Sifat – Sifat Aluminium Aluminium

Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009. Aluminium Al mempunyai massa atom 27 hanya ada satu isotop natural, nomor atom 13, densitas 2,79 gcm 3 , titik lebur 660,4 o C, dan titik didih 2467 o C. aluminium adalah logam berwarna putih silver. Memiliki potensial redoks -1,66 V, bilangan oksidasi +3, dan jari – jari atom yang kecil yaitu 57 pm untuk stabilitas dari senyawa aluminium. Aluminium adalah logam hidrolisis kuat dan umumnya tidak larut dalam keadaan pH netral antara 6,0 – 8,0, di bawah asam pH 6,0 atau alkali pH 8,0, dan dalam larutan anorganik atau ligan organik contoh OH - , F - , SO 4 2- , asam sitrat kelarutan Al 3+ meningkat. Reaksi jenis ini meningkatkan jumlah Al 3+ dalam keadaan encer. Berikut ion yang dibentuk dalam larutan aluminium hidroksida pada pH di bawah 5,5 : AlOH 2 + , AlOH 2+ , dan Al 3+ . Aluminium murni tidak stabil dalam proses oksidasi. Dalam keadaan berhubungan dengan udara aluminium membentuk lapisan tipis oksida di atas permukaan serta membentuk lapisan pelindung yang tahan terhadap korosi. Aluminium oksida Al 2 O 3 adalah logam kasar yang digunakan dalam produksi industri logam aluminium. Aluminium oksida membentuk dua bentuk isomer - Al 2 O 3 dan - Al 2 O 3 Seiler,1994.

2.4.1 Sifat – Sifat Aluminium

Aluminium adalah barang tambang yang didapat dalam skala besar dalam bentuk bauksit Al 2 O 3 . 2H 2 O. Bauksit mengandung Fe 2 O 3 , SiO 2 , dan zat pengotor lainnya. Maka untuk memisahkan aluminium murni dari senyawanya, zat-zat pengotor ini harus dipisahkan dari bauksit. Proses pemisahan ini dilakukan dengan proses Bayer. Proses Bayer meliput i penambahan larutan natrium hidroksida NaOH yang kemudian menghasilkan larutan natrium alumina dan natrium silikat. Besi merupakan Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009. hasil sampingan yang didapat dalam bentuk padatan. Apabila CO 2 dialirkan terus- menerus maka akan menghasilkan larutan, natrium silikat tertinggal di dalam larutan sementara aluminium diendapkan sebagai aluminium hidroksida. Hidroksida dapat disaring, dicuci dan dipanaskan membentuk alumina murni Al 2 O 3 . Langkah selanjutnya adalah pembentukan aluminium murni dengan metode elektrolisis alumina Al 2 O 3 . Elektrolisis ini dilakukan karena aluminium bersifat elektropositif. Selain elektropositif aluminium memiliki sifat kimia sebagai berikut : 1. Titik Leleh : 933,47 K 660,32 C 2. Titik Didih : 2729 K 2519 C 3. Kalor peleburan : 10,71 kJmol -1 4. Kalor penguapan : 294,0 kJmol -1 www.Club-kimia-nk.blogspot.com 5. Warna : putih, keperakan 6. Densitas : 2730 kgm 3 7. Konduktivitas Thermal : 0,51 calcm o Cs 35x10 4 ohm s -1 cm pada 20 o C 8. Kekuatan : U.T.S = 90Nmm 2 E= 7,22 x 10 6 Ncm 2 9. Kekerasan : 19-23 B.H.N 10. Struktur kristal : F.C.C. pada temperatur ruangan Dengan penambahan sifat – sifat di atas, aluminium mempunyai ketahan korosif yang baik, kemampuan mesin yang baik, kemampuan untuk saluran yang baik dan dapat ditempa dengan mudah. Aluminium juga pengoksidasi yang baik Bawa, 1986. Evitriwulan : Proses Pengolahan Dross Zat Pengotor Setelah Skimming Off Di PT.Inalum Kuala Tanjung, 2009. Aluminium adalah logam yang berwarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 grcm 3 . Sifat fisik yang dimiliki aluminium antara lain : 1. Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat rumah tangga seperti panci, wajan dan lain-lain. 2. Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan, obat, dan rokok. 3. Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel tiang listrik. 4. Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti Duralium campuran Al, Cu, Mg untuk pembuatan badan pesawat. 5. Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO 2 dan Cr 2 O 3 . www.scribd.comdoc12856137kimia-sehari-makalah .

2.4.2 Kegunaan Aluminium