
Penambahan fluks dan pembersihan dilakukan karena dua alasan yaitu :
a. Untuk memberikan pemisahan yang lebih efektif antara logam cair dan dross
b. Untuk memindahkan larutan hidrogen dan menghilangkan dross
Fluks berbentuk gas digunakan untuk pembilasan atau menyingkirkan larutan termasuk nitrogen, helium, argon, dan klorin. Gas berbentuk gelembung untuk
penghilangan hidrogen. Hidrogen terlarut dalam aluminium yang menyebar dalam gelembung-gelembung gas akan dibawa keluar. Pemisahan dross dapat menggunakan
perlakuan mekanik dari gelembung gas inert yang membawa oksida ke permukaan. Klorin bereaksi secara kimia membentuk klorida yang mengubah sifat basah dari
metal dan mengubah hasil dalam pemisahan dross dan peleburan. Pembersihan dilakukan dengan skimming off pada permukaan dross. Pembersihan dilakukan pada
tekanan rendah kira-kira 1250 F untuk memperoleh perpindahan hidrogen secara maksimum. Setelah pembersihan, temperatur dari leburan meningkat dengan cepat.
Pengisian logam cair terdiri dari penuangan scrap dan produk gagal yang akan dilebur kembali bersama dengan campuran aluminium kasar lainnya. Dan pengisian
cold metal ini dilakukan pada tahap awal sebelum dapur diisi dengan aluminium cair.
Cawan penampung dan pot reduksi sebaiknya dibersihkan dari sisa-sisa dross dan logam yang masih menempel. Kontaminasi antara logam dengan unsur besi tidak
diinginkan karena akan menurunkan kadar logam dari molten. Dross merupakan bentuk dari aluminium oksida dan oksida-oksida lain yang terkumpul pada permukaan
aluminium cair. sHeine,1955.
Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
1. Dross pusher
2. Dross scrathcher
3. Forklift
4. Crucible
5. Sekop
6. DPE Dross Processing Equipment
7. Timbangan 40 Ton
8. Cawan Penampung
9. Scrapper
10. Kereta dorong 11. Box
3.1.2. Bahan
1. Dross skimming off
2. Dross Treatment Flux 711 HS
3. Kaowool